Berikan 7 Tanda-tanda, Anis Matta Sebut Pemerintah dan Rakyat Indonesia Sudah Menyatu Dukung Kemerdekaan Palestina

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai sikap pemerintah dan rakyat saat ini telah menyatu dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

Sebab, upaya untuk mendukung kemerdekaan Palestinai itu tidak hanya sekedar kewajiban konstitusi dan agama saja, tetapi juga menyangkut masalah kemanusiaan.

“Karena itu, saya mengapresiasi aksi solidaritas Palestina yang kemarin baru saja berlangsung di Jakarta, alhamdulillah ada banyak menteri yang hadir. Kalau banyak menteri yang hadir, pasti ada izin presiden. Jadi saya lihat pemerintah dan rakyat Indonesia sepenuhnya telah menyatu mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Rabu (8/11/2023).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab Episode #20 dengan tema “Menjelang Palestina Merdeka” yang tayang di kanal YouTube Gelora TV, Senin (6/11/2023) malam.

Dalam program yang dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi Dedi Miing Gumelar ini, Anis Matta menegaskan, bahwa Presiden Joko Wdodo (Jokowi) saat ini serius dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Selain memberi restu para menterinya ikut aksi solidaritas bela Palestina, Presiden Jokowi diketahui juga mempercepat pelepasan bantuan kemanusiaan tahap pertama sebanyak 5,5 ton kepada Palestina pada Sabtu (4/11/2023) lalu.

Menurut Anis Matta, kemerdekaan Palestina tinggal menunggu waktu saja, tidak lama lagi akan segera merdeka. Ia melihat sudah ada 7 tanda-tanda menjelang Palestina Merdeka yang sudah terlihat sekarang.

“Tanda-tanda ini yang akan menyertai hari-hari menjelang kemerdekaan Palestina,” kata Anis Matta.
Pertama adanya narasi keagamaan baik di Islam maupun Yahudi, berbasis siklus generasi. Di Islam ada siklus 40 tahun, sementara di Yahudi ada siklus 80 tahun.

“Makanya Pemimpin Hamas Syaikh Ahmad Yasin, meramalkan Israel akan bubar atau runtuh pada 2027, itu karena ada siklus 40 tahun. Sementara Israel ini negara ketiga di Yahudi, umurnya sekarang menuju 80 tahun tinggal beberapa tahun lagi,” katanya.
Kedua, negara sponsor Israel saat ini tengah terlibat geopolitik, sehigga praktis tinggal satu, yakni Amerika saja, sementara negara Eropa seperti Inggris dan Prancis sifatnya hanya pasif, imbas perang dari Rusia-Ukranina.

“Israel ini juga dijadikan perang proxy, selain di Ukraina. Tetapi kontrol Amerika terhadap kawasan timur tengah sekarang menurun drastis, karena para sponsornya sekarang sedang berkelahi. Kalau istilahnya Pak Fahri Hamzah itu, bandar sekarang sudah tidak sepakat,” katanya.

Momentum konflik geopolitik ini, kata Anis Matta, yang menyebabkan posisi Israel melemah sangat tajam secara geopolitik. Situasi tersebut, dimanfaatkan betul Hamas untuk melakukan serangan dadakan secara telak kepada Israel pada 7 Oktober lalu.

Ketiga adanya dukungan publik di seluruh dunia yang sangat luas kepada Palestina. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya, baik itu di PBB maupun di negara-negara di dunia.

“Demonstrasi di seluruh negara sekarang, termasuk di negara sponsornya Israel, Amerika dan Eropa, dukungan kepada Palestina luar biasa besarnya,” ujarnya.

Keempat, Palestina telah menjadi isu kemanusian, bukan lagi isu perang Hamas-Israel atau isu agama, tapi sudah menjadi isu pro kemanusiaan dan anti kemanusiaan.

“Apa yang terjadi di Gaza sekarang, bukan memerangi Hamas, tapi melakukan pembantaian warga sipil. Ini adalah kejahatan perang, pembataian genosida di Gaza, seperti yang terjadi di Bosnia. Dan Amerika itu masuk yang anti kemanusiaan,” katanya.

Karena itu, tindakan PM Israel Benyamin Netanyahu di Gaza bisa disamakan dengan perbuatan Pemimpin Serbia Slobodan Milošević yang melakukan pembantaian warga Bosnia Herzegovina.

“Jika Israel terus mekakukan pembantaian di Gaza, maka gerakan kemanusiaan ini bisa berkembang menjadi gerakan anti Semit, gerakan anti Yahudi,” katanya.

Jika gerakan anti Semit berkembang, maka orang Yahudi di belahan dunia manapun tidak akan aman. Hal ini akan menjadi penyebab kerusuhan sosial di berbagai negara.

“Gerakan anti Semit, anti Yahudi sekarang lebih berbahaya, bisa menjadi penyebab kerusuhan sosial. Pelakunya bukan Nazi lagi, tetapi rakyat yang pro kemanusiaan, yang melihat adanya pembantaian di Gaza,” ujarnya.

Kelima, krisis eknomi yang sudah terjadi perang ini akan terus berlanjut dan mempengaruhi pembiayaan di pihak Israel. Sebab, Amerika yang menjadi sponsor tunggal, tidak akan mampu membiayai perang yang sangat mahal, nilainya mencapai ratusan juta dollar per hari.

“Perang ini akan lama, Amerika terus mengeluarkan koeknya. Amerika harus membiayai banyak perang di dunia ada Ukrainia dan Israel. Ukraina dan Israel ini, negara proxy atau negara proposal,” tegasnya.

Keenam adalah perimbangan kekuatan militer antara Hamas dan Israel, serta organisasi perlawanan Israel lainnya. Sserangan 7 Oktober lalu, menujukkan bahwa ada lompatan pada kapasitas militer Hamas dan organisasi perlawanan lainnya, termasuk intelejennya.

“Dan ada yang menarik, senjata Hamas itu adalah produksi dalam negeri sendiri. Mereka sudah punya Pindad sendiri untuk memproduksi sebagian besar senjatanya,” ujar Anis Matta

Jika serangan darat berlangsung lama, maka Gaza akan menjadi kuburan bagi tentara-tentara Israel, seperti Vietnam menjadi kuburan tentara Amerika dan tentara Nato di Yugoslavia.

Ketujuh, membaca psikologi antara Israel dan Palestina baik militer maupun rakyatnya. Yakni psikologi rakyat Israel dan militer Israel, Hamas dan organisasi perlawanan lainnya, rakyat Gaza dan rakyat Palestina secara umum.

“Kita ketahui bahwa mood perlawanan di Palestina justru bertambah gairah. Semua luka dan kesedihan di Gaza ini menjadi api perlawanan di Palestina. Tetapi ketika ada satu tentara mati di Israel seperti satu persatu lilin mati yang menciptakan kegelapan,” katanya.

Anis Matta melihat kondisi yang terjadi di Gaza, Palestina sekarang mirip dengan yang terjadi di Bosnia. Yakni berlaku kaidah perang, yang dilihat “bukan siapa yang membunuh lebih banyak, melainkan siapa yang bertahan hidup lebih lama”.

“Mood mereka (Israel), psikolagi mereka akan hancur. Itulah yang akan membuat Israel hancur hilang dari peta. Dunia sekarang terjadi krisis dan ada perlawanan terus, mereka tidak kuat mengongkosi perangnya,” katanya.

“Insya Allah 7 tanda-tanda ini, adalah tanda-tanda hari-hari menjelang Palestina Merdeka. Ingat Amerika membunuh lebih banyak orang Vietnam, tapi Vietnam menang. Bosnia lebih banyak dibantai, Bosnia merdeka, Yugoslavia hilang. Israel lebih banyak membunuh, tapi dia akan hilang dari peta,” pungkasnya.

No comments
Leave Your Comment

No comments

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X