Tag: DPW DIY

Ini Tiga Kelompok Manusia yang Dilahirkan Oleh Krisis, Menurut Anis Matta

, , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, bahwa krisis selalu melahirkan tiga kelompok. Yakni pertama orang gagal, kedua para pelawak dan ketiga pemimpin baru.

Hal itu disampaikan Anis Matta saat Halal bihalal DPW Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Jakarta, Selasa (24/5/2022) sore.

“Mesir sejarahnya selalu melahirkan tirani, dari dulu sejak Nabi Musa, Nabi Yusuf sampai sekarang. Semua azab juga ada disitu, makanya hidupnya orang Mesir itu, sedih aja dari dulu. Tapi bangsa ini (Indonesia, red) yang paling banyak memproduksi anekdot, jadi pelawak di muka bumi ini. Melahirkan para pelawak saat krisis,” kata Anis Matta.

Menurut Anis Matta, seorang pelawak akan melawan krisis yang semakin berat dengan menertawakan beban hidupnya, karena tidak mempunyai solusi apapun untuk mengakhiri krisis.

“Para pelawak ini, cara melawan krisis dalam beban hidupnya yang makin berat itu tidak ada penjelasannya, tidak ada solusinya. Ya bisanya ditertawain itu krisis” ungkap Anis Matta.

Karena itu, mengapa orang Indonesia selalu mengatasi masalah dengan masalah baru, karena memang tidak punya solusi dalam mengatasi krisis.

“Lahirnya para pelawak di tengah krisis ini menunjukkan, bahwa secara emosional, kognitif dan psikologis tidak menyelesaikan krisis, karena krisis ini dianggap tidak terlalu berat, kita tertawain itu krisis,” ujarnya.

Karena itu, Indonesia harus melahirkan pemimpin baru agar bisa melewati tiga kelompok krisis tersebut. Partai Gelora akan mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang memiliki ide-ide baru.

“Di Pemilu 2024, orang-orang lama pergi dan orang-orang baru muncul. Semua generasi Orde Baru akan selesai masanya pada 2024. Pemilu 2024 akan menjadi momentum pergantian generasi,” tegasnya.

Pendirian Partai Gelora, lanjutnya, dalam rangka mengisi pergantian generasi tersebut, agar ada perubahan yang signifikan di Indonesia, baik secara politik, demokrasi maupun kehidupan masyarakat yang lebih baik.

“Tahun 2024 menjadi momentum pergantian sistem kepemimpinan global atau tatanan dunia, yang lama akan diganti dengan yang baru. Karena pada tahun 2024, tidak hanya Indonesia yang menggelar Pileg dan Pilpres, tapi juga Amerika Serikat dan Rusia,” ujarnya.

Anis Matta berharap Partai Gelora bisa melahirkan peradaban baru bagi Indonesia, yang mulainya dari sebuah mimpi, tapi perlahan-lahan mulai menjadi suatu kenyataan.

“Mudah-mudahan dari tipe kelompok ini, Partai Gelora ditakdirkan menjadi pemimpin baru, karena krisis pertanda lahirnya pemimpin baru. Insya Allah Partai Gelora menjadi jawaban dari krisis tersebut,” tegasnya.

Ketua DPW Partai Gelora DIY Hudaya mengatakan, Indonesia saat ini tengah menuju menjadi kekuatan 5 besar dunia dengan kehadiran Partai Gelora.

“Perjalanan kami ke barat (Jakarta, red) menyerahkan berkas agar menjadi bagian kecil menuju Indonesia kekuatan 5 besar dunia. Meskipun kami orang Jogya tidak boleh bermimpi menjadi gubernur saat ini, karena gubernurnya otomatis Sultan (Sultan Hamengkubowono X, red),” katanya.

Namun, kata Zuhrif, jika melihat sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa dari Mataram kuno hingga Mataram Islam, pemegang kekuasan terakhir biasanya selalu Sultan ke-X, tidak ada Sultan ke-XI.

“Jaid kalau lihat sejarahnya, Sultan ke-XI itu biasanya selesai. Puncaknya itu Sultan ke-X, itu juga terjadi di Solo, Kasultanan Surakarta dan Mangkunegara. Kita lihat juga terjadi di Kesultanan Mataram, dari Mataram kuno dan Mataram Islam,” ujarnya.

Karena itu, Zuhrif memprediksi Kesulatanan Yogyakarta akan berakhir saat Sultan Hamengkunbowo X lengser. Konflik-konflik yang terjadi setelah Sultan ke-X lengser akan sulit dikendalikan.

“Bubarnya Kesultanan Yogyakarta terjadi karena konflik internal. Konflik-konflik ini biasanya sulit dikendalilkan, oleh internal. Itu biasanya yang terjadi, kalau ada Sultan ke-XI,” tandas Ketua DPW Partai Gelora DIY ini.

Berkas Verifikasi Parpol Partai Gelora Sudah 50 Persen, Anis Matta: Menang di TPS, Bukan Cuma di Twitter

, , , , , , , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Keseriusan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia dalam mempersiapkan persyaratan administrasi verifikasi partai politik (parpol) pendaftaran peserta Pemilu 2024 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, bukan isapan jempol atau sekedar bualan belaka.

Setelah pekan lalu, ada tiga Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) yang menyerahkan berkas verifikasi parpol kepada Dewan Pimpinan Nasional (DPN) dalam dua gelombang, pada Selasa (24/5/2022), sebanyak 4 DPW menyerahkan berkas pada gelombang ketiga ini.

Yakni DPW Partai Gelora Jawa Barat (Jabar), DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Sehingga total sudah ada 7 DPW, setelah sebelumnya ada DPW Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Kaltim) dan Sulawesi Barat (Sulbar).

“Nanti hari Jumat (27/5/2022) akan ada 9 DPW lagi. Insya Allah sampai akhir pekan ini, total sudah 16 DPW dari 34 DPW yang menyerahkan berkas atau 50 persen DPW,” kata Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, Selasa (24/5/2022) sore.

Sehingga pekerjaan persiapan administrasi verifikasi parpol, kata Anis Matta, akan selesai akhir Mei atau pekan pertama Juni 2022. Begitu pendaftaran peserta Pemilu 2024 dibuka oleh KPU pada bulan Agustus mendatang, Partai Gelora akan menjadi partai yang akan mendaftar.

“Kita semakin yakin, Insya Allah Partai Gelora bukan hanya akan menang di Twitter, tapi juga menang di TPS. Jangan sampai kita ramai di Twitter, tapi sepi di TPS,” ujarnya.

Menurut Anis Matta, Partai Gelora tentu memiliki sedikit kesulitan dalam pengumpulan berkas verifikasi parpol, akibat suasana pandemi Covid-19 dan berbagai keterbatasan ruang gerak lainnya namun itulah tantangannya.

Karena itu, Anis Matta mengapresiasi kerja keras seluruh DPW, Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dalam pengumpulan berkas verifikasi parpol.

“Saya tahu persis seluruh teman-teman DPW, DPD, DPC tertekan berat dan stress, apalagi minim bantuan finansial dari DPN. Tapi alhamdulillah, semua bisa kita lalui dengan pencapaian besar yang kita lihat hari ini,” katanya.

Anis Matta menegaskan, dalam proses pencalegan di Pemilu 2024, Partai Gelora akan memperkuat tesis ke Indonesiaan dan menghapuskan kendala etnis.

“Kita akan mencalonkan orang Batak sebagai caleg di masyarakat Sunda dan orang Jawa di masyarakat Lombok. Kita obrak-abrik ini, supaya semangat ke-Indonesiaan kita semua ada. Partai Gelora ingin membangun jembatan, bukan tembok,” tegasnya.

Anis Matta menilai, kemenangan Partai Gelora di Pemilu 2024 mendatang, bukan hanya penting bagi Partai Gelora, tapi juga penting bagi Indonesia dan dunia secara global yang tengah dilanda krisis yang sangat kompleks.

“Kita datang dengan satu semangat, bahwa krisis itu bukan tantangan, tapi peluang. Krisis ini yang akan menjadikan Indonesia menjadi kekuatan utama dunia. Itu sebabnya, kemenangan kita bukan hanya penting bagi Partai Gelora, tapi juga penting bagi Indonesia,” ungkapnya.

Aura dari semangat Partai Gelora ini, lanjut Anis Matta, inshaALLAH akan menyebar ke seluruh Indonesia dan akan menciptakan perubahan besar di masyarakat. Ia yakin Partai Gelora akan menciptakan sejarah baru di dalam Pemilu 2024 mendatang.

“Keterbatasan sumber daya bukanlah suatu kendala bagi kita untuk mencapai target-target besar yang sudah kita tetapkan. Sekali lagi saya memberikan apresiasi atas kerja keras DPW, DPD dan DPC untuk memenangkan Pemilu 2024,” tandasnya.

Ketua DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana mengatakan, DPW Jabar menyerahkan berkas verifikasi parpol melebihi target yang telah ditetapkan DPN Partai Gelora, baik mengenai jumlah DPD, DPC, kader dan masalah keterwakilan perempuan.

“Ini menegaskan, bahwa Jawa Barat siap untuk menang besar. Teman-teman di Jawa Barat telah bekerja keras siang, malam, subuh, pagi hari, semua waktunya dipakai untuk verifikasi parpol,” kata Haris Yuliana.

Sedangkan Ketua DPW DKI Jakarta Triwisaksana mengatakan, DPW DKI Jakarta menyerahkan berkas verfikasi parpol lengkap 100 persen, mulai dari DPD dan DPC. Bahkan ditingkat PAC, Koordinator RW dan RT juga sudah lengkap 100 persen.

“Sebenarnya PAC, Kor-RW dan Kor-RT juga sudah 100 persen. Tapi karena bukan merupakan persyaratan yang diminta KPU, maka cukup ini saja, jadi tidak kita ikut serahkan, sebenarnya sudah 100 persen hingga tingkat Kor-RT” kata Triwisaksana.

Sementara Ketua DPW Partai Gelora DIY Zuhrif Hudaya mengatakan, berkas verifikasi parpol baru dikumpulkan DPW DIY pada pekan lalu, dan langsung diserahkan ke DPN pada Selasa (24/5/2022).

“Berkas verifikasi parpol ini memang belum lama kita kumpulkan, ketika Ketua Pokja DPN meminta pada minggu lalu, memang belum ada. Tapi alhamdulliah, dalam waktu 1 pekan, ternyata semua bisa terkumpul. Kita bawa rombongan 40 orang, satu bis untuk menyerahkan berkas ini. Kita menyerahkan berkas 100 % DPW 100 % DPD dan 100 % DPC ,” kata Zuhrif Hudaya.

Terakhir, Ketua DPW Partai Gelora NTB, Lalu Fahrurrozi mengatakan, berkas verifikasi parpol yang diserahkan sebanyak 90 persen DPD dari 9 DPD, dan 67 persen DPC. Hal ini hasil kolaborasi dari seluruh pengurus dan kader Partai Gelora di NTB.

“Mudah-mudahan ini menjadi penanda, bahwa Partai Gelora di Nusa Tenggara Barat siap hadir dan memberikan kursi penuh di setiap kabupaten/kota dan provinsi, serta mengirimkan wakilnya di DPR RI ini,” katanya.

Ia menambahkan, Partai Gelora NTB siap berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia menjadi kekuatan 5 besar dunia. “Ini langkah pertama untuk menuju kemenangan kami, Partai Gelora di Nusa Tenggara Barat,” tegasnya.

Penyerahan berkas verifikasi parpol empat DPW ini, selain dihadiri oleh Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dan empat ketua DPW, juga dihadiri Sekretraris Jenderal Mahfuz Sidik, Ketua Pengembangan Teritori II DPN Partai Gelora Ahmad Zaifori, Teritori III Achmad Zainudin dan Teretori IV Rofi’ Munawar, serta Ketua Pokja DPN untuk Verifikasi Parpol Acmad Chudori.

Selanjutnya pada gelombang keempat, ada 9 DPW yang akan menyerahkan berkas verfifikasi parpol pada Jumat (27/5/2022). Yakni DPW Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

Jadi Ikon Indonesia, Anis Matta: Malioboro Butuh Sentuhan Arsitektur Baru

, , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Sore itu,  Minggu (14/11/2021), di Malioboro, Yogyakarta, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengakhiri kegiatan perjalanan napak tiIasnya di tiga provinsi dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, 10 Nopember 2021.

Selama sepekan dari 9-14 Nopember 2021, Anis Matta berkunjung ke Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di Surabaya, Anis Matta ziarah ke Makam Bung Tomo, TMP Surabaya dan Museum HOS Tjokroaminoto.

Sedangkan di Jawa Tengah, Anis Matta mengunjungi TPI Juwana, Kabupaten Pati, pelaku UMKM Batik Semarang 16 dan Bandeng Presto New Citra di Semarang.

Sementara di Yogyakarta, Anis Matta melakukan kunjungan ke Dagadu Jogja, brand merchandise asli Jogja, disamping bertemu dengan para pelaku UMKM dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Bantul.

Dalam kunjungan ini, Anis Matta didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Bidang Pengembangan Teritori (Bangter) III Wilayah Jatim, Jateng dan DIY, Ahmad Zainuddin dan beberapa fungsionaris Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora lainnya, serta Ketua DPW di Bangter III.

“Saat ini, di tempat yang paling sering saya rindukan, yaitu Malioboro. Saya mengakhiri perjalanan napak tilas saya selama 7 hari ini, ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta,” kata Anis Matta.

Malioboro adalah kawasan wisata yang berdekatan dengan keraton Yogyakarta Nama Malioboro diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti Karangan Bunga.

Nama Malioboro juga terinspiasi dari nama seorang colonial Inggris yang tinggal di Yogyakarta pada tahun 1811- 1816 yang bernama Marlborough.

Malioboro mulai dikenal oleh semua orang, setelah dibangunnya benteng Vredenburg dan juga stasiun Tugu Yogyakarta.  Kawasan ini berubah menjadi kawasan perdagangan antara pedagang Belanda dan pedagang Tionghoa kala itu

Namun, ketika zaman sudah berubah, wajah Malioboro juga berubah total. Kawasan Malioboro terlihat semrawut dan tidak tertata rapih, penuh sesak oleh para pedagang kaki lima, pedagang asongan becak dan juga andong, disamping kemacetan parah.

“Tempat ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami banyak perubahan. Saya kira perlu  ada sentuhan arsitektur yang lebih bagus dan perubahan pada perwajahan Malioboro secara keseluruhan,” katanya.

Didampingi Mahfuz Sidik, Ketua Bidang Pengembangan Teritori III Ahmad Zainuddin dan Ketua DPW DIY Zuhrif Hudaya, Anis Matta menyusuri kawasan Malioboro sepanjang kurang lebih 3 km. 

Selain melakukan pengamatan, Anis Matta mendapatkan banyak masukan mengenai pengelolaan kawasan Malioboro, keberadan PKL yang tidak tertata justru mematikan usaha yang berada di pertokoan di belakangnya.

“Tidak boleh ada yang dirugikan, ekonomi yang di belakang dan diatasnya harus berjalan. Ini saya lihat tidak berjalan. Kalau lihat seperti ini, keunikan dari Malioboro, serasa hilang” katanya.

Anis Matta menilai keunikan dari Malioboro adalah banyaknya orang berlalu-lalang, bukan untuk berbelanja. Karena itu, semua aktivitas ekonomi harus berjalan, tidak ada yang boleh dirugikan, sehingga diperlukan penataaan agar orang tertarik dan nyaman datang ke Malioboro.

Ketua DPW Partai Gelora DIY Zuhrif Hudaya mengatakan, berbagai upaya dilakukan untuk melakukan penataan, termasuk penertiban yang dilakukan Pemprov DIY. Namun, hingga kini tidak membuahkan hasil. Kondisi Malioboro tetap semrawut dan PKL menolak untuk dipindahkan.

“Para seniman juga telah membuat desainnya, tetapi tidak pernah dieksekusi, sehingga malas dan dibiarkan sampai sekarang,” kata Zuhrif.

Anis Matta berharap Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta melakukan penataan kawasan Malioboro. Kawasan Malioboro diperlukan sentuhan arsitektur yang lebih bagus. Sehingga ada perubahan pada perubahan perwajahan Malioboro dari kesan semrawut, tidak tertata menjadi kawasan yang memiliki keindahan dan cita rasa yang bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi.

“Nilai tambah secara ekonomi ini akan memperkokoh posisi Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya, karena Malioboro adalah salah satu penanda keistimewahan Kota Yogyakarta,” tegas Anis Matta.

Ia menyampaikan undangan terbuka kepada semua pihak agar secara bersama-sama memikirkan penataan Malioboro. Sebab, Malioboro saat ini tidak hanya menjadi ikon keistimewaan Yogyakarta, tetapi juga penanda keistimewaan Indonesia dalam sektor pariwisata. 

“Ini undangan terbuka kepada kita semua untuk memikirkan bagaimana menjadikan Malioboro,  bukan hanya ikon dan penanda keistimewaan Jogjakarta saja, tapi juga penanda keistimewaan Indonesia,” ujar Anis Matta.

Anis Matta mengungkapkan, kepeduliannya terhadap Yogyakarta adalah bagian dari wasiat dari ayahandanya. Ayahnya adalah seorang pedagang perak asal Bugis dan pernah tinggal di Yogyakarta selama 17 tahun. “Ini wasiat Bapak saya yang belum tercapai, Beliau pernah tinggal 17 tahun di Jogya,” katanya.

Ia sudah meminta Ketua DPW Yogyakarta Zuhrif Hudaya untuk membuat sayembara atau lomba desain arsitektur penataan kawasan Malioboro. Desain pemenang lomba tersebut, nantinya akan diberikan ke Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta sebagai rekomendasi penataan kawasan Malioboro.

“Saya sudah meminta Pak Zuhrif (Ketua DPW Partai Gelora Yogyakarta Zuhrif Hudaya) segera mengadakan lomba penataan Malioboro,” ungkapnya.

Mengakhiri perjalanannya di Malioboro, Anis Matta mampir di Kedai Kopi Kenangan untuk melepaskan penat sejenak, sebelum meneruskan perjalanan pulang ke Jakarta.  Anis Matta juga sempat menyanyikan lagu ‘Andai Kau Datang’ yang dipopulerkan grup band legendaris Koes Plus.

Ditemani seorang mahasiswi Jogya dan seniman jalanan Malioboro, Anis Matta melantunkan syair demi syair lagu ‘Anda Kau Datang’. Terlalu indah dilupakan, Terlalu sedih dikenangkan, Setelah aku jauh berjalan, Dan kau kutinggalkan ….

Anis Matta: Pemerintah Perlu Dukung Iklim Usaha Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif

, , , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, pemerintah perlu mendukung iklim usaha pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif saat pandemi ini.

Sebab, UMKM dan ekonomi kreatif dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan mengentaskan kemiskanan.

“Kita punya peluang pasar domestik, dan UMKM saya memandangnya harus menjadi pilar utama ekonomi Indonesia, karena itu dibutuhkan iklim yang mendukung pengembangan UMKM,” kata Anis Matta saat berdialog dengan pelaku UMKM di Yogyakarta dalam acara bertajuk ‘Jagongan Gayeng, Sabtu (14/11/2021) malam.

Dalam dialog yang dilaksanakan dalam suasana santai di Coday Coffee ini, Anis Matta menilai dukungan tersebut akan menciptakan model sosial masyarakat kelas menengah yang berasal dari pelaku UMKM. Berbeda dengan negara-negara lain di dunia yang dibangun dari kelompok profesional.

“Tapi mereka ini rentan terhadap gejolak ekonomi. Sektor UMKM di Indonesia sudah teruji daya tahannya dalam menghadapi krisis ekonomi,” katanya.

Partai Gelora, lanjutnya, pelaku UMKM ini harus menjadi kelompok mayoritas kelas menengah, sehingga akan mengokohkan ekonomi nasional.

Namun, untuk mencapai hal itu, dibutuhkan peta jalan pengembangan UMKM.

“Selain itu, pemerintah juga harus menyiapkan sistem pendukung bagi pengembangan UMKM dengan memberikan kemudahan permodalan, teknologi, kemudahan regulasi, insentif pajak, dan pasar yang terbuka,” ujarnya.

Menurut Anis Matta, sistem pendukung tersebut baru akan efektif apabila iklim usaha bagi UMKM terbangun dengan baik dengan memberikan ruang kebebasan berusaha.

Sehingga bisa menjadi supporting sistem bagi demokrasi dan bisnis yang sehat.

“Insya Allah, kalau dunia usaha diberikan kebebasan akan tumbuh besar. Dan kita ingin kelas menengah dari pelaku UMKM ini, kuat dan kokoh seperti diamond. UMKM harus menjadi kelompok mayoritas kelas menengah Indonesia,” ujarnya.

Anis Matta menambahkan, Partai Gelora akan terus melakukan kampanye literasi untuk mewujudkan Indonesia menjadi 5 besar dunia melalui pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif sebagai penopang perekonomian nasional.  

Hal senada disampaikan Ketua DPW Partai Gelora Daerah Istimewa Yogyakarta Zuhrif Hudaya mengungkapkan Indonesia punya potensi yang besar untuk pengembangan industri kreatif dan digital.

Yogyakarta sebagai salah satu kota pendidikan dan budaya, lanjutnya, harus bisa menjadi lokomotif industri kreatif dan digital.

“Partai Gelora sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan sektor ini dan selama ini telah menjalankan beberapa program yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan industri kreatif,” terangnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengamini Zuhrif Hudaya. Fahri menilai Yogjakarta memiliki pasar yang kuat dalam industri kreatif, industri kata-kata.

“Bangsa Indonesia itu pada dasarnya bangsa pengumpat yang melambangkan perasaan hati. Peluang ini menjadi bisnis yang memproduksi kaos dengan menangkap public mood, perasaan hati masyarakat. Pasar Jogya ini lebih kuat dari Indonesia,” kata Fahri.

Sebelum berdialog dengan pelaku UMKM Yogyakarta, Anis Matta melakukan kunjungan ke Dagadu Jogja, Dagadu merupakan brand merchandise asli Jogja yang telah malang melintang dalam dunia merchandise khas daerah Jogja.

Saat menuju Dagadu, Anis Matta didampingi Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, fungsionaris DPN, Ketua DPW Zuhrif Hudaya dan kader Partai Gelora Yogyakarta berjalan kaki sejauh 500 meter di tengah terik panas matahari.

Anis Matta dan Fahri Hamzah menyapa masyarakat Yogyakarta sambil menyusuri Jalan Gedong Kuning Selatan, Bangun Tapa, Bantul menuju outlet Dagadu.

Di Dagadu, Anis Matta dan Fahri Hamzah diterima langsung CEO PT Aseli Dagadu Djokja Mirza Arditya. Mirza mengatakan, Dagadu didirikan 28 mahasiswa jurusan arsitektur UGM 28 tahun lalu.

“Di UGM yang dibolehkan pakai kaos hanya mahasiswa arsitektur. Mereka kemudian membuat kaos sendiri, berkembang dan bisa survive sampai sekarang,” kata Mirza Arditya.

Dalam kesempatan ini, Anis Matta mengajak Dagadu untuk kolaborasi Co-branding dalam membuat produk baru kaos. Karena pada prinsipnya antara Dagadu dengan Partai Gelora memiliki kesamaan.

Yakni Dagadu memproduksi kata-kata, Partai Gelora memproduksi narasi. Kaos yang dibuat Partai Gelora selama ini masih terlalu formal dan kaku.

“Kita ingin melakukan kolaborasi cinta dengan Dagadu, karena pada padasarnya Dagadu tidak jualan kaos, tapi kata-kata, senyuman dan jok-jok lucu. Kita bisa kerjasama Co-branding  produk baru untuk partai politik,” katanya.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X