Tag: Anis Matta

Anis Matta Apresiasi Pertemuan Kapolri dengan Muhammadiyah sebagai Upaya Rekonsiliasi dan Kolaborasi

, , , , , ,

Partaigelora.id – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Pertemuan ini Pertemuan yang digelar di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Jumat (19/2/2021), membahas sejumlah topik, dari peran Muhammadiyah di Indonesia hingga upaya Polri dalam menyeleksi laporan dari warga.

Menanggapi pertemuan tersebut, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta mengapresiasi kunjungan dan dialog Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan Pimpinan PP Muhammadiyah yang berlangsung di Yogyakarta.

“Saya mengapresiasi kunjungan dan dialog Kapolri dengan pimpinan PP Muhammadiyah yang berlangsung di Yogyakarta,” ujar Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (20/2/2021).

Menurut Anis Matta, suasana dialog penuh menggambarkan kekeluargaan elemen-elemen bangsa yang ada di Indonesia. Hal seperti inilah yang dibutuhkan untuk membangun suasana kondusif di tengah krisis global pandemi Covid-19.

“Tantangan kita di masa depan akan lebih berat dan karenanya tidak akan bisa dikerjakan oleh satu kelompok saja,” katanya.

Karena itu dalam situasi saat ini, semua pihak membutuhkan rekonsiliasi dan kolaborasi. “Pak Sigit dan Pak Haedar bersama PP Muhammadiyah telah membuka jalan ke arah itu. Mari kuatkan kolaborasi. Gelorakan semangat Indonesia!” pujinya.

Seperti diketahui, pada Jumat (19/2/2021), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Yogyakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Haedar Nashir bercerita tentang peran Muhammadiyah dalam upaya pembangunan di sejumlah daerah di Indonesia. Muhammadiyah berbuat kebaikan tanpa membedakan agama.

Haedar juga menyampaikan harapannya kepada Listyo Sigit. Dia berharap hal-hal yang dapat menyinggung persoalan agama dapat dicegah sejak awal.

Sementara itu, Listyo Sigit kembali menyampaikan rencananya membentuk virtual police. Nantinya virtual police ini bertugas menegur mereka yang melanggar UU ITE.

“Virtual police nantinya akan menegur jika ada kalimat-kalimat disampaikan masyarakat di media sosial yang kurang pas dan berpotensi melanggar UU ITE. Kemudian dijelaskan sebaiknya dia harus melakukan apa,” kata Kapolri.

Terkait fenomena warga saling lapor, Listyo Sigit menggarisbawahi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta selektif menerima laporan. Selain itu, Listyo Sigit bakal mengedepankan ruang mediasi kecuali terhadap isu-isu yang berakibat konflik dan keutuhan NKRI.

Kapolri didampingi oleh Kapolda DIY, Irjen Asep Suhendar dan beberapa petinggi Polri dalam pertemuan tersebut. Adapun petinggi Polri yang mendampingi adalah Asops Kapolri Irjen Imam Sugianto, Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Wakabaintelkam Irjen Nana Suntana, hingga Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Slamet Uliandi.

Sebelumnya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyambangi gedung PBNU, Jakarta, Kamis (28/1/2021), bertemuu dengan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj. Kapolri mengatakan silaturahmi ini bertujuan sinergi antara Polri dan PBNU. Dia menegaskan Polri tak mungkin bekerja sendiri.

Anis Matta: Pers Bukan Hanya Pilar Keempat Demokrasi, Tapi juga Sarana Reproduksi Gagasan

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai pers adalah bagian dari perkembangan suatu bangsa. Dimana pers tidak hanya berfungsi sebagai pilar keempat demokrasi, tapi juga menjadi sarana reproduksi gagasan.

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021. “Pers adalah bagian dari perkembangan suatu bangsa. Tidak hanya sebagai pilar keempat demokrasi tapi juga menjadi sarana reproduksi gagasan,” kata Anis Matta dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/2/2021).

Menurut dia, perkembangan teknologi digital harus disikapi dengan bijak oleh insan pers, karena menawarkan kecepatan infomasi dibandingkan sebelumnya melalui media konvensional.

“Ia seperti pedang bermata dua, pada satu sisi menawarkan kecepatan, jangkauan nyaris tanpa batas, dan kemelimpahan informasi, tapi pada sisi lain memicu kedangkalan, merosotnya etika komunikasi, dan polarisasi di masyarakat,” katanya.

Di tengah gambaran yang suram tersebut, Anis Matta berharap pers tetap memberikan pencerahan kepada masyarakat dengan tetap memberikan sajian informasi yang akurat dan berbobot.

“Harapan ada pada para pejuang pers Indonesia yang telah bekerja keras menghasilkan informasi yang akurat, bermutu, dan membawa pencerahan bagi masyarakat,” katanya.

Anis Matta menegaskan, pada dasarnya pers Indonesia berkualitas dan meneguhkan kebenaran.

“Pada dasarnya manusia mencintai kebenaran. Dan di di situlah harapan hadirnya pers yang berkualitas. Selamat Hari Pers Nasional. Gelorakan semangat Indonesia!” pungkas Anis Matta.

Puncak acara HPN 2021 dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta. Peringatan HPN 2021 mengusung tema ‘Bangkit dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi, Pers sebagai Akselerator Perubahan’.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat sekaligus penanggung jawab Hari Pers Nasional 2021 Atal S Depari menyampaikan pers nasional menghadapi krisis eksistensi akibat disrupsi digital.

“Masalah lain yang dihadapi pers nasional adalah krisis eksistensi akibat disrupsi digital,” ujar Atal S Depari, dalam pidatonya di peringatan Hari Pers Nasional 2021, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/2/2021).

Atal mengatakan tekanan disrupsi muncul bersamaan semakin kuatnya penetrasi bisnis perusahaan platform digital Indonesia dan dunia. Perkembangan pesat media sosial, mesin pencari dan situs e-commerce mengguncang daya hidup media konvensional, cetak, radio, dan televisi.

Menurut dia, platform digital semakin mendominasi ranah media, semakin berpengaruh terhadap kehidupan publik, mendapat iklan, dan menggeser kedudukan media massa konvensional.

Dia menyampaikan platform digital harus bertanggung jawab atas konten yang disebarkan serta harus menjadi subyek hukum atas kasus-kasus hoaks.

Anis Matta :  Kelahiran Nabi Muhammad SAW – Ditakdirkan Menjawab Krisis

,

JAKARTA – Ketua Umum Partai  Gelombang Rakyat ( Gelora) Indonesia  Anis Matta  menyampaikan ceramah Maulid Nabi SAW  1442H pada Sabtu  Malam. ( 14/11/2020) , usai menyampaikan kuliah umum Akademi  Manusia Indonesia ( AMI)  Kalimantan Timur di  ballroom Hotel Senyiur , Samarinda .

Anis Matta menyampaikan dalam ceramahnya bahwa salah satu suasana hari kelahiran Nabi Muhammad  SAW yang relevan dengan kondisi hari ini adalah krisis .
“Salah satu suasana hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang relevan dengan kondisi kita adalah krisis. Ketika Nabi lahir , Makkah sedang dilanda berbagai krisis : Krisis militer akibat serangan pasukan Abrahah, krisis agama karena orang-orang menyembah berhala, dan krisis sosial akibat belum mapannya struktur negara . Kata Anis dalam keterangannya Ahad ( 15/11/2020)

Menurut Anis Matta , Nabi Muhammad SAW ditakdirkan lahir menjawab krisis
‘Nabi lahir untuk menyelesaikan krisis-krisis itu dan memberi pelajaran kepada kita dari tindakan -tindakannya itu. Mulai dari krisis agama, dengan mensyiarkan Islam sebagai agama baru  dan memperkuat struktur negara lewat rekayasa di Madinah dan membebaskan kota Mekkah ‘. Lanjut Anis  pada acara yang dihadiri oleh 200an peserta undangan yang terdiri dari para alim ulama , tokoh masyarakat dan habaib Kalimantan Timur .

‘ Semangat dan keterpanggilan untuk mengatasi krisis sangat relevan dengan situasi kita sekarang. Nabi telah mencontohkan determinasi, tekad yang kuat dan kualitas kepemimpinan untuk mengatasi kritis tersebut. Pungkas Anis di akhir ceramahnya.

Wakil Gubernur Kaltim sekaligus pembina Majelis Taklim Ukhuwah Islamiyah , Hadi Mulyadi turut menghadiri acara tersebut .
Acara yang dibuka oleh sambutan dari Gubernur Kaltim, Dr.H. Isran Noor ini selain memuji Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta sebagai cendekiawan yang mumpuni juga mengingatkan undangan untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan  karena pandemi covid 19  belum usai. Dengan memakai masker , menjaga jarak duduk dan tidak bersalaman secara bersentuhan selama acara.

Dalam kesempatan tersebut  orang nomer 1 di bumi etam tersebut juga mendoakan pimpinan majelis taklim Ukhuwah Islamiyah H. Sarwono yang maju dalam kompetisi Pilkada kota Samarinda sebagai calon wakil walikota  independen berpasangan dengan  calon walikota Zairin Zain .

Ahmad Syaikhu Terpilih Jadi Presiden PKS, Anis Matta: Semoga Bisa Berkolaborasi

,

JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menyampaikan selamat atas terpilihnya Ahmad Syaikhu menjadi Presiden PKS masa bakti 2020-2025.

“Selamat menjalankan amanah,” kata Anis Matta saat dihubungi Tribunnews, Selasa (6/10/2020).

Anis berharap, PKS di bawah kepemimpinan Ahmad Syaikhu bisa berkolaborasi dengan Partai Gelora di masa mendatang.

“Semoga bisa berkolaborasi,” ucap Anis Matta yang juga merupakan Presiden PKS periode 2013-2015.

Sebelumnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mengumumkan susunan kepengurusan baru periode 2020-2025.

Ahmad Syaikhu ditunjuk sebagai presiden PKS menggantikan Mohamad Sohibul Iman.

Sementara itu, Aboe Bakar Alhabsyi terpilih menjadi Sekjen PKS menggantikan Mustafa Kamal dan Salim Segaf Aljufrie terpilih kembali sebagai ketua Majelis Syura (MS) PKS.

Hal tersebut diputuskan dalam Musyawarah Majelis Syuro PKS, di Bandung Senin (5/10/2020).

Link terkait:

https://www.tribunnews.com/nasional/2020/10/06/ahmad-syaikhu-terpilih-jadi-presiden-pks-anis-matta-semoga-bisa-berkolaborasi.

Sumber: Tribunnews

Dukungan ke Gibran-Bobby di Pilkada 2020, Anis Matta: Itu Dinamika Politik di Daerah

, , , ,

JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia telah menetapkan dukungannya kepada pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakoso di Pilkada Kota Solo, Jawa Tengah dan pasangan Bobby Afif Nasution-Aulia Rahman Rajh di Pilkada Kota Medan, Sumatera Utara.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta mengungkapkan alasan partainya mendukung menantu dan putera Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilkada serentak tahun 2020. Kata Anis, keputusan tersebut dilandasi pada dinamika politik di daerah masing-masing. “Itu dinamika politik daerah,” kata Anis dalam keterangannya, Jumat (18/9/2020).

Anis Matta menegaskan bahwa partainya memberikan keleluasaan kepada pengurus daerah untuk mengarahkan dukungannya bagi kandidat kepala daerah di Pilkada 2020. Ia menyatakan semua jabatan publik yang dipilih langsung oleh rakyat pasti memiliki banyak dinamika di lapangan.

“Oleh karena itu, sudah sepatutnya para pengurus partai di daerah yang lebih mengetahui dinamika tersebut. Itu prinsip dasar dari kebijakan Gelora dalam Pilkada ini,” tegasnya.

Menurut Anis Matta, majunya Gibran dan Bobby dalam Pilkada 2020 tidak berkaitan dengan keinginan Jokowi untuk membangun dinasti politik di daerah.

Ia menilai setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mengikuti pemilihan secara langsung di Pilkada sesuai aturan yang berlaku. “Kalau jabatannya ‘diwariskan’ tanpa pemilihan langsung oleh rakyat baru bisa disebut dinasti,” pungkas Anis Matta.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengatakan, dukungan Partai Gelora kapada anak dan menantu Jokowi, bukan berarti melanggengkan ‘dinasti politik’ kekuasaan. Sebab, dalam terminologi negara demokrasi, dinasti politik tidak ada karena semua dipilih melalui prosesi politik, bukan warisan kekuasaan secara turun-temurun.

“Dalam negara demokrasi tidak akan terjadi dinasti politik, sebab kekuasaan demokratis tidak diwariskan melalui darah secara turun temurun. Tapi dia dipilih melalui prosesi politik, orang yang masuk prosesi politik itu, belum tentu menang dan belum tentu juga kalah,” kata Fahri.

Menurut Fahri, dinasti politik saat ini hanya sebagai simbol saja seperti yang terjadi di Inggris, dimana pemerintahan yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu yang demokratis. “Suara rakyat disahkan oleh raja. Dinasti Windsor yang berkuasa di Inggris di ‘kerangkeng’ hanya sebagai simbol saja,” katanya.

Di Indonesia sendiri, kata Fahri, juga pernah dipimpin oleh dinasti politik yang menurunkan kekuasaan secara turun temurun melalui ‘darah’ seorang raja, yakni pada masa Kerajaan Mataram kuno yang dipimpin Syailendra, Kerajaan Majapahit hingga Kerajaan Mataram baru yang dipimpin Panembahan Senopati (Danang Sutawijaya).

“Kalau sekarang di Indonesia, satu-satunya dinasti politik yang tersisa, ya Dinasti Hamengkubuwono di Yogyakarta sebagai kelanjutan Kerajaan Mataram baru. Itupun kekuasaanya disamakan dengan gubernur, harusnya dinasti itu dipertahankan sebagai kekuatan simbol saja, tidak perlu diberi kekuasaan yang bertanggung jawab publik,” katanya.

Fahri mengungkapkan, keputusan Partai Gelora mendukung Gibran dan Bobby di Pilkada 2020 mendapatkan reaksi beragam, ada yang pro dan kontra. Yang pro berpandangan sudah sepatutnya, Partai Gelora sebagai partai baru dan terbuka, berkolaborasi dengan siapa saja, termasuk dalam hal dukungan di Pilkada.

Sementara yang kontra menilai Partai Gelora dinilai akan ikut melanggengkan dinasti politik Presiden Jokowi. Apalagi selama ini Fahri Hamzah kerap mengkritik berbagai kebijakan Presiden Jokowi, sehingga dukungan Partai Gelora kepada Gibran-Bobby itu mengejutkan berbagai pihak.

“Saya berdebat dengan orang-orang yang mempersoalkan, anda ngerti nggak sih arti dinasti sebagai konsepsi politik? Lalu, saya tanya lagi anda ngerti nggak oligarki sebagai konsepsi politik? anda pasti nggak baca itu teori-teori terminologi dinasti politik,” kata mantan Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini.

Fahri pun memaklumi ketidakmengertian orang-orang yang mempersoalkan dukungan Partai Gelora kepada Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo dan Bobby Afif Nasution, karena terlalu banyak membaca terminologi dinasti politik di media sosial (medsos), bukan teori pengertian terminologi sebenarnya.

“Akhirnya jadi percakapan di pinggir jalan, percakapan orang yang tidak berkualitas. Jadi orang bodoh itu, tidak hanya di istana, tapi juga di pinggir jalan karena tidak berkualitas. Inilah problem kita, harusnya ada otoritas yang memperbaiki terminologi di sosial media,” katanya.

Fahri meminta semua pihak agar mulai membaca secara teks pengertian sebenarnya terminology dinasti politik itu, bukan sebaliknya mengambil pengertian dari medsos. Sebab, polemik mengenai dinasti politik akan selalu saja terjadi, sehingga bisa menguras energi bangsa kepada perdebatan yang tidak perlu.

“Jadi cara berpikirnya harus berdasarkan pada teks dan dasar pengertiannya harus teoritis. Jadi jangan karena kemarahan kepada seseorang (Jokowi, red), lalu mencomot terminologi yang tidak bisa kita pertanggung jawabkan dihadapan dunia akademik dan juga dihadapan Allah SWT,” pungkas Fahri.

Pimpin Rakornas Pilkada 2020, Anis Matta: Ini Momentum Kontribusi

, , , , , ,

JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menggelar Rapat Kordinasi Nasional ( Rakornas) Pilkada Serentak 2020 secara virtual untuk memantapkan kesiapan seluruh DPW dalam menghadapi Pilkada di 270 daerah.

Rakornas yang diikuti oleh para pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) itu, dipimpin langsung oleh Anis Matta, didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi dan lain-lain.

Dalam arahannya, Anis Matta meminta semua wilayah dan daerah yang mengikuti Pilkada 2020 agar secara all out bekerja keras untuk memenangkan calon yang didukung Partai Gelora.

Sebab Pilkada adalah momentum bagi kader Partai Gelora untuk berperan aktif dalam proses politik di daerahnya masing-masing. Anis menegaskan, keputusan dukungan di setiap Pilkada mengikuti dinamika di daerah.

“Pilkada ini adalah momentum Partai Gelora untuk berkontribusi bagi pembangunan daerah maka dari itu , saya instruksikan kepada seluruh daerah untuk all out ” kata Anis Matta dalam keterangannya, Kamis (17/9/2020).

Anis Matta mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi secara optimal dan melihat Pilkada 2020 ini dari kacamata kepentingan bersama membangun daerah.

“Kita harus melihat pilkada ini secara objektif dan rasional siapa pun kandidatnya, jika itu jalan bagi kemajuan daerah maka kita harus dukung,” katanya.

Anis mengungkapkan, hingga Kamis (17/9/2020), Partai Gelora telah menandatangani 150 Surat Keputusan (SK) terhadap pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah baik itu, untuk pemilihan gubernur, bupati dan walikota, dari sebelumnya 135 dukungan.

Adapun 150 SK dukungan itu, terdiri dari 8 pemilihan gubernur (pilgub), 25 pemilihan walikota dan 117 pemilihan bupati dari 270 daerah yang menyelenggarakan Pilkada 2020

“Sebagai partai baru, tentu ini pencapaian yang signifikan dalam pesta pemilihan kepala daerah. Partai Gelora juga memajukan kadernya sendiri di empat Pilkada, yakni Pilkada di Samarinda (Kalimantan Timur), Asmat (Papua), OKU (Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan) dan Tanjungbalai (Sumatera Utara) ,” tegasnya.

Sekjen Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik menambahkan, partisipasi Partai Gelora dalam Pilkada 2020 masih akan bertambah, karena DPN masih menunggu laporan dukugan dari daerah yang menyelenggarakan Pilkada.

“Per hari ini (Kamis, 17/9/2020, red) ada 150 SK dukungan. Dan akan ada beberapa tambahan SK dukungan lagi. Ini membuktikan, Partai gelora serius ingin berpartisipasi membangun daerah melalui jalur Pilkada,” kata Mahfuz.

Wafatnya Saefullah Jadi Alarm Nyaring Bagi Pemerintah untuk Tuntaskan Penanganan Covid-19

, , ,

JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyatakan keprihatinan mendalam dan turut berduka atas meninggalnya Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah pada Rabu (16/9/2020) siang di Rumah Sakit Gatot Soebroto Jakarta, karena terpapar Covid-19. Saefullah diketahui mengidap Covid-19 pada Sabtu (12/9/2020) lalu.

“Kita semua prihatin dan berduka atas meninggalnya Bang Saefullah, Sekda Pemprov DKI Jakarta akibat Covid-19. Penyakit ini telah merenggut nyawa orang-orang dengan potensi besar dari berbagai profesi,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Kamis (17/9/2020).

Menurut Anis Matta, meninggalnya Saefullah dan sebelumnya 100 dokter di lapangan yang bekerja secara langsung menangani Covid-19 menjadi alarm yang jelas bagi pemerintah untuk mengutamakan keselamatan masyarakat.

“Berpulangnya Bang Saefullah dan lebih dari 100 dokter di lapangan, serta banyak lagi orang-orang berpotensi merupakan alarm yang sangat nyaring agar pemerintah menguatkan koordinasi serta membuat kebijakan yang mengutamakan keselamatan dan nyawa manusia,” katanya.

Anis Matta pun mendoakan para dokter yang berjihad menyembuhkan para pasien Covid-19 agar diberikan keselamatan dan perlindungan dari virus ganas yang belum ditemukan obatnya ini.

“Yang juga tak kalah memprihatinkan adalah meninggalnya para dokter yang berjuang menyembuhkan pasien yang terkena penyakit ini. Saya mendoakan agar mereka yang telah berjihad bekerja dalam penanganan pandemi diterima di sisi terbaik Allah SWT,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini juga mengajak semua pihak mendoakan almarhum Saefullah dan berharap agar diberikan segera jalan keluar dari krisis berlarut akibat pandemi Covid-19 ini.

“Marilah kita berdoa semoga Allah SWT selalu melindungi Indonesia dan memberi jalan keluar melalui ilmu pengetahuan. Hanya kepada Allah kita memohon petunjuk dan kekuatan,” ajaknya.

Disebut ‘Berguguran di Jalan Dakwah’, Ini Jawaban Tegas Anis Matta

, , , , , , , , , ,

JAKARTA – Pada Kamis (10/9/2020) lalu, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menjadi narasumber di acara Ngeshare (Ngaji Syar’ie) bareng Ustadz Fahmi Salim.

Di ujung acara, Ustadz Fahmi Salim menanyakan pertanyaan tentang sebutan ‘Yang Berguguran di Jalan Dakwah’, yang kerap dituduhkan kepada mantan Presiden PKS Anis Matta dkk, karena sudah meninggalkan atau keluar dari Partai Dakwah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Bagaimana pak Anis jika disebut orang yang berguguran di jalan dakwah?” tanya Ustadz Fahmi Salim.

Anis Matta menjawab,”Saya tidak pernah men-sakralkan lembaga. Saya dulu bergabung dengan PKS semata-mata karena Cita-cita. Cita-cita yang sama juga yang membuat saya mendirikan Partai Gelora, ketika saya merasa bahwa di tempat yang lama cita-cita ini, tidak bisa kita wujudkan.”

Menurut dia, tidak boleh ada upaya untuk men-sakralkan sebuah lembaga, apalagi itu organisasi politik dengan cara membatasi perbedaan pendapat dalam perjuangan.

Sebab, organisasi tersebut adalah sarana untuk mencapai tujuan, meskipun cara yang dilakukan berbeda-beda.

“Sebenarnya kita ada jebakan besar bagi kaum Islamis (Harakah Islam) yaitu Sakralisasi Lembaga atau taqdisul wasail (meng-qudus-kan sarana). Janganlah kita mengubah apa yang merupakan sarana (lembaga/organisasi/partai) menjadi tujuan. Itu tidak boleh,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (12/9/2020).

Anis Matta menilai, perbedaan pendapat dalam sarana perjuangan adalah hal yang wajar dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan jika melihat-lihat sejarah, maka perbedaan pendapat juga terjadi di masa Khulafaur Rasyidin.

Tetapi perbedaan pendapat yang terjadi di PKS, tidak se-dahsyat yang terjadi di masa Khulafaur Rasyidin yang melahirkan serangkaian perang.

“Kalau kita kan lebih kecil dari situ. Jadi, sebenarnya saya tidak terganggu dengan istilah-istilah ‘Yang Berguguran di Jalan Dakwah’, karena itu penempatan yang salah,” katanya

Anis Matta menegaskan, mensakralkan sarana perjuangan adalah bahaya besar bagi umat Islam dalam mencapai tujuan bernegara.

“Dan salah satu yang perlu saya garis-bawahi tebal adalah: mensakralkan sarana adalah bahaya besar yang mengancam kaum Islamis. Pada dasarnya yang lebih penting bagi kita, adalah pertanggungjawaban pribadi kita kepada Allah SWT,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia menegaskan, Indonesia sebagai bangsa saat ini sedang menghadapi masalah besar krisis berlarut akibat pandemi Covid-19.

Sehingga tidak perlu berpikir untuk mensakralkan lembaga atau organisasi. Sebaliknya, justru harus berpikir bagaimana mencari solusi atau jalan keluar dari krisis berlarut saat ini.

“Kita ini sedang menghadapi masalah besar, jangan dihadapi dengan otak kecil,” sindir Anis Matta.

***


Anis Matta: Pondok Pesantren Terbukti Bisa Harmoni dengan Teknologi Digital Tanpa Hilangkan Nilai-nilainya

, , ,

SURABAYA – Ketua Umum Partai Gelora (Gelombang Rakyat) Indonesia Anis Matta mengunjungi Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam, Gombara, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (4/9/2020).

Pondok pesantren ini adalah tempat dahulu Anis Matta menimba ilmu agama enam tahun dan menjadi alumni pada 1986.

Sehingga Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam, Gombara ini, tak asing bagi Anis Matta.

Ketika undangan silaturahmi alumni pesantren tersebut, maka Anis Matta meluangkan waktu untuk hadir.

Kehadirannya dalam silaturahmi ini juga menjadi kerinduan tersendiri kepada teman-teman satu angkatan dan para guru-gurunya.

Bahkan kata Anis Matta, setiap kali ke Makassar, ia selalu menyempatkan diri datang ke Gombara untuk bertemu guru-gurunya.

“Peran para guru itu lebih banyak membangun motivasi atau sebagai motivator, ketimbang sekadar mengajar materi pelajaran,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Minggu (6/9/2020).

“Tempat ini dulu terpencil dan sepi. Kita belajar di bawah pohon, tapi kami selalu tersambung dengan cita-cita besar, karena guru kami dulu semuanya motivator,” lanjut Anis Matta mengurai kenangannya.

Karena itu, Anis Matta selalu mengingat jasa-jasa gurunya tersebut, yang telah menjadikannya sebagai seorang motivator, menjadikan Indonesia kekuatan lima besar dunia.

Ia pun sangat berkesan terhadap foto KH Abdul Jabbar Ashiri, saat berkesempatan berkeliling melihat foto-foto kenangan di pesantren itu. KH Abdul Jabbar Ashiri merupakan guru Anis Matta saat mondok.

“Beliau guru saya. Saya selalu berdoa untuk beliau (KH. Abdul Jabbar Ashiri, red) yang telah mendedikasikan diri dalam membangun pesantren ini,” katanya.

Namun, menurut Anis Matta, membangun pesantren dahulu dengan sekarang dan kedepan memiliki perbedaan signifikan.

“Tantangan besar yang akan dihadapi dunia pesantren ke depan dalam menghadapi kemajuan teknologi digital. Semua orang bisa mengakses ilmu pengetahuan secara mandiri,” katanya.

Anis Matta berharap dunia pesantren harus bisa segera beradaptasi tanpa menghilangkan nilai-nilai keunggulan pesantren dalam membentuk generasi Islam unggul, berdaya saing dan berakhlak mulia.

“Dalam situasi kemudahan akses pengetahuan di era digital ini, maka peran guru seharusnya lebih kuat sebagai motivator atau mengajari murid bagaimana belajar,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Matta juga mengunjungi pesantren lainnya tempat dia menimba ilmu agama di Makassar, yakni Pesantren Darul Aman.

Anis Mattà bertemu dengan KH Abdul Djalil Thahir, salah seorang gurunya yang masih hidup hingga saat ini yang juga merupakan salah satu pendiri pesantren tersebut.

Abdul Djalil Thahir dikenal sebagai yang berpengaruh terhadap pembentukan hati dan jiwa Anis Matta.

“Saya sudah melihat jiwa pemimpin anak ini (Anis Matta red), bukan hanya cerdas tapì juga pemberani dia. Dia pernah pimpin temannya demo saya,” tawa KH Abdul Djalil Thahir sambil mengenang saat menjadi guru Anis Matta.

Link terkait:

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/295020/anis-matta-pondok-pesantren-terbukti-bisa-harmoni-dengan-teknologi-digital-tanpa-hilangkan-nilainilainya

Sumber: Times Indonesia.co.id

Bos Gelora Dorong Revolusi Pendidikan

, , ,

JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, untuk memperkuat pendidikan politik di Indonesia, harus menjadikan universitas sebagai mitra pemikiran strategis terhadap kebijakan pemerintah.

Contohnya dalam pandemi Covid-19, para ilmuwan di perguruan tinggi saat ini tengah berlomba-lomba untuk menciptakan yang mendukung penanganan Virus Corona (Covid-19), maupun vaksinnya yang masih terus dikembangkan dan dilakukan uji coba.

Nah, mestinya kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 itu berbasis pada science dan perguruan tinggi sebagai mitranya dalam memutus mata rantai penyebaran Corona tidak semakin meluas.

“Adapun gerakan pertama Partai Gelora adalah melakukan revolusi pendidikan dengan menjadikan politik sebagai industri pemikiran, di mana universitas sebagai mitra berpikir,” beber Anis Matta.

Sebab, platform politik saat ini sangat lemah dan hanya menjadi alat kekuasaan, akibatnya berpengaruh pada keseriusan pemerintah menangani Covid-19, terutama menurunkan kurva penyebaran dan kasus Corona agar segera melandai.

“Jika hal ini dibiarkan dan platform politiknya tidak diperkuat, maka sulit bangsa ini mengharap kemajuan masa depan bangsa,” katanya.

Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Husain Syam sependapat dengan Anis Matta.

Ia menyampaikan terima kasih atas kesediaan Anis berbagi pemikiran di UNM. “Kami siap diajak jadi teman berpikir,” kata Prof Husain.

Link terkait:

https://rmco.id/baca-berita/parpol/46597/bos-gelora-dorong-revolusi-pendidikan

Sumber: RMco.id (Rakyat Merdeka)

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X