Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah, mulai melakukan kampanye perdana di dunia nyata, yang dia sebut ‘ngamen’ sebagai calon anggota Legislatif (Caleg) DPR RI nomor urut 1 di Daerah Pemilihannya atau Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I, sejak tanggal 7 November 2023, kemarin.
“Hujan deras dan atap berbunyi keras. Itulah perjuangan saya (Ngamen, mencari mandat rakyat,” ucap Fahri Hamzah dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/12/2023), terkait kampanye perdananya sebagai seorang caleg.
Dia menuturkan, setelah bikin partai (Gelora Indonesia), dan memastikan menjadi peserta Pemilu 2024, lalu saatnya seperti orang ‘Ngamen’ dari cafe ke cafe, minta suara dari rakyat tidak lah mudah.
Setelah bikin partai, memastikan jadi peserta Pemilu, lalu seperti orang Ngamen dari cafe ke cafe minta suara dari rakyat tidak lah mudah. Semoga amal usaha kita jadi pahala di sisiNya. Amin YRA. pic.twitter.com/UII9U5LpPe
“Tapi, semoga amal usaha kita jadi pahala di sisiNya. Amin YRA,” ujar mantan Wakil Ketua DPR RI yang juga menyatakan siap menyampaikan visi dan misi, program-program, serta narasi dan gagasannya untuk Dapil jika dipercaya kembali menjadi wakil rakyat NTB dari partai yang baru dibentuknya bersama Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta tersebut.
Fahri mengatakan, di hari pertama kampanye adalah datang untuk mendukung seorang ibu penyandang disabiltas yang maju sebagai caleg dari Partai Gelora di Kabupaten Lombok Barat-NTB, Fitri Nugrahaningrum.
“Saya terharu dengan pasukan Ibu Fitri yang hampir semuanya difabel,” kata Fahri yang tak lupa mengucapkan terima kasih kepada tim lapangannya yang terus bekerja.
Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Indonesia Anis Matta kembali menegaskan, bahwa peristiwa politik yang paling penting dalam empat tahun terakhir adalah rekonsiliasi antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kenapa ini penting, karena ketika berbicara krisis global dalam kaitan kepentingan umat, maka Indonesia diharapkan tidak menjadi taman bermainnya negara adidaya, seperti Syiria dan Ukraina,” kata Anis Matta dalam ‘Bincang Keumatan Bersama dengan Tokoh Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (9/12/2023) malam.
Anis Matta mengatakan, Indonesia saat ini membutuhkan satu kepemimpinan nasional yang bisa menyatukan elite nasional. Pada saat yang sama tidak mengizinkan kekuatan asing menjadikan Indonesia sebagai tempat bermain atau playground.
Karena itu, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami situasi geopolitik sekarang. Sehingga dalam memilih pemimpin itu, tidak perlu sempurna, tapi disesusuaikan dengan situasi kondisi saat ini.
“Di sejarah Islam sendiri, kita mengenal satu fakta, bahwa dalam memilih pemimpin itu tidak perlu sempurna, tapi orang yang tepat. Jadi yang menentukan orang itu layak atau tidak kita pilih, itu masalah relevansi saja,” katanya.
Artinya, keberadaan Prabowo sebagai calon presiden (capres) di pemilihan presiden (Pilpres) 2024, sangat relevan dengan ke keadaan sekarang.
“Pak Prabowo itu saya kenal sebagai orang kuat dan sekarang saya kenal sebagai orang yang rendah hati, karena beliau berani mengambil keputusan yang tidak menyenangkan bagi pengikutnya demi kemaslahatan yang lebih besar,” katanya.
Demikian pula dengan Presiden Jokowi yang berbesar hati berani mengajak lawan politik menjadi menteri di kabinetnya. “Kedua orang ini (Prabowo Subianto-Joko Widodo) adalah orang baik yang mau berbesar hati melakukan rekonsiliasi bersama-sama,” katanya.
Sementara kehadiran Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto itu, adalah dalam konteks melanjutkan rekosiliasi.
“Di koalisi pun Mas Gibran ini pemersatu, karena teman-teman di Golkar punya calon sendiri sesuai dengan amanat munasnya, Pak Airlangga Hartarto. PAN punya calon Erick Thohir, Demokrat juga punya calon. Dan perlu diingat berpisahnya PKB dengan Gerindra juga soal pencalonan ini,” katanya.
Menurut Anis Matta, jika Gibran tidak menjadi cawapres Prabowo, maka Koalisi Indonesia Maju (KIM) bisa bubar, karena semua partai politik mencalonkan calonnya masing-masing.
“Jadi kalau Mas Gibran tidak diambil, maka Koalisi Indonesia Maju bisa bubar. Mas Gibran ini yang menyatukan dan bisa diterima oleh semua partai. Tetapi sekali lagi, ini bukan soal pemimpin yang ideal, tapi siapa yang tepat. Sisi ketepatannya disini lebih pada makna melanjutkan rekonsilisiai antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi,” ujarnya.
Anis Matta menilai pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah kandidat yang berani menolak Indonesia dijadikan playground negara adidaya dibandingkan dua pasangan capres-cawapres lainnya.
“Saya ini bukan tipe orang yang suka membela calon yang didukung itu berlebihan. Saya juga tidak suka menisbahkan sifat-sifat yang tidak ada pada seseorang, hanya semata-mata karena mencalonkannya. Semua calon itu pasti ada kelemahannya,” ujar Anis Matta.
Sehingga ketika semua orang tengah mempertanyakan kemampuan Gibran sebagai cawapres Prabowo, Anis Matta mengingatkan, kembali soal memori penunjukkan KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres Presiden Jokowi di periode kedua, yang juga dipertanyakan kemampuannya ketika itu.
“Waktu Sandi (Sandiaga Uno) jadi wakilnya Pak Prabowo di Pilpres 2019, saya sudah ingatkan hati-hati kalau debat sama Kiai Ma’ruf, beliau punya intelektualitas yang luar biasa. Saya mengenal beliau di Komisi XI, tapi tidak semua orang tahu backgroundnya. Dan begitu perdebatan terjadi, Sandi-nya kewalahan,” ungkapnya.
Hal yang sama juga ada pada diri Gibran Rakabuming Raka. Anis Matta berharap agar semua pihak tidak underestimate (meremahkan) Gibran, karena belum ada perbebatan dalam debat cawapres yang dilakukan. Dalam pandangannya, Gibran juga memiliki success stories yang tidak diketahui semua orang.
“Intinya jangan undersitimate. Mas gibran dipertanyakan kemampuanya oleh banyak orang, padahal belum kita coba dalam debat. Dalam skala tertentu dia juga punya succes stories,” katanya.
Pada prinsipnya, Partai Gelora tidak ragu maupun canggung dalam mendukung pasangan Prabowo-Gibran, karena sudah sesuai dengan alur konteks sekarang.
“Pasangan Prabowo-Gibran ini memberi perhatian besar kapada pembinaan SDM. Kampanye bantuan gizi ibu hamil, susu dan makan siang gratis dan kuliah gratis itu merupakan permulaan dari pikiran besar, revolusi pendidikan di Indonesia,” katanya.
Program Partai Gelora tersebut, lanjut Anis Matta, juga akan menghidupkan ekonomi rakyat misalnya dalam penyediaan susu dan makan siang gratis di sekitar sekolah, karena kebutuhanya akan disediakan oleh masyarakat sekitar.
“Dengan memberikan hak-hak dasar kepada masyarakat, negara akan menyebarkan momen keberuntungan bagi generasi-generasi saat kebijakan tersebut dibuat. Negara memikirkan dia dari kandungan hingga kuliah, sehingga stunting tidak ada dan generasi yang tercipta berpengetahuan tinggi,” pungkasnya.
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan, berdasarkan hasil survei, elektabilitas Partai Gelora saat ini sudah mencapai 4 persen atau memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold).
Karena itu, Anis Matta optimistis Partai Gelora akan lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Anis Matta dalam Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Timur di Developmental Basketball League (DBL) Arena, Surabaya, Sabtu, Jawa Timur (Jatim) (9/12/2023).
“Saya ingin memberikan kabar gembira kepada saudara-saudara bahwa, semua kesulitan kita sudah kita lalui. Dan alhamdulillah secara elektablitas, kita sekarang on the way menuju threshold 4 persen,” kata Anis Matta.
Menurut Anis Matta, sumber keyakinan dirinya bahwa Partai Gelora akan melenggang ke Senayan, selain berdasarkan hasil survei adalah keyakinan pribadinya kepada Allah SWT.
“Bahwa Partai Gelora ini adalah partai kaumnya mustadh’afin, orang-orang tertindas atau orang-orang lemah. Dan Allah SWT telah menjanjikan, bahwa kaum mustadh’afin akan dijadikan pemimpin-pemimon dan pewaris di bumi. Posisinya akan dikokohkan oleh Allah SWT,” katanya.
Partai Gelora, kata Anis Matta, sengaja didirikan untuk kaum mustadh’afin, bukan untuk orang-orang kaya. Hal itu bisa dilihat dari calon anggota legislatif (caleg) yang diusung Partai Gelora di Pemilu 2024 pada semua tingkatan.
“Kaum mustadh’ain ini akan ditolong dan diberikan rezeki oleh Allah SWT. Kaum mustadh’afin ini adalah sumber kemenangan kita,” katanya.
Anis Matta menegaskan, bahwa sumber keyakinan tersebut, merujuk pada sejarah perjuangan para nabi, termasuk zaman Rasullah, Nabi Muhammad SAW. Dimana ke semuanya adalah mengangkat martabat kaum mustadh’afin.
“Contohnya adalah ketika Rasulullah SAW meminta Bilal untuk mengumandangkan adzan di Ka’bah. Bilal itu seorang budak Quraisy. Bahkan untuk naik ke Ka’bah, Rasullah minta Bilal naik ke pundak Abu Bakar dan Umar Bin Khattab,” katanya.
Artinya, kaum mustadh’afin ini diberikan tempat yang mulia dan akan diangkat harkat, serta martabatnya. Anis Matta menilai Partai Gelora menjadi tangga naik bagi kaum mustadh’afin untuk menjadi pemimpin di Indonesia.
“Jadi kita sekarang seperti berlayar di tengah laut, kita menghadapi banyak gelombang menuju sebuah pulau. Ini yang kita rasakan selama 2020 sampai 2023. Pulaunya sudah terlihat, tapi masih tertutup kabut. Anggap saja hasil survei itu sebagai kabut, tetapi kompas dan navigasi kita sudah benar. Dan Insya Allah kita lolos threshold,” katanya.
Anis Matta menyadari bahwa narasi Partai Gelora dianggap terlalu besar, dan terkadang tidak nyambung dengan keiginan dan realita masyarakat yang cenderung pragmatis, menginginkan agar kebutuhan sehari-hari mereka dipenuhi seperti sembako dan minyak goreng.
“Tapi saya yakin, pendapat itu akan berubah dan Partai Gelora akan mempunyai posisi kokoh di masyarakat. Insya Allah dalam waktu sisa 60 hari ini, kita akan mencapai target, termasuk di Jawa Timur,” katanya.
Anis Matta meminta kader Partai Gelora meniru pola perjuangan Hamas dalam melawan negara zionis Israel yang didukung Amerika Serikat, dengan memaksimalkan jumlah SDM dan amunisi yang terbatas.
“Jadi misalnya kalau dikasih 10 peluru, pastikan 10 tembakan itu mengenai dan tidak yang sia-sia, semuanya tepat sasaran. Jadi saya ingin saudara-saudara belajar dari Hamas, dimana yang dihadapi itu raksasa Israel yang di belakangnya ada Amerika yang terus menerus membantunya. Semua negara didunia sepakat bahwa yang memenangi perang itu Hamas, bukan Israel,” katanya.
Semua Jadi Prioritas
Sementara itu, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPN Partai Gelora Rico Marbun mengatakan, bahwa semua provinsi menjadi akan lumbung suara bagi Partai Gelora, tidak hanya Jatim saja.
“Kalau kita bicara threshold 4 persen, maka tidak ada pun satu provinsi yang tidak prioritas, semua prioritas untuk mendapatkan suara,” kata Rico Marbun.
Khusus di Jatim, kata Rico Marbun, Partai Gelora telah menempatkan mantan anggota legislatif di DPR dan Provinsi, serta para selebritis menjadi caleg DPR RI.
“Jadi Jawa Timur ini merupakan daerah priorotas kita untuk mendapatkan suara. Di Jawa Timur ini banyak kita tempatkan mantan angota legislatif di DPR dan DPRD provinsi, serta selebriti kita taruh caleg DPR pusat,” katanya.
Rico Marbun yakin Partai Gelora akan mendapatkan suara yang besar dari pemilih muda, baik milenial maupun gen Z. Salah satu program kuliah gratis yang diperjuangkan Partai Gelora adalah rangka menyasar pemilih muda.
“Jadi program Partai Gelora soal kuliah gratis itu, berkaitan langsung dengan hajat hidup kaum milenial. Ini sudah kami kalkulasikan, tinggal kebijakan politiknya ada atau tidak. Mudah-mudahan dari sini mileneal, gen Z atau pemilih mudah akan memilih Partai Gelora,” katanya.
Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menambahkan, dengan berbagai program yang akan diperjuangkan Partai Gelora mulai dari bantuan gizi untuk ibu hamil, makan siang gratis dan kualiah gratis menjadi momen keberuntungan bagi Indonesia.
“Misalkan nanti Partai Gelora menjadi bagian dari pembuat kebijakan, maka program yang kita perjuangkan ini akan menjadi moment of luck yang akan mempengaruhi kehidupan dalam jangka panjang. Partai Gelora ini adalah partai masa depan, dimana orientasinya untuk masa depan,” pungkanya.
Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Timur ini, juga dihadiri Ketua Bidang Teritori (Bangrer) III DPN Partai Gelora Ahmad Zaunuddin, pengurus DPN lainnya, Ketua DPW Partai Gelora Jatim Muhammad Sirot (Gus Siroj), Sekretaris DPW Misbakhul Munir (Gus Misbakh)
Lalu, dihadiri juga para Ketua DPD Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, para caleg DPR RI, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, serta kader Partai Gelora se-Jatim.
Sebelum menghadiri acara Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Timur, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta sempat melakukan dialog dengan para ibu hamil di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sudiarjo, Jatim
Saat menyapa para ibu hamil itu, Anis Matta telihat didampingi Ahmad Zainudin, Gus Siroj dan Gus Misbakh. Dalam kesempatan itu, Anis Matta menanyai satu persatu para ibu hamil mengenai proses kehamilannya dan memberikan dukungan moril kepada mereka.
Anis Matta menyampaikan, jika Partai Gelora menang, maka para ibu hamil akan dirawat negara, mendapatkan bantuan gizi, sehingga anak-anak tidak stunting dan membantu ekononomi keluarga.
Ketika anak-anak sekolah juga mendapatkan berbagai bantuan, termasuk susu dan makan siang gratis. Bahkan ketika lulus sekolah lanjutan atas, anak-anak juga akan mendapatkan jaminan kuliah gratis.
Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta turun melakukan konsolidasi pemenangan di Jawa Timur (Jatim). Di sela-sela acara konsolidasi tersebut, Anis Matta menyempatkan diri menyapa para ibu hamil (bumi) di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jatim.
Anis Matta juga menyempatkan diri blusukan ke wilayah Waru yang berada di perbatasan antara Kabuoaten Sidoarjo dengan Kota Surabaya untuk mensosialisasikan program GEN 170, memberikan edukasi dan bantuan makanan bergizi kepada ibu hamil alias bumil.
Dalam blusukan itu, Anis Matta disambut antusias oleh para ibu hamil yang ada di kawasan Wedoro, demikian juga para kader penggerak Posyandu. Mereka mengapresiasi ada partai yang peduli pada ibu hamil.
Anis Matta telihat didampingi Ketua Bidang Teritori III DPN Partai Gelora Ahmad Zainudin, Ketua DPW Partai Gelora Jawa Timur Muhammad Siroj (Gus Sirot dan Sekretaris DPW Misbakhul Munir (Gus Misbakh).
Ketua Bidang Perempuan DPN Ratih Sanggarwati dan aktivisi perempuan Partai Gelora peduli Pendidikan Neno Warisman juga terlihat hadir menemani Anis Matta blusukan.
Dalam kesempatan itu, Anis Matta menanyai satu persatu para bumil mengenai proses kehamilannya dan memberikan dukungan moril secara penuh kepada mereka.
Anis Matta menyampaikan, jika Partai Gelora menang, maka para bumil akan dirawat negara, mendapatkan bantuan gizi, sehingga anak-anak tidak stunting, serta dapat membantu ekonomi keluarga.
Ketika anak-anak sekolah para orang tua juga tidak perlu repot, karena anak-anak mereka mendapatkan berbagai bantuan pendidkan, termasuk susu dan makan siang gratis. Bahkan saat lulus sekolah lanjutan atas (SMA) pun, anak-anak juga akan mendapatkan jaminan kuliah gratis.
Partai Gelora, kata Anis Matta, telah mencanangkan program GEN 170 pada 2021 lalu. Program ini untuk membentuk generasi masa depan yang sehat dan kuat dengan tinggi minimal 170 cm.
“Ini program Gelora yang dicanangkan mulai tahun 2021 di Tangerang, Banten. Jadi tidak ada hubungannya dengan polemik asam sulfat atau asam folat. Sejauh ini yang saya tahu asam lambung, banyak dialami Kader Gelora karena sering blusukan di dapil,” kata Anis Matta, Sidoarjo, Sabtu (9/12/2023).
Menurut Anis, untuk menciptakan generasi yang sehat dan kuat, harus dipersiapkan sejak dini, bukan direkayasa tapi direncanakan dengan baik mulai dari bayi dalam kandungan, pra kelahiran, masa usia sekolah, hingga menempuh pendidikan tinggi.
Anis Matta berharap Gerakan ‘GELORAKAN GEN 170’’dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, melalui peningkatan postur fisik atau tinggi badan 170 cm, serta mencegah terjadinya stunting.
Ia mengatakan, keberadaan Gelora memperkuat fungsi Posyandu yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Gerakan ini bentuk kepedulian Partai Gelora kepada ibu hamil dan bayi dalam kandungan yang merupakan generasi masa depan bangsa.
“Mudah-mudahan ibu-ibu hamil yang kami kunjungi ini bayinya ditakdirkan menjadi bayi kuat dan unggul, tinggi badannya minimal 170 cm,” katanya.
Anis Matta pun didaulat seorang ibu hamil untuk memberi nama calon anaknya. Orang nomor satu di Partai Gelora itu pun memberikan nama Khalid. “Saya beri nama anak ini Khalid yang artinya abadi,” pungkasnya.
Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menegaskan, bahwa DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar) dan Banten merupakan basis elektoral calon presiden (capres) Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
“Jakarta, Banten dan Jawa Barat ini adalah basis elektoralnya Pak Prabowo. Wilayah yang cukup besar ini merupakan basis tradisionalnya Pak Prabowo,” kata Fahri Hamzah saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talks bertajuk ‘Duel Sengit Prabowo Vs Anies: Perebutan Suara DKI Jakarta dan Jawa Barat, Rabu (6/12/2023) sore.
Menurut Fahri, basis suara tradisional yang telah dibina Prabowo dalam dua Pilpres lalu itu, sempat direbut oleh Anies Baswedan, capres yang didukung Koalisi Perubahan. Namun, perlahan-lahan suara tersebut, bisa direbut kembali oleh Prabowo.
“Basis suara Pak Prabowo sempat dikuasai capres nomor 1, bahkan kita di taruh di nomor 3 dari hasil survei-survei. Tapi, alhamdulillah ada tren yang bagus, basis suara pak Prabowo sudah kembali sekarang,” katanya.
Fahri juga optimistis suara Prabowo di DKI Jakarta, Jabar dan Banten akan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Capres yang didukung partai politik Koalisi Indonesia Maju ini juga akan mendapatkan tambahan suara dari pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Basis massa di tiga wilayah ini dipenuhi basis massa rasional. Mereka sangat moderat, mendukung keputusan Pak Prabowo dan Pak Jokowi melakukan rekonsiliasi. Pak Prabowo ini adalah jalan tengah untuk menghentikan konflik-konflik politik aliran yang terjadi di masa lalu,” katanya.
Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini mengatakan, semua pihak sudah menyadari bahwa polarisasi politik dan pembelahan di masyaarakat yang terjadi di dua Pilpres lalu, tidak perlu terjadi lagi di Pilpres 2024.
“Konflik-konflik yang selama ini menciptakan kekecewaan-kecewaan yang ekstrem di beberapa kalangan harus diakhiri. Bangsa ini harus bersatu, umat harus bersatu mencari kepemimpinan yang terbaik,” ujarnya.
Fahri berharap semua pihak harus bersatu mendukung capres yang mengerti persoalan bangsa. Tidak boleh mendukung capres yang hanya didasarkan untuk melampiaskan kemarahan saja. Padahal capres tersebut, tidak mengerti apa-apa mengenai persoalan bangsa dan negara saat ini.
“Kita yakin betul masyarakat Jakarta, Jabar dan Banten mendukung Pak Prabowo. Apalagi bersatunya Pak Prabowo dan Pak Jokowi juga akan memberikan suara yang besar kepada pasangan Prabowo-Gibran. Dugaan saya Pak Prabowo tetap akan menang di Jakarta, Jabar dan Banten di Pemilu akan datang,” pungkasnya.
Prabowo Unggul
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengungkapkan, ada kecenderungan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengalami kenaikan elektabilitas secara signifikan
Sedangkan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfuz MD mengalami penurunan, dan pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengalami kenaikan, tetapi tidak signifikan.
“Pasangan nomor 2 cenderung naik terus, pasangan nomor 3 kita lihat turun, dan pasangan nomor 2 naik, tapi tidak signifikan. Kita melihat kompetisi di DKI, Jawa Barat dan Banten ini sementara yang lebih unggul Prabowo, disusul Anies, baru Ganjar,” kata Djayadi.
Di Jabar, kata Djayadi, para analis politik membagi pemilih dalam beberapa wilayah seperti Bandung Raya, Priangan Barat, Priangan Timur, Karangawan, Cirebonan dan Megapolitan.
“Pak Prabowo cenderung lebih unggul di Bandung Raya, Priangan Barat, Priangan Timur dan Karawangan. Anies cenderung didukung di Megapolitan seperti Bekasi dan Depok, sementara Ganjar unggul di Cirebonan seperti Indramayu dan Pengandaran,” katanya.
Namun, dia mengingatkan, bahwa basis pemilih antara Prabowo dan Anies saling beririsan, sehingga keduanya bisa saling membagi pemilih. Selain itu, pemilih Ganjar di Cirebonan saat ini mulai beralih ke Prabowo, karena ada peran Gibran sebagai representasi dari Presiden Jokowi.
“Jadi di Jawa Barat sebenarnya pertarungan sengit tidak hanya terjadi antara Prabowo-Anies saja, tetapi juga Prabowo-Ganjar. Tapi dari kompetisi ini, Pak Prabowo menunjukkan masih lebih unggul,” katanya.
Terkait kompetisi di Jakarta, Djayadi mengatakan, kompitisi berdasarkan pada etnis atau suku, yakni Jawa, Sunda, Betawi dan Minang. Dimana etnis Jawa cenderung mendukung Ganjar, etnis Sunda mendukung Prabowo, serta Betawi dan Minang mendukung Anies.
“Tetapi dengan masuknya Pak Jokowi ke kubunya Pak Prabowo, ada kecenderungan suara pemilih Jawa sebagian besar ke Pak Prabowo. Kalau di kalangan pemilih Betawi dan Minang, meski unggul Anies, tapi bedanya tipis-tipis saja ke Pak Prabowo,” katanya.
Terakhir pertarungan di Banten, kata Djayadi, akan terjadi antara Prabowo-Anies. Suara Menteri Pertahanan itu dalam dua Pilpres cukup kuat.
Sedangkan Anies yang memiliki segmen pemilih yang beririsan dengan pemilih Prabowo, mencoba mengambil ceruk yang sama.
“Tetapi saya kira pertarungan di DKI, Jawa Barat dan Banten ini akan dimenangkan Pak Prabowo, karena beliau mengambil posisi di tengah. Bisa ke kenan, bisa ke kiri, kanan-kiri oke. Inilah keuntungan Pak Prabowo di tengah, tapi resikonya dia diserang terus,” katanya.
Menang Satu Putaran
Dewan Pengarah Tim Kampanye Daerah (TKD) Jabar Prabowo Gibran Haris Yuliana mengatakan, TKD Jabar telah mencanangkan untuk memenangi Pilpres 2024 satu putaran dengan target minimal perolehan suara di Jabar seperti dua Pilpres sebelumnya.
“TKD sebenarnya mentargetkan kemenangan 70 persen di Jawa Barat, tapi paling tidak suara Pak Prabowo angkanya seperti di 2014 sebesar 57,7 persen dan di 2019 sebesar 59,9 persen,” kata Haris.
Haris mengakui, suara Prabowo di Jabar sebelumnya sempat mengalami penurunan sebanyak 5-6 persen. Namun, penurunan suara itu sudah bisa teratasi saat ini. Berdasarkan survei-survei terbaru, elektaalitas Prabowo di Jabar lebih unggul dibandingkan dua kandidat lainnya.
“Jadi istilahnya sekarang ini kita ingin menebalkan kemenangan Pak Prabowo di Jawa Barat. Kehadiran mas Gibran sebagai cawapres Pak Prabowo bisa mengambil pasar yang tidak bisa diambil Pak Prabowo. Mas Gibran ini mampu menjawab kebutuhan anak-anak muda di Jawa Barat,” Ketua DPW Partai Gelora Jabar ini.
Ketua TKD DKI Jakarta Prabowo Gibran Ahmad Zaki Iskandar menambahkan, bahwa pasangan Prabowo-Gibran ini adalah pasangan calon presiden-calon wakil presiden yang mengerti mengenai kebutuhan masyarakat secara langsung.
“Jadi kita tidak bermain dengan isu-isu yang membangun konflik ketegangan, kita justru mempernalkan konsep kampanye yang menyapa dan menarik perhatian masyarakat secara langsung, termasuk pemilih pemula atau milineal” kata Zaki.
Pasangan Prabowo-Gibran, kata Zaki, tidak ingin ada konflik dalam Pilpres 2024, apalagi terjadi pertarungan sengit yang bisa memecah belah masyarakat. Karena pada dasarnya, semua kandidat ingin membangun dan membawa Indonesia lebih maju lagi.
“Jadi tidak perlu dibuat sampai ada pertarungan sengit, lebih baik kita tawarkan apa konsepnya, konsep terbaik untuk membangun Indonesia. Kita harus yakinkan kepada masyarakat, bahwa konsep kita yang diterima, karena pada dasarnya semua kandidat menginginkan membangun Indonesia, dan ingin membawa Indonesia maju,” katanya.
Mubaligh Nasional Haikal Hassan Baras berharap agar semua pihak agar tidak mengembangkan lagi narasi yang memecah belah umat, karena akan mengancam disintegrasi bangsa seperti yang terjadi pada Pilpres 2019 dan Pilpres 2019, yang menyebabkan pembelahan tajam di masyarakat.
“Perbedaan itu tidak mengapa, perbedaan pilihan itu boleh. Jangankan beda pilihan di Pemilu 2024, berbeda agama dan Tuhan saja boleh. Jangan ada lagi kampret, kadrun dan cebong. Kita harus bersatu di tengah perbedaan pilihan dan jangan memainkan lagi narasi yang akan mengancam Indonesia ke disintegrasi bangsa,” kata Haikal Hasan.
Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan, program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an akan menjadi salah satu agenda utama yang akan diperjuangkan Partai Gelora, apabila lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 mendatang.
“Umat muslim yang buta huruf Al-Qur’an itu, angkanya sangat mencemaskan saat ini. Berdasarkan survei PTIQ tahun 2022 sampai 22 persen, sedangkan survei Dewan Masjid tahun 2019 sekitar 65 persen,” kata Anis Matta keterangannya, Selasa (5/12/2023).
Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab Episode 24 dengan tema “Gelora Menang, Indonesia Bebas Buta Huruf Al-Qur’an” yang telah tayang di kanal YouTube Gelora TV pada Senin (4/12/2023) malam.
Dalam program yang dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedy Miing Gumelar ini, Anis Matta menegaskan, bahwa program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an ini bisa menjadi program resmi pemerintah.
“Melihat kesuksesan pemerintah dalam pemberantasan buta huruf selama ini, yang tinggal 3 persen. Maka perlu ada program literasi yang lain, yakni literasi Al-Qur’an, memberantas buta huruf Al-Qur’an,” katanya.
Menurut Anis Matta, Partai Gelora akan mendorong program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an menjadi program resmi pemerintah. Karena penduduk muslim mayoritas di Indonesia, bahkan terbesar di dunia.
“Ini agenda yang akan diperjuangkan Partai Gelora, kalau kita masuk Senayan, lolos threshold dan ikut memimpin negara ini. Insya Allah akan menjadi salah satu agenda utama Partai Gelora,” katanya.
Anis Matta mengatakan, ada tiga alasan fundamental yang menjadi fondasi mengapa Partai Gelora mendorong upaya pemberantasan buta huruf Al-Qur’an menjadi program resmi pemerintah.
“Pertama Islam itu punya peran sebagai faktor pemersatu dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia. Faktor kedua adalah basis semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan faktor ketiga adalah basis moral,” katanya.
Hal ini penting, karena masyarakat Indonesia yang akan dibangun adalah masyarakat yang sejahtera, tapi juga religius yang memiliki iman dan ilmu, sehingga akan menciptakan kesadaran beragama.
Dua landasan iman dan ilmu ini, lanjut Anis Matta, yang bisa menaikkan derajat suatu bangsa. Sebab, Iman memberikan kita arah hidup, sementara ilmu akan memberikan kita kapasitas.
“Nah, kalau kita ingin menjadikan Indonesia sebagai superpower baru, maka perlu kita bangun sistem pendidikan yang kokoh. Ketika dulu ada SD Inpres berhasil dengan programnya memberantas buta huruf, maka program sama juga bisa dilakukan pemerintah, yakni program bisa baca Qur’an,” ujarnya.
Program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran beragama Umat islam. Karena membangun kesadaran beragama itu juga menjadi bagian dari kepentingan negara, bukan hanya cita-cita orang Islam saja.
“Baginilah cara cara kita memperjuangkan kepentingan umat itu. Kepentingan umat harus menjadi bagian dari kepentingan negara,” katanya.
Artinya, tugas memberantas buta huruf Al-Qur’an ini bukan hanya tugas ormas Islam, yayasan-yayasan Islam, ulama atau guru ngaji saja. Tetapi, belajar mengaji itu, harus menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional.
“Belajar mengaji itu harus dimasukkan ke dalam sistem pendidikan nasional. Pemerintah bisa meniru keberhasilan Pak Habibie (BJ Habibie) saat menjadi Ketua ICMI yang dengan menggalakkan TPA. Pemerintah bisa membuat Rumah Qur’an di setiap desa misalnya,” ujar Anis Matta.
Selain itu pemerintah, kata Anis Matta, perlu menganggarkan anggaran untuk para guru ngaji, dimana penyalurannya bisa melalui ormas atau yayasan-yayasan Islam.
“Anggarannya semacam BOS, orang yang bikin rumah mengaji dikasih anggaran negara. Jadi nanti guru ngaji diongkosin negara, kalau teknis penyaluran nanti bisa didiskusikan. Intinya ada institusi dan anggaran,” katanya.
Anis Matta menilai tugas negara adalah menciptakan generasi unggul, dimana tidak hanya membangun anak-anak Indonesia secara fisik dengan bantuan gizi untuk ibu hamil hingga makanan waktu dia sekolah saja, tapi juga meningkatkan kemampuan kognitif anak di sekolah hingga kuliah gratis, serta mendorong anak-anak memiliki hati, moral dan arah hidup.
“Jadi nanti akan kita lihat ada satu generasi baru yang kuat secara fisik dan sehat, karena diperhatikan negara sejak awal, cerdas akalnya dan juga memiliki hati terarah dengan iman dan akhlaq yang baik,” katanya.
Anis Matta menegaskan, upaya untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam harus dilakukan secara sistematika dengan mulai membangun fondasi yang kokoh terlebih dahulu.
“Untuk membangun fondasi yang kokoh itu, maka orang Indonesia, khusus orang muslim harus bisa baca Qur’an. Karena Al-Qur’an itu adalah sumber pengetahuan dan sumber sistem kehidupan manusia,” katanya.
Anis Matta berpandangan, bahwa agama telah memberi inspirasi kepada kita semua dalam mengelola negara. Dimana negara bisa mengurus warganya dari tiga sisi sekaligus, tidak hanya dari sisi fisik saja, tetapi juga pengetahuan dan akhlaqnya.
“Insya Allah nanti akan ada SDM yang kokoh, punya pengetahuan, tapi pada saat yang sama juga religius. Ke depannya, jangan-jangan nanti Panglima, Kapolri dan Presiden-nya hafal Qur’an, hafiz Qur’an,” pungkasnya.
Partaigelora.id – Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Fahri Hamzah melontarkan kritikan pedasnya ke pasangan calon (paslon) peserta pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yang mengusung tema ‘perubahan’ dan tidak abu-abu alias hitam putih, di berbagai pertemuan dengan rakyat.
Sebab di sisi lain, lanjut Fahri, para pendukungnya masih menikmati posisi ’empuk’ sebagai anggota keluarga besar kabinet Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Aminyang jelas-jelas sedang mereka kritik.
“Kan kesannya jadi nggak serius pertarunganya, kalau semua masih jadi anggota kabinet koalisi Pak Jokowi,” kata Fahri melalui keterangan tertulisnya, Senin (4/12/2023).
Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini menyebut kalau yang dilakukan paslon bersama partai-partai koalisinya, terkesan mengadu domba rakyat dengan tema perubahan dan tidak abu-abu alias hitam putih-nya itu.
“Apa namanya kalau begini? Ingat dong, kalian masih merupakan anggota keluarga besar kabinet Jokowi-Ma’ruf,” sentil Fahri lagi.
Lanjut Fahri, Partai Gelora sebagai yang di luar kabinet, sangat prihatin kalau bertengkar kabinet Jokowi-Ma’ruf,” sentil Fahri lagi.
Lanjut Fahri, Partai Gelora sebagai yang di luar kabinet, sangat prihatin kalau bertengkar yang terlalu keras dalam kontestasi di Pemilu 2024 ini.
“Mendingan kalian ikut aku jadi caleg dan bertempur meminta mandat rakyat, daripada ngomong perubahan ternyata oh ternyata … ,” sindir Caleg DPR RI dari Partai Gelora Indonesia untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I tersebut.
Partaigelora.id – Tidak lama setelah Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman Sohibul Iman mengkritik ‘gemoy’, justru beredar poster iklan kampanye PKS memakai figur anak gemoy.
Menanggapi temuan ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz sidik menyebut PKS plin-plan.
“Apa yang diomongin dengan apa yang dijalanin beda terus. Nggak jelas,” kata Mahfuz dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).
Dalam poster iklan kampanye PKS itu, anak gemoy terlihat tengah mengendarai motor, menggunakan helm dan jaket orange bertuliskan angka 8 dan logo PKS.
Sementara di kanan-kirinya, anak gemoy tersebut tengah membawa kantong belanjaan berisi bahan pangan. Sedangkan di plat nomor bertuliskan PKS Menang: Pangan Murah, Kerja Gampang, Sehat Muda.
Sebagai mantan kader PKS, Mahfuz mengetahui betul kalau PKS sering mengeluarkan janji-janji bombastis yang hampa. Dimana sejak awal sudah mengetahui, bahwa janji tersebut tidak dapat diperjuangkan dari awal, tapi tetap dijanjikan.
“Seperti janji SIM seumur hidup dan bebas pajak kendaraan bermotor (STNK) dalam Pemilu 2019 yang disampaikan oleh Mardani Ali Sera. Itu sejak awal memang sudah tahu tidak diperjuangkan dengan undang-undang, tapi tetap dijanjikan demi meraup suara,” katanya.
Menurut Mahfuz, masalah SIM dan STNK itu, memang tidak bisa ditetapkan dengan undang-undang, karena merupakan kewenangan dengan pemerintah daerah.
Sebab, berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari pajak kendaraan bermotor. Sehingga aturan SIM seumur hidup dan bebas STNK itu ditetapkan Peraturan Daerah (Perda).
Tetapi faktanya, hal itu tidak terbukti, hanya sekedar janji-janji PKS untuk meraup suara di Pemilu saja.
“Kan waktu itu, ada tiga yang jadi gubernur dari PKS. Ada DKI yang sekarang jadi calon presiden (Anies Baswedan), NTB (Zulkiflimansyah), Sumbar Irwan Prayitno, belum lagi yang wali kota. Kenapa SIM seumur hidup dan bebas pajak kendaraan tidak diperjuangkan di wilayah itu,” katanya.
Di Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya, lanjut Mahfuz, dimana gubernurnya yang merupakan kader PKS justru menjadikan pajak kendaraan bermotor sebagai sumber pendapatan tertinggi daerah.
“Jangankan membebaskan pajak bermotor, faktanya Zulkiflimansyah selama menjadi Gubernur NTB tiap tahun justru menaikkan pajak motor,” katanya.
Jika PKS serius terhadap janji memperjuangkan SIM seumur hidup dan bebas pajak kendaraan bermotor (STNK) seperti yang disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera pada Pemilu 2019 lalu, bisa dijalankan oleh kadernya yang menjadi kepala daerah.
“Sekali kebijakan Samsat adalah kebijakan gubernur, bukan kebijakan pusat. Harusnya program kampanye PKS bisa dilaksanakan di daerah yang kadernya menjadi kepala daerah. Bukan malah sebaliknya, gubernur justru tiap tahun menaikkan pajak motor,” ungkapnya.
Artinya, untuk merealisasikan janji-janji bombastis PKS yang hampa itu, kata Mahfuz, tidak perlu menunggu berkuasa di tingkat pusat terlebih dahulu, misalkan menjadi partai mayoritas di DPR atau menjadi Presiden.
“Tapi PKS bisa menjalankan program kampanyenya di daerah daerah yang PKS menjadi kepala daerah. Itu dengan catatan kalau PKS tidak plin-plan,” tegas Mahfuz.
Sekjen Partai Gelora ini juga menyindir soal perbedaan sikap capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan, yang didukung PKS dan Sekjen PKS Aboebakar Alhabsyi soal pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Nusantara, Kalimantan Timur.
“Capresnya menolak IKN dan ingin tetap Ibu Kota tetap di Jakarta, sementara Sekjen PKS mendukung pemindahan IKN. Jadi yang bener ini yang mana, apakah yang disampaikan capresnya atau partai pendukung capresnya,” pungkas Mahfuz.
Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah mengatakan, semua pihak saat ini tengah mengarahkan pandangannya untuk membaca ‘fenomena Gibran’ dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Sebab, kehadiran Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto itu, tidak hanya menggerus basis suara PDIP di Jawa Tengah, tapi juga mengalahkan klaim atas kepemilikan suara tradisional di Jawa Timur (Jatim).
“Kita memang sedang membaca fenomena gibran ini dimana-mana cukup mengagetkan. Saya sendiri menganggap memang di Jawa Timur sedang terjadi guncangan yang cukup
kuat,” kata Fahri Hamzah saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talks dengan tema ‘Kemana Suara di Jawa Timur: Muhaimin atau Gibran?, Rabu (29/11/2023).
Menurut Fahri, kehadiran Gibran telah menggeliatkan suara pemilih pemula, milenial dan zelenial yang cukup masif. Sebab, Gibran dianggap sebagai politisi muda yang berani, sehingga kontroversi-kontroversi di tingkat pusat dilupakan.
“Rupanya Gibran itu cukup menyentak akar rumput pemilih pemula dan pemilih muda. Nah, saya kira ini menarik untuk dibedah. Gibran ini merepresentasikan pemilih baru, pemula, mileinal dan zelenial yang mampu mengalahkan klaim-klaim tradisional tentang kepemilikan suara di Jawa Timur. Afiliasi-afliasi berbasis tradisional itu dikalahkan,” ujarnya.
Fahri menduga akan ada mobilisasi pemindahan pemilih ke pasangan Prabowo-Gibran yang cukup besar dalam 20 hari terakhir masa kampanye. Sekarang, katanya, baru pada tahap awal pendahuluan.
“Selain kehadiran mas Gibran yang membuat guncangan di Jawa Timur. Pak Prabowo juga memiliki basis pengenalan yang luas di kalangan kiai dan santri di basis-basis pesantren sejak dulu. Makanya Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) itu kawannya Pak Prabowo,” katanya.
Fahri juga mengatakan, elektabilitas suara PDIP salah satu pemenang di Jatim, berikut suara capresnya akan terguncang hebat, karena kemenanganya selama ini ada kontribusi dari Jokowi bakal terganggu.
“Dengan adanya Mas Gibran yang dianggap terafiliasi langsung dengan Pak Jokowi, maka elektablitas PDIP yang dipengaruhi dan dikontribusikan oleh Pak Jokowi, akan guncang juga mengganggu basis suara capres nomor 3,” katanya.
“Nah, terkait calon nomor 1, terutama Pak Muhaimin Iskandar, dimana afiliasi cukup besar kepada PKB di Jawa Timur. Tetapi kita temukan justru afiliasi terhadap pribadi Pak Muhaimin selama ini tidak terlalu besar,” imbuhnya.
Ia menambahkan, Partai Gerindra akan mendapatkan coat-tail effect atau efek ekor jas di Jawa Timur sebagai kekuatan politik baru di Jatim, karena dukungannya kepada calon presiden (capres) Prabowo Subianto.
“Battleground di Jawa Timur selama ini menjadi persaingan PDIP dan PKB, dan sekarang masuk Gerindra. sebagai kekuatan baru. Dugaan saya Partai Gerindra akan mendapatkan coat-tail effect Pak Prabowo,” pungkas Fahri.
Menanggapi hal ini, Co-Kapten Timnas AMIN Jumhur Hidayat mengaku tidak percaya terhadap hasil-hasil survei yang selalu menempatkan elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan perolehan suara paling rendah.
“Saya tidak percaya dengan lembaga survei, bahwa apapun yang disampaikan buat saya tidak ada artinya. Kenapa dari fakta-fakta yang ada berbicara lain. Saya kasih contoh soal Sudirman di Jawa Tengah beberapa hari menjelang pencoblosan hanya mendapatkan 13-14 persen. Tapi begitu nyoblos dapat 43 persen,” kata Jumhur.
Tiga Gubernur Dukung Prabowo-Gibran
Sementara itu, Ketua Pengarah Tim Kampanye Daerah Jatim Anwar Sadad mengatakan, Gubernur Jatim Khofifah Indah Parawangsa bersama dua mantan gubernur, Soekarwo (Pak Dhe Karwo) dan Imam Utomo siap memenangkan pasangan nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Di TKD Jatim itu ada tiga gubernur, ada Imam Utomo, Pak Dhe Karwo dan Ibu Khofifah. Sehingga memberikan optimisme, bahwa ketokohan dan figur dua orang ini akan memberikan spririt di Jawa Timur,” kata Anwar.
Apalagi, kata Anwar, dari Pemilu ke Pemilu, pemenang suara di Jatim selalu berubah-ubah. Yakni pernah dimenangkan PDIP, PKB dan Partai Demokrat, itu menandakan bahwa kontestasi partai politik di Jatim begitu dinamis.
“Satu hal yang memberikan kami optimisme, terlepas dari fahta bahwa dua paslon di sebelah mewakili dua entitas yang tidak dimiliki paslon nomor 2, yaitu Jawa Timur dan NU. Tapi justu dengan itu kita punya optimisme,” katanya.
Pertama soal Jatim, menurut Anwar, pemilihan Gibran sebagai pendamping Prabowo adalah pilihan strategis untuk memenuhi kebutuhan mengenai tren pemilih muda di masa depan.
Sebab, hal itu tidak hanya sekedar menjadi jargon, karena 56 persen pemilih milenial dan negeri z yang menjadi pemilih di Pemilu 2024. Mereka tumbuh bukan melalui sekat-sekat promodialimse dan identitas.
“Mereka tumbuh dari masyarakat yang tidak tumbuh dari mana mereka berasal, tapi yang paling penting adalah kompetisi mereka miliki. Inilah pentingnya menggandeng Mas Gibran,” katanya.
Sedangkan yang kedua soal Nahdtul Ulama (NU), lanjut Anwar, hubungan Prabowo dengan nahdliyin selama ini sudah cukup dalam terjalin sejak Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
“Seperti kata Pak Fahri Hamzah, itu sudah terjalin sejak Pilpres 2014, 2019 dan hubungan dengan para kiai dan tokoh-tokoh NU selama telah di maintance secara substantif. Misalkan 15 Anggota DPRD Partai Gerindra di Provinsi Jawa Timur, itu 11 orang merupakan kader-kader NU. Jadi kader NU itu diapresiasi, diberi ruang oleh partai yang kelahirannya tidak dari rahim NU,” katanya.
Selain itu, para Ketua DPD/DPW Jatim partai koalisi pengusung Prabowo-Gibran juga merupakan kader NU seperti Ketua DPW Partai Gelora Jatim Muhammad Sirot.
Sehingga dalam pandangan publik, akan lebih substantif memberi ruang kepada kader NU untuk berkiprah di partai yang kelahirannnya bukan difasilitasi NU.
“Itu jauh lebih subtantif, daripada mengambil sekedar identitas NU, jargon-jargon NU, tetapi dalam praktiknya tidak memberikan ruang yang besar kepada NU. Inilah optimisme kami, kehadiran kader NU di partai pendukung Pak Prabowo akan memenangkan pasangan nomor 2 Prabowo-Gibran,” tandasnya. .
Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah meminta agar para tokoh bangsa juga politik senior, tidak perlu ditarik ke dalam konflik Pemilu 2024.
Para tokoh bangsa maupun politik senior, seharusnya menjadi pendingin suasana dalam pesta demokrasi di tanah air.
“Ini yang saya cemaskan. Harusnya mereka adalah cadangan bagi persatuan nasional, dan dalam posisi penjaga irama permainan agar tetap dingin,” kata Fahri Rabu (29/11/2023).
Juru bicara (jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu menilai para presiden dan wakil presiden (wapres), harus menjadi simbol dari persatuan dan kesatuan.
Karena sesungguhnya, saling tuduh menuduh di kalangan elit dengan ‘cap’ dan ‘stempel
yang berasal dari perdebatan masa lalu tentang rezim rezim lama, menggambarkan bahwa perdebatan politik di tanah air ini memang belum memasuki substansi.
“Iya masih berputar-putar di wilayah Simbolik. Tentu ini sangat perlu untuk disesalkan, tetapi semuanya memang menggambarkan kualitas dari demokrasi Indonesia yang sangat didominasi oleh para pimpinan partai politik yang tidak kunjung masuk ke dalam isu-isu yang penting bagi masa depan generasi mendatang. Padahal, kita memerlukan sebuah bangsa yang bersatu dan terus maju, apalagi menjelang 100 tahun Indonesia merdeka,” imbuh Fahri.
Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 ini mengatakan, sesungguhnya bahwa kesulitan bangsa untuk keluar dari pesan-pesan ‘simbolik’ tentang masa lalu dan keterjebakan dalam politik aliran dan idiologi di satu, sisi dapat dianggap sebagai penegasan tentang kental nya polarisasi politik yang tadinya ingin ditinggalkan.
“Tapi di sisi yang lain, juga menggambarkan betapa sulitnya merumuskan satu narasi kebangsaan yang dapat meninggalkan kita dari jeratan dan jebakan politik masa lalu yang tidak baik untuk diteruskan,” sebutnya lagi.
Di sisi lain, Fahri menyebut alasan Partai Gelora mengusulkan agar Prabowo jika kelak terpilih sebagai presiden agar membangun kantor khusus bagi presiden dan wakil presiden yang pernah menjabat.
“Saya tidak bicara tentang beliau saja, tetapi tentang semua mantan presiden dan wakil presiden. Mereka harus kita jaga sebagai simbol dari persatuan kita. Selain itu, presiden dan wakil presiden harus terus terlibat dalam proses rekonsiliasi nasional,” demikian Caleg DPR RI dari Partai Gelora Indonesia untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I itu.