Category: Liputan

Anis Matta Ungkap Partai Gelora Dapat Tugas Kembalikan Basis Dukungan Prabowo pada 2014 dan 2019

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Anis Matta mengatakan, Partai Gelora mendapat tugas untuk mengembalikan basis dukungan Prabowo Subianto yang pernah didapat di Pemilu 2014 dan Pemilu 2019.

“Tugas atau kontribusi terpenting Gelora adalah mengembalikan suara umat (Islam) kepada (kubu) Prabowo Subianto,” ujar Anis Matta di sela-sela Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Tenga) sore.

Menurut Anis Matta, Partai Gelora akan bekerja keras mengembalikan basis dukungan Prabowo yang selama beberapa waktu ini “terbelah” ke dua calon.

Dia pun mengungkapkan, Partai Gelora disebut sebagai “wakil umat” di Koalisi Indonesia Maju (KIM), merujuk ke umat Islam yang adalah basis utama Partai Gelora.

Anis Matta menambahkan, upaya mengembalikan basis dukungan Prabowo pada dua pemilu sebelumnya akan menghasilkan “titik ledak” saat bertemu dengan basis dukungan Gibran di Jawa Tengah (Jateng).

“(Titik ledak itu terjadi) ketika ada titik temu antara kembalinya basis keumatan ke Prabowo Subianto dan basis Gibran, yang pada dasarnya adalah mereka yang menyatakan puas atas kinerja Jokowi (Presiden Joko Widodo, red),” ungkap Anis Matta.

Anis Matta mengingatkan, salah satu misi dasar pasangan Prabowo-Gibran adalah melanjutkan capaian-capaian kerja Jokowi.

Dengan landasan itu, Anis Matta optimistis basis dukungan Prabowo akan kembali dan basis dukungan Gibran akan memastikan kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut.

“Berdasarkan tanda-tandanya yang kita lihat pada sambutan masyarakat dan yang juga terbaca di dalam survei. Insya Allah akan menang Pilpres yang akan datang,” katanya.

Kualitas SDM Rendah

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Gelora Jateng Achmadi mengatakan, masyarakat Jateng menilai kepemimpinan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur selama dua periode dianggap gagal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Jateng.

“Secara umum di Jawa Tengah 10 tahun pasca kepemimpinan gubernur sebelumnya ternyata tidak cukup bisa mampu menghantarkan kualitas SDM Jawa Tengah,” kata Achmadi.

Berdasarkan indeks perhitungan angka partisipasi kasar atau APK perguruan tinggi, kata Achmadi, Jateng menempati peringkat ke-4 di Indonesia dari urutan ke bawah.

APK perguruan tinggi Jateng berada pada angkat 23,86 persen, satu level diatas Lampung dengan APK 23,64 persen. Jateng, lanjutnya, hanya menang dari Papua pada level 20,04 persen dan Bangka Belitung pada angka 15 %.

“Kita (Jateng) pun kalah dari Kalimantan Utara, apakah kita perlu berbangga dengan prestasi ini. Kita sebagai warga Jawa Tengah, jelas bapak/ibu ini menjadi keprihatinan kita semua,” katanya.

Menurut Achmadi, rendahnya kualitas SDM Jateng saat ini, sudah menjadi isu nasional. Sebab, pemerintah telah mencanangkan Indonesia Emas 2045, sebagai negara maju pada perayaan HUT RI ke-100 pada 2045 mendatang.

“Untuk bisa memimpin dunia, kita harus punya SDM unggul, dan SDM unggul itu harus dimulai dengan pemenuhan gizi dari ibu hamilnya sampai kemudian penyelenggaraan pendidikan gratis sampai pada level kuliah,” katanya.

Achmadi berharap masyarakat Jateng mendukung program Partai Gelora yang akan meningkatkan kualitas SDM Jateng yang tertinggal jauh dengan daerah lainnya, padahal di Jateng banyak perguruan tinggi berkualitas dan bergengsi.

“Partai Gelora akan sosialisasikan seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat, bahwa kita ingin warga Jawa Tengah ini pinter semua, bisa memimpin Indonesia dan menghantarkan kader-kader terbaik untuk menjadi anggota DPR, DPRD Provinsi, kabupaten/kota,” katanya.

Hal itu terjadi apabila Partai Gelora lolos parliamentary threshold 4 persen dan masuk ke Senayan, sehingga dapat membuat kebijakan dan regulasi tersebut.

“Syaratnya Gelora menang, kuliah gratis, ibu hamil kita kasih telur dan daging gratis, serta makan siang gratis untuk anak sekolah,” tegas Achmadi.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menegaskan, masukan yang disampaikan Partai Gelora kepada Presiden Joko Widodo selama ini didengar pemerintah, meski sebagai partai baru dan tidak memiliki kursi di Senayan.

Berbagai masukan kepada pemerintah itu, antara lain adalah mengenai krisis global berlarut, pentinganya upaya rekonsiliasi nasional, dan dukungan serius perjuangan rakyat Palestina.

“Begitu terjadi perang di Palestina, kita juga mengusulkan kepada Presiden supaya segera memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina, memberikan dukungan diplomasi kepada Palestina. Alhamdulillah untuk pertama kalinya ada demo dukungan kepada Palestina yang dihadiri oleh para menteri. Pemerintah juga mengirimkan bantuan yang lumayan besar ke Palestina,” ungkanya.

“Jadi bayangkan saudara-saudara sekalian, belum punya kursi saja begitu banyak ide kita yang dilaksanakan oleh pemerintah. Bagaimana kalau kita nanti masuk DPR, DPRD Provinsi, kabupaten/kota tentu gagasan-gagasan kita akan semakin diterima. Karena parlemen itu maknanya adalah akal kolektif bangsa,” pungkas Anis Matta.

Anis Matta: Partai Gelora Sudah Masuk 10 Besar Partai yang akan Lolos Parlemen, Sekarang on the way 7 Besar

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengungkapkan, berdasarkan hasil survei internal, Partai Gelora sudah masuk 10 besar partai politik (parpol) yang akan lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 mendatang.

“Partai Gelora sudah masuk di 10 besar partai yang akan masuk ke Senayan. Jadi Insya Allah capres-cawapresnya menang, partainya juga menang,” kata Anis Matta saat memberikan arahan dalam Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Tengah di Settos Hotel Semarang, Minggu (10/12/2023) sore.

Partai Gelora, kata Anis Matta, saat ini sedang berpikir keras untuk meningkatkan elektablitasnya agar masuk 7 besar partai yang lolos ke Senayan, 60 hari sebelum hari pencoblosan pada 14 Pebruari 2024 mendatang.

“Sekarang kita sudah ada di 10, nah kita lagi cari akal bagaimana naik ke 9. Lalu, naik sedikit-sedikit ke-8, naik sedikit-sedikit ke-7 dan mudah-mudahan di akhir bisa lompat lagi lebih jauh,” katanya.

Di Jawa Tengah (Jateng), lanjut Anis Matta, Partai Gelora mentargetkan perolehan suara 1,5 juta dari 10 daerah pemilihan (dapil) yang ada.

“Kalau Jawa Tengah bisa menyumbangkan 1,5 juta suara, kira-kira 1,5 juta kalau dari target 4 persen, kalau sekitar 7 juta suara, itu sudah ada basis yang kuat,” katanya.

Anis Matta pun berharap Jawa Timur (Jatim), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Barat (Jabar), DKI Jakarta dan Banten juga dapat menyumbangkan perolehan suara sebesar 1,5 juta suara.

“Nanti ada Jawa Timur 1,5 juta, Jawa Barat 1,5 juta, ada DKI, Banten dan Jogja. Insya Allah mudah-mudahan satu Pulau Jawa ini menyumbangkan 4 persen suara threshold yang kita targetkan,” ujarnya.

Menurut Anis Matta, di seluruh Pulau Jawa ada 39 dapil, 22 dapil bangter (pengembangan teritori) III dan 17 dapil di bangter II. Banter III terdiri dari DIY, Jateng dan Jatim, sedangkan bangter II meliputi DKI Jakarta, Jabar dan Banten.

“Insya Allah dari 39 dapil yang ada di Pulau Jawa ini, mudah-mudahan target 4 persen itu bisa kita capai. Saya yakin kita sekarang menuju parliamentary threshold dari survei yang ada,” katanya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPN Partai Gelora Rico Marbun optimistis lolos parliamentary threshold (ambang batas parlemen) 4 persen pada Pemilu 2024.

“Survei terakhir kami pada November 2023, Partai Gelora sudah on the track menuju (perolehan suara) 4 persen,” kata Rico Marbun.

Sebagai partai baru peserta pemilu, Rico mengklaim Partai Gelora bakal melampaui perolehan sesama partai baru di Pemilu 2024.

Bahkan, lanjut dia, ada partai lama yang akan bisa mereka lampaui perolehan suaranya dalam Pemilu 2024. Rico menyatakan ada sejumlah peluang yang diyakini masih dapat mendongkrak perolehan suara partainya.

Tren tersebut didapat dari evaluasi pemilu-pemilu sebelumnya. Pertama, sebut Rico, sepertiga pemilih cenderung baru menentukan pilihan pada sebulan terakhir menjelang hari pemungutan suara.

Kedua, ada 40 persen pemilih yang dikategorikan sebagai swing voter alias pemilih yang masih mungkin berubah pilihan hingga saat terakhir ketika memberikan suara.

“Jadi kami optimistis peluang lolos ke Senayan terbuka, dengan militansi dan program-program kerja yang kami tawarkan,” ujar Rico.

Rico menambahkan, survei internal Partai Gelora pun mendapati elektabilitas partainya sudah masuk 10 besar di antara seluruh partai politik peserta Pemilu 2024.

“Itu baru data November (2023), sebelum kami bergerak penuh melakukan konsolidasi dan kampanye,” ujar Rico. Program unggulan

Dalam kesempatan tersebut, Rico mendorong para kader dan calon anggota legislatif partainya untuk menggaungkan program-program unggulan Partai Gelora.

Di antara program unggulan Partai Gelora adalah kuliah gratis dalam kerangka wajib belajar 16 tahun, program dukungan gizi bagi ibu hamil untuk mencegah stunting, makan siang gratis di sekolah dan program bebas buta baca Al-Qur’an.

Door to door

Dalam kesempatan ini, Anis Matta mengatakan, calon anggota legislatif (caleg) Partai Gelora telah door to door secara langsung dengan kontituen untuk memenuhi target lolos ke Senayan.

“Kayakinan kami didasari atas kinerja struktur yang semakin baik dan juga kinerja caleg yang juga semakin masif secara canvasing bertemu langsung dor to dor menemui masyarakat, tidak bisa dipungkiri bahwa bertemu langsung lebih efektif mendapatkan dukungan dibandingkan hanya dengan melihat atribut peraga kampanye,” terang Anis Mata.

Anis Matta juga mengungkapkan bahwa Partai Gelora mentarget basis suara jawa karena masyarakat jawa dikenal lebih melek politik, sehingga swing voters lebih tinggi. Anis Matta menyatakan akan memanfaatkan siwing voters yang tinggi di Pulau Jawa Terutama Jawa Tengah.

“Jawa memiliki swing voters yang tinggi karena pemilih lebih melek politik sehingga ini menjadi peluang bagi Gelora untuk mendapatkan swing voters, jika hanya 4% menurut saya sangat realistis untuk diwujudkan,” tuturnya.

Untuk memperoleh dukungan dari swing voters di Jawa, Partai Gelora telah menyiapkan 2 program utama, yang pertama adalah program kuliah gratis dan program susu dan daging untuk ibu hamil gratis. Dua program ini yang diharapkan bisa menggaet dukungan dari publik.

“Jawa partisipasi perguruan tinggi masih rendah, juga secara umum, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan ekonomi. Sedangkan negara maju didukung dengan tingkat pendidikan yang tinggi bagi setiap warga negaranya, sehingga program Kuliah gratis saya kira relevan dan bisa diterima oleh publik,” ungkapnya.

Anis Matta mengatakan, program ibu hamil juga akan menyentuh kebutuhan dasar masyarakat terutama masyarakat miskin. Dengan adanya bantuan ibu hamil diharapkan anak sehat sejak dalam kandungan.

“Saya kira program bantuan ibu hamil sangat tepat, karena bangsa kita membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, untuk itu kami akan memperjuangkan program bantuan gratis daging dan telur untuk ibu hamil agar anak sehat sejak dalam kandungan, tidak kekurangan gizi dan nutrisi,” pungkasnya.

Kampanye Perdana, Fahri Hamzah ‘Ngamen’ Cari Mandat Rakyat NTB

Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah, mulai melakukan kampanye perdana di dunia nyata, yang dia sebut ‘ngamen’ sebagai calon anggota Legislatif (Caleg) DPR RI nomor urut 1 di Daerah Pemilihannya atau Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I, sejak tanggal 7 November 2023, kemarin.

“Hujan deras dan atap berbunyi keras. Itulah perjuangan saya (Ngamen, mencari mandat rakyat,” ucap Fahri Hamzah dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/12/2023), terkait kampanye perdananya sebagai seorang caleg.

Dia menuturkan, setelah bikin partai (Gelora Indonesia), dan memastikan menjadi peserta Pemilu 2024, lalu saatnya seperti orang ‘Ngamen’ dari cafe ke cafe, minta suara dari rakyat tidak lah mudah.

“Tapi, semoga amal usaha kita jadi pahala di sisiNya. Amin YRA,” ujar mantan Wakil Ketua DPR RI yang juga menyatakan siap menyampaikan visi dan misi, program-program, serta narasi dan gagasannya untuk Dapil jika dipercaya kembali menjadi wakil rakyat NTB dari partai yang baru dibentuknya bersama Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta tersebut.

Fahri mengatakan, di hari pertama kampanye adalah datang untuk mendukung seorang ibu penyandang disabiltas yang maju sebagai caleg dari Partai Gelora di Kabupaten Lombok Barat-NTB, Fitri Nugrahaningrum.

“Saya terharu dengan pasukan Ibu Fitri yang hampir semuanya difabel,” kata Fahri yang tak lupa mengucapkan terima kasih kepada tim lapangannya yang terus bekerja.

Anis Matta: Indonesia Butuh Pemimpin yang Menyatukan, Tidak Perlu Sempurna, Tapi Orang yang Tepat

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Indonesia Anis Matta kembali menegaskan, bahwa peristiwa politik yang paling penting dalam empat tahun terakhir adalah rekonsiliasi antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kenapa ini penting, karena ketika berbicara krisis global dalam kaitan kepentingan umat, maka Indonesia diharapkan tidak menjadi taman bermainnya negara adidaya, seperti Syiria dan Ukraina,” kata Anis Matta dalam ‘Bincang Keumatan Bersama dengan Tokoh Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (9/12/2023) malam.

Anis Matta mengatakan, Indonesia saat ini membutuhkan satu kepemimpinan nasional yang bisa menyatukan elite nasional. Pada saat yang sama tidak mengizinkan kekuatan asing menjadikan Indonesia sebagai tempat bermain atau playground.

Karena itu, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami situasi geopolitik sekarang. Sehingga dalam memilih pemimpin itu, tidak perlu sempurna, tapi disesusuaikan dengan situasi kondisi saat ini.

“Di sejarah Islam sendiri, kita mengenal satu fakta, bahwa dalam memilih pemimpin itu tidak perlu sempurna, tapi orang yang tepat. Jadi yang menentukan orang itu layak atau tidak kita pilih, itu masalah relevansi saja,” katanya.

Artinya, keberadaan Prabowo sebagai calon presiden (capres) di pemilihan presiden (Pilpres) 2024, sangat relevan dengan ke keadaan sekarang.

“Pak Prabowo itu saya kenal sebagai orang kuat dan sekarang saya kenal sebagai orang yang rendah hati, karena beliau berani mengambil keputusan yang tidak menyenangkan bagi pengikutnya demi kemaslahatan yang lebih besar,” katanya.

Demikian pula dengan Presiden Jokowi yang berbesar hati berani mengajak lawan politik menjadi menteri di kabinetnya. “Kedua orang ini (Prabowo Subianto-Joko Widodo) adalah orang baik yang mau berbesar hati melakukan rekonsiliasi bersama-sama,” katanya.

Sementara kehadiran Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto itu, adalah dalam konteks melanjutkan rekosiliasi.

“Di koalisi pun Mas Gibran ini pemersatu, karena teman-teman di Golkar punya calon sendiri sesuai dengan amanat munasnya, Pak Airlangga Hartarto. PAN punya calon Erick Thohir, Demokrat juga punya calon. Dan perlu diingat berpisahnya PKB dengan Gerindra juga soal pencalonan ini,” katanya.

Menurut Anis Matta, jika Gibran tidak menjadi cawapres Prabowo, maka Koalisi Indonesia Maju (KIM) bisa bubar, karena semua partai politik mencalonkan calonnya masing-masing.

“Jadi kalau Mas Gibran tidak diambil, maka Koalisi Indonesia Maju bisa bubar. Mas Gibran ini yang menyatukan dan bisa diterima oleh semua partai. Tetapi sekali lagi, ini bukan soal pemimpin yang ideal, tapi siapa yang tepat. Sisi ketepatannya disini lebih pada makna melanjutkan rekonsilisiai antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi,” ujarnya.

Anis Matta menilai pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah kandidat yang berani menolak Indonesia dijadikan playground negara adidaya dibandingkan dua pasangan capres-cawapres lainnya.

“Saya ini bukan tipe orang yang suka membela calon yang didukung itu berlebihan. Saya juga tidak suka menisbahkan sifat-sifat yang tidak ada pada seseorang, hanya semata-mata karena mencalonkannya. Semua calon itu pasti ada kelemahannya,” ujar Anis Matta.

Sehingga ketika semua orang tengah mempertanyakan kemampuan Gibran sebagai cawapres Prabowo, Anis Matta mengingatkan, kembali soal memori penunjukkan KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres Presiden Jokowi di periode kedua, yang juga dipertanyakan kemampuannya ketika itu.

“Waktu Sandi (Sandiaga Uno) jadi wakilnya Pak Prabowo di Pilpres 2019, saya sudah ingatkan hati-hati kalau debat sama Kiai Ma’ruf, beliau punya intelektualitas yang luar biasa. Saya mengenal beliau di Komisi XI, tapi tidak semua orang tahu backgroundnya. Dan begitu perdebatan terjadi, Sandi-nya kewalahan,” ungkapnya.

Hal yang sama juga ada pada diri Gibran Rakabuming Raka. Anis Matta berharap agar semua pihak tidak underestimate (meremahkan) Gibran, karena belum ada perbebatan dalam debat cawapres yang dilakukan. Dalam pandangannya, Gibran juga memiliki success stories yang tidak diketahui semua orang.

“Intinya jangan undersitimate. Mas gibran dipertanyakan kemampuanya oleh banyak orang, padahal belum kita coba dalam debat. Dalam skala tertentu dia juga punya succes stories,” katanya.

Pada prinsipnya, Partai Gelora tidak ragu maupun canggung dalam mendukung pasangan Prabowo-Gibran, karena sudah sesuai dengan alur konteks sekarang.

“Pasangan Prabowo-Gibran ini memberi perhatian besar kapada pembinaan SDM. Kampanye bantuan gizi ibu hamil, susu dan makan siang gratis dan kuliah gratis itu merupakan permulaan dari pikiran besar, revolusi pendidikan di Indonesia,” katanya.

Program Partai Gelora tersebut, lanjut Anis Matta, juga akan menghidupkan ekonomi rakyat misalnya dalam penyediaan susu dan makan siang gratis di sekitar sekolah, karena kebutuhanya akan disediakan oleh masyarakat sekitar.

“Dengan memberikan hak-hak dasar kepada masyarakat, negara akan menyebarkan momen keberuntungan bagi generasi-generasi saat kebijakan tersebut dibuat. Negara memikirkan dia dari kandungan hingga kuliah, sehingga stunting tidak ada dan generasi yang tercipta berpengetahuan tinggi,” pungkasnya.

Anis Matta: Elektabilitas Partai Gelora Sudah Capai Target, Insya Allah Lolos Threshold

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan, berdasarkan hasil survei, elektabilitas Partai Gelora saat ini sudah mencapai 4 persen atau memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

Karena itu, Anis Matta optimistis Partai Gelora akan lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 mendatang.

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Timur di Developmental Basketball League (DBL) Arena, Surabaya, Sabtu, Jawa Timur (Jatim) (9/12/2023).

“Saya ingin memberikan kabar gembira kepada saudara-saudara bahwa, semua kesulitan kita sudah kita lalui. Dan alhamdulillah secara elektablitas, kita sekarang on the way menuju threshold 4 persen,” kata Anis Matta.

Menurut Anis Matta, sumber keyakinan dirinya bahwa Partai Gelora akan melenggang ke Senayan, selain berdasarkan hasil survei adalah keyakinan pribadinya kepada Allah SWT.

“Bahwa Partai Gelora ini adalah partai kaumnya mustadh’afin, orang-orang tertindas atau orang-orang lemah. Dan Allah SWT telah menjanjikan, bahwa kaum mustadh’afin akan dijadikan pemimpin-pemimon dan pewaris di bumi. Posisinya akan dikokohkan oleh Allah SWT,” katanya.

Partai Gelora, kata Anis Matta, sengaja didirikan untuk kaum mustadh’afin, bukan untuk orang-orang kaya. Hal itu bisa dilihat dari calon anggota legislatif (caleg) yang diusung Partai Gelora di Pemilu 2024 pada semua tingkatan.

“Kaum mustadh’ain ini akan ditolong dan diberikan rezeki oleh Allah SWT. Kaum mustadh’afin ini adalah sumber kemenangan kita,” katanya.

Anis Matta menegaskan, bahwa sumber keyakinan tersebut, merujuk pada sejarah perjuangan para nabi, termasuk zaman Rasullah, Nabi Muhammad SAW. Dimana ke semuanya adalah mengangkat martabat kaum mustadh’afin.

“Contohnya adalah ketika Rasulullah SAW meminta Bilal untuk mengumandangkan adzan di Ka’bah. Bilal itu seorang budak Quraisy. Bahkan untuk naik ke Ka’bah, Rasullah minta Bilal naik ke pundak Abu Bakar dan Umar Bin Khattab,” katanya.

Artinya, kaum mustadh’afin ini diberikan tempat yang mulia dan akan diangkat harkat, serta martabatnya. Anis Matta menilai Partai Gelora menjadi tangga naik bagi kaum mustadh’afin untuk menjadi pemimpin di Indonesia.

“Jadi kita sekarang seperti berlayar di tengah laut, kita menghadapi banyak gelombang menuju sebuah pulau. Ini yang kita rasakan selama 2020 sampai 2023. Pulaunya sudah terlihat, tapi masih tertutup kabut. Anggap saja hasil survei itu sebagai kabut, tetapi kompas dan navigasi kita sudah benar. Dan Insya Allah kita lolos threshold,” katanya.

Anis Matta menyadari bahwa narasi Partai Gelora dianggap terlalu besar, dan terkadang tidak nyambung dengan keiginan dan realita masyarakat yang cenderung pragmatis, menginginkan agar kebutuhan sehari-hari mereka dipenuhi seperti sembako dan minyak goreng.

“Tapi saya yakin, pendapat itu akan berubah dan Partai Gelora akan mempunyai posisi kokoh di masyarakat. Insya Allah dalam waktu sisa 60 hari ini, kita akan mencapai target, termasuk di Jawa Timur,” katanya.

Anis Matta meminta kader Partai Gelora meniru pola perjuangan Hamas dalam melawan negara zionis Israel yang didukung Amerika Serikat, dengan memaksimalkan jumlah SDM dan amunisi yang terbatas.

“Jadi misalnya kalau dikasih 10 peluru, pastikan 10 tembakan itu mengenai dan tidak yang sia-sia, semuanya tepat sasaran. Jadi saya ingin saudara-saudara belajar dari Hamas, dimana yang dihadapi itu raksasa Israel yang di belakangnya ada Amerika yang terus menerus membantunya. Semua negara didunia sepakat bahwa yang memenangi perang itu Hamas, bukan Israel,” katanya.

Semua Jadi Prioritas

Sementara itu, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPN Partai Gelora Rico Marbun mengatakan, bahwa semua provinsi menjadi akan lumbung suara bagi Partai Gelora, tidak hanya Jatim saja.

“Kalau kita bicara threshold 4 persen, maka tidak ada pun satu provinsi yang tidak prioritas, semua prioritas untuk mendapatkan suara,” kata Rico Marbun.

Khusus di Jatim, kata Rico Marbun, Partai Gelora telah menempatkan mantan anggota legislatif di DPR dan Provinsi, serta para selebritis menjadi caleg DPR RI.

“Jadi Jawa Timur ini merupakan daerah priorotas kita untuk mendapatkan suara. Di Jawa Timur ini banyak kita tempatkan mantan angota legislatif di DPR dan DPRD provinsi, serta selebriti kita taruh caleg DPR pusat,” katanya.

Rico Marbun yakin Partai Gelora akan mendapatkan suara yang besar dari pemilih muda, baik milenial maupun gen Z. Salah satu program kuliah gratis yang diperjuangkan Partai Gelora adalah rangka menyasar pemilih muda.

“Jadi program Partai Gelora soal kuliah gratis itu, berkaitan langsung dengan hajat hidup kaum milenial. Ini sudah kami kalkulasikan, tinggal kebijakan politiknya ada atau tidak. Mudah-mudahan dari sini mileneal, gen Z atau pemilih mudah akan memilih Partai Gelora,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menambahkan, dengan berbagai program yang akan diperjuangkan Partai Gelora mulai dari bantuan gizi untuk ibu hamil, makan siang gratis dan kualiah gratis menjadi momen keberuntungan bagi Indonesia.

“Misalkan nanti Partai Gelora menjadi bagian dari pembuat kebijakan, maka program yang kita perjuangkan ini akan menjadi moment of luck yang akan mempengaruhi kehidupan dalam jangka panjang. Partai Gelora ini adalah partai masa depan, dimana orientasinya untuk masa depan,” pungkanya.

Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Timur ini, juga dihadiri Ketua Bidang Teritori (Bangrer) III DPN Partai Gelora Ahmad Zaunuddin, pengurus DPN lainnya, Ketua DPW Partai Gelora Jatim Muhammad Sirot (Gus Siroj), Sekretaris DPW Misbakhul Munir (Gus Misbakh)

Lalu, dihadiri juga para Ketua DPD Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, para caleg DPR RI, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, serta kader Partai Gelora se-Jatim.

Sebelum menghadiri acara Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Timur, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta sempat melakukan dialog dengan para ibu hamil di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sudiarjo, Jatim

Saat menyapa para ibu hamil itu, Anis Matta telihat didampingi Ahmad Zainudin, Gus Siroj dan Gus Misbakh. Dalam kesempatan itu, Anis Matta menanyai satu persatu para ibu hamil mengenai proses kehamilannya dan memberikan dukungan moril kepada mereka.

Anis Matta menyampaikan, jika Partai Gelora menang, maka para ibu hamil akan dirawat negara, mendapatkan bantuan gizi, sehingga anak-anak tidak stunting dan membantu ekononomi keluarga.

Ketika anak-anak sekolah juga mendapatkan berbagai bantuan, termasuk susu dan makan siang gratis. Bahkan ketika lulus sekolah lanjutan atas, anak-anak juga akan mendapatkan jaminan kuliah gratis.

Anis Matta Blusukan ke Sidoarjo Temui Bumil, Sosialisasikan Program GEN 170

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta turun melakukan konsolidasi pemenangan di Jawa Timur (Jatim). Di sela-sela acara konsolidasi tersebut, Anis Matta menyempatkan diri menyapa para ibu hamil (bumi) di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jatim.

Anis Matta juga menyempatkan diri blusukan ke wilayah Waru yang berada di perbatasan antara Kabuoaten Sidoarjo dengan Kota Surabaya untuk mensosialisasikan program GEN 170, memberikan edukasi dan bantuan makanan bergizi kepada ibu hamil alias bumil.

Dalam blusukan itu, Anis Matta disambut antusias oleh para ibu hamil yang ada di kawasan Wedoro, demikian juga para kader penggerak Posyandu. Mereka mengapresiasi ada partai yang peduli pada ibu hamil.

Anis Matta telihat didampingi Ketua Bidang Teritori III DPN Partai Gelora Ahmad Zainudin, Ketua DPW Partai Gelora Jawa Timur Muhammad Siroj (Gus Sirot dan Sekretaris DPW Misbakhul Munir (Gus Misbakh).

Ketua Bidang Perempuan DPN Ratih Sanggarwati dan aktivisi perempuan Partai Gelora peduli Pendidikan Neno Warisman juga terlihat hadir menemani Anis Matta blusukan.

Dalam kesempatan itu, Anis Matta menanyai satu persatu para bumil mengenai proses kehamilannya dan memberikan dukungan moril secara penuh kepada mereka.

Anis Matta menyampaikan, jika Partai Gelora menang, maka para bumil akan dirawat negara, mendapatkan bantuan gizi, sehingga anak-anak tidak stunting, serta dapat membantu ekonomi keluarga.

Ketika anak-anak sekolah para orang tua juga tidak perlu repot, karena anak-anak mereka mendapatkan berbagai bantuan pendidkan, termasuk susu dan makan siang gratis. Bahkan saat lulus sekolah lanjutan atas (SMA) pun, anak-anak juga akan mendapatkan jaminan kuliah gratis.

Partai Gelora, kata Anis Matta, telah mencanangkan program GEN 170 pada 2021 lalu. Program ini untuk membentuk generasi masa depan yang sehat dan kuat dengan tinggi minimal 170 cm.

“Ini program Gelora yang dicanangkan mulai tahun 2021 di Tangerang, Banten. Jadi tidak ada hubungannya dengan polemik asam sulfat atau asam folat. Sejauh ini yang saya tahu asam lambung, banyak dialami Kader Gelora karena sering blusukan di dapil,” kata Anis Matta, Sidoarjo, Sabtu (9/12/2023).

Menurut Anis, untuk menciptakan generasi yang sehat dan kuat, harus dipersiapkan sejak dini, bukan direkayasa tapi direncanakan dengan baik mulai dari bayi dalam kandungan, pra kelahiran, masa usia sekolah, hingga menempuh pendidikan tinggi.

Anis Matta berharap Gerakan ‘GELORAKAN GEN 170’’dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, melalui peningkatan postur fisik atau tinggi badan 170 cm, serta mencegah terjadinya stunting.

Ia mengatakan, keberadaan Gelora memperkuat fungsi Posyandu yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Gerakan ini bentuk kepedulian Partai Gelora kepada ibu hamil dan bayi dalam kandungan yang merupakan generasi masa depan bangsa.

“Mudah-mudahan ibu-ibu hamil yang kami kunjungi ini bayinya ditakdirkan menjadi bayi kuat dan unggul, tinggi badannya minimal 170 cm,” katanya.

Anis Matta pun didaulat seorang ibu hamil untuk memberi nama calon anaknya. Orang nomor satu di Partai Gelora itu pun memberikan nama Khalid. “Saya beri nama anak ini Khalid yang artinya abadi,” pungkasnya.

S

Fahri Yakin Prabowo Gibran Memenangi Pertarungan di DKI, Jabar dan Banten

Partaigelora.id – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menegaskan, bahwa DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar) dan Banten merupakan basis elektoral calon presiden (capres) Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

“Jakarta, Banten dan Jawa Barat ini adalah basis elektoralnya Pak Prabowo. Wilayah yang cukup besar ini merupakan basis tradisionalnya Pak Prabowo,” kata Fahri Hamzah saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talks bertajuk ‘Duel Sengit Prabowo Vs Anies: Perebutan Suara DKI Jakarta dan Jawa Barat, Rabu (6/12/2023) sore.

Menurut Fahri, basis suara tradisional yang telah dibina Prabowo dalam dua Pilpres lalu itu, sempat direbut oleh Anies Baswedan, capres yang didukung Koalisi Perubahan. Namun, perlahan-lahan suara tersebut, bisa direbut kembali oleh Prabowo.

“Basis suara Pak Prabowo sempat dikuasai capres nomor 1, bahkan kita di taruh di nomor 3 dari hasil survei-survei. Tapi, alhamdulillah ada tren yang bagus, basis suara pak Prabowo sudah kembali sekarang,” katanya.

Fahri juga optimistis suara Prabowo di DKI Jakarta, Jabar dan Banten akan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Capres yang didukung partai politik Koalisi Indonesia Maju ini juga akan mendapatkan tambahan suara dari pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Basis massa di tiga wilayah ini dipenuhi basis massa rasional. Mereka sangat moderat, mendukung keputusan Pak Prabowo dan Pak Jokowi melakukan rekonsiliasi. Pak Prabowo ini adalah jalan tengah untuk menghentikan konflik-konflik politik aliran yang terjadi di masa lalu,” katanya.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini mengatakan, semua pihak sudah menyadari bahwa polarisasi politik dan pembelahan di masyaarakat yang terjadi di dua Pilpres lalu, tidak perlu terjadi lagi di Pilpres 2024.

“Konflik-konflik yang selama ini menciptakan kekecewaan-kecewaan yang ekstrem di beberapa kalangan harus diakhiri. Bangsa ini harus bersatu, umat harus bersatu mencari kepemimpinan yang terbaik,” ujarnya.

Fahri berharap semua pihak harus bersatu mendukung capres yang mengerti persoalan bangsa. Tidak boleh mendukung capres yang hanya didasarkan untuk melampiaskan kemarahan saja. Padahal capres tersebut, tidak mengerti apa-apa mengenai persoalan bangsa dan negara saat ini.

“Kita yakin betul masyarakat Jakarta, Jabar dan Banten mendukung Pak Prabowo. Apalagi bersatunya Pak Prabowo dan Pak Jokowi juga akan memberikan suara yang besar kepada pasangan Prabowo-Gibran. Dugaan saya Pak Prabowo tetap akan menang di Jakarta, Jabar dan Banten di Pemilu akan datang,” pungkasnya.

Prabowo Unggul

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengungkapkan, ada kecenderungan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengalami kenaikan elektabilitas secara signifikan

Sedangkan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfuz MD mengalami penurunan, dan pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengalami kenaikan, tetapi tidak signifikan.

“Pasangan nomor 2 cenderung naik terus, pasangan nomor 3 kita lihat turun, dan pasangan nomor 2 naik, tapi tidak signifikan. Kita melihat kompetisi di DKI, Jawa Barat dan Banten ini sementara yang lebih unggul Prabowo, disusul Anies, baru Ganjar,” kata Djayadi.

Di Jabar, kata Djayadi, para analis politik membagi pemilih dalam beberapa wilayah seperti Bandung Raya, Priangan Barat, Priangan Timur, Karangawan, Cirebonan dan Megapolitan.

“Pak Prabowo cenderung lebih unggul di Bandung Raya, Priangan Barat, Priangan Timur dan Karawangan. Anies cenderung didukung di Megapolitan seperti Bekasi dan Depok, sementara Ganjar unggul di Cirebonan seperti Indramayu dan Pengandaran,” katanya.

Namun, dia mengingatkan, bahwa basis pemilih antara Prabowo dan Anies saling beririsan, sehingga keduanya bisa saling membagi pemilih. Selain itu, pemilih Ganjar di Cirebonan saat ini mulai beralih ke Prabowo, karena ada peran Gibran sebagai representasi dari Presiden Jokowi.

“Jadi di Jawa Barat sebenarnya pertarungan sengit tidak hanya terjadi antara Prabowo-Anies saja, tetapi juga Prabowo-Ganjar. Tapi dari kompetisi ini, Pak Prabowo menunjukkan masih lebih unggul,” katanya.

Terkait kompetisi di Jakarta, Djayadi mengatakan, kompitisi berdasarkan pada etnis atau suku, yakni Jawa, Sunda, Betawi dan Minang. Dimana etnis Jawa cenderung mendukung Ganjar, etnis Sunda mendukung Prabowo, serta Betawi dan Minang mendukung Anies.

“Tetapi dengan masuknya Pak Jokowi ke kubunya Pak Prabowo, ada kecenderungan suara pemilih Jawa sebagian besar ke Pak Prabowo. Kalau di kalangan pemilih Betawi dan Minang, meski unggul Anies, tapi bedanya tipis-tipis saja ke Pak Prabowo,” katanya.

Terakhir pertarungan di Banten, kata Djayadi, akan terjadi antara Prabowo-Anies. Suara Menteri Pertahanan itu dalam dua Pilpres cukup kuat.

Sedangkan Anies yang memiliki segmen pemilih yang beririsan dengan pemilih Prabowo, mencoba mengambil ceruk yang sama.

“Tetapi saya kira pertarungan di DKI, Jawa Barat dan Banten ini akan dimenangkan Pak Prabowo, karena beliau mengambil posisi di tengah. Bisa ke kenan, bisa ke kiri, kanan-kiri oke. Inilah keuntungan Pak Prabowo di tengah, tapi resikonya dia diserang terus,” katanya.

Menang Satu Putaran

Dewan Pengarah Tim Kampanye Daerah (TKD) Jabar Prabowo Gibran Haris Yuliana mengatakan, TKD Jabar telah mencanangkan untuk memenangi Pilpres 2024 satu putaran dengan target minimal perolehan suara di Jabar seperti dua Pilpres sebelumnya.

“TKD sebenarnya mentargetkan kemenangan 70 persen di Jawa Barat, tapi paling tidak suara Pak Prabowo angkanya seperti di 2014 sebesar 57,7 persen dan di 2019 sebesar 59,9 persen,” kata Haris.

Haris mengakui, suara Prabowo di Jabar sebelumnya sempat mengalami penurunan sebanyak 5-6 persen. Namun, penurunan suara itu sudah bisa teratasi saat ini. Berdasarkan survei-survei terbaru, elektaalitas Prabowo di Jabar lebih unggul dibandingkan dua kandidat lainnya.

“Jadi istilahnya sekarang ini kita ingin menebalkan kemenangan Pak Prabowo di Jawa Barat. Kehadiran mas Gibran sebagai cawapres Pak Prabowo bisa mengambil pasar yang tidak bisa diambil Pak Prabowo. Mas Gibran ini mampu menjawab kebutuhan anak-anak muda di Jawa Barat,” Ketua DPW Partai Gelora Jabar ini.

Ketua TKD DKI Jakarta Prabowo Gibran Ahmad Zaki Iskandar menambahkan, bahwa pasangan Prabowo-Gibran ini adalah pasangan calon presiden-calon wakil presiden yang mengerti mengenai kebutuhan masyarakat secara langsung.

“Jadi kita tidak bermain dengan isu-isu yang membangun konflik ketegangan, kita justru mempernalkan konsep kampanye yang menyapa dan menarik perhatian masyarakat secara langsung, termasuk pemilih pemula atau milineal” kata Zaki.

Pasangan Prabowo-Gibran, kata Zaki, tidak ingin ada konflik dalam Pilpres 2024, apalagi terjadi pertarungan sengit yang bisa memecah belah masyarakat. Karena pada dasarnya, semua kandidat ingin membangun dan membawa Indonesia lebih maju lagi.

“Jadi tidak perlu dibuat sampai ada pertarungan sengit, lebih baik kita tawarkan apa konsepnya, konsep terbaik untuk membangun Indonesia. Kita harus yakinkan kepada masyarakat, bahwa konsep kita yang diterima, karena pada dasarnya semua kandidat menginginkan membangun Indonesia, dan ingin membawa Indonesia maju,” katanya.

Mubaligh Nasional Haikal Hassan Baras berharap agar semua pihak agar tidak mengembangkan lagi narasi yang memecah belah umat, karena akan mengancam disintegrasi bangsa seperti yang terjadi pada Pilpres 2019 dan Pilpres 2019, yang menyebabkan pembelahan tajam di masyarakat.

“Perbedaan itu tidak mengapa, perbedaan pilihan itu boleh. Jangankan beda pilihan di Pemilu 2024, berbeda agama dan Tuhan saja boleh. Jangan ada lagi kampret, kadrun dan cebong. Kita harus bersatu di tengah perbedaan pilihan dan jangan memainkan lagi narasi yang akan mengancam Indonesia ke disintegrasi bangsa,” kata Haikal Hasan.

Anis Matta: Gelora Menang, Indonesia Bebas Buta Huruf Al-Qur’an

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan, program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an akan menjadi salah satu agenda utama yang akan diperjuangkan Partai Gelora, apabila lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 mendatang.

“Umat muslim yang buta huruf Al-Qur’an itu, angkanya sangat mencemaskan saat ini. Berdasarkan survei PTIQ tahun 2022 sampai 22 persen, sedangkan survei Dewan Masjid tahun 2019 sekitar 65 persen,” kata Anis Matta keterangannya, Selasa (5/12/2023).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab Episode 24 dengan tema “Gelora Menang, Indonesia Bebas Buta Huruf Al-Qur’an” yang telah tayang di kanal YouTube Gelora TV pada Senin (4/12/2023) malam.

Dalam program yang dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedy Miing Gumelar ini, Anis Matta menegaskan, bahwa program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an ini bisa menjadi program resmi pemerintah.

“Melihat kesuksesan pemerintah dalam pemberantasan buta huruf selama ini, yang tinggal 3 persen. Maka perlu ada program literasi yang lain, yakni literasi Al-Qur’an, memberantas buta huruf Al-Qur’an,” katanya.

Menurut Anis Matta, Partai Gelora akan mendorong program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an menjadi program resmi pemerintah. Karena penduduk muslim mayoritas di Indonesia, bahkan terbesar di dunia.

“Ini agenda yang akan diperjuangkan Partai Gelora, kalau kita masuk Senayan, lolos threshold dan ikut memimpin negara ini. Insya Allah akan menjadi salah satu agenda utama Partai Gelora,” katanya.

Anis Matta mengatakan, ada tiga alasan fundamental yang menjadi fondasi mengapa Partai Gelora mendorong upaya pemberantasan buta huruf Al-Qur’an menjadi program resmi pemerintah.

“Pertama Islam itu punya peran sebagai faktor pemersatu dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia. Faktor kedua adalah basis semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan faktor ketiga adalah basis moral,” katanya.

Hal ini penting, karena masyarakat Indonesia yang akan dibangun adalah masyarakat yang sejahtera, tapi juga religius yang memiliki iman dan ilmu, sehingga akan menciptakan kesadaran beragama.

Dua landasan iman dan ilmu ini, lanjut Anis Matta, yang bisa menaikkan derajat suatu bangsa. Sebab, Iman memberikan kita arah hidup, sementara ilmu akan memberikan kita kapasitas.

“Nah, kalau kita ingin menjadikan Indonesia sebagai superpower baru, maka perlu kita bangun sistem pendidikan yang kokoh. Ketika dulu ada SD Inpres berhasil dengan programnya memberantas buta huruf, maka program sama juga bisa dilakukan pemerintah, yakni program bisa baca Qur’an,” ujarnya.

Program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran beragama Umat islam. Karena membangun kesadaran beragama itu juga menjadi bagian dari kepentingan negara, bukan hanya cita-cita orang Islam saja.

“Baginilah cara cara kita memperjuangkan kepentingan umat itu. Kepentingan umat harus menjadi bagian dari kepentingan negara,” katanya.

Artinya, tugas memberantas buta huruf Al-Qur’an ini bukan hanya tugas ormas Islam, yayasan-yayasan Islam, ulama atau guru ngaji saja. Tetapi, belajar mengaji itu, harus menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional.

“Belajar mengaji itu harus dimasukkan ke dalam sistem pendidikan nasional. Pemerintah bisa meniru keberhasilan Pak Habibie (BJ Habibie) saat menjadi Ketua ICMI yang dengan menggalakkan TPA. Pemerintah bisa membuat Rumah Qur’an di setiap desa misalnya,” ujar Anis Matta.

Selain itu pemerintah, kata Anis Matta, perlu menganggarkan anggaran untuk para guru ngaji, dimana penyalurannya bisa melalui ormas atau yayasan-yayasan Islam.

“Anggarannya semacam BOS, orang yang bikin rumah mengaji dikasih anggaran negara. Jadi nanti guru ngaji diongkosin negara, kalau teknis penyaluran nanti bisa didiskusikan. Intinya ada institusi dan anggaran,” katanya.

Anis Matta menilai tugas negara adalah menciptakan generasi unggul, dimana tidak hanya membangun anak-anak Indonesia secara fisik dengan bantuan gizi untuk ibu hamil hingga makanan waktu dia sekolah saja, tapi juga meningkatkan kemampuan kognitif anak di sekolah hingga kuliah gratis, serta mendorong anak-anak memiliki hati, moral dan arah hidup.

“Jadi nanti akan kita lihat ada satu generasi baru yang kuat secara fisik dan sehat, karena diperhatikan negara sejak awal, cerdas akalnya dan juga memiliki hati terarah dengan iman dan akhlaq yang baik,” katanya.

Anis Matta menegaskan, upaya untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam harus dilakukan secara sistematika dengan mulai membangun fondasi yang kokoh terlebih dahulu.

“Untuk membangun fondasi yang kokoh itu, maka orang Indonesia, khusus orang muslim harus bisa baca Qur’an. Karena Al-Qur’an itu adalah sumber pengetahuan dan sumber sistem kehidupan manusia,” katanya.

Anis Matta berpandangan, bahwa agama telah memberi inspirasi kepada kita semua dalam mengelola negara. Dimana negara bisa mengurus warganya dari tiga sisi sekaligus, tidak hanya dari sisi fisik saja, tetapi juga pengetahuan dan akhlaqnya.

“Insya Allah nanti akan ada SDM yang kokoh, punya pengetahuan, tapi pada saat yang sama juga religius. Ke depannya, jangan-jangan nanti Panglima, Kapolri dan Presiden-nya hafal Qur’an, hafiz Qur’an,” pungkasnya.

Fahri Hamzah Kritik Pedas Paslon Peserta Pilpres 2024 yang Usung Perubahan

Partaigelora.id – Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Fahri Hamzah melontarkan kritikan pedasnya ke pasangan calon (paslon) peserta pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yang mengusung tema ‘perubahan’ dan tidak abu-abu alias hitam putih, di berbagai pertemuan dengan rakyat.

Sebab di sisi lain, lanjut Fahri, para pendukungnya masih menikmati posisi ’empuk’ sebagai anggota keluarga besar kabinet Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Aminyang jelas-jelas sedang mereka kritik.

“Kan kesannya jadi nggak serius pertarunganya, kalau semua masih jadi anggota kabinet koalisi Pak Jokowi,” kata Fahri melalui keterangan tertulisnya, Senin (4/12/2023).

Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini menyebut kalau yang dilakukan paslon bersama partai-partai koalisinya, terkesan mengadu domba rakyat dengan tema perubahan dan tidak abu-abu alias hitam putih-nya itu.

“Apa namanya kalau begini? Ingat dong, kalian masih merupakan anggota keluarga besar kabinet Jokowi-Ma’ruf,” sentil Fahri lagi.

Lanjut Fahri, Partai Gelora sebagai yang di luar kabinet, sangat prihatin kalau bertengkar kabinet Jokowi-Ma’ruf,” sentil Fahri lagi.

Lanjut Fahri, Partai Gelora sebagai yang di luar kabinet, sangat prihatin kalau bertengkar yang terlalu keras dalam kontestasi di Pemilu 2024 ini.

“Mendingan kalian ikut aku jadi caleg dan bertempur meminta mandat rakyat, daripada ngomong perubahan ternyata oh ternyata … ,” sindir Caleg DPR RI dari Partai Gelora Indonesia untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I tersebut.

Soal Gemoy, Mahfuz Sidik: PKS Terbukti Plin-Plan

Partaigelora.id – Tidak lama setelah Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman Sohibul Iman mengkritik ‘gemoy’, justru beredar poster iklan kampanye PKS memakai figur anak gemoy.

Menanggapi temuan ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz sidik menyebut PKS plin-plan.

“Apa yang diomongin dengan apa yang dijalanin beda terus. Nggak jelas,” kata Mahfuz dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).

Dalam poster iklan kampanye PKS itu, anak gemoy terlihat tengah mengendarai motor, menggunakan helm dan jaket orange bertuliskan angka 8 dan logo PKS.

Sementara di kanan-kirinya, anak gemoy tersebut tengah membawa kantong belanjaan berisi bahan pangan. Sedangkan di plat nomor bertuliskan PKS Menang: Pangan Murah, Kerja Gampang, Sehat Muda.

Sebagai mantan kader PKS, Mahfuz mengetahui betul kalau PKS sering mengeluarkan janji-janji bombastis yang hampa. Dimana sejak awal sudah mengetahui, bahwa janji tersebut tidak dapat diperjuangkan dari awal, tapi tetap dijanjikan.

“Seperti janji SIM seumur hidup dan bebas pajak kendaraan bermotor (STNK) dalam Pemilu 2019 yang disampaikan oleh Mardani Ali Sera. Itu sejak awal memang sudah tahu tidak diperjuangkan dengan undang-undang, tapi tetap dijanjikan demi meraup suara,” katanya.

Menurut Mahfuz, masalah SIM dan STNK itu, memang tidak bisa ditetapkan dengan undang-undang, karena merupakan kewenangan dengan pemerintah daerah.

Sebab, berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari pajak kendaraan bermotor. Sehingga aturan SIM seumur hidup dan bebas STNK itu ditetapkan Peraturan Daerah (Perda).

Tetapi faktanya, hal itu tidak terbukti, hanya sekedar janji-janji PKS untuk meraup suara di Pemilu saja.

“Kan waktu itu, ada tiga yang jadi gubernur dari PKS. Ada DKI yang sekarang jadi calon presiden (Anies Baswedan), NTB (Zulkiflimansyah), Sumbar Irwan Prayitno, belum lagi yang wali kota. Kenapa SIM seumur hidup dan bebas pajak kendaraan tidak diperjuangkan di wilayah itu,” katanya.

Di Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya, lanjut Mahfuz, dimana gubernurnya yang merupakan kader PKS justru menjadikan pajak kendaraan bermotor sebagai sumber pendapatan tertinggi daerah.

“Jangankan membebaskan pajak bermotor, faktanya Zulkiflimansyah selama menjadi Gubernur NTB tiap tahun justru menaikkan pajak motor,” katanya.

Jika PKS serius terhadap janji memperjuangkan SIM seumur hidup dan bebas pajak kendaraan bermotor (STNK) seperti yang disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera pada Pemilu 2019 lalu, bisa dijalankan oleh kadernya yang menjadi kepala daerah.

“Sekali kebijakan Samsat adalah kebijakan gubernur, bukan kebijakan pusat. Harusnya program kampanye PKS bisa dilaksanakan di daerah yang kadernya menjadi kepala daerah. Bukan malah sebaliknya, gubernur justru tiap tahun menaikkan pajak motor,” ungkapnya.

Artinya, untuk merealisasikan janji-janji bombastis PKS yang hampa itu, kata Mahfuz, tidak perlu menunggu berkuasa di tingkat pusat terlebih dahulu, misalkan menjadi partai mayoritas di DPR atau menjadi Presiden.

“Tapi PKS bisa menjalankan program kampanyenya di daerah daerah yang PKS menjadi kepala daerah. Itu dengan catatan kalau PKS tidak plin-plan,” tegas Mahfuz.

Sekjen Partai Gelora ini juga menyindir soal perbedaan sikap capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan, yang didukung PKS dan Sekjen PKS Aboebakar Alhabsyi soal pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Nusantara, Kalimantan Timur.

“Capresnya menolak IKN dan ingin tetap Ibu Kota tetap di Jakarta, sementara Sekjen PKS mendukung pemindahan IKN. Jadi yang bener ini yang mana, apakah yang disampaikan capresnya atau partai pendukung capresnya,” pungkas Mahfuz.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X