Tag: Anis Matta

Anis Matta: Islam Sampaikan Lima Pesan Bagaimana Hadapi Krisis

, , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Islam secara lugas telah menjelaskan bagaimana seharusnya manusia bersikap dalam menghadapi krisis berlarut seperti krisis saat ini akibat pandemi Covid-19.

“Islam sebenarnya telah memberikan pesan kepada kita bagaimana menghadapi krisis. Dan gambaran tentang krisis tersebut ada di dalam Al Quran,” kata Anis Matta saat bedah buku karyanya berjudul ‘Pesan Islam Menghadapi Krisis’ yang diterbitkan oleh Poestaka Rembug pada Jumat (19/11/2021) malam.

Menurut Anis Matta, pesan tersebut dapat diringkas ke dalam lima pesan. Ternyata krisis bukan merupakan sesuatu yang gelap, yang tidak bisa dipelajari.

“Kalaupun ada fakta-fakta atau bukti-bukti yang terbukti dalam pendekatan scientific, maka itu sebenarnya ketidakmengertian kita terhadap apa yang terjadi, bukan dihadapkan dengan teori konspirasi,” katanya.

Masifnya informasi teori konspirasi ini, kata Anis Matta, menyebabkan banyak disinformasi yang berseliweran, berasal dari individu, perusahaan, kelompok tertentu, bahkan negara.

“Seperti sikap masyarakat menolak vaksin tertentu, itu efek dari teori konspirasi. Sehingga diperlukan tafsir pendekatan agama dan scientific, inilah pesan pertama. Semua bisa dipelajari dan ketika MUI memberikan fatwa, disinformasi tersebut perlahan hilang,” katanya.

Adapun pesan kedua adalah keimanan. Dimana public mood (suasana hati masyarakat) saat ini didominasi oleh rasa takut, sedih, emosi dan Frustrasi. Emosi negatif ini terus diulang dalam Islam agar ada proteksi keimanan.

“Gunanya untuk proteksi mood kita dari semua tekanan masalah. Apakah pandemi ini rekayasa atau natural, dan mahluk (Covid-19) yang lahir, semua atas kehendak Allah SWT. ujarnya.

Pesan ketiga adalah prilaku optimis, mengubah krisis menjadi peluang, karena kegamangan akan menyebabkan kehilangan relevansinya. “Fokus pada peluang dan membalikkan tekanan untuk melakukan pencapaian luar biasa,” katanya.

Sedangkan pesan keempat adalah inspirasi sejarah. Yaitu muncul ide baru, narasi lama mati atau muncul pemimpin baru, sementara pemimpin lama menjadi tidak relevan.

“Kita bisa mengambil inspirasi dari cerita Nabi Daud mengalahkan Jalut. Daud yang bertubuh kecil bisa mengalahkan Jalut yang besar,” katanya.

Terakhir,  pesan kelima adalah soal geopolitik. Islam jauh-jauh hari sudah mengungkapkan mengenai garis pertemuan dengan Romawi, setelah mengalahkan Persia dan menjadi kekuatan global baru saat itu.

“Pemahaman lemah orang terhadap krisis saat ini, akibat polarisasi Pilpres 2019 lalu. Tetapi bersamaan dengan pandemi, kesadaran beragama meningkat. Perspektif agama harus menjadi landasan untuk kita mengembangkan langkah selanjutnya,” tegas Anis Matta.

Ustaz Muhammad Jazir Asp, agamawan dan Takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta mengatakan, Masjid Jogokariyan mampu memanfaatkan badai krisis saat ini menjadi peluang, sehingga memberikan nilai tambah secara ekonomi.

“Kita bisa membuat masker, alkohol, hand sanitizer, disinfektan, baju hasmat, bumbu masak hotel, bahkan dapat limpahan zakat. Ini semua nggak kepikir, kalau nggak ada krisis. Krisis kita lewati dengan kegembiraan,” kata Jazir.

Pengamat ekonomi dari CELIOS Bhima Yudhistara mengatakan, apa yang disampaikan Anis Matta dalam bukunya adalah sebuah kebenaran dalam Islam, dimana setiap krisis ada peluang.

“Sayang buku ini terbit, saat kasus sudah melandai. Saya juga melakukan riset, setiap krisis ada peluang dan sekarang banyak profesi baru. Makanya saya cukup optimis, dan kita tidak perlu pesimis, karena setiap krisis ada peluang,” kata Bhima Yudhistira.

Namun, Epidemiolog Universitas Airlangga M Atho’illah Isvandary mengingatkan,  kemungkinkan Indonesia dilanda gelombang ketiga Covid-19, setelah dua bulan gelombang keempat Covid-19 melanda Eropa.

“Gelombang Covid-19 di Indonesia selalu didahului gelombang Covid-19 di Eropa selalu didahului gelombang di Eropa. Prediksi kita dua bulan lagi akan ada gelombang ketiga di Indonesia,” kata Atho’illah.

Jadi Ikon Indonesia, Anis Matta: Malioboro Butuh Sentuhan Arsitektur Baru

, , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Sore itu,  Minggu (14/11/2021), di Malioboro, Yogyakarta, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengakhiri kegiatan perjalanan napak tiIasnya di tiga provinsi dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, 10 Nopember 2021.

Selama sepekan dari 9-14 Nopember 2021, Anis Matta berkunjung ke Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di Surabaya, Anis Matta ziarah ke Makam Bung Tomo, TMP Surabaya dan Museum HOS Tjokroaminoto.

Sedangkan di Jawa Tengah, Anis Matta mengunjungi TPI Juwana, Kabupaten Pati, pelaku UMKM Batik Semarang 16 dan Bandeng Presto New Citra di Semarang.

Sementara di Yogyakarta, Anis Matta melakukan kunjungan ke Dagadu Jogja, brand merchandise asli Jogja, disamping bertemu dengan para pelaku UMKM dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Bantul.

Dalam kunjungan ini, Anis Matta didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Bidang Pengembangan Teritori (Bangter) III Wilayah Jatim, Jateng dan DIY, Ahmad Zainuddin dan beberapa fungsionaris Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora lainnya, serta Ketua DPW di Bangter III.

“Saat ini, di tempat yang paling sering saya rindukan, yaitu Malioboro. Saya mengakhiri perjalanan napak tilas saya selama 7 hari ini, ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta,” kata Anis Matta.

Malioboro adalah kawasan wisata yang berdekatan dengan keraton Yogyakarta Nama Malioboro diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti Karangan Bunga.

Nama Malioboro juga terinspiasi dari nama seorang colonial Inggris yang tinggal di Yogyakarta pada tahun 1811- 1816 yang bernama Marlborough.

Malioboro mulai dikenal oleh semua orang, setelah dibangunnya benteng Vredenburg dan juga stasiun Tugu Yogyakarta.  Kawasan ini berubah menjadi kawasan perdagangan antara pedagang Belanda dan pedagang Tionghoa kala itu

Namun, ketika zaman sudah berubah, wajah Malioboro juga berubah total. Kawasan Malioboro terlihat semrawut dan tidak tertata rapih, penuh sesak oleh para pedagang kaki lima, pedagang asongan becak dan juga andong, disamping kemacetan parah.

“Tempat ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami banyak perubahan. Saya kira perlu  ada sentuhan arsitektur yang lebih bagus dan perubahan pada perwajahan Malioboro secara keseluruhan,” katanya.

Didampingi Mahfuz Sidik, Ketua Bidang Pengembangan Teritori III Ahmad Zainuddin dan Ketua DPW DIY Zuhrif Hudaya, Anis Matta menyusuri kawasan Malioboro sepanjang kurang lebih 3 km. 

Selain melakukan pengamatan, Anis Matta mendapatkan banyak masukan mengenai pengelolaan kawasan Malioboro, keberadan PKL yang tidak tertata justru mematikan usaha yang berada di pertokoan di belakangnya.

“Tidak boleh ada yang dirugikan, ekonomi yang di belakang dan diatasnya harus berjalan. Ini saya lihat tidak berjalan. Kalau lihat seperti ini, keunikan dari Malioboro, serasa hilang” katanya.

Anis Matta menilai keunikan dari Malioboro adalah banyaknya orang berlalu-lalang, bukan untuk berbelanja. Karena itu, semua aktivitas ekonomi harus berjalan, tidak ada yang boleh dirugikan, sehingga diperlukan penataaan agar orang tertarik dan nyaman datang ke Malioboro.

Ketua DPW Partai Gelora DIY Zuhrif Hudaya mengatakan, berbagai upaya dilakukan untuk melakukan penataan, termasuk penertiban yang dilakukan Pemprov DIY. Namun, hingga kini tidak membuahkan hasil. Kondisi Malioboro tetap semrawut dan PKL menolak untuk dipindahkan.

“Para seniman juga telah membuat desainnya, tetapi tidak pernah dieksekusi, sehingga malas dan dibiarkan sampai sekarang,” kata Zuhrif.

Anis Matta berharap Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta melakukan penataan kawasan Malioboro. Kawasan Malioboro diperlukan sentuhan arsitektur yang lebih bagus. Sehingga ada perubahan pada perubahan perwajahan Malioboro dari kesan semrawut, tidak tertata menjadi kawasan yang memiliki keindahan dan cita rasa yang bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi.

“Nilai tambah secara ekonomi ini akan memperkokoh posisi Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya, karena Malioboro adalah salah satu penanda keistimewahan Kota Yogyakarta,” tegas Anis Matta.

Ia menyampaikan undangan terbuka kepada semua pihak agar secara bersama-sama memikirkan penataan Malioboro. Sebab, Malioboro saat ini tidak hanya menjadi ikon keistimewaan Yogyakarta, tetapi juga penanda keistimewaan Indonesia dalam sektor pariwisata. 

“Ini undangan terbuka kepada kita semua untuk memikirkan bagaimana menjadikan Malioboro,  bukan hanya ikon dan penanda keistimewaan Jogjakarta saja, tapi juga penanda keistimewaan Indonesia,” ujar Anis Matta.

Anis Matta mengungkapkan, kepeduliannya terhadap Yogyakarta adalah bagian dari wasiat dari ayahandanya. Ayahnya adalah seorang pedagang perak asal Bugis dan pernah tinggal di Yogyakarta selama 17 tahun. “Ini wasiat Bapak saya yang belum tercapai, Beliau pernah tinggal 17 tahun di Jogya,” katanya.

Ia sudah meminta Ketua DPW Yogyakarta Zuhrif Hudaya untuk membuat sayembara atau lomba desain arsitektur penataan kawasan Malioboro. Desain pemenang lomba tersebut, nantinya akan diberikan ke Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta sebagai rekomendasi penataan kawasan Malioboro.

“Saya sudah meminta Pak Zuhrif (Ketua DPW Partai Gelora Yogyakarta Zuhrif Hudaya) segera mengadakan lomba penataan Malioboro,” ungkapnya.

Mengakhiri perjalanannya di Malioboro, Anis Matta mampir di Kedai Kopi Kenangan untuk melepaskan penat sejenak, sebelum meneruskan perjalanan pulang ke Jakarta.  Anis Matta juga sempat menyanyikan lagu ‘Andai Kau Datang’ yang dipopulerkan grup band legendaris Koes Plus.

Ditemani seorang mahasiswi Jogya dan seniman jalanan Malioboro, Anis Matta melantunkan syair demi syair lagu ‘Anda Kau Datang’. Terlalu indah dilupakan, Terlalu sedih dikenangkan, Setelah aku jauh berjalan, Dan kau kutinggalkan ….

Beri Ucapan Milad 109, Anis Matta: Visi Besar Muhammadiyah Melampaui Zamannya

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, organisasi Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 Nopember 1912 lalu, memiliki visi besar yang jauh melampaui zamannya.

Hal itu disampaikan Anis Matta saat menyampaikan ucapan Milad 109 Persyarikatan Muhammadiyah di Jakarta, Kamis (18/11/2021).

“Muhammadiyah lahir dari gagasan memajukan umat melalui amal usaha terutama di bidang pendidikan yang mencerahkan dan kesehatan yang memberdayakan. Visi besar KHAhmad Dahlan yang jauh melampaui zamannya,” kata Anis Matta dalam keterangannya.

Menurut Anis Matta, visi besar dan semangat itu telah dia rasakan saat dirinya belajar di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam di Gombara, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) beberapa waktu silam.

Di pondok pesantren ini,  Anis Matta menimba ilmu agama  selama enam tahun dan menjadi alumni pada 1986.

“Saya merasakan visi dan semangat itu pada guru saya, KH Abdul Djalil yang memimpin Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam di Gombara, Makassar kala itu, ” katanya.

Menurut Anis Matta, di tengah segala keterbatasan, KH Abdul Djalil selalu mengajak murid-muridnya punya mimpi besar dan cakrawala yang luas.

Anis Matta mengaku selalu terkenang dengan guru-guru Muhammadiyah yang bukan saja mengajar, tapi menjadi motivator bagi murid-muridnya.

“Tempat ini dulu terpencil dan sepi. Kita belajar di bawah pohon, tapi kami selalu tersambung dengan cita-cita besar, karena guru kami dulu semuanya motivator,” lanjut Anis Matta mengurai kenangannya.

Karena itu, Anis Matta selalu mengingat jasa-jasa gurunya tersebut, yang telah menjadikannya sebagai seorang motivator, menjadikan Indonesia kekuatan lima besar dunia.

“Kini, pada usianya yang ke 109 tahun, saya percaya Muhammadiyah akan terus menjadi elemen bangsa yang mendorong kemajuan dan persatuan dalam membangun peradaban Indonesia,” katanya.

“Selamat milad Muhammadiyah. Teruslah menebar optimisme dan nilai-nilai utama. Semoga Allah memberkati semua amal usaha Muhammadiyah dan seluruh bangsa Indonesia,” ujar Anis Matta.

Anis Matta: Pemerintah Perlu Dukung Iklim Usaha Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif

, , , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, pemerintah perlu mendukung iklim usaha pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif saat pandemi ini.

Sebab, UMKM dan ekonomi kreatif dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan mengentaskan kemiskanan.

“Kita punya peluang pasar domestik, dan UMKM saya memandangnya harus menjadi pilar utama ekonomi Indonesia, karena itu dibutuhkan iklim yang mendukung pengembangan UMKM,” kata Anis Matta saat berdialog dengan pelaku UMKM di Yogyakarta dalam acara bertajuk ‘Jagongan Gayeng, Sabtu (14/11/2021) malam.

Dalam dialog yang dilaksanakan dalam suasana santai di Coday Coffee ini, Anis Matta menilai dukungan tersebut akan menciptakan model sosial masyarakat kelas menengah yang berasal dari pelaku UMKM. Berbeda dengan negara-negara lain di dunia yang dibangun dari kelompok profesional.

“Tapi mereka ini rentan terhadap gejolak ekonomi. Sektor UMKM di Indonesia sudah teruji daya tahannya dalam menghadapi krisis ekonomi,” katanya.

Partai Gelora, lanjutnya, pelaku UMKM ini harus menjadi kelompok mayoritas kelas menengah, sehingga akan mengokohkan ekonomi nasional.

Namun, untuk mencapai hal itu, dibutuhkan peta jalan pengembangan UMKM.

“Selain itu, pemerintah juga harus menyiapkan sistem pendukung bagi pengembangan UMKM dengan memberikan kemudahan permodalan, teknologi, kemudahan regulasi, insentif pajak, dan pasar yang terbuka,” ujarnya.

Menurut Anis Matta, sistem pendukung tersebut baru akan efektif apabila iklim usaha bagi UMKM terbangun dengan baik dengan memberikan ruang kebebasan berusaha.

Sehingga bisa menjadi supporting sistem bagi demokrasi dan bisnis yang sehat.

“Insya Allah, kalau dunia usaha diberikan kebebasan akan tumbuh besar. Dan kita ingin kelas menengah dari pelaku UMKM ini, kuat dan kokoh seperti diamond. UMKM harus menjadi kelompok mayoritas kelas menengah Indonesia,” ujarnya.

Anis Matta menambahkan, Partai Gelora akan terus melakukan kampanye literasi untuk mewujudkan Indonesia menjadi 5 besar dunia melalui pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif sebagai penopang perekonomian nasional.  

Hal senada disampaikan Ketua DPW Partai Gelora Daerah Istimewa Yogyakarta Zuhrif Hudaya mengungkapkan Indonesia punya potensi yang besar untuk pengembangan industri kreatif dan digital.

Yogyakarta sebagai salah satu kota pendidikan dan budaya, lanjutnya, harus bisa menjadi lokomotif industri kreatif dan digital.

“Partai Gelora sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan sektor ini dan selama ini telah menjalankan beberapa program yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan industri kreatif,” terangnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengamini Zuhrif Hudaya. Fahri menilai Yogjakarta memiliki pasar yang kuat dalam industri kreatif, industri kata-kata.

“Bangsa Indonesia itu pada dasarnya bangsa pengumpat yang melambangkan perasaan hati. Peluang ini menjadi bisnis yang memproduksi kaos dengan menangkap public mood, perasaan hati masyarakat. Pasar Jogya ini lebih kuat dari Indonesia,” kata Fahri.

Sebelum berdialog dengan pelaku UMKM Yogyakarta, Anis Matta melakukan kunjungan ke Dagadu Jogja, Dagadu merupakan brand merchandise asli Jogja yang telah malang melintang dalam dunia merchandise khas daerah Jogja.

Saat menuju Dagadu, Anis Matta didampingi Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, fungsionaris DPN, Ketua DPW Zuhrif Hudaya dan kader Partai Gelora Yogyakarta berjalan kaki sejauh 500 meter di tengah terik panas matahari.

Anis Matta dan Fahri Hamzah menyapa masyarakat Yogyakarta sambil menyusuri Jalan Gedong Kuning Selatan, Bangun Tapa, Bantul menuju outlet Dagadu.

Di Dagadu, Anis Matta dan Fahri Hamzah diterima langsung CEO PT Aseli Dagadu Djokja Mirza Arditya. Mirza mengatakan, Dagadu didirikan 28 mahasiswa jurusan arsitektur UGM 28 tahun lalu.

“Di UGM yang dibolehkan pakai kaos hanya mahasiswa arsitektur. Mereka kemudian membuat kaos sendiri, berkembang dan bisa survive sampai sekarang,” kata Mirza Arditya.

Dalam kesempatan ini, Anis Matta mengajak Dagadu untuk kolaborasi Co-branding dalam membuat produk baru kaos. Karena pada prinsipnya antara Dagadu dengan Partai Gelora memiliki kesamaan.

Yakni Dagadu memproduksi kata-kata, Partai Gelora memproduksi narasi. Kaos yang dibuat Partai Gelora selama ini masih terlalu formal dan kaku.

“Kita ingin melakukan kolaborasi cinta dengan Dagadu, karena pada padasarnya Dagadu tidak jualan kaos, tapi kata-kata, senyuman dan jok-jok lucu. Kita bisa kerjasama Co-branding  produk baru untuk partai politik,” katanya.

Indonesia Perlu ‘Generasi Musim Semi’, bukan ‘Generasi Musim Dingin’ agar Punya Optimisme

, , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Indonesia memerlukan ‘generasi musim semi’, bukan ‘generasi musim dingin, sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai kekuatan lima besar dunia.

Generasi musim semi, adalah generasi yang penuh optimisme dan keyakinan yang tahu cara mengubah krisis sebagai peluang. Bukan sebaliknya generasi musim dingin, generasi yang penuh kebekuan yang tidak tahu arah dan tahun, serta berputus asa dan mudah menyerah.

“Jadi kita di Partai Gelora ini, tidak hanya memikirkan nasib kita saja, tetapi juga bisa mengubah wajah Indonesia, tahu cara mengubah krisis menjadi peluang,” kata Anis Matta saat menyampaikan pembekalan Rapat Koordinasi Pemenangan DPW Partai Gelora Jawa Tengah (Jateng) di Hotel Patra Jasa Semarang, Jumat (13/11/2021).

Menurut Anis Matta, Partai Gelora menyadari bahwa ide lima besar dunia memang masih susah dipahami oleh masyarakat, termasuk para pemimpin sekarang. Tetapi dengan generasi musim semi itu, ide lima besar dunia itu bisa tercapai.

Ia memprediksi dalam 10 tahun ke depan, Indonesia akan mengalami guncangan hebat kebangkrutan ekonomi, selain terlibat dalam pusaran konflik geopolitik. Sehingga perlu dipersiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasinya, sebelum hal itu benar-benar terjadi. 

“Saya tahu ini banyak yang tidak nyambung, begitu sulit menjelaskan ini (narasi 5 besar dunia, red). Jangankan orang desa, orang yang di dekat saja istana bingung. Makanya, pemerintahnya bingung, oposisinya juga bingung. Tapi sorot mata saudara, adalah optimisme, penuh keyakinan, senyum optimisme, bukan kesedihan. Itu yang kita perlukan,” ujarnya.

Dari rasa optimisme itu, lanjutnya, Partai Gelora telah mencapai pencapaian luar biasa, meski dengan sumber daya terbatas dan berada dalam target tekanan selama dua tahun ini.

“Kita sudah coba di Pilkada Medan, apa yang tidak mungkin jadi mungkin, karena keyakinan dan optisme kita, nah ikan akan kita coba secara nasional,” katanya.

Berdasarkan survei internal, ungkapnya, Partai Gelora sudah masuk 10 besar partai politik (parpol) dan menggeser parpol yang tidak lolos parliament threshold pada Pemilu 2019 lalu. Bahkan di DKI Jakarta, popularitas Partai Gelora sudah mencapai 3 persen.

“Ada waktunya kita lemah, tidak berdaya terhadap waktu yang kita targetkan. Saya bisa bayangkan stressnya anda luar biasa, tetapi dengan kesabaran dan daya tahan kita, alhamduillah sudah mencapai pencapaian luar biasa,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menambahkan, Partai Gelora ingin mengurangi ketegangan-ketegangan yang tidak diperlukan, sehingga bisa fokus untuk membangun.

“Partai Gelora punya harapan, rumah besar Indonesia tidak boleh lagi ada ketegangan. Kita lebih baik buruk di layar, tapi orang jatuh cinta kepada kita. Bukan sebaliknya, baik di layar tetapi orang tidak jatuh cinta ke kita,” kata Fahri.

Anis Matta berharap semua kader Partai Gelora mengusir sumber pesimisme yang ada dalam diri. Karena suasana jiwa negatif dan perasaan tidak berdaya, akan melahirkan kesedihan dan kemalasan.

“Kita punya target 2 kursi per dapil, Insya Allah dan dengan penuh keyakinan akan tercapai, makanya saya kirim caleg di Solo Raya ibu Mala (Kumalarasi Kartini, red). Saya tahu ini akan ‘brutal’, karena yang dihadapi di dapil ini orang kuat dan partai kuat. Tapi jika Allah mengizinkan semua akan berubah,” tandasnya.

Partai Gelora, ungkap Anis Matta, sudah membuat roadmap pemenangan Pemilu 2024 dalam sebuah gerakan seperti melaunching Blue Helmet, Rumah Qur’an, Majelis Cinta Rosul, gerakan UMKM di Jateng dan gerakan lingkungan di Jawa Barat.

Rapat Koordinasi Pemenangan DPW Partai Gelora Jateng ini, selain dihadiri Anis Matta dan Fahri Hamzah, juga dihadiri Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Bidang Pengembangan Teritori III (Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyarkarta) Achmad Zaenudin, fungsionaris DPN Partai Gelora, Ketua DPW Jateng Achmadi dan DPD se-Jateng.

Anis Matta: UMKM Pilar Ekonomi Rakyat, Bisa Jadi Solusi Atasi Kemiskinan

, , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengunjungi dua sentra usaha UMKM di Semarang, Jawa Tengah, yaitu Batik Semarang 16 dan Bandeng Presto New Citra.

Anis Matta mengatakan, kunjungannya sebagai bentuk dukungan Partai Gelora terhadap keberlangsungan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.

“UMKM ini sudah terbukti bisa menggerakkan roda perekonomian kita selama masa krisis ini. Sehingga kita perlu memberikan dukungan agar mereka bisa terus bertahan,” kata Anis Matta di Semarang, Jumat (12/11/2021).

Menurut Anis Matta, pelaku UMKM saat ini mengeluhkan penurunan omzet penjualan dan kendala dalam pemasaran.

Ia berharap keluhan dari pelaku UMKM ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

“Kita berharap pemerintah membuat kebijakan yang pro UKM. Dan semua pihak bisa berkolaborasi untuk sama-sama mengembangkan UMKM,” katanya.

Anis Matta menilai pengembangan usaha UMKM bisa menjadi solusi pemerintah untuk mengatasi kemiskinan yang meningkat selama pandemi Covid-19.

“Dari kunjungan saya di tiga provinsi, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kita melihat angka kemiskinan naik selama pandemi. Nah, pengembangan UMKM bisa jadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan,” tegasnya.

Anis Matta menegaskan, UMKM merupakan pilar ekonomi rakyat, karena konsep UMKM berupaya untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.

“Kita dorong UMKM naik kelas supaya jadi besar. Kita mendorong betul UMKM ini, karena merupakan pilar ekonomi rakyat,” katanya.

Anis Matta mengunjungi langsung pabrik Bandeng Presto New Citra di kawasan Padurungan dan Batik Semarang 16 di Kampung Metese, Kecamatan Tembalang, Dusun Sumberejo, Kota Semarang.

Anis Matta melihat langsung proses pembuatan bandeng presto hingga pengemasan.

“Rasanya luar biasa, kita coba akan bantu permasalahan mereka dalam pemasaran secara online agar bisa berkembang,” katanya.

Sementara di Batik Semarang 16, Anis Matta juga melihat proses menenun benang hingga pembuatan model batik tulis dan proses pembatikannya menggunakan canting.

Anis  Matta sempat merasakan bagaimana cara menenun benang menjadi kain, serta membatik menggunakan canting.

“Batik ini merupakan produk warisan budaya luar biasa Indonesia, yang harus kita jaga dan lestarikan,” katanya.

Anis Matta menilai ada filosofi yang bisa diambil dari Batik ini, yakni ketekunan, cita rasa dan keindahan karena rumitnya proses pembuatannya yang membutuhkan waktu antara 7-8 jam.

“Falsafahnya luar biasa, Batik ini mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang rumit, tapi harmonis,” tegasnya.

Dalam kunjungan ke UMKM, Anis Matta didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Ahmad Rilyadi, para fungsionaris DPN dan Ketua DPW Jateng Achmadi.

Kunjungi Pati, Anis Matta dan Fahri Hamzah Terima Aspirasi dari Nelayan Juwana

, , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta dan Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah mengunjungi para nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Unit II Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (11/11/2021) petang.

Mereka melihat langsung proses pembongkaran ikan dari kapal nelayan, serta berdialog dengan para nelayan dan ketua asosiasi nelayan.

Anis Matta dan Fahri Hamzah menerima permasalahan nelayan seperi birokasi perijinan yang berbelit-belit hingga 29 perijinan, pungutan dari pusat dan daerah, serta mahalnya harga BBM untuk melaut.

Anis Matta mengatakan, nasib para nelayan saat ini sudah sangat menghawatirkan, sehingga perlu mendapatkan  perhatian dari pemerintah.

Apalagi, lanjutnya, nelayan ini bisa menjadi korban akibat adanya perubahan iklim dan punya potensi berdampak besar.

“Saya sengaja berkunjung ke Juwana ini ingin ngobrol dengan nelayan. Mereka bisa menjadi korban dari perubahan iklim, karena itu regulasi kita harus memperhatikan sisi kesulitan dari nelayan,” kata Anis Matta.

Menurut dia, regulasi yang dibuat pemerintah saat ini memberatkan nelayan, belum lagi pungutan yang ditarik pemerintah pusat dan daerah.

Selain itu, harga BBM untuk nelayan juga masih tinggi, yang semestinya mendapatkan subsidi dari pemerintah, sebab penghasilan mereka dari melaut menurun drastis. saat ini, karena berbagai faktor.

“Kita sudah catat ada tiga permasalaha, yaitu birokrasi berbelit-belit, adanya pungutan, dan BBM mahal. Insya Allah akan kita sampaikan ke pemerintah. Semua regulasi yang memberatkan mereka, sebaiknya dipikirkan kembali oleh pemerintah,” ujarnya. 

Fahri Hamzah menilai, nasib para nelayan di Jawa saat ini sangat memprihatinkan, karena mereka tidak punya pekerjaan lain, apalagi tanah yang berbeda dengan nelayan di wilayah lain.

Mestinya, mereka dibebaskan dari segala perijinan dan pungutan pajak, bukannya dipersulit seperti sekarang. Pemerintah juga kurang memberikan faslitas pelelangan dan pengolahan ikan, di laut maupun di darat.

“Pemerintahan ini lagi nyari duit, tapi nyali fulusnya jangan dari rakyat trus. Laut dipersusah, tapi tambang dipermudah. Ini tidak adil buat rakyat. Kita akan bombardir, kita akan demo, teriakan kekuasan itu harus melayani rakyat, jangan dibalik,” kata Fahri.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pati, Rasmijan mengungkapkan, nasib nelayan mulai terpuruk sejak Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KP) dijabat oleh Susi Pudjiastuti

Ketika dijabat Edhy Prabowo selaku Men-KP, nasib nelayan sudah mulai ada perbaikan, namun sayang terjerat kasus korupsi di KPK yang dinilai para nelayan berunsur ‘politis’.

Penggantinya, Wahyu Sakti Trenggono, bukannya melanjutkan perbaikan nasib nelayan yang telah dilakukan Men-KP sebelumnya, justru semakin memberatkan nasib nelayan.

“Pungutan pajak dinaikkan jadi 10 persen, ditambah pungutan daerah juga naik. Lalu, surat perijinan harus dilengkapi semua ada 29 surat, masa berlakunya berbeda-beda. Belum lagi yang operasi di laut ada 5 institusi, kalau di darat kan jelas ada satu polisi, kalau di laut ada 5 yang bisa menangkap,” kata Rasmijan.

Rasmijan mengaku sudah bertemu Men-KP Wahyu Sakti Trenggono sebanyak dua kali dan dengan Ditjen Kementerian Kelautan dan Perikanan sebanyak tiga kali tidak membuahkan hasil.

“Kita sudah mengajukan audiensi dengan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo, red) belum direspon. Penghasilan nelayan bukan dari gaji, tetapi bagi hasil. Kalau perijinan dipersulit, pungutan pajak dinaikan, BBM juga naik, kita penghasilannya dari mana,” kata Ketua HNSI Kabupaten Pati ini.

Anis Matta berharap para nelayan mulai terjun ke politik agar memberikan dapat memberikan kesejahteran dan kemakmuran bagi nelayan sendiri. Nelayan bisa mengutus perwakilannya untuk duduk di kursi legislatif di pusat dan daerah.

“Kalau nelayan jadi Anggota DPR, DPRD maka nelayan sendiri yang bikin aturan, karena mereka yang lebih tahu nasib nelayan. Kita ingin nelayan mengutus perwakilanya di DPR, kita tidak ingin hanya dapat suara saja, tapi kita ingin ada perwakilan nelayan secara langsung,” ujar Anis Matta.

Dalam kunjungan ke Juwana ini, Anis Matta dan Fahri Hamzah juga diampingi Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan Sutriyono serta beberapa pengurus DPN lainnya, Ketua DPW Jateng Ahmadi dan Wakil Ketua DPW Purwadi.

Anis Matta: Semua Bisa Jadi Pahlawan dengan Semangat Berbagi

, , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Rakyat Indonesia Anis Matta menilai, tiga Pahlawan Nasional ini telah memberikan kontribusi luar biasa dengan perannya masing-masing pada saat itu. Yakni HOS Tjokroaminto, Bung Tomo dan KH Hasyim Asyari.

HOS Tjokroaminoto dengan tindakan kepahlawanannya telah melahirkan para pemimpin bangsa seperti Sukarno (Bung Karno). Sedangkan Bung Tomo (Dr Sutomo) adalah jurnalis yang berani mengambil-alih kepemimpinan untuk mempertahankan kemerdekaan. Sementara KH Hasyim Asyari adalah ulama yang telah melahirkan Resolusi Jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Pak Tjokro (HOS Tjokroaminoto)  adalah pemimpin yang melahirkan pemimpin, Bung Tomo adalah seorang jurnalis yang mengambil alih posisi kepemimpinan, serta KH Hasyim Asyari adalah ulama yang telah melahirkan Resolusi Jihad  untuk mempertahankan kemerdekaan dan Ini semua adalah kontribusi luar biasa,” kata Anis Matta dalam diskusi Gelora Talk bertajuk ‘Semua Bisa Jadi Pahlawan, Gelorakan Semangat Kepahlawanan’, Rabu (10/11/2021) petang.

Diskusi yang disiarkan live dari Museum HOS Tjokroaminoto , Surabaya ini menghadirikan narasumber lain, yakni Wakil Ketua Syuriah NU Surabaya Prof Dr Imam Ghozali Said, MA dan Pahlawan UMKM Titik Suwandari.

Menurut Anis Matta, semua orang bisa menjadi pahlawan, apalagi bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi krisis berlarut akibat pandemi Covid-19. Bangsa Indonesia, lanjutnya, mempunyai banyak pahlawan yang tidak hanya memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan saja, tetapi juga mengisi kemerdekaan itu sendiri.

“Semangat kepahlawan sekarang dalam konteks berbeda, semua orang bisa menjadi pahlawan. Semangat pahlwan itu, adalah semangat memberi, dari profesi apapun, posisi apapun. Kita datang dengan semangat yang sama. Semangat itulah yang membuat kita menjadi besar,” katanya.

Semangat HOS Tjokroaminoto selain melahirkan para pemimpin, yang perlu dilanjutkan adalah semangat memberdayakan ekonomi dalam upaya untuk membangkitkan ekonomi pribumi dengan mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI), yang kemudian diubah menjadi Sarikat Islam (SI).

“Saya kira istilah pribumi pada waktu itu, tentu saja sangat tepat. Ya cuma kalau sekarang, saya tidak terlalu ingin menggunakan istilah pribumi dan nonpribumi seperti itu, karena pada dasarnya adalah semua warga Indonesia,” kata Anis Matta

Apa yang dilakukan HOS Tjokroaminoto itu, menurutnya, telah melampaui apa yang mereka miliki, dari hasil diskusi rumit di tengah tekanan hidup yang sangat berat.

“Inilah tindakan kepahlawan, melampaui sumber daya di antara sumber daya. Orang yang mau hidup dalam tekanan, akibat keterbatasan sumberdaya akan mencapai hal yang sangat besar,” katanya.

Atas tindakan pencapaian ini, lanjutnya, maka seorang pemimpin akan menjadi relevan, meskipun dengan sumberdaya yang sedikit.

“Mereka (HOS Tjokroaminoto dkk, red) tidak pernah membayangkan bahwa pada suatu waktu akan menjadi satu ledakan sejarah yang dahsyat, yang melahirkan satu republik namanya Indonesia dan masuk dalam  proses pencatatan sejarah,” ujarnya.

“Bagaimana kita sekarang ini bisa menangkap tindakan kepahlawanan dengan kesadaran sejarah kita. Kedepan kita bisa membuat satu  proyeksi yang bisa memandu kita untuk menatap masa depan,”  imbuhnya.

Wakil Ketua Syuriah NU Surabaya Prof Dr Imam Ghozali Said, MA menegaskan, kemerdekaan Bangsa Indonesia tidak diberikan bangsa lain atau hadiah dari penjajah. Tetapi dengan perjuangan dan pengorbanan nyawa seluruh rakyat Indonesia.

“Jepang memang sudah mempersiapkan kemerdekaan Indonesia melalui pembentukan PPKI, tetapi bisa memanfaatkan momentum politik kekalahan Jepang, apalagi hadiah Sekutu, sehingga kita memproklamirkan kemerdekaan. Nah, ketika Sekutu datang ke Surabaya ditolak, tidak ada diplomasi. Dan ulama memberikan fatwa Resolusi Jihad, terjadilah peristiwa 10 Nopember yang dipimpin Bung Tomo. ” kata Ghozali Said.

Sementara itu, Pahlawan UMKM Titik Suwandari, instruktur dan narasumber di Disperindag Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengatakan, telah membina ratusan UMKM di Jatim. Titik secara khusus membina kaum perempuan untuk melakukan kegiatan sendiri selama pandemi Covid-19 agar tidak berdiam diri dan bisa menopang ekonomi keluarga.

“Saya berdayakan kaum perempuan ini melalui zoom atau saya datangi langsung ke rumah. Tujuannya untuk membesarkan hati mereka, bisa menopang ekonomi keluarga dan mereka tidak manja lagi. Kita dampingi mereka dengan alat-alat yang ada di rumah dan bahan dari daerah itu,” katanya Titik Suwandari.

Ia mengatakan, bahan-bahan yang ada di sekitar mereka bisa dimanfaatkan dan dapat memberikan nilai tambah ekonomi tertentu. Misalkan pelepah pisang bisa menjadi krupuk, ubi bisa menjadi sereal pengganti dan suplemen minuman kesehatan dari buah-buahan.

“Buah-buahan bisa dijadikan serbuk nutrisari seperiti yang dilakukan industri besar, kenapa UMKM kalah,  Padahal dengan alat blender dan wajan itu sudah jadi. Contoh di Batu kita hadirkan Apel dengan segala variasinya, Nanas Blitar dan Mangga Probolinggo dengan segala variasinya. Ini salah satu langkah-langkah yang kita lakukan dalam memberdayakan UMKM,” paparnya.

Dalam kesempatan ini, Anis Matta memberikan penghargaan dan apresiasi pada ketiga pahlawan masa kini  yakni pertama Abdul Majid Uno, pejuang disabilitas yang bergerak di pemenuhan hak-hak disablitas.

Kedua Rina Roselawati, pejuang sosial membantu masyarakat kecil dalam pengentasan kemiskinan dan gizi buruk dari tingkat RT hingga di kabupaten di Jatim.

Ketiga Titik Suwandari, pejuang ekonomi yang memperjuangkan, serta membantu pemberdayaan masyarakat kecil dan UMKM di Jatim.

Ziarah ke Makam Bung Tomo, Anis Matta Ungkap Tiga Makna agar Indonesia Jadi Pemimpin Dunia

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum DPP Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Partai Gelora) Anis Matta melakukan ziarah ke Makam Bung Tomo (Dr. Sutomo), Ngagel Rejo, Surabaya, Jawa Timur (Jatim) saat peringatan Hari Pahlawan, Rabu (10/11/2021).

Anis Matta datang mengendarai Jeep Willys Tahun 1939 atap terbuka. Di dalam Jeep Anis Matta didampingi Bendahara Umum Ahmad Rilyadi dan Ketua DPW Partai Gelora Jatim Muhammad Sirot.

Sementara dibelakangnya, terlihat Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik menggunakan Jeep lainnya. Mahfuz Sidik didampingi Ketua Bidang Pengembangan Teritori (Bangter) III Ahmad Zainuddin dan Ketua Bidang Bangter V DPN Partai Gelora Indonesia Ahmad Faradis.

Anis Matta diantar kader Partai Gelora Jatim dari Hotel Mercure, Surabaya menuju TPU Ngagel Rejo dan TMP Surabaya. Ziarah ke Makam Bung Tomo ini juga diikuti para fungsionaris DPN, DPW dan DPD se-Jatim.

Anis Matta mendapatkan sambutan meriah, teriakan Allahu Akbar, Shalawat dan Merdeka. Kemudian digelar tahlil dan doa bersama dipimpin oleh ulama setempat.

Usai ziarah ke Makam Bung Tomo, Anis Matta kemudian berziarah ke TMP Surabaya yang terletak di sebrang TPU Ngagel Rejo

Ziarah ke TMP dan doa bersama ini juga digelar serentak di 34 provinsi oleh DPW Partai Gelora.

Dalam sambutannya, Anis Matta mengatakan, ada tiga makna yang membawa Partai Gelora hadir di Makam Bung Tomo pada kesempatan bersejarah ini.

“Tiga makna ini yang ingin saya tegaskan pada momentum peringatan Hari Pahlawan 10 November kali ini,” katanya.

Makna yang pertama adalah makna kesetiaan kepada bangsa dan Tanah Air. Anis mengatakan, para pahlawan yang terbaring di pemakaman itu adalah orang-orang yang telah membayar ongkos kemerdekaan dengan jiwa dan raga mereka.

“Seandainya Indonesia adalah pohon, pohon ini tumbuh subur karena disirami dengan darah mereka. Seandainya Indonesia adalah bangunan, bangunan ini menjadi kokoh karena dibuat dari tulang belulang mereka,” ujarnya.

Itulah sebabnya, lanjut Anis Matta, mengapa Partai Gelora mengajak seluruh Bangsa Indonesia untuk membuat satu cita-cita nasional baru membawa Indonesia menjadi lima besar dunia.

“Karena itu adalah cara  mewarisi dan melaksanakan amanah perjuangan yang telah mereka wariskan kepada kita semuanya. Dan itulah makna amanat yang termaktub dalam konstitusi kita bahwa kita harus membawa Indonesia untuk ikut serta melakukan ketertiban dunia,” orasinya berapi-api.

Anis Matta juga mengingatkan agar jangan pernah mengkhianati amanat dari para pendiri bangsa apalagi di tengah situasi konflik geopolitik saat ini.

“Jadi penting pada hari ini kita menegaskan makna kesetiaan kepada tanah tumpah darah kita, kepada bangsa kita dan kesetiaan kita untuk terus membawa amanat perjuangan para pendiri bangsa dan pahlawan kita. Jangan pernah mengkhianati,” tegasnya.

Kemudian makna yang kedua adalah bahwa kepahlawanan itu adalah sikap dan karakter. Dia mengungkapkan, tidak semua yang pergi berjuang bersama Bung Tomo pada 10 November 1945 mati syahid pada waktu itu.

Termasuk Bung Tomo sendiri tidak syahid pada saat pertempuran. Akan tetapi Bung Tomo adalah perwakilan dari seluruh generasinya, dari seluruh orang yang berjuang bersama untuk menegaskan satu makna bahwa kemerdekaan itu tidak diberikan sebagai hadiah melainkan direbut dan dipertahankan.

“Ada jauh lebih banyak nama di pemakaman ini yang kita tidak kenal namanya dan ada banyak nama yang mungkin tidak dimakamkan di pemakaman ini. Tapi mereka semuanya adalah pahlawan,” tandasnya.

“Mereka semuanya memberikan jiwa dan raganya dan untuk makna itulah saudara-saudara sekalian, kita menghadirkan kembali makna yang abadi dari kepahlawanan adalah memberi. Memberi apa saja yang bisa kita berikan. Kita berikan tenaga kita, pikiran kita, waktu kita, harta kita, nyawa kita untuk tujuan yang suci. Memberi tanpa henti, itulah makna kepahlawanan,” tambah Anis Matta.

Dia juga menyebutkan, Bung Tomo tidak wafat di Surabaya. Namun beliau wafat di Arafah. Berpuluh-puluh tahun setelah berada dalam satu pertempuran bersama para pejuang yang sahid.

“Berapa orang yang wafat, yang sahid pada peristiwa 10 November, kita tidak pernah tahu persis. Tapi makna memberi ini yang ingin kita tegaskan. Apalagi ketika sekarang ini kita sedang menghadapi krisis. Saat krisis seperti ini kita perlu menghadirkan kembali nilai-nilai kepahlawanan yang abadi yaitu memberi tanpa henti,” katanya mengingatkan.

Kemudian makna ketiga adalah makna paling penting. Anis mengatakan, Bung Tomo pada dasarnya bukanlah seorang tentara. Bung Tomo adalah seorang jurnalis.  Namun Bung Tomo telah mengambil alih momentum 10 November untuk menyebarkan semangat perlawanan mempertahankan kemerdekaan melawan pasukan sekutu.

“Garis bawahi kalimat ini. Mengambil alih. Tidak peduli apa latar belakang beliau. Beliau sekali lagi adalah seorang jurnalis. Tapi beliau mengambil alih momentum dalam situasi yang sangat kritis,” ujarnya.

Tanggal 10 November 1945 menjadi momentum bersejarah karena Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa merdeka dan tidak akan pernah kembali sebagai bangsa yang dijajah.

“Karena itu slogannya pada waktu itu, Allahu Akbar! Sekali merdeka tetap merdeka. Mereka mengambil alih momentum itu, momentum perlawanan untuk tidak pernah kembali. Semangat merebut momentum itulah yang sekarang ingin kita hidupkan kembali,” ucap Anis Matta.

Ketiga makna itulah yang ingin ia gelorakan  kembali terutama di saat krisis akibat pandemi yang tak berujung. Kala dunia sedang berada dalam goncangan besar dan hanya bangsa-bangsa yang berani mengambil momentum dalam situasi ini.

“Makna merebut momentum itulah yang ingin kita warisi dari Bung Tomo,” imbuhnya.

Ketua Umum Partai Gelora juga berharap ruh perjuangan Bung Tomo bisa hidup kembali dalam jiwa rakyat Indonesia.

Ia menyatakan, kalau dulu dari Kota Surabaya mereka menyatakan satu tekad sekali merdeka tetap merdeka, sekarang waktunya kita menyatakan satu tekad baru.

“Bahwa kita sudah merdeka, kita sudah mempertahankan kemerdekaan kita. Ini waktunya Indonesia merebut momentum untuk menjadi bagian dari kepemimpinan dunia,” pungkas Anis Matta.

Peringati Hari Pahlawan, Partai Gelora Gelar Doa Bersama untuk Pahlawan di 34 Provinsi dan Napak Tilas Anis Matta

, , , , , ,

Partaigelora.id – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) akan menggelar doa bersama secara serentak untuk para Pahlawan di 34 provinsi pada Rabu, 10 Nopember 2021.

Doa bersama akan dipusatkan di Surabaya, Jawa Timur dan diikuti secara daring oleh 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) se-Indonesia.

Doa bersama untuk Pahlawan di 34 provinsi ini mengambil tema ‘Pahlawan Indonesia itu Multi Etnis’.

Selain itu, Ketua Umum Partai Gelora Indonesia akan melakukan napak tilas ke beberapa lokasi bersejarah untuk mengenang peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang telah ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Minggu (7/11/2021).

“Dalam memperingati Hari Pahlawan, Partai Gelora Indonesia menggelar doa bersama untuk Pahlawan di 34 Provinsi dan Pak Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora akan napak tilas peristiwa 10 November,” kata Mahfuz.

Menurut Mahfuz, aksi doa bersama secara serentak ini dimaksudkan untuk terus memupuk jiwa kepahlawanan para pengurus, fungsionaris dan kader Partai Gelora agar terus menggelorakan Semangat Pahlawan seperti Pahlawan Rela Berkorban dan Pahlawan itu Berbagi.

“Jadi aksi doa bersama serentak ini dimaksudkan untuk memupuk terus jiwa kepahlawanan di kalangan pengurus dan anggota partai Gelora. Apalagi dalam situasi krisis seperti sekarang,” ujarnya.

Sementara terkait napak tilas Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta untuk mengenang peristiwa 10 Nopember, kata Mahfuz, Anis Matta akan melakukan ziarah ke beberapa tempat bersejarah di Jawa Timur.

Dalam napak tilas ini, selain didampingi dirinya, Anis Matta juga akan didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, para Ketua Bidang  Dewan Pimpinan Nasional (DPN) dan pengurus DPW Partai Gelora Jawa Timur.

Antara lain ziarah ke makam Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari,  pencetus Resolusi Jihad di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Lalu, berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Surabaya. Terakhir ziarah ke makam Pahlawan Nasional Dr Sutomo atau yang akrab di panggil Bung Tomo (Sutomo) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ngagel Rejo, tepat di sebrang TMP Surabaya

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X