MadNur : Pemerintah Diminta Jangan Tiru Cara AS dan China Atasi Resesi Ekonomi, Indonesia Bisa Kolaps

JAKARTA – Pandemi Covid-19 saat ini telah menyebabkan krisis global berlarut dunia, termasuk di Indonesia sehingga menimbulkan jurang resesi ekonomi. Berbagai negara menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan ketahanan ekonominya.

Seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan China yang menggunakan Modern Monetary Theory (MMT) dimana teori tersebut tidak mengindahkan seberapa pun banyaknya utang negara selama utang tidak menimbulkan inflasi dalam perekonomiannya.

“Teori MMT ini mengatakan pemerintah dapat mencetak uangnya sendiri untuk membiayai pembangunannya sehingga akan mengakumulasi utang yang besar dan hal tersebut tidak bermasalah,” kata pengamat kebijakan publik Narasi Institute Ahmad Nur Hidayat dalam keterangannya, Minggu (9/8/2020).

Menurut dia, teori MMT ini dapat bekerja di jangka pendek tapi tidak akan bekerja di jangka menengah dan panjang. Teori tersebut, lanjutnya, saat ini dijalankan AS, China, Uni Eropa dan BRIC (akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, lima negara yang pertumbuhan ekonominya pesat) agar terhindar dari krisis global

“MMT adalah konsep unlimited growth of money (pertumbuhan uang yang tidak terbatas) yang berbahaya, karena bila semua negara melakukan hal yang sama maka fiat money system akan collapse dan akhirnya uang yang dijamin negara tidak lagi dipercaya,” katanya.

Orang akan mempercayai commodity based on money (uang berbasis komoditas) yang akan mempercepat polarisasi dunia menjadi negara kaya sumber daya/produksi versus negara miskin sumber daya/produksi.

Hancurnya fiat money system (sistem keuangan fiat) dan mengemukanya commodity based on money akan melahirkan perebutan sumber daya antar bangsa yang akhirnya mengancam peradaban dunia.

Fiat money sistem adalah uang yang nilainya berasal dari regulasi atau hukum pemerintah. Uang ini berbeda dengan uang komoditas yang didasarkan pada barang, yang biasanya merupakan logam mulia seperti emas atau perak.

“Jadi teori MMT tersebut tidak tepat untuk Indonesia, makanya kita tidak boleh main-main dengan stabilitas keuangan saat ini karena akhirnya membuat distabilitas yang lebih besar,” kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini.

MadNur, sapaan akrab Ahmad Nur Hidayat melihat indikasi kepentingan sektoral menguat daripada kepentingan nasional dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Bank Indonesia misalnya meminta bunga pasar untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar primer dengan alasan untuk kesehatan Neraca BI di masa depan.

“Sementara neraca ekonomi makro Indonesia di ujung tanduk. BI tidak boleh memikirkan ego institusinya sendiri begitu juga otoritas jasa keuangan, LPS dan Forum KSSK,” katanya.

Ia menilai semua alternatif pembiayaan untuk PEN dibuka dan diperlukan juga kemampuan negosiasi yield/coupon dari SBN yang ditawarkan agar beban pemerintah 10-20 tahun yang akan datang tidak memberatkan.

“Saya kira sekarang saatnya kreativitas tim ekonomi ditunjukan melalui solusi dan kreativitas jitu dengan merangkul semua negara tidak hanya Barat, tapi dunia timur dan timur tengah untuk alternatif pembiayaan PEN,” ujarnya.

MadNur menegaskan, dalam mengatasi resesi ekonomi saat ini diperlukan solusi pendanaan yang diperlukan untuk bisa mempersingkat resesi Indonesia (how to shorten Indonesia recession) adalah penyelamatan UMKM diatas penyelamatan korporasi besar.

Lalu, mempercepat belanja negara diatas belanja masyarakat dan rumah tangga. Kemudian revisi PP 23 Tahun 2020 tentang Bank Jangkar dan mengembalikan fungsi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sebagai ultimate institution (institusi utama) penyelamatan ekonomi.

KSSK yang diketuai Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ini merupakan wadah tim ekonomi terbaik Indonesia dimana anggotanya adalah Gubernur BI, kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Kementerian Keuangan harus menjadi yang terdepan dalam memulihkan ekonomi.
“Kewenangan KSSK yang besar harus disertai juga penerapan tata kelola yang baik untuk menghindari resiko hukum yang terjadi dari kebijakan yang diambil,” kata MadNur

Partai Gelora Indonesia melihat bahwa semua alternatif untuk pembiayaan PEN diperlukan dalam arti ekspansi neraca bank sentral untuk kepentingan nasional.

“Ekonomi bangsa kita ini dapat pulih bila semua mengedepankan kepentingan nasionalnya bukan kepentingan sektoral, regional ataupun kelompok bisnisnya sendiri,” pungkas MadNur.

Fahri Optimis Koperasi dan UMKM Jadi Penyelamat Indonesia dari Resesi Ekonomi

JAKARTA – Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah melihat ada optimisme lain terhadap penyelamatan ekonomi Indonesia dari jurang resesi ekonomi.

Pandemi Covid-19 saat ini, menyebabkan perdagangan internasional (global trade) mengalami surut yang tajam. Sebaliknya, tanpa diduga perdagangan domestik oleh Koperasi dan UMKM justru membuat ekonomi naik dan bergairah.

“Nah itu bagiannya. Gilirannya Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia yang akan menjadi penyelamat di massa pandemi Covid-19 ini,” kata Fahri Hamzah melalui keterangan tertulisnya, Jumat (7/8/2020).

Menurut mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 ini, selalu ada celah peluang untuk bangsa ini, apabila mau keluar dari krisis berlarut, seperti adanya pergeseran industri besar ke manufaktur dasar.

Hal ini tentu saja akan memberi kesempatan untuk mengatur peran yang lebih besar bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia sebagai Soko Guru Perekonomian, sebagaimana cita-cita Bung Hatta (Wakil Presiden RI pertama Muhammad Hatta).

Bahkan, lanjut Fahri, Covid-19 ini juga akan menggeser pusat pertumbuhan dan pelaku pertumbuhan, dari kota ke desa, dari barat ke timur, dari konglomerat ke UKM, juga dari keuangan ke sektor riil. Begitu pula dengan transaksi digital tetap akan meningkat, tetapi terkait domestik dan produk sektor riil.

“Ini semua bukan teori, tapi peluang. Nah, karena itu yang bisa menjadikannya kenyataan. Bukan orang menghayal. tapi praktisi leadership berpengaruh besar dalam mengubah peluang menjadi kenyataan,” jelas Fahri.

Karena itu, dirinya berharap kepada seluruh elemen bangsa ini untuk mendorong peran Koperasi dan UKM Indonesia dalam situasi ini. Maka dari itu, tidak boleh menyerah, dan jangan kehilangan ide.

“Kita harus tetap melihat ada nyala lilin di ujung terowongan gelap. Itulah selalu yang menjadi sejarah sebuah kebangkitan. Dan saya percaya Indonesia tidak saja bisa melalui semua ini tapi bahkan bisa jadi juara dunia!,” kata dia optimis.

Terakhir, Fahri menyebut ada satu lagi pergeseran penting yang akan menjadi ‘game changer/pengubah permainan’ persaingan ekonomi ke depan, yaitu pergeseran dari ekonomi darat menuju laut.

“Kita bangsa maritim dan kita akan bisa memenangkan perang jika medan bergeser ke lautan!” pungkas mantan Wakil Ketua DPR RI yang sempat dijuluki ‘Singa Senayan’ itu.


Partai Gelora Indonesia Minta Pemerintah Tahan Diri untuk Impor, Perlu Ada Kemandirian Sekarang

JAKARTA – Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Ahmad Nur Hidayat meminta pemerintah menahan diri untuk melakukan impor di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Pemerintah hendaknya mulai berdikari dan berpikir kreatif untuk kemandirian di segala bidang agar mempercepat posisi Indonesia berada dalam lima besar dunia.

“Covid-19 telah mengajarkan kita, bahwa pandemi bisa menghancurkan pariwisata, perdagangan dunia dan kebebasan sosialisasi antar bangsa. Kita perlu berdikari dan menjaga kemandirian sebagaimana yang diserukan oleh founding father,” kata Ahmad Nur Hidayat dalam keterangannya, Rabu (5/8/2020).

Menurut dia, kemandirian itu diperlukan untuk memulihkan ekonomi, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi dan pangan secara nasional.

“Kita harus memikirkan pemenuhan kebutuhan pokok dari kekuatan domestik. Gelora mengajak kita semua untuk menahan diri tergantung kepada produksi negara lain,” katanya.

Analis kebijakan publik ini menilai pilihan pendanaan untuk pemulihan ekonomi imbas krisis global berlarut akibat pandemi Covid 19 saat ini sangat terbatas, karena pasar keuangan dunia tidak memiliki kemewahan seperti dulu.

“Ini saatnya diperlukan dirigen smart dari tim ekonomi yang mengharmonisasi perekonomian Indonesia yang kompleks ini,” kata MadNur, sapaaan akrab Ahmad Nur Hidayat.

MadNur yakin dengan kemandirian tersebut, maka perekonomian Indonesia bisa segera pulih, dan bahkan mempercepat sebagai lima besar kekuatan dunia.

Hal itu dengan catatan asal semua pihak mengedepankan kepentingan nasional, bukan kepentingan sektoral, regional maupun kelompok bisnisnya sendiri.

“Saat ini ada indikasi kepentingan sektoral menguat daripada kepentingan nasional. Bank Indonesia tidak boleh memikirkan ego institusinya sendiri begitu juga OJK, LPS dan dan Forum KSSK (Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan),” katanya.

Saat ini, lanjutnya, neraca ekonomi makro Indonesia di ujung tanduk dan banyak sektor yang harus diselematkan terutama sektor UMKM. Sehingga diperlukan kreativitas ekonomi dalam mencari solusi mengatasi krisis berlarut tersebut.

Pemerintah maupun tim ekonomi tidak boleh main-main dengan stabilitas keuangan saat ini. Karena akan membuat distabilitas yang lebih besar, jika salah dalam mengelolanya.

“Gelora mengajak Indonesia berfikir kreatif, tanpa destruktif terhadap tatanan yang ada untuk mempercepat posisi Indonesia yang berada dalam lima besar dunia,” pungkasnya.

Kurbanmu Semangatku: Partai GELORA INDONESIA Kota Bekasi Berkurban

Partai gelora kota Bekasi mengadakan pemotongan hewan Qurban perdana yang dilaksanakan pada hari Minggu (02/08) dengan mengangkat tema “Qurban tanda cinta, Cinta Allah, Cinta sesama”. Pemotongan hewan Qurban ini adalah hasil dari pengumpulan para anggota dan kader Partai Gelora kota Bekasi serta tokoh masayarakat kota Bekasi

1000 Paket Daging Qurban disalurkan untuk warga kota Bekasi. Di tengah masa Sulit, Partai Gelora Tetap Peduli Masyarakat

Kegiatan ini Bertema “BEKASI GELORAKAN BERKURBAN, Kurban Tanda Cinta, Cinta Alloh, Cinta Sesama” ungkat Rian Amirul Haqim sebagai ketua Panitia Qurban 1441 H, dalam sambutannya menyampaikan tujuan pelaksaan kegiatan Qurban tersebut adalah suatu perwujudan perasaan cinta kepada sang kholiq dan sesama manusia sebagai Makhluk Sosial dimana ibadah Mahdoh (vertikal) dan ibadah Sosial / Ghoir Mahdoh (Horisontal) Harus Seimbang.

Sedangkan Ariyanto Hendrata sebagai Ketua DPD Partai Gelora Kota Bekasi mengungkapkan bahwa pemotongan hewan Qurban dimasa pedemik DPD Gelora Kota Bekasi adalah wujud syukur Partai Gelora Indonesia yang telah disahkannya sebagai Partai Politik di Indonesia. Dia berharap agar Partai Gelora Indonesia kota Bekasi sebagai Partai yang baru lahir dapat dirasakan kehadirannya oleh seluruh warga kota Bekasi, dan bisa berkolaborasi dengan seluruh stakeholder para pemangku kebijakan di kota Bekasi.“

Dalam pengemasan hewan Qurban Panitia menggunakan besek dari bambu, tidak menggunakan kantong plastik, hal ini untuk membantu pemerintah daerah dalam rangka mengurangi sampah plastik. Sedangkan untuk distribusi ke masyarakat DPD bekerja sama dengan 12 DPC di kota Bekasi untuk dapat membagikan atau menyalurkan hewan qurban ke tengah masyarakat.

Partai Gelora Indonesia Kota Bekasi akan terus berkomitmen untuk dapat memberikan yang terbaik untuk warga masyarakat kota Bekasi, serta memberikan Pemanfaatan bagi hadirnya Partai Gelora Indonesia.

Sumber: GELORA BEKASI

Ratih Sanggarwati Ajak Perempuan Indonesia Jadi ‘Pedagang’ saat Pandemi Covid-19

JAKARTA – Salah Satu Ketua Bidang DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Ratih Sanggarwati mengajak seluruh perempuan di tanah air menjadi pedagang atau pengusaha saat masa pandemi Covid-19. Banyak potensi bisa digali di sekitar rumah menjadi pundi-pundi uang.

“Sebagai perempuan, kita harus berbuat banyak di masa pandemi karena lebih banyak di rumah, agar mendapatkan penghasilan. Setiap perempuan punya kemampuan diri yang sudah terlihat atau masih terpendam untuk dikembangkan,” kata Ratih dalam keterangannya, Minggu (2/8/2020).

Hal ini disampaikan Ratih Sanggarwati yang juga Motivator Pengembangan Diri, Komunikasi dan Interpersonal Skill dalam Zoominari bertema ‘Menggali Potensi di Masa Pandemi’ pada Rabu (29/7/2020) lalu.

Menurut Ratih, setiap manusia terutama kaum perempuan memiliki kemampuan dasar yang sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi di saat pandemi Covid-19 yang tidak diketahui kapan akan berakhir.

“Apa yang sudah terlihat, itulah potensi kita sekarang. Tetapi ada potensi yang belum diketahui di dalam diri kita yang bisa dikembangkan. Potensi paling dasar manusia itu adalah pedagang atau pengusaha,” katanya.

Artinya, secara isyarat fisik maupun non fisik manusia adalah seorang pedagang. Potensi fisik adalah usaha yang membutuhkan ketrampilan atau kreatifitas tertentu, sementara potensi non fisik lebih pada ide atau pemikiran, sehingga mendapatkan jasa.

“Jadi saya katakan, bohong kalau seseorang mengatakan tidak bisa berdagang. Dokter saja memperdagangkan ilmu dan mengobati pasien, guru juga memperdagangkan ilmunya, apalagi lawyer. Mereka dibayar dengan gaji atau uang karena jasanya, karena semua prinsipnya adalah pedagang,” katanya.

Ratih berharap perempuan yang memiliki potensi fisik maupun non fisik bisa saling berkolaborasi dan bekerjama untuk menjual produk-produk yang mereka hasilkan. Produk yang meraka hasilkan bisa dipasarkan di situs jual beli online, facebook, instagram atau komunitas.

“Ada yang membuat produknya, seperti handycraft. Tapi ada juga yang tidak bisa membuat produknya, tapi punya kemampuan untuk menjual. Kalau pakai baju atau kacamata, misalkan selalu diingini orang lain. Menyambungkan saja atau reseller, itu sudah potensi. Ini lahan di bidang jasa,” sambungnya.

Karena itu, Ketua Bidang DPN Partai Gelora Indonesia ini menilai kaum perempuan tidak perlu malu menjadi seorang broker atau reseller. Karena mereka menjual jasa berupa ide atau pemikiran yang tidak dimiliki oleh semua orang.

“Jangan malu menjadi broker, perantara atau reseller, karena para produsen sebenarnya memerlukan reseller. Ada yang jadi produsen dan ada reseller, jika semua perempuan siap berkolaborasi tentu perempuan Indonesia akan berdaya,” katanya.

Ratih menambahkan, dalam menggali potensi fisik maupun non fisik tersebut, jangan terlalu memikirkan keuntungan besar terlebih dahulu. Lebih baik memikirkan inovasi atau kreatifitas, dan melihat orang-orang di sekeliling yang bisa membantu pengembangan usaha.

“Dalam pandemi Covid-19 saat ini, mencari uang Rp 100 ribu tidak mudah. Sopir Grab (taxi/ojol, red) saja yang biasa dapat Rp 250 ribu, sekarang hanya Rp 75 ribu. Keuntungan tiga ribu, lima ribu memang kecil, tetapi kalau kita giat ada 30 orang saja, Rp 100 ribu tentu mudah ditangan. Kuncinya, kolaborasi atau bekerja sama,” pungkasnya.

Anis Matta: Idul Adha Jadi Momentum Tingkatkan Kesetiakawanan Sosial

JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Muhammad Anis Matta menegaskan, perayaan Hari Raya Idul Adha 1441 H pada tahun 2020 ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesetiakawanan sosial seluruh komponen bangsa Indonesia.

Karena itu, Anis Matta mengajak umat Islam untuk lebih banyak menebar hewan kurban guna meringankan beban hidup masyarakat akibat krisis global berlarut yang dipicu oleh pandemi Covid-19.

“Momentum Hari Raya Idul Adha 1441 H hadir di saat kita menghadapi krisis global berlarut yang menyebabkan penderitaan begitu banyak dialami saudara-saudara kita. Mari kita menunjukkan kesetiakawanan sosial di tengah krisis dengan memperbanyak menebar kurban,” kata Anis Matta, Sabtu (1/8/2020).

Menurut Anis, berkurban adalah salah satu ibadah yang dianjurkan saat Hari Raya Idul Adha. Yakni sebagai wujud kecintaan kepada Sang Pencipta, juga bentuk kesetiakawanan sosial kepada sesama umat manusia dengan membantu masyarakat yang membutuhkan .

“Dengan menebar lebih banyak kurban, meski kita tidak menyelesaikan masalah, tapi paling tidak meringankan beban saudara-saudara kita. Mari kita nyatakan cinta kepada Allah dan kesetiakawanan sosial kepada saudara-saudara kita,” katanya.

Kesetiakawanan sosial ini, kata Anis, setidaknya telah ditunjukkan oleh masyarakat di sekitar rumahnya di bilangan Ciganjur, Jakarta Selatan pada perayaan Idul Adha 1441 H. Mereka berkurban puluhan ekor sapi dan kambing melebihi jumlahnya di tahun normal.

“Krisis justru bikin kita lebih dekat dan rekat. Semangat berkurban masyarakat di tengah krisis ini luar biasa. Setidaknya itu di lingkungan saya, di mushollah, masjid, RT sekitar rumah ada puluhan sapi dan kambing kurban, melebihi jumlah tahun lalu saat normal,” ungkap Anis Matta.

Anis Matta menilai Idul Adha adalah rekonstruksi perjalanan panjang Nabi Ibrahim AS menjalankan perintah Allah SWT dan membangun peradaban Islam.

“Semoga kita dapat mengambil makna terdalam dari salah satu peristiwa penting dalam Islam ini,” kata Ketua Umum Partai Gelora Indonesia .

Menggali Imajinasi Kaum Muda Dalam Arah Baru Indonesia

Menggali Imajinasi Kaum Muda Dalam Arah Baru Indonesia

“Kelebihan anak muda adalah kaya akan imajinasi. Imajinasi tentang Indonesia masa depan itu yang sekarang kita jaga. Indonesia menjadi kekuatan lima besar dunia…” Itulah penggalan singkat dari pesan ketua umum partai gelora untuk kaum muda Indonesia. Kita harus ingat bahwa Indonesia saat ini adalah hasil dari perjuangan para pahlawan di masa lalu, terutama para kaum muda yang hadir dengan imajinasi bahwa kita harus menjadi Indonesia, kita harus bersatu. Kemudian mereka mewujudkannya dengan melahirkan organisasi-organisasi pergerakan yang membawa pada sumpah pemuda. Dari sejarah tersebut kita mengetahui seberapa besar pengaruhnya peran kaum muda dengan kekuatan imajinasinya.

Kaum muda masa lalu memiliki imajinasi yang kuat tentang kemerdekaan Indonesia, dan imajinasi itu terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945.
Begitu juga imajinasi kaum muda masa kini, akan menjadi kenyataan di masa yang akan datang. Maka memulai dengan imajinasi adalah langkah awal mewujudkan cita-cita masa depan Indonesia.

Menjadikan Indonesia kekuatan lima besar dunia mungkin akan terdengar mustahil bagi sebagian orang, bagi sebagian orang yang tidak pernah membuka mata melihat negerinya. Karena bagi orang-orang yang telah membuka mata melihat negerinya, dia akan sadar betapa potensialnya Indonesia untuk menjadi kekuatan lima besar dunia, betapa imajinasi itu akan menjadi realita.

Lihatlah negeri kita saat ini, di balik banyak masalahnya, terdapat jutaan jiwa-jiwa muda yang memiliki potensi. Potensi-potensi yang jika dikembangkan dan dimaksimalkan dapat mewujudkan Indonesia menjadi kekuatan lima besar dunia. Itu sebabnya kita butuh imajinasi, sebagai gerbang awal perjuangan menuju arah baru Indonesia, sama seperti imajinasi kaum muda masa lalu, sebagai gerbang awal perjuangan menuju kemerdekaan. Einsten pernah berkata, “Imagination is more important than knowledge…”
(Imajinasi lebih penting dari pengetahuan).
Anis Matta juga menyampaikan,
“Imajinasi merupakan ruang untuk menampilkan energi dan ruang yang mengalirkan tenaga kita. Indonesia butuh ruang itu.”
Imajinasi tentang arah baru Indonesia untuk menjadi kekuatan lima besar dunia adalah ruang untuk potensi jutaan jiwa-jiwa muda Indonesia.

Dalam acara Gelora Digifest 2020 beberapa hari lalu, Partai Gelora Indonesia menyelenggarakan lomba narasi melalui Bidang Generasi Muda, sebagai salah satu ruang untuk mempersilahkan generasi muda Indonesia menuangkan imajinasi tentang cita-cita besarnya untuk masa depan Indonesia. Dimenangkan oleh salah satu jiwa muda berpotensi bernama Agung Purwa Widiyan dari Kabupaten Bogor yang kini sedang melanjutkan pendidikannya di Khon Kaen Uni Thailand mengambil jurusan Administrasi Pendidikan. Dari 120 naskah yang masuk terpilih 5 terbaik yang dipilih langsung oleh Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta. Berikut nama-nama 5 peserta terbaik pilihan Anis Matta:

  • Agung Purwa Widiyan (Kab. Bogor)
  • Krisna Adrian (Bangka Belitung)
  • M Anis Zafran Al Anwary (Malang)
  • Yusuf Qardhawi (Medan)
  • Muhammad Pramadika (Riau)

Agung dan seluruh peserta lain telah mengambil ruang imajinasi ini untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi mereka menuju arah baru Indonesia dan begitu juga kita. Maka siapkah kita?

(Wafa Afifah, 26/7/2020)

Partai Gelora Temui Pimpinan MPR

Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) berfoto usai menerima kunjungan silaturahmi Ketua Umum DPN Partai Gelora Anis Matta (keempat kiri) didampingi sejumlah pimpinan DPN di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta,Kamis (23/7). Silaturahmi ini merupakan lanjutan perkenalan Partai Gelora kepada semua pimpinan lembaga tinggi negara yang telah terdaftar di Kemenkumham.

Catatan Dari GELORA DIGIFEST Komunikasi Politik di Pasar Milenial

Catatan Dari GELORA DIGIFEST: Komunikasi Politik di Pasar Milenial

Pemilihan umum 2024 masih lama. Tapi geliatnya sudah mulai terasa. Empat tahun waktu yang teramat pendek untuk proses pemasaran produk bernama partai politik. Di pasar milenial pula.

Saya tiga kali terkejut. Poster yang saya terima melalui Whatsapp itu pemicunya. Poster itu mengiringi permintaan Endy Kurniawan, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gelora, agar saya bersedia menjadi pembicara dalam acara Digifest 2020.

Kejutan pertama adalah nama Digifest 2020 itu sendiri. Di bawah judul acara tertulis tagline simple: Creative Education. Entertainment. Enlightenment. Mengapa kata ‘Digifest’ yang dipilih? Mengapa memakai tagline berbahasa Inggris?

Kejutan kedua: sosok yang ditampilkan dalam e-poster itu semuanya muda. Kecuali: saya dan Anis Matta serta Fahri Hamzah, dua pendiri partai Gelora. Kejutan ketiga: Ada foto perempuan muda tak berhijab di poster itu.

Saya coba pastikan sekali lagi. Jangan-jangan salah edit naskah dan foto. Ternyata tidak. Itu e-poster resmi.

Dalam komunikasi, pesan visual memiliki kemampuan empat kali lebih kuat dibanding pesan verbal. Maka dalam komunikasi visual first impression itu sangat penting.

Empat detik pertama. Di situlah pertaruhannya. Pandangan pertamalah yang menentukan: Apakah saya sebagai penerima pesan akan mau membaca lebih jauh, membagikan kepada teman-teman saya, atau saya hapus dari memory handphone.

Dari pandangan pertama itu, saya menyimpulkan: Pesan partai ini keren. Untuk menguji kesimpulan itu, saya putuskan membagikan poster ke beberapa grup Whatsapp. Termasuk grup yang saya anggap ‘garis keras’. Ajiiib. Tidak ada yang berkomentar negatif.


Pemilihan umum 2024 adalah awal sejarah baru pemilihan umum secara nasional. Inilah kali pertama generasi milenial menjadi penentu kemenangan partai politik.

Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni merilis data menarik. Jumlah pemilih muda pada pemilu 2024 berjumlah lebih dari 50 persen. Bila dikategorisasi hingga usia 35 tahun, jumlahnya mencapai 79 juta. Tetapi kalau yang disebut usia muda dinaikkan sampai 40 tahun jumlahnya mencapai 100 juta.

‘’Anak milenial itu cenderung apolitis. Tidak mudah menjadikan mereka sebagai pendukung partai politik. Tapi, sesulit apa pun anak milenial harus diurus dengan serius,’’ komentar saya dalam obrolan tengah malam seminggu sebelum launching acara Digifest.

Saya mengenal secara pribadi Endy Kurniawan. Hubungan kami sangat dekat. Lebih 10 tahun Endy menjadi teman diskusi yang asyik. Kami biasa ngobrol soal bisnis sampai politik. Kadang sambil makan di restoran. Tapi lebih sering bertemu secara virtual. Pun di tengah malam.

Ada dua hal yang membuat generasi milenial ogah dekat-dekat dengan kegiatan politik. Fakta itu saya rekam dari pendapat tiga anak saya yang semuanya milenial. Pertama: citra partai politik yang buruk belakangan ini. Kedua: politikus tua tidak serius (dan tulus) untuk memberi ruang kepada kelompok muda. Ketiga: kegiatan partai politik itu nggak ada yang menarik. Main game malah lebih asyik.

Sebenarnya ada faktor keempat. Tapi saya ragu. Jangan-jangan ini emosional dan subjektif: Orang-orang tua cenderung sok tahu. Sukanya hanya melarang ini dan melarang itu. Menyuruh ini dan menyuruh itu. Padahal mereka nggak ngerti apa-apa tentang dunia anak muda hari ini.

Orang tua memang pernah muda. Tiga puluh tahun lalu. Saat gaya hidup masih konvensional. Olok-olok di kalangan milenial: orang-orang tua itu gayanya kolonial. Orang tua dipersepsi sebagai sosok yang otoriter hanya karena faktor umur. Semua keinginan orang tua harus diikuti hanya karena masalah kultur.

Maka kalau tidak ada kata ‘Gelora’, siapa pun akan sepakat: Digifest 2020 merupakan ajang kreativitas anak muda. Karena ada kata ‘Gelora’, saya jadi tahu: Muda banget dan Indonesia banget menjadi what to say di balik poster Partai Gelora.(jto)

Oleh: Joko Intarto

Penulis adalah redaktur tamu Harian DI’s Way

Ketua MPR Berharap Partai Gelora Masuk Senayan pada 2024 agar Bisa Memberi Arah Baru Indonesia

JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) berharap Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia bisa lolos ke Senayan pada Pemilu Legislatif 2024 mendatang. Partai Gelora bisa memberi arah baru dan angin segar yang menyejukkan perpolitikan Indonesia.

“Saya berharap Partai Gelora masuk ke Senayan pada 2024, sehingga ada angin segar dan darah segar. Jadi arah baru Indonesia, sesuai slogan Partau Gelora bisa membawa perpolitikan di Indonesia,” kata Bamsoet usai menerima Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Muhammad Anis Matta di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (23/7/2020).

Bamsoet juga berharap agar Partai Gelora juga menjaga ‘cuaca perpolitikan’ di Indonesia agar kondusif dari berbagai isu politik seperti RUU Haluan Ideologi Pancasila, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, penanggulangan dampak pandemi Covid-19 dan lain-lain.

“Kalau Gelora bisa ikut menjaga cuaca perpolitikan agar kondusif. Kalau Gelora ikut menjaga saya senang, jangan sampai nanti partai lama kalah dengan Gelora sebagai partai baru dalam menentukan ‘cuaca perpolitikan’ Indonesia,” katanya.

Ketua MPR RI menegaskan, Partai Gelora memiliki komitmen untuk bersama-sama membangun bangsa. “Terima kasih atas silaturrahimnya. Saya percaya, Partai Gelora Indonesia punya komitmen yang sama untuk membangun bangsa,” tegasnya.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Muhammad Anis Matta mengatakan, berbagai hal kepada Ketua MPR dalam kunjungan silahturahmi tersebut. Antara lain menyampaikan keberadaan Partai Gelora Indonesia yang telah disahkan oleh Menkumham dan perkembangan kepengurusan, mengenai kondisi perpolitikan, masalah pandemi Covid-19 dan lain-lain.

“Jadi kunjungan silaturrahim perkenalan Partai Gelora kepada semua pimpinan lembaga tinggi negara. Kita sampaikan Partai Gelora sebagai pelopor partai digital pertama, karena mendaftar dan disahkan secara virtual. Kita mendaftar saat ada Lockdown pada Maret lalu, dan disahkan pada Juni 2020,” kata Anis.

Dalam kesempatan itu, Anis Matta mengusulkan merevisi UU Pemilu agar pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg) dipisah tidak dilaksanakan secara bersamaan. Selain itu, juga meminimalisir jumlah korban jiwa petugas KPPS seperti pada Pemilu 2019 lalu.

“Kita ingin UU Pemilu direvisi, agar ada pemisahan antara Pemilu Legislatif dan Pilpres, serta mengurangi korban jiwa seperti terjadi di Pilpres 2019 lalu,” tandas Ketua Umum Partai Gelora Indonesia.

Anis Matta didampingi Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Ketua Bidang Politik dan Pemerintah Sutriyono, Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Ratih Sanggarwaty, Ketua Bidang Jaringan Lembaga Ratu Ratna Damayani dan lain-lain.

Pertemuan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo merupakan rangkain safari politik Partai Gelora Indonesia dengan pimpinan lembaga tinggi negara, partai politik dan tokoh-tokoh nasional, setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (21/7/2020). Setelah bertemu Bamsoet, Partai Gelora Indonesia akan melanjutkan safari silahturahmi politiknya dalam waktu dekat.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X