Keluarga Besar Partai Gelora Berduka, Ibunda Fahri Hamzah Wafat

Partaigelora.id-Keluarga besar Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia tengah berduka atas meninggalnya Hajjah Nurjanah, Ibunda Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah pada Rabu, 4 September 2024 dalam usia 85 tahun.

“Innalilahi wa Inna ilaihi Raji’un. Rasa duka saya paling dalam atas wafatnya ibunda sahabat saya @Fahrihamzah. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah almarhumah semasa hidupnya, diampuni segala kesalahannya, ditempatkan di tempat terbaik dan paling mulia disisiNya .. Aamin,” tulis AniS Matta, Kamis (5/9/2024).

Hajjah Nurjanah Salim binti Salim Umar Badubbah wafat ba’da Maghrib di Jakarta, karena sakit. Jenazah sempat disemayamkan di rumah duka di Taman Puri Sriwedari, Cibubur, Depok, Jawa Barat.

Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik dan Anggota DPR dari Partai Golkar Muhammad Misbakhun ikut mensholatkan jenazah ibunda Fahri Hamzah bersama warga sekitar.

Jenazah kemudian diterbangkan ke Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Bandara Soekarno Hatta, Jakarta untuk dimakamkan di kampung halamannya, di Utan, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Sejumlah tokoh, politisi dan sahabat menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya ibunda Fahri Hamzah tersebut, dan mendoakan almarhum diterima disisiNYA, Allah SWT.

Bahkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Sekretaris Negara Praktikno dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian terlihat ikut mengantarkan pemberangkatan jenazah di Bandara Soekarno Hatta.

“Kemarin, Ibunda saya Hajjah Nurjanah Salim binti Salim Umar Badubbah telah dipanggil oleh Allah ke sisiNya yang mulia. Tadi sore kami baru saja selesai memakamkannya di kampung halaman kami, Utan, Kabupaten Sumbawa, NTB,” kata Fahri Hamzah, Kamis (5/9/2024).

Fahri Hamzah ikut serta memasukkan jenazah ibundanya di dalam kubur, liang lahat yang menjadi tempat peristiratan terakhirnya.

“Saya memeluk beliau untuk terakhir kalinya di dalam kubur, Di liang lahat untuk memastikan tubuh dan wajahnya menghadap kiblat,” katanya.

“Harum tubuh ibuku, seperti harum biasa saat aku dipeluk dan diberi nya kehangatan dan dekapan kasih sayang sejak dalam kandungan, menjadi bayi dan anak-anak sampai menjelang ajal dan bahkan sampai di liang Lahat harum yang sama,” ujarnya.

Ia pun teringat kepada seorang perempuan yang harum namanya karena hidupnya penuh dengan perbuatan baik, baik bagi keluarganya dan juga masyarakat tempat beliau tinggal bertetangga. “Tidak ada orang yang tidak diperhatikannya, tidak ada orang yang dia tidak tolong,” katanya.

Bahkan ketika semakin sulit bergerak dalam masa sakitnya dan hanya terlentang, tetapi jika ada tamu yang baru datang ibu berusaha bangkit dan bertanya ke mana orang orang, ini ada tamu belum diberi makan dan minum.

“Gerakannya akan semakin sontak apabila secara vulgar sang tamu mengatakan belum makan. Maka ibu akan segera berteriak memanggil orang orang dapur agar menyiapkan makan dan memberikan bekal kepada yang datang atau yang pamit akan perg,” kenangnya.

“Ibuku sangat perhatian kapada Kehidupan dan kebutuhan setiap orang. Demikianlah ibuku yang melahirkan delapan anak hingga besar dan mengurusi delapan adiknya sebagai anak terbesar,” sambungnya

Almarhumah Hajjah Nurjanah, lahir pada 1 Maret 1939 dan wafat pada 4 September 2024. Lebih kurang 85 tahun usia beliau yang padat dan penuh karya untuk mempersiapkan generasi yang akan datang.

Seluruh adiknya dari hasil perkawinan kakek Salim Umar dan Hajjah Tampawan binti Hassan Sabri kelahiran Mandar (sekarang Sulawesi Barat) sukses menjadi generasi baru yang melanjutkan perjuangan keluarga dan masyarakat.

“Semua ini seperti beliau bangun dalam senyap, tidak suka popularitas, tidak suka berdandan dan tidak suka difoto. Beliau lebih suka bekerja di belakang dan semua beliau kerjakan. Dari menjahit, memasak dan membuat usaha rumahan yang keahliannya diwariskan kepada anak anaknya,” papar Fahri Hamzah.

Wakuil Ketua Umum Partai Gelora ini juga mengatakan, ibundanya adalah orang yang suka berkebun dan beternak serta mengelola sawah yang masih ada sampai sekarang.

“Ketika saya mulai punya sedikit uang memberikannya kepada beliau, tak ada dari uang itu yang beliau pakai untuk pribadi melainkan untuk membeli sesuatu yang bisa diwariskan: tanah, ternak, sawah, kebun dan apa saja yang bisa menjadi usaha lanjutan,” ungkapnya.

Fahri Hamzah menilai ibundanya adalah seorang yang sabar mengelola semua persoalan yang muncul dalam keluarga dan tetangga. Sebagai tetangga tak ada kesibukan tetangga yang beliau tidak terlibat.

Seperti mengurusi orang lahiran, pengantin dan juga mengurusi orang yang meninggal dunia. Semua orang yang datang meminta tolong pasti akan diberikannya.

Ketika Hajjah Nurjanah dipindahkan ke Jakarta setelah sakit, karena pada dasarnya tidak mau pindah meninggalkan desa. Namun, ia berpikir wajarlah kalau sekarang semua orang dalam keluarga ini datang untuk mengurusi beliau dalam masa sakitnya.

“Karena sepanjang hidupnya kerja beliau hanya ngurusin orang. Jika sekarang beliau kita urus adalah konsekuensi dan Allah mengajarkan kita untuk ikhlas sebagaimana beliau,” ujarnya

Tetapi Allah berkehendak lain, baru sekitar tiga tahun mengurus almarhumah setelah kena COVID dan Anfal di kampung, kemarin beliau dipanggil oleh Allah SWT. Rasanya terlalu cepat beliau pergi karena kami pun ingin selalu masih bersama.

“Ibuku, sekolahku, pelindung dan tiang masyarakatku telah pergi dan telah berbaring tenang di tempat ke mana semua kita akan kembali,” ujarnya.

“Dari lubuk hati yang paling dalam kami mohon kepada semua yang mengenal atau yang tidak mengenal untuk memaafkannya dan mendoakan semoga almarhumah ibuku diterima segala amal nya dan dimasukkan ke dalam surga nya Allah yang abadi. Amin YRA,” katanya.

No comments
Leave Your Comment

No comments

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X