Partai Gelora Indonesia “THE JOURNEY”

Jakarta, 2 Juni 2020

Dalam perjalanan berdirinya Partai Gelora Indonesia Saya membaginya menjadi 6 momentum atau 6 fase yang menjadi sisi-sisi emosional dalam jiwa para pendirinya.

Fase Pertama, Saya menyebutnya dengan Fase Kepercayaan Diri, karena fase ini adalah momentum dimana Anis Matta pada tanggal 3 Februari 2018 di event acara Mukernas KAKAMMI melangkah dengan percaya diri menyampaikan ide dan narasinya tentang Arah Baru Indonesia. Di tanggal ini lah sosialisasi narasi Arah Baru Indonesia dimulai. Ditengah hiruk-pikuk menjelang Pemilu 2019 dan konflik di internal PKS saat itu Anis Matta melangkah lebih jauh keluar dari mainstream pusaran persoalan, dia menawarkan Arah Baru untuk Indonesia.

Buku Gelombang Ketiga Indonesia menjadi referensi ide dan gagasan untuk memberi Arah Baru bagi Indonesia. Menjadikan Indonesia sebagai kekuatan 5 besar dunia menjadi cita-cita dari narasi Arah Baru Indonesia. Banyak orang yang ragu dengan cita-cita ini, dianggap mimpi atau utopia, tapi Anis Matta menjawab dengan santuy; “Semua kenyataan hari ini adalah hasil imajinasi hari kemarin, sebelum sesuatu terwujud, maka wujudkan dulu dalam imajinasi”. Teriakan merdeka para pejuang dan pahlawan Indonesia puluhan tahun jauh sebelum proklamasi kemerdekaan itu mungkin sebuah mimpi atau utopia saat itu, tapi imajinasi para pejuang dan pahlawan itu akhirnya menjadi kenyataan pada 17 Agustus 1945. 

Fase percaya diri ini ditandai juga dengan lahirnya Ormas GARBI; Gerakan Arah Baru Indonesia yang berfungsi sebagai mesin sosialisasi narasi Arah Baru Indonesia. Anis Matta, Fahri Hamzah dan tokoh arah baru lainnya berkeliling Indonesia untuk menyampaikan ide dan gagasan tentang Arah Baru Indonesia. Sambutan publik meluas, narasi Arah Baru Indonesia mulai menjadi perbincangan publik, jaringan GARBI dalam waktu 2 bulan sudah mencapai lebih dari 20 provinsi. Acara-acara deklarasi semarak dan kreatif dengan ide-ide baru serta gaya komunikasi yang juga baru. Pada fase ini, peran KAKAMMI yang dipimpin oleh Fahri Hamzah dan GARBI sangat signifikan untuk meneguhkan kepercayaan diri untuk melangkah.

Fase Kedua, Saya menyebutnya dengan Fase Ketidakpastian, dimana langkah keragu-raguan mulai mengiringi langkah kepercayaan diri, ini adalah fase kritis, fase dimana perjalanan dilanjutkan atau tidak. Fase ini adalah fase dimana kepercayaan diri bertemu dengan realitas lapangan dan ekspektasi publik. Apakah narasi Arah Baru Indonesia beserta gerakannya kemudian mampu menjelma menjadi sebuah entitas politik baru berbentuk partai? Pergulatan pemikiran dan diskusi terjadi, keraguan publik mulai dirasakan, realitas lapangan mulai memberikan kesadaran, bahwa ini butuh kerja keras dan butuh determinasi. Apakah sambutan publik sekedar euphoria, apakah deklarasi-deklarasi itu fenomena permukaan? Ketidakpastian terjadi. Dalam fase ini, Anis Matta sebagai “leader Arah Baru” menulis pesan yang sangat emosional dan mendalam. Saya posting ulang pesan Anis Matta di fase ini, karena ini bagian dari sejarah yang melibatkan emosi dalam menentukan pilihan-pilihan keputusan saat itu;

Dalam jenak-jenak begini, kita teguhkan hati kita..

Pastikan kembali bahwa awal dan akhir dari semua ini adalah Allah Subhana wa Ta’ala, bahwa kejujuran kepada-Nyalah yang mendorong kita melangkah di jalan ini… Bahwa kita akan terus berijtihad untuk melakukan jihad terbaik dengan ilham dari Allah Subhana wa Ta’ala…

Bahwa kita mungkin salah, tapi keikhlasan, kejujuran dan ijtihad akan menjadi sebab bagi Allah mengilhami kita melangkah serta mengurangi bahkan menghilangkan efek dari kesalahan kita…

Bahwa tidak ada penyesalan, tidak ada keraguan, tidak ada ketakutan sedikitpun yang menyertai langkah kita…

Karena awal dan akhir dari semua ini adalah Allah… Karena kita melangkah setelah istikharah..

Pada mulanya yang kita lakukan adalah membuat peta jalan kita sendiri menuju Allah..lalu kita buat peta jalan menuju negara sebagai bagian dari peta jalan kita menuju Allah..

Jika kita percaya Allah yang kita tuju maka tidak ada alasan bagi kita untuk khawatir dengan semua upaya pembunuhan karakter di sepanjang jalan itu..perhatikan pesan Allah kepada orang² beriman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَىٰ فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِندَ اللَّهِ وَجِيهًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. (Al Ahzab : 69)

Menjadi terpandang di mata Allah bukan di mata manusia itulah yg kita cari

الوجاهة عند الله

Cinta dan benci manusia kepada kita adalah cara Allah mengajarkan kita sebuah makna bahwa kita tidak akan pernah bisa mengendalikan hati manusia..dan karenanya berusaha menemukan ridho kita pada diri sendiri dari ridho manusia kepada kita adalah kesia-siaan yg besar

Tersenyumlah pada semua yang berusaha membunuh karaktermu..karena di peta jalanmu menuju Allah itu hanya kekerdilan yang tidak akan pernah bisa mencegah ruhmu terbang ke angkasa..

Begitu ruhmu terbang tinggi ke angkasa niscaya akan kau saksikan betapa kecilnya bumi manusia ini..apalagi manusia yang menghuninya..

Teruslah mengepakkan sayap amalmu..tahta dan harta hanyalah batu tasbih yang akan kau genggam sambil menyebut nama Allah dalam setiap langkahmu meraih ridha-Nya

Keikhlasan dan kejujuran bukanlah sebuah pernyataan sikap, tapi adalah getaran yang menandakan bahwa dalam setiap amalmu ada signal yg menghubungkan dunia dan akhiratmu…

Hakikat dari semua yg kita kerjakan adalah melukis panorama akhirat di atas kanvas dunia

_تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ*

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al Qoshos :83)

Pesan Anis Matta inilah yang mengakhiri keragu-raguan dan ketidak-pastian, walaupun semua butuh proses dan perjuangan, Tidak sedikit yang berguguran tidak yakin untuk melanjutkan perjalanan dan akhirnya pulang. Tapi ini adalah perjalan ide dan misi, bukan perjalanan satu atau dua orang. Orang bisa mati tapi ide dan misi akan terus ada dan tumbuh. Setelah melalui fase ketidakpastian, maka berlanjut masuk fase ketiga yaitu fase  kontemplasi dan imajinasi…

Fase Ketiga, Saya menyebutnya Fase Kontemplasi dan Imajinasi, karena di fase ini kebesaran jiwa dan ketajaman memprediksi masa depan menjadi hal yang menentukan. Fase ini adalah fase dimana semua opsi dan langkah dihitung, peta jalan dibuat. Narasi diperdalam, lapangan di jajaki, infrastruktur organisasi dibangun, jaringan diperluas dan keyakinan diperkuat. Ini adalah fase krusial, fase yang menentukan. Manifesto partai mulai disusun, model organisasi di desain, teritorial dipetakan, sumber daya manusia di konsolidasi, branding dibuat, dan AD/ART disusun. Semua bekerja dalam sunyi, tidak banyak hirup-pikuk. Keraguan dan pembunuhan karakter terus dihembuskan untuk menghadang langkah, namun semua tak bisa dibendung, bagi kami ini kerja untuk rakyat dan bangsa, kerja untuk peradaban.

Di fase ini kontemplasi dilakukan terus-menerus, ide dan gagasan di elaborasi mendalam, imajinasi untuk partai dan Indonesia lebih baik terus di diskusikan dan diformulasikan. Aspirasi dan ekspektasi publik terus di dengar dan direkam, sebagai  alat baca situasi dalam menentukan langkah-langkah strategis partai ke depan. Fase ini adalah fase dimana sebagian besar formulasi akan lahirnya Partai Gelora Indonesia didesain. Dan akhir dari fase ini adalah ketika Anis Matta mengajak kita untuk membaca doa; 

بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya”. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Surat Hud 41.

Ini adalah doa Nabi Nuh AS ketika akan menaiki bahtera yang akan menyelamatkan ummatnya dari banjir besar pada saat itu. Dan ketika Anis Matta mengajak untuk bersama membaca doa ini, maka ini sebuah sinyal bahwa bahtera akan siap berlayar. Dan kita masuk fase selanjutnya, fase keempat, fase keberanian.

Fase Keempat; Saya menyebutnya dengan Fase Keberanian. Fase dimana semua resiko sudah di kalkulasi dan keberanian mengambil sikap dan keputusan. 28 Oktober 2019, fase keberanian ini dimulai dengan deklarasi Partai Gelombang Rakyat Indonesia;

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT, dan untuk menunaikan kewajiban sejarah, bangsa dan agama, serta diilhami oleh peristiwa Sumpah Pemuda yang menjadi penanda lahirnya kita sebagai bangsa dalam Gelombang Menjadi Indonesia, maka pada hari ini; Senin, tanggal 28 Oktober 2019, kami menyatakan berdirinya Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau disebut GELORA INDONESIA

Fase keberanian ini memulai babak baru, sekaligus sebuah tantangan baru. Mendirikan partai baru bukanlah sesuatu yang mudah. Membentuk struktur kepengurusan 100% di tingkat provinsi, minimal 75% di tingkat kabupaten/kota dan minimal 50% di tingkat kecamatan beserta persyaratan pendukung lainnya bukanlah hal mudah, apalagi semua itu akan diverifikasi faktual oleh negara melalui kementerian hukum dan ham. Ini kerja besar dan rumit, kerja administratif sekaligus kerja lapangan. Tetapi kesuksesan tidak akan tercapai tanpa keberanian, dan langkah berani ini sudah di ambil, tidak ada langkah mundur. Dan akhirnya Anis Matta menguatkan kembali keberanian ini dengan sebuah keyakinan, sampailah pada fase kelima, fase keyakinan.

Fase Kelima, Saya menyebutnya fase Keyakinan dan Determinasi. Karena fase ini adalah fase dimana keyakinan harus menyertai langkah memenuhi semua kelengkapan berdirinya partai. Sabtu 9 November 2019, Anis Matta menegaskan dalam pidato penandatanganan akta pendirian partai;

Ini semua adalah sebuah permulaan, dari sebuah fase baru dalam perjuangan kita setelah kita melalui tahun-tahun pergulatan dan ketidakpastian.. Akhirnya kita sampai pada hari yang ingin Saya sebut sebagai “Hari Keyakinan”

Selanjutnya Anis Matta menjelaskan indikator keyakinan:

“Orang-orang yang mampu melampaui hari-hari penuh keraguan dan ketidakpastian adalah orang-orang yang ikhlas.. punya determinasi.. dan sabar

Dan ditutup oleh Anis Matta dengan epik;

“Inilah Hari Keyakinan, hari di mana kita berkata kepada keraguan dan ketidakpastian: “Cukup sampai di sini!”..  dan kita akan memulai satu hari baru dalam hidup kita, dan mudah-mudahan dalam hidup bangsa kita, umat Islam, dan umat manusia.”

Hari ini adalah permulaan karena tantangan yang akan kita hadapi jauh lebih besar dari tantangan yang telah kita lewati bbrp tahun terakhir..

Fase keyakinan dan determinasi mengiringi hari-hari perjuangan memenuhi semua persyaratan pendirian Partai Gelora Indonesia. Kerja-kerja administratif dan kerja-kerja lapangan tak henti sebelum tuntas. Ini lah yang dimaksud Anis Matta “determinasi”; “Kalau ada mau…JADI!!!

Semua determinasi itu akhirnya sampailah pada fase keenam, fase berlayar.

Fase Keenam, Fase Berlayar. Fase ini adalah fase dimana pekerjaan mendirikan partai tuntas. 19 Mei 2020 atau bertepatan dengan 26 Ramadhan 1441H, surat keputusan Partai Gelombang Rakyat Indonesia sebagai partai politik resmi di Indonesia ditanda tangani oleh Menteri Hukum dan HAM, yang kemudian pada tanggal 2 Juni 2020, semua berkas faktual pengesahan sudah resmi diserahkan dari kemenkumham ke Partai Gelora Indonesia, maka sekarang kita memasuki fase berlayar. Bahtera Gelora Indonesia mulai berlayar mengarungi samudera luas bersama gelombang rakyat. Tapi ini adalah perjalanan panjang dan akan menghadapi badai. Dan dalam fase berlayar ini, Anis Matta memulainya dengan menjelaskan 3 fungsi  lahirnya Partai Gelombang Rakyat Indonesia;

“Semoga kehadiran Gelora dapat menjadi (1) tempat agregasi aspirasi rakyat, (2) kaderisasi pemimpin bangsa, dan (3) sumber gagasan bagi kejayaan Indonesia. 

Jakarta, 2 Juni 2020

Penulis : Irfan Enjo

Anis Matta, Partai Gelora Indonesia dan Keraguan Publik (01)

2 Mei, 2020

Anis Matta setidaknya sudah menjawab dua keraguan publik;

1.  Ketika publik ragu dan tidak yakin apakah seorang Anis Matta berani mendirikan partai politik baru dan meninggalkan partai lamanya? Ternyata Anis Matta menjawab keraguan publik, dia berani mendirikan partai baru bersama banyak orang dengan berbagai latar-belakang.

2. Ketika publik ragu dan tidak yakin apakah Partai Gelora Indonesia yg didirikan Anis Matta mampu mendirikan partai baru dari nol sesuai syarat UU Parpol dengan tingkat kesulitan yang tinggi? Ternyata menjelang Ramadhan kemaren Partai Gelora Indonesia sanggup memenuhi syarat UU Parpol untuk menjadi partai politik resmi terdaftar di Kemenkumham dan sebentar lagi akan disahkan.

Dua keraguan publik ini mampu dijawab oleh Anis Matta dkk, namun keraguan ini tidak berhenti, ada dua keraguan lagi yang dipertanyakan publik; apakah Partai Gelora Indonesia bisa menjadi peserta Pemilu 2024? Apakah Partai Gelora Indonesia sanggup eksis di Pemilu 2024? Untuk menjawab dua hal ini publik harus mengerti terlebih dahulu “roadmap” berdirinya Partai Gelora Indonesia. Dari sini maka secara terstruktur akan terjawab dua keraguan diatas.

ROADMAP

Partai Gelora Indonesia lahir dari rahim narasi Arah Baru Indonesia, dia lahir sejak awal sebagai gerakan pemikiran, gerakan sosial dan sekaligus sebagai gerakan politik. Sejak awal Anis Matta menegaskan hal ini. Artinya Partai Gelora lahir didasari ide dan gagasan besar tentang Indonesia masa depan, yaitu Indonesia menjadi kekuatan 5 besar dunia.

Sekilas ini seperti gagasan yang utopia atau khayalan, bahkan tidak sedikit menjadi bahan nyinyiran. Tapi jika publik merunut rekam jejak pokok-pokok pikiran Anis Matta sejak tahun 1990-an, maka apa yang digagas Anis Matta pada hari ini adalah hasil dari perenungan dan pemikiran panjang.

Anis Matta sering menyebutnya dengan Roadmap. Jadi lahirnya Partai Gelora Indonesia adalah bagian dari roadmap. Gagasan menjadikan Indonesia 5 besar dunia adalah visi besar, atau arah yang dituju sebagai harapan bersama. Kenapa visi besar ini yang dipilih Anis Matta? Karena ini adalah visi yang mempersatukan bangsa. Ditengah ancaman disintegrasi bangsa serta keterbelahan rakyat efek dari pilpres, Partai Gelora Indonesia lahir dengan visi besar yang mempersatukan bangsa. “Memulai dari Akhir” begitu Anis Matta sering menyebutnya.

Menentukan visi besar adalah cara memulai dari akhir, kemudian disusunlah “roadmap” atau peta jalan untuk menuju ke visi besar itu, dan berdirinya Partai Gelora Indonesia adalah bagian terpenting dari roadmap itu. Tujuan atau visi besar, roadmap atau peta jalan serta rute yang akan ditempuh secara integrasi di ibaratkan oleh Anis Matta dengan GPS untuk Indonesia masa depan.

Anis Matta mempersepsi bahwa politik dan demokrasi adalah industri pemikiran, semua harus dimulai dengan pikiran, dengan ide dan gagasan. Tetapi pikiran, ide dan gagasan yang dilandasi dengan pengetahuan bukan dengan prasangka tanpa ilmu. Disinilah kemudian Anis Matta dkk berdiskusi, berdebat dan berdialektika untuk mencari formulasi Indonesia masa depan dan menjadi kekuatan 5 besar dunia.

Jadi Partai Gelora Indonesia dimulai dengan pikiran, ide dan gagasan, bukan hanya berlandaskan dengan pengetahuan saja, tetapi pengalaman mengelola partai puluhan tahun dengan jatuh-bangun juga menjadi bagian dari bangunan narasi, disini pengetahuan bertemu dengan pengalaman. Ide, pengetahuan dan pengalaman, disinilah awal mula Partai Gelora Indonesia melangkah.

Tetapi basis ide, pengetahuan dan pengalaman adalah awal, narasi Arah Baru Indonesia tidak bisa hanya berhenti di ide dan alam pikiran, dia harus berinteraksi dengan publik beserta lingkungan strategisnya, maka lahirlah Gerakan Arah Baru Indonesia sebagai gerakan untuk membangun basis sosial, disinilah ide dan gagasan berinteraksi dengan pikiran-pikiran publik dan situasi masyarakat, Fahri Hamzah secara mumpuni menjadi juru bicara yang komprehensif dan multitalenta dalam hal ini. Dengan mesin dan jaringan politik pada saat itu Fahri Hamzah berhasil memberikan keyakinan kepada publik tentang narasi Arah Baru Indonesia. Jadi ada produksi ide dan pemikiran kemudian ada juga marketing, maka yang dibutuhkan selanjutnya adalah jaringan distribusi, disinilah Partai Gelora Indonesia berdiri menjadi gerakan politik sekaligus sebagai jaringan distribusi narasi Arah Baru Indonesia. 

RELEVAN

Narasi Arah Baru Indonesia akhirnya menyelesaikan cara kerjanya menjadi gerakan pemikiran, sosial dan politik, sekaligus memiliki produk, marketing dan jaringan distribusi. Dengan memahami roadmap ini, maka keraguan publik apakah Partai ini sanggup lolos menjadi peserta pemilu dan eksis di 2024 mudah terjawab. Dua keraguan atau pertanyaan publik ini adalah persoalan marketing dan jaringan distribusi. Tetapi pekerjaan produksi terus berjalan dan selalu mengalami adaptasi-adaptasi agar tetap relevan dengan selera dan keinginan publik.

Untuk bisa menjadi peserta pemilu 2024 maka tahap awal sudah diselesaikan yaitu verifikasi partai politik oleh kemenkumham. Verifikasi ini sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan verifikasi parpol peserta pemilu, yang terpenting adalah syarat-syarat administrasi dan faktualnya terpenuhi. Sedangkan apakah Partai Gelora Indonesia sanggup eksis di Pemilu 2024? Rumus jawabannya cuma satu; RELEVAN.

Anis Matta sering mengulang-ulang istilah ini dalam rapat-rapat partai. Bahwa partai ini harus relevan kalau ingin dipilih rakyat. Relevan antara performance partai dengan selera publik, relevan antara situasi dengan keputusan-keputusan partai, dan juga harus relevan antara pikiran, artikulasi dan tindakan, atau dengan kata lain performance partai harus punya integritas.

Tetapi untuk eksis di Pemilu 2024 tidak terlepas dari regulasi dan lingkungan strategis yang melingkupinya. Di DPR bergulir wacana tentang perubahan jadwal Pemilu, ada beberapa opsi yang muncul ke permukaan dan itu masih melalui dialektika dan perdebatan, namun apapun nanti akhir putusannya maka semua itu akan merubah roadmap dan strategi, sebagai partai baru ini menguntungkan, karena akhirnya semua partai start dari nol. Roadmap dan strategi bisa dimodifikasi dan direvisi menyesuaikan dengan situasi, produksi narasi terus berjalan tanpa henti, jaringan distribusi terus bekerja dan melakukan penguatan dan perluasan jaringan, dan pada ujungnya nanti kita punya mentalitas percaya diri bahwa partai ini lahir untuk kejayaan Indonesia dan siap memimpin Indonesia.

Penulis: Irfan Enjo

Partai Gelora Rekrut Kader Secara Online

Selasa, 2 Juni 2020, 10:05 WIB

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia melakukan rekrutmen anggota di seluruh daerah setelah mengantongi SK dari Menkumham. Tak hanya offline, proses pendaftaran anggota juga bisa dilakukan melalui online.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP Gelora Indonesia, Mahfuz Sidik kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut Mahfuz, dengan perkembangan dunia digital yang begitu cepat dan canggih, maka, partai politik termasuk Partai Gelora juga harus bisa beradaptasi dan mengikuti zaman dalam sistem perekrutan anggota.

“Kita akan mengedepankan dan mengandalkan proses pendaftaran melalui online,” ujar Mahfuz.

Untuk merealisasikan hal itu, Partai Gelora sedang mempersipkan perangkatnya. “Kita sedang menyiapkan gelora App. Satu aplikasi yang terintegrasi tentang partai gelora termasuk registrasi membershipnya,” jelasnya.

Siapa pun anak bangsa yang ingin bergabung dan menyalurkan hak politiknya melalui Partai Gelora dipersilakan untuk mendaftarkan diri. Pada prinsipnya, Gelora tidak membatasi siapa pun yang ingin bergabung dan menjadi bagian dari partai.

“Siapa pun anak bangsa yang mau bergabung kita terbuka,” ungkapnya.

Tak hanya proses perekrutan keanggotaan, Mahfuz juga menargetkan menyusun kepengurusan Partai Gelora hingga 100 persen di seluruh kabupaten kota hingga kecamatan dan kelurahan.

“Perlengkapan sturktur sampai penuh menjadi agenda prioritas. Kalau sesuai dengan perencanaan yang disusun sampai kecamatan dan kelurahan itu total kepengurusan sampai 900 ribu orang,” ujarnya.

Namun, diakuinya, proses perekrutan orang untuk menjadi pengurus Partai Gelora di tengah situasi dan kondisi PSBB sangatlah sulit dan rumit. Tapi, kondisi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi Partai Gelora. Kalau dalam situasi sulit agenda-agenda strategis bisa diselesaikan dan dicapai.

“Ya mudah-mudahan dalam situasi yang ringan bisa melaju lebih kencang,” ujar dia.

Ketua DPW Partai Gelora Jawa Timur, Muhamad Sirot, sebelumnya menargetkan susunan kepengurusan sampai tingkat TPS.

“Usai keluarnya SK Kemenkumham, DPW Gelora Jatim akan melakukan pembentukan pengurus partai tingkat TPS. Dalam waktu dekat kami akan melakukan rekrutmen kader tingkat TPS,” ungkapnya.

Nantinya, jelas Sirot, di setiap TPS harus mempunyai minimal 5 orang pengurus. Rekrutmen kader hingga tingkat TPS ini untuk memastikan bahwa Partai Gelora Jatim harus menguasai teritori.

Bagi dia, penguasaan teritori ini juga memperkecil biaya politik karena Partai Gelora sejak sedari awal melakukan komunikasi dan pemberdayaan rakyat di tingkat TPS.

Saat ini, kepengurusan DPW Partai Gelora Jatim sudah terbentuk di 38 kabupaten/kota sedangkan level DPC terbentuk 413 kepengurusan tingkat kecamatan. [REN]

Sumber : rmco.id

https://rmco.id/baca-berita/parpol/36848/ikut-adaptasi-digital-partai-gelora-rekrut-kader-secara-online

[GELOMBANG SOLIDARITAS 2020 #GS2020]

Gelombang Solidaritas 2020 [disingkat dengan hashtag #GS2020] adalah protokol kolaborasi untuk menciptakan gelombang solidaritas menghadapi krisis pandemi Covid19. Keterlibatan Partai Gelora Indonesia tidak hanya untuk menghentikan dampak langsung dan penyebaran virus menyangkut kesehatan tetapi juga dampak turunan pada aspek ekonomi, sosial dan politik.

Partai Gelora Indonesia meletakkan diri sebagai pemegang amanah untuk bersama bangsa menghadapi segala tantangan, dengan memosisikan diri sebagai subjek dalam manajemen krisis. Kader, pimpinan dan struktur Partai Gelora Indonesia menyatukan narasi dan aksi untuk membantu dirinya sendiri, lingkungan terdekatnya, masyarakat hingga bangsa untuk menyelesaikan berbagai masalah terkait pandemi.

Dengan memurnikan niat, menebar optimisme menghadapi tantangan, Partai Gelora Indonesia mengajak seluruh elemen masyarakat dengan semangat kolaboratif untuk kesatuan bangsa. Dengan keyakinan bahwa Indonesia tidak kalah dan akan segera bangkit, Partai Gelora Indonesia telah melakukan aksi meliputi 3 klaster yaitu:
1. Pembagian Bantuan Sembako dan Alat Kesehatan,
2. Desinfeksi di Rumah dan Lokasi Keramaian.
3. Penanganan Aspek Psikis melalui Trauma Healing dan Forum Diskusi.
Pada tahap lanjutan, setidaknya sepanjang 2020, akan dilakukan aksi untuk membantu masyarakat memulihkan penghidupannya, edukasi hidup dalam ‘New Normal’ dan program ketahanan pangan rumah tangga.

Anis Matta Sulap Ruang Kerjanya Jadi Studio Mini

, , , ,

JAKARTA – Ada yang baru di ruang kerja Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia. Ruang penuh buku di lantai dua rumah di bilangan Ciganjur, Jakarta Selatan, itu berubah jadi studio mini tempat Anis Matta melakukan rapat-rapat dan ceramah Ramadan daring, serta membuat video-video yang akan diunggah di media sosialnya.

Anis bercerita semula di meja kerjanya hanya ada satu komputer iMac selain laptop yang selalu ia bawa. Sekarang, di meja dan ruangan itu kabel-kabel berseliweran, stand ponsel, mikrofon kondensor dan mikrofon nirkabel lengkap dengan kaki dan filter, dan beberapa lampu LED.

“Sejak pandemi Covid-19, saya berusaha beradaptasi dengan kondisi. Rapat-rapat partai harus tetap berjalan, undangan ceramah juga masih banyak, apalagi kemarin kan Ramadan. Karena itu saya menyiapkan perangkat ini supaya interaksi dan komunikasi dengan teman-teman di seluruh Indonesia tetap nyambung,” kata dia saat menyampaikan ceramah daring bertema ‘Elemen-Elemen Perubahan menurut Al-Quran’, Sabtu (6/6/2020) malam.

Selama Ramadan, Anis membuat serial video yang diberi judul ‘1 Menit Bersama Islam’ yang ditayangkan setiap dua hari sekali di YouTube.

Sampai sekarang seri itu masih dia kerjakan. Selain itu, dia memberi ceramah Ramadan lewat Zoom yang juga disiarkan lewat platform-platform media sosial Instagram, Facebook, dan YouTube.

“Ceramah Ramadan kali ini menarik, beberapa kali dengan tuan rumah yang berbeda, dengan audiens yang tidak terbatas karena online. Walaupun tuan rumahnya di Surabaya, yang mengikuti dari seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri. Inilah keunggulan teknologi dalam membuka ruang-ruang komunikasi,” katanya.

Anis bercerita bahwa soal teknologi ia serahkan kepada anak-anaknya yang masuk generasi milenial dan Gen Z.

“Semua saya serahkan ke anak-anak. Mereka adalah generasi ‘digital native’, dikasih gadget sebentar saja sudah di-oprek. Begitu juga detail-detail di media sosial,” kata Anis.

Menurut Anis, krisis ini menyebabkan ketidakpastian yang panjang dan sangat mempengaruhi mood masyarakat. Karena itu, setiap kebijakan penanganan dan nanti pemulihan pasca-pandemi harus betul-betul memperhatikan ‘stamina psikologis’ masyarakat.

“Yang memakan energi kita adalah ketidakpastian. Tidak pasti apakah kita sendiri terinfeksi atau tidak, tidak pasti apakah keluarga kita aman, dan tidak pasti kapan krisis ini berakhir. Sekarang krisis sudah bergerak dari krisis kesehatan ke krisis ekonomi dan masyarakat sudah mulai kelelahan. Kelelahan terjadi pada sisi psikologi dan ekonomi. Ini yang harus dicermati oleh semua pihak, terutama para pengambil kebijakan,” papar Anis.

Partai Gelora yang ia pimpin pun melakukan adaptasi digital dalam mengurus pendaftaran dan pengesahan Kementerian Hukum dan HAM RI.

Sebagian besar proses itu dilaksanakan secara online. Bahkan, penyerahan SK Menteri Hukum& HAM RI tentang pengesahan badan hukum dilaksanakan lewat pertemuan online antara Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly dan pemimpin Partai Gelora, serta disaksikan oleh seluruh pengurus Gelora tingkat provinsi dan kabupaten/kota dari Sabang sampai Merauke.

“Saya mengapresiasi Pak Yasonna dan tim yang mampu beradaptasi dan melakukan digitalisasi sehingga pelayanan ke masyarakat tidak terganggu,” kata Anis.

Kembali ke soal studio mini, Anis bercerita walau ia sudah mulai mengumpulkan alat-alat sejak awal penetapan Work From Home pada pertengahan Maret, masih ada alat-alat yang dipinjam dari anak-anaknya.

“Ada dua HP yang masih pinjam dari anak-anak saya. Jadi kalau saya live streaming, mereka tidak bisa main medsos atau WA-an. Mereka ngomel dan menyuruh saya beli, tapi saya bilang tokonya tutup karena pandemi,” katanya tertawa.

Partai Gelora Resmi Terima 3 SK Menkumham

, , , ,

JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia secara resmi telah menerima secara fisik tiga Surat Keputusan (SK) Menkumham terkait Pengesahan Badan Hukum Partai Gelora yang telah dilakukan penyerahan secara virtual pada Selasa (2/6) lalu.

“SK Menkumham secara resmi sudah kita ambil, setelah dilakukan penyerahan secara virtual pada Selasa 2 juni 2020 jam 14.00 WIB,” ujar Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Jumat (5/6).

Menurut Mahfuz, SK Menkumham RI Nomor M.HH-11.AH.11.01.01 Tahun 2020 tersebut, diambil langsung oleh dirinya selaku Sekjen Partai Gelora di kantor Kemenkumham di bilangan, Kuningan, Jakarta Selatan.

“SK tersebut diserahkan secara langsung oleh Dirjen AHU Pak Cahyo Muzhar Rahardian SH, LLM, dan didampingi Direktur Tata Negara, Dr Baroto, SH, MH,” jelasnya.

Mahfuz mengatakan, SK Menkumham itu berisikan tiga SK, yakni SK Badan Hukum Partai Gelora, SK AD dan ART, serta SK Kepengurusan DPN.

Usai mengambil SK Menkumham tersebut, Mahfuz bertemu dengan Ketua Umum Partai Gelora Muhammad Anis Matta, Wakil Ketua Umum Gelora Fahri Hamzah dan beberapa pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) di suatu tempat di Patra Kuningan, Jakarta.

SK Menkumham tersebut, lantas diberikan kepada Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta untuk dibuka secara bersama-bersama. Mahfuz kemudian diminta Anis Matta membacakan satu per satu SK Menkumham.

Dalam kesempatan itu, Mahfuz juga diminta memperlihakan logo Partai Gelora yang telah disahkan. Logo tersebut terinspirasi dari gulungan ombak lautan, serta memiliki makna kehidupan dan energi, yang diberi nama gelombang.

Mahfuz Sidik menyatakan diperlukan adanya satu arus baru di mana bangsa Indonesia tidak terjebak dalam inferiority complex (rasa rendah diri).

“Kita bangun keyakinan dan visi baru bahwa Indonesia mampu menjadi aktor dunia. Dan situasi krisis yang sedang melanda dunia saat ini bisa menjadi momentum untuk memulai visi itu,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Menkumham Yasonna H Laoly (Menkumham) Yasonna H Laoly secara resmi menyerahkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-11.AH.11.01.01 Tahun 2020 tentang Pengesahan Badan Hukum Partai Gelora Selasa (2/6/2020) pagi ini, sehari setelah peringatan Hari Lahirnya Pancasila.

Penyerahan dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom oleh Menkumham Yasonna Laoly kepada Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Muhammad Anis Matta di Jakarta.

Penyerahan SK Menkumham tersebut, sudah sesuai timeline yang dibuat Partai Gelora. Dimulai pada 28 Oktober 2019, piagam pendirian Partai Gelora.

Lalu, pada 10 November 2019 dilakukan deklarasi pendirian Partai Gelora dan pelantikan pengurus pusat yang terdiri dari Majeis Permusyawaratan Nasional, dan Mahkamah Partai dan Dewan Pimpinan Nasional

Kemudian pada 11 November 2019, pendaftaran Akta Notaris Partai Gelora. Pada 12 Nov 2019 sampai dengan 12 Maret 2020 dilakukan pembentukan struktur tingkat provinsi, kabupaten, kota dan kecamatan, serta pelengkapan persyaratan administratif untuk pendaftaran.

Selanjutnya pada 31 Maret 2020 dilakukan pendaftaran Partai Gelora ke Kemenkumham, dan pada 19 Mei 2020 SK Menkumham ditandatangani, serta pada 2 Juni 2020 dilakukan penyerahan SK Menkumham ke Partai Gelora.‎

Link terkait:

https://www.jawapos.com/nasional/politik/05/06/2020/partai-gelora-resmi-terima-3-sk-menkumham/

Sumber: Jawa Pos

Dapat SK Menkumham, Partai Gelora Sah Jadi Partai Politik

, , , , , ,

JAKARTA – Partai Gelora yang diketuai oleh Anis Matta sah menjadi salah satu partai politik di Indonesia. Hal ini setelah Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly menyerahkan surat keputusan (SK) tentang pengesahan Badan Hukum partai tersebut secara virtual.

“Berdasarkan hasil verifikasi dan administrasi secara faktual, maka Partai Gelora memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga dapat sebagai badan hukum partai politik,” ujar Yasonna, Selasa (2/6).

Ia menyampaikan, Partai Gelora dinilai sebagai partai yang memiliki modal kuat untuk mengarungi dunia perpolitikan Indonesia karena di dalamnya terdapat tokoh yang sudah tak asing didengar, seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah. Tak lupa ia menyampaikan harapannya, agar Partai Gelora dapat mengirimkan wakilnya di parlemen.

“Untuk memperjuangkan kepentingan bangsa, aspirasi masyarakat yang didirikan oleh tokoh-tokoh yang secara pribadi sudah saya kenal,” ujar Yasonna.

Ia juga menyampaikan, agar Partai Gelora juga ikut berkontribusi kepada masyarakat di tengah pandemi virus Covid-19. “Saya berharap kita sebagai anak bangsa dan semua yang ada di sini, masyarakat dapat bersama-sama merapatkan barisan,” ujar Yasonna.

Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta mengatakan kehadiran partainya bertujuan mempertajam akal kolektif bangsa. Apalagi saat ini Indonesia sedang mengalami berbagai masalah akibat pandemi Covid-19.

“Kita hanya mungkin bisa merumuskan peta jalan baru itu jika kita memberikan ruang bagi akal kolektif bangsa Indonesia untuk bekerja,” ujar Anis.

Pancasila juga disebutnya sebagai akal kolektif bangsa yang digagas oleh para pendiri bangsa. Dengan itu, Anis berharap Partai Gelora juga dapat menjadi hal tersebut dan menjadi solusi bagi Indonesia.

“Partai Gelora sebagai partai politik resmi berbadan hukum. Mudah-mudahan momentum Pancasila ini, Partai Gelora bisa mewarnai siklus perubahan di negeri ini,” ujar Anis.

Link terkait:

https://republika.co.id/berita/qba6d7335/dapat-sk-menkumham-partai-gelora-sah-jadi-partai-politik

Sumber: Republika

Serahkan SK, Menkum HAM Yakin Partai Gelora Siap Berlaga di Pemilu 2024

Partai Gelora dinyatakan sah sebagai partai politik. Partai besutan Anis Matta dan Fahri Hamzah; itu sah menjadi partai politik setelah menerima Surat Keterangan (SK) Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM); tentang Pengesahan Badan Hukum Partai Gelora.

Penyerahan SK dilakukan Menkum HAM Yasonna H Laoly secara simbolis dalam rapat yang digelar virtual hari ini, Selasa (2/6/2020). Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Waketum Fahri Hamzah dan Sekjen Mahfudz Siddiq mengikuti rapat virtual tersebut.

“Ucapan selamat saya kepada pengurus Partai Gelora di seluruh Indonesia. Semoga Partai Gelora dapat lebih menggelorakan semangat nasionalisme, optimisme kepada seluruh bangsa Indonesia di bawah panji-panji Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Yasonna dalam rapat sebagaimana keterangan tertulis yang diterima.

Yasonna menyatakan Partai Gelora lolos verifikasi secara administrasi dan faktual sesuai peraturan perundang-undangan sehingga dinyatakan sah sebagai badan hukum partai politik. Dia yakin Partai Gelora akan menjadi salah satu pesaing kuat bagi partai lainnya pada Pemilu 2024.

“Sebagai menteri yang telah menerima permohonan pendaftaran badan hukum partai politik, saya melihat Partai Gelora bisa melakukannya secara terstruktur dan masif,” sebut Yasonna.

“Saya percaya pada pesta demokrasi 2024 (Partai Gelora) akan menjadi contender yang diperhitungkan partai-partai lain,” imbuhnya.

Setelah Gelora sah sebagai partai politik, Yasonna berharap jajaran pengurus partai tersebut bisa membantu pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus Corona (COVID-19) yang sedang mewabah di Indonesia. Politikus PDIP itu ingin Partai Gelora juga ikut menggelorakan agar masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan.

“Saya berharap jajaran pengurus Partai Gelora bersama pemerintah melalui aksi sosial dan memutus rantai penyebaran COVID, jalani protokol kesehatan, gunakan masker, cuci tangan dengan air mengalir, serta jaga jarak,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum (Ketum) Partai Gelora Anis Matta menyampaikan terima kasih kepada jajaran Kemenkum HAM. Anis Matta berharap Partai Gelora bisa membantu masyarakat Indonesia keluar dari krisis yang saat ini terjadi.

“Kami berharap Partai Gelora Indonesia bisa berkontribusi secara positif dan ikut membawa Indonesia keluar dari krisis. Pada hari ini, satu tahap perjalanan kita sudah selesai. Hari ini kita menerima buah dari hasil kerja keras itu,” ujar Anis Matta.

Sekjen Partai Gelora Mahfudz Siddiq menambahkan pihaknya telah mengeluarkan edaran untuk menggerakkan sumber daya membantu masyarakat menanggulangi dampak COVID-19. Partai Gelora, sebut dia, juga membentuk Gelombang Solidaritas Nasional yang dipimpin Fahri Hamzah.

“Indonesia harus sama-sama kita jaga. Krisis kesehatan jangan sampai berkembang menjadi krisis sosial dan politik,” ucap Mahfudz.

“Pak Anis Matta menegaskan Pancasila dan nasionalisme adalah fondasi penting untuk kita tidak terseret pada keretakan dan perpecahan akibat pandemi COVID-19 ini,” imbuhnya.

(detiknews)

5 Tantangan Partai Gelora

Gelora Resmi jadi Partai di Bulan Mei 2020 bertepatan juga bulan Ramadhan ini. Sah dibulan baik, semoga juga bermanfaat baik untuk masyarakat.

Saya memandang partai Gelora yang saya ikut didalamnya hanya sebagai kendaraan politik, tidak lebih, partai bukan segala-galanya yang atribut partai itu selalu dibawa kemana-mana dengan loyalitas yang kaku.

Apalagi menempatkan partai bagian dari syariat agama, sudah jauh itu saya tinggalkan. Menjadikan agama sebagai semangat dalam semua kehidupan salah satunya berpolitik adalah wajib. Tapi menjadikan agama sebagai baju dalam berpolitik bukan pilihan saya. Saya cukup kaku soal ini. Pertanggung jawabannya besar. Karena Agama bukan barang dagangan yang Allah dan Nabi juga melarangnya.

Sehingga pilihan Partai Gelora untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar adalah tepat. Hubungan dan kewajiban dengan Tuhan bisa ditunaikan, hubungan kebangsaan bisa lebih luas tanpa sekat-sekat identitas.

Partai adalah jembatan untuk menempatkan kader-kader bangsa terbaik untuk memberikan maslahat bagi rakyat dan umat.

Namun begitu, ada tantangan besar yang harus dipecahkan oleh Gelora diawal kelahirannya ini, paling tidak ada 5 tantangan.

1. Tantangan Ketokohan

Salah satu ide dasar dari terbentuknya Partai Gelora adalah merobohkan budaya politik oligarki, budaya feodal.

Makanya jujur saya negh kalau ada kader Gelora yang menulis Mantap saja di Plesetkan jadi MantaFH. Mengagung-ngagungkan tokoh. Saya pengagum FH, jangan ragukan itu, tapi, saya mengaguminya sebatas pada gagasan yang ia sampaikan, bukan figuritas.

Begitu juga dengan Anis Matta. Saya juga males kalau disebut sebagai loyalis Anis. Kalau suatu saat Anis tidak konsisten dengan gagasannya saya juga akan meninggalkannya.

Kita disatukan dalam narasi dan gagasan, bukan figuritas. Emang siapa FH dan Anis, tanpa ide dan gagasannya ia bukan siapa-siapa.

Selanjutnya spectrum ketokohan harus diperluas. Gelora hanya akan sebesar FH dan Anis bila ketokohan hanya mandeg dimereka saja.

Meskipun menaikan ketokohan Anis dan FH adalah wajib, karena tokoh adalah alat partai bicara dan dikenal konsituen.

Dulu, Anis Mata pernah mencanangkan 100 Tokoh Muda yang siap dihibahkan untuk bangsa. Mari kita mulai lagi ide dan gagasan itu.

2. Tantangan Sistem

Membangun Partai Modern, inilah cita-cita Gelora. Bukan Partai Feodal, semua terserah Ketua Umum, jadinya para elit partai rame-rame menjilat ketum biar dapat posisi bagus. Yang jauh dari ketum, gigit jari, potensi, prestssi ndak penting lagi. Yang penting ketum senang. Bukan Partai seperti ini yang kita inginkan.

Sistem partai harus terbuka. Egaliter, herarkis kader hanya dalam tugas dan wewenang yang tersusun rapi dalam konstitusi partai. Tidak ada yang dibawah meja, pintu belakang, titipan si anu, si itu. No, semua tersistem sehingga fair.

Ini juga pembelajaran Demokrasi, Labolatorium demokrasi bagi kader partai. Jadi pemimpin juga harus siap bising dan siap berganti.

Dengan sistem ini, kita berharap Gelora bisa menjadi partai kuat yang usianya lebih panjang dari usia ketum.

Tantangan, karena partai yang sekarang ada saya bisa katakan mayoritas partai sekarang Feodal. Sistem hanya basa-basi.

3. Tantangan Finansial

Ini Partai dilahirkan dari orang “pinggiran” bukan orang kaya raya atau tokoh nasional yang hebat sekelas Prabowo, Megawati atau SBY. Tantangan Finansial ini nyata. Walau sebagian orang tabu, tapi harus diselesaikan.

Jika ada yang mengatakan Anis Matta disokong dana Yahudi. Itu Halusinasi entah darimana. Ada juga gosip, yang ikut Gelora dapat uang 300 Juta, aduh mabok itu orang.

Berpartai dan mengikuti kontestasi Demokrasi membutuhkan modal biaya yang mahal.

Pendanaan Partai menjadi persoalan yang belum terselesaikan sampai sekarang dalam Demokratisasi di Indonesia. Indonesia belum sampai pada tahab dimana orang cerdas hanya menggunakan otaknya untuk dapat duduk menjadi pejabat publik yang melayani masyarakat. Mereka harus merogoh goceknya sendiri, hasilnya orang cerdas kalah dengan yang punya uang.

Untuk dapat mengikuti pemilu dan berkontestasi didalamnya dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Jika melihat latarbelakang pimpinan partai gelora, jika ada kader gelora yang punya mindset, bahwa ikut Gelora untuk mencari uang, kayaknya mindset anda perlu dirubah dari sekarang, atau turun kapal sebelum berjalan jauh. Karena mereka ndak kaya-kaya amat untuk menjadi sinterklas yang membagikan hadiah-hadiah.

Sistem pendanaan partai inilah yang perlu disusun. Tantangan betul yang sampai saat ini saya juga belum ada ide.

Namun tentu saya tidak ingin Gelora pakai cara lama, dengan memotong penghasilan kader juga zakatnya untuk menghidupi partai. Saya menolak tanpa diskusi kalau ini dipraktekan.

4. Tantangan Keberagaman

Partai Gelora Indonesia adalah partai yang sangat terbuka, sehingga kader partai ini sangat beragam, ini tantangan berikutnya.

Tantangan yang tidak mudah, namun justru ini adalah playground pertama sebelum mengurus bangsa. Kalau mengurus partai dengan keberagaman saja tidak bisa bagaimana mengurus negara dimana bangsa yang memiliki suku terbanyak didunia.

Beda latarbelakang agama, latar belakang budaya, latar belakang motivasi pribadi dan lainnya. Bagaimana mengikatnya dalam narasi dan gagasan yang sama agar benar-benar menjadi gelombang.

Era sekarang adalah era kolaborasi, bukan kompetisi. Bisakah Gelora membuat Gelombang ini? Jika berhasil akan benar-benar menjadi gelombang yang kuat.

Karena Narasi dan Gagasan sudah kuat. Arah Baru Indonesia, Indonesia 5 besar Dunia itu sangat kuat. Jika ada yang mengatakan itu hanya angan-angan itu hanya nyinyiran kebencian yang khawatir dengan kehadiran Gelora.

5. Tantangan Elektoral

Kabarnya PT akan dinaikan menjadi 7-8 % ini tantangan elektoral yang tidak mudah bagi partai baru. Meskipun sudah biasa Partai Pendatang baru langsung degradasi dikesempatan pertama, Tapi Anis Matta mengatakan, kita tidak akan mengulangi kegagalan yang sama dulu, kita harus jadi manusia pembelajar.

Untuk itulah singkron dengan tantangan ketokohan, spectrum tokoh harus segera diperluas. Kayaknya ide 100 tokoh Gelora bagus untuk digulirkan diberbagai daerah, menjadi titik-titik pusat yang menggema dengan gagasan baru.

Tulisan ini adalah perspektif pribadi, dimana saya punya ekspektasi yang tidak sederhana dari lahirnya sebuah partai baru yang semoga menjadi solusi kebangkitan kebangsaan.

Indonesia punya peluang menjadi negara besar ditahun 2050. Bisa lebih cepat datang, atau justru bisa gagal, tergantung siapa yang mengemudikan kapal besar Bangsa ini.

Arka Atmaja
Wong Ndeso dari Jateng

Malam Lailatul Qadar, Partai Gelora Resmi Berbadan Hukum Parpol

Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) kini resmi Berbadan hukum sebagai partai politik. Setelah hampir satu bulan lamanya, akhirnya Partai Gelora mendapatkan SK Menkumham RI.

“Alhamdulillah, di tengah suasana 10 hari terakhir bulan Ramadhan ini, kami mendapatkan kabar dari Pak Menteri Yasonna H. Laoly bahwa SK Menkumham untuk Partai Gelora sudah ditandatangani. Insya Allah setelah lebaran, akan dilakukan seremoni penyerahan SK dari Menkumham kepada Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, M. Anis Matta. Mohon doanya,” ujar Sekjen DPP Partai Gelora Mahfuz Siddiq, dalam pernyataannya kepada VIVAnews, Selasa 19 Mei 2020.

Partai Gelora, yang sebagian besar pengurusnya adalah mantan elit PKS, sudah mendaftarkan sejak 31 Maret 2020. Selain kepengurusan pusat, kata Mahfuz, juga didaftarkan kepengurusan untuk 34 DPW, 484 DPD dan 4394 DPC.

Direktur Tata Negara Ditjen AHU Kemenkumham, Dr. Baroto, mengatakan proses verifikasi administratif telah selesai pada 21 April 2020. Lalu dilanjutkan verifikasi faktual yang telah selesai pada 11 mei lalu.

“Untuk penyerahan SK Menkumham nantinya akan dilakukan melalui pertemuan virtual, dan kabarnya akan dihadiri seluruh jajaran pimpinan Partai Gelora Indonesia dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Pak menteri akan menjadwalkan setelah libur Idul Fithri,” jelas Baroto.

Sementara Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, M. Anis Matta, menyambut gembira dengan terbitnya SK tersebut. Anis yang merupakan mantan Presiden PKS itu siap tempur ke depannya.

“Partai ini lahir di tengah krisis. SK-nya ditandatangani menjelang malam-malam Lailatul Qadar. Tugas besar kami membangun gelombang solidaritas rakyat untuk mampu keluar dari krisis, dan selanjutnya membawa Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama dunia,” kata Anis.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X