Partaigelora.id-Pusat Pengembangan Wawasan DPP Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mulai kegiatan kajian pengembangan wawasan bagi para fungsionaris di Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) se-Indonesia pada Jumat (10/10/2025).
Kegiatan yang digelar setiap Jumat malam ini menghadirkan tema-tema kebangsaan, geopolitik, keislaman dan lain-lain.Pada kajian pertama, Forum Pengembangan Wawasan mengambil tema ‘Islam yang Kita Pahami’, yang disampaikan oleh KH Ahmad Mudzoffar, Lc, MA, Ketua Pusat Kajian Strategis DPP Partai Gelora.
Koordinator Pelaksana Harian DPP Partai Gelora Rofi’ Munawar saat membuka acara tersebut, mengatakan, kegiatan kajian tersebut akan dilakukan secara rutin setiap pekan.
Kegiatan kajian tersebut, merupakan program dari Pusat Pengembangan Wawasan, yang diketahui KH Musyaffa Ahmad Rahim.

“Kegiatan ini akan kita buat rutin. Insya allah ke depan akan ada kajian wawasan kebangsaan, kajian wawasan geopolitik, begitu seterusnya. Mudah-mudahan diberikan kemudaan untuk melaksanakan ini,” kata Rofi’ Munawar, Jumat (10/10/2025).
Menurut Rofi’, kegiatan ini merupakan salah satu program untuk memperkenalkan Partai Gelora ke masyarakat dan memberikan wawasan kepada para kadernya.
“Ini salah program Partai Gelora untuk memperkenalkan siapa partai ini, di depan para kadernya yang barangkali semuanya belum mengerti atau masyarakat umum,” ujarnya.
Sedangkan KH Ahmad Mudzoffar, Lc, MA dalam paparannya mengatakan, bahwa forum ini menjadi wadah berbagi ilmu, pengalaman, serta menjadi motivasi bersama dalam pengembangan wawasan di Partai Gelora.
“Tema kajian kita adalah tentang wawasan keislaman. Bahwa Islam adalah panduan dalam mengelola kehidupan kita,” kata KH Ahmad Muzhoffar.
Menurut dia, semua manusia yang ber-Tuhan atau tidak akan mati, serta berakhir kehidupannya di dunia dan berlanjut di akhirat pasca kematian.
Sebagai agama ‘rahmatan lil alamin, kata Mudzoffar, Islam telah memberikan Al Qur’an dan Hadist memberikan panduan untuk menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
“Tapi terkandang kita juga masih bingung, versi Islam siapa yang paling benar ketika terjadi perbedaan dalam pemahaman. Bagaimana kita menyikapinya, tentunya kita kembalikan ke Al Qur’an dan Hadist, tidak perlu dipertentangkan, karena ini soal penafsiran pemahaman saja. Sehingga di Islam dikenal ada empat madzab,, yakni Madzab Maliki, Hanafi, Safi’i dan Hambali. Perbedaan akan terus ada,” pungkasnya.

No comments