Tag: arah baru indonesia

Anis Matta: Kita Butuh Kapasitas Leadership Karena Kapasitas Sosial Publik Lebih Maju dari Kapasitas Politik

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Indonesia saat ini menghadapi tantangan terbesar dalam demokrasi sebagai bangsa sejak era reformasi bergulir pada 20 tahun terakhir. Yakni adanya perubahan kapasitas sosial publik (social shifting) yang jauh lebih cepat dari perubahan kapasitas politik (social politic).

“Tapi alhamdulillah bisa menciptakan keseimbangan baru antara kebebasan dan stabilitas. Secara efektif menciptakan keseimbangan dan stablitas politik,” kata Anis Matta saat menjadi keynote speaker dalam webinar ‘Demokrasi Indonesia di Simpang Jalan’ yang diselenggarakan oleh Moya Institute di Jakarta, Jumat (5/3/2021). petang

Perubahan kapasitas sosial publik yang lebih cepat daripada perubahan kapasitas politiknya, menurut Anis Matta, menjadi persoalan fundamental serius, meskipun Indonesia disebut sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, karena sukses menyelenggarakan Pemilu dan banyak Pilkada secara damai.

“Ada faktor yang yang bersifat struktural menentukan, yaitu perubahan demografi. Sensus terakhir 2020 menunjukkan orang-orang muda dalam struktur demografi kita,” ujarnya.

Mereka ini dalam 20 tahun terakhir menciptakan kelas menengah baru. Jumlah mereka cukup besar mencapai 100 juta jiwa dan dianggap sebagai masyarakat urban yang berdaya.

Pada 2025, populasi masyarakat urban ini diperkirakan mencapai 68 persen. “Mereka ini lebih educated dan partisipatif, populasi mereka jauh lebih banyak dari masyarakat miskin perkotaan. Ada kelas menengah baru,” katanya.

Generasi baru yang lahir di era demokrasi ini, lanjut Anis Matta, juga menjadikan mereka sebagai warga global, karena jauh lebih baik terkoneksi secara global.

“Hal itu terlihat dari pertumbuhan media sosial saat ini, dan akses Informasi menjadi tidak terbatas. Social shifting ga jauh lebih cepat dari perubahan kapasitas negara, sehingga tantangannya semakin besar,” katanya.

Dampaknya, adalah perubahan cara pandang masyarakat kepada negara. Mereka memandang negara bukan pada otoritasnya, tapi pada kapasitasnya.

“Inilah masalah kita sekarang ini, output paling besar yang kita rasakan dari reformasi,” katanya.

Anis Matta menjelaskan, dunia juga tengah menghadapi krisis global dengan adanya perubahan sistem (tatanan baru) dan leadership (kepemimpinan). Perubahan ini diperkirakan akan terjadi dalam 10 tahun ke depan, karena sistem sudah tidak berjalan efektif lagu.

“Sehingga akan terbentuk tatanan dan aliansi global baru. Namun, masalah baru muncul, dimana pertumbuhan tidak bisa diwadahi oleh lingkungan kita,” ungkapnya.

Saat ini, perang supremasi antara Amerika Serikat vs China tidak terhindarkan lagi, dan menciptakan tatanan dan aliansi global baru.

“Kalau Indonesia tidak menjadi bagian dari pembentukan aliansi global baru nanti, Indonesia menjadi negara proxy. Konflik seperti tahun 65 bisa terjadi lagi, karena kekuatan global menjadikan Indonesia sebagai medan tempur,” katanya.

Konflik ini tentu saja akan menjadi tantangan terbesar demokrasi Indonesia kedepan, apalagi jika negara tidak menggunakan otoritasnya untuk melakukan pengendalian perubahan kapasitas sosial publik.

Memperkuat Hubungan Partnership RI-AS, Kedua Negara Bisa Tingkatkan Kerjasama Keamanan Regional

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, pandemi Covid-19 membuat tatanan global saat ini sudah tidak bekerja efektif dan banyak kontra produktif, sehingga diperlukan untuk melakukan penataan ulang sistemnya.

“Kita sedang mencari tatatan dunia baru masa yang akan datang. Pandemi ini dampaknya panjang dan destruktif bagi ekonomi dan saya kira akan menjadi krisis sosial di berbagai negara,” kata Anis Matta dalam Webtalk Hubungan Luar Negeri Gelora dengan tema ‘Masa Depan Hubungan RI-AS, Peluang dan Tantangan’ di Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Anis Matta menilai tatanan global saat ini diciptakan oleh para pemenang dunia kedua, sementara sekarang tidak lagi dalam situasi perang. Sehingga sistemnya sudah tidak tepat dan efektif lagi untuk dilanjutkan.

“Sekarang lebih banyak soal isu lingkungan, kesehatan dan energi terbarukan. Ada titik temu, kesadaran untuk menjadi sejahtera bersama secara ekonomi. Dengan mobilitas global yang tinggi, maka kita membutuhkan kebijakan dan peradaban baru,” katanya.

Menurut Anis Matta, terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan hubungan kedua negara.

“Fondasinya sudah ada dan sekarang ada nuansa baru hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Kita memasuki hubungan baru multilateral,” katanya.

Perlunya hubungan multirateral ini, lanjut Anis, telah disadari oleh Partai Demokrat yang mengusung Joe Biden sebagai Presiden. Dimana AS tidak bisa lagi menjadi kekuatan tunggal global, dan membutuhkan negara lain.

“Ini kesempatan bagi Indonesia, karena memiliki dua aset utama sebagai modal kekayaan global, yakni menjadi kekuatan utama ASEAN dan jumlah Umat Islam terbesar di dunia,” ungkapnya.

Anis Matta menegaskan, orientasi hubungan Partai Demokrat AS sejak dulu ke Asia. Karena itu, ide Trans Pacific Partnership (TPP) yang dirintis oleh mantan Presiden Barack Obama juga perlu dilanjutkan lagi.

“Kalau Amerika ingin memperkuat hubungan Indonesia, pada hubungan patnership ini. Bisa meningkatkan kerjasama keamanan regional di kawasan (Asia Pacific, red) ,” katanya.

Jika kawasan tersebut aman dan jauh dari konflik, maka ekonominya akan tumbuh. Disamping itu, perubahan politik di Indonesia juga relatif bagus, sehingga memungkinkan Indonesia menjadi leadership atau pemimpin global.

“Saya kira fondasi menjadi kekuatan global di masa mendatang untuk Indonesia sudah ada. Memungkinkan menjadi leadership kedepannya,” kata Anis Matta

Anis Matta berharap Indonesia-AS bisa duduk bersama membahas tatanan dunia baru. Dalam pembicaraan itu, Indonesia bisa menjadi representasi dari Dunia Islam, karena jumlah Umat Islamnya terbesar di dunia.

“Indonesia dengan barat pertemannya pada simpul agama samawi. Sehingga simpulnya jauh lebih dekat daripada perbedaannya,” pungkas

Mantan diplomat AS Stanley Harsha menilai Indonesia adalah mitra strategis bagi AS. Mau tidak mau, AS saat ini harus bekerjasama dengan negara lain, tidak bisa melakukan sendiri seperti sebelum-sebelumnya.

“Joe Biden berupaya mengembalikan Amerika ke gelanggang lagi, tapi tidak bisa melakukan sendiri harus bekerja sama dengan negara lain. Dan menggandeng Indonesia dipandang sebagai mitra strategis,” kata Stanley Harsha.

Stanley Harsha: Indonesia Bisa Maju Lebih Cepat dari China

, , , , , ,

Partaigelora.id – Mantan diplomat Amerika Serikat (AS) Stanley Harsha menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia bisa maju lebih cepat dari China karena memiliki demokrasi dan banyak inovasi. Indonesia bisa menjadi kekuatan utama dunia, asalkan menanamkan modalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

“Indonesia bisa maju, sekarang sudah sangat maju cepat. Saya sendiri punya pendapat, yang saya tidak dapat membuktikan, bahwa Indonesia akan maju lebih cepat daripada China, karena memiliki demokrasi yang bebas dan ada dorongan untuk inovasi,” kata Stanley dalam Webtalk Hubungan Luar Negeri Gelora dengan tema ‘Masa Depan Hubungan RI-AS, Peluang dan Tantangan’ di Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Menurut Stanley, negara yang memiliki pemimpin yang mengkontrol kebebasan berpikir dan demokrasi seperti China tidak akan bisa bertahan lama dalam era saat ini. Apalagi China saat ini memiliki hutang yang cukup besar mencapai 300 persen dari GDP dan banyaknya angka korupsi di negara tersebut.

“Karena itu, China bukan ancaman Amerika. China juga tidak bisa menaklukkan dunia dan banyak dikelilingi negara yang tidak berteman dengan China. India, Vietnam, Taiwan dan Korea mempunyai senjata yang kuat dan canggih, tidak takut ancaman dari China,” katanya.

Stanley mengatakan, Indonesia bisa malampui China dalam bidang ekonomi, sumber daya manusia. Ia mengaku bisa menfaslitasi Indonesia untuk mengirimkan SDM untuk menempuh penndidikan di Universitas-univesitas ternama di Amerika.

“Kalau membagikan teknologi kepada Indonesia sudah cukup banyak. Untuk kemanusiaan dan dipakai secara damai, apalagi untuk membela laut Indonesia, pasti akan dibagi,” kata Stanley Harsha yang juga seorang penulis buku ini.

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesoa Anis Matta mengatakan, Indonesia-AS memiliki kesamaan tiga hal, yakni sama-sama masyarakatnya multikultur dari berbagai etnis.

“Kesamaan kedua negara yang fundamental ada pada sistem demokrasi, ada kemiripan sistem demokrasi, berbeda dengan China. Ketiga sama-sama berorientasi pada pasar, dan ini kesamaan yang kuat,” kata Anis Matta.

Dengan tiga kesamaan tersebut, Anis Matta berharap Indonesia-Amerika bisa duduk bersama untuk menentukan tatanan dunia baru. Sebab, pandemi Covid-19 saat ini membawa dampak panjang dan destruktif bagi ekonomi semua negara dunia, yang bisa menyebabkan krisis sosial.

AS dibawa pimpinan Presiden Joe Biden yang didukung Partai Demokrat juga sudah menyadari bahwa tidak bisa lagi menjadi kekuatan tunggal dunia, dan harus bekerja sama dengan negara lain seperti Indonesia.

“Indonesia sudah jadi kekuatan utama ASEAN dan jumlah umat Islamnya terbesar di dunia. Dua aset utama tersebut bisa sebagai modal Indonesia secara global untuk menentukan tatanan dunia baru,” katanya.

Indonesi-AS, kata Anis Matta, bisa melakukan kerjasama regional untuk mempertahankan kawasan dari ancaman negara lain sehingga ekonominya akan tumbuh tidak seperti di Timur Tengah yang penuh dengan konflik.

Kerjasama lain yang bisa ditingkatkan adalah membangun infrastuktur energi terbarukan di Indonesia, karena membutuhkan teknologi dan investasi yang besar.

“Jika tidak dimanfaatkan Amerika, celah ini tentu akan diisi oleh negara lain dari sisi bilateral , karena Indonesia butuh alternatif,” katanya.

Selanjutnya, kerjasama lain yang bisa dilakukan antara Indonesia-AS adalah transfer teknologi. Kegagalan Indonesia selama ini, menurutnya, tansfer teknologi sudah dilakukan pada masa Orde Baru, namun tidak diintegrasikan dengan sistem ekonomi.

“Oerientasi teknoogi kuat, tapi kelamahannya belum diintegrasi dalam sistem ekonomi, sehingga pertumbuhan teknologi tidak sebanding dengan pertumbuhan ekomomi. Amerika bisa menjadi patner dalam hal itu,” tegas Anis.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Mattta ini berharap ide dan gagasan besar Partai Gelora bisa disampaikan Stanley Harsha ke Presiden Joe Biden dan Kongres AS, serta Partai Demokrat.

“Saya kira akan menjadi kerjasama strategasi bagi Indonesia dan Amerika Serikat, termasuk kerjasama dalam bidang pendidikan. Ini agenda yang kita perjuangkan di Indonesia, bisa dishare ke Demokrat dan Kongres . Ini ini bagian dari narasi besar Partai Gelora,” pungkasnya.

Diskusi tentang ‘Masa Depan Hubungan RI-AS, Peluang dan Tantangan ini dipandu oleh Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Henwira Halim dan dibuka oleh Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik, serta ditutup oleh Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta.

Mendengar Aspirasi Umat, Partai Gelora Apresiasi Keputusan Presiden Batalkan Perpres Miras

, , , , , ,

Partaigelora.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya secara resmi mencabut Peraturan Presiden Nomor 10/2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal yang memuat kebijakan investasi industri minuman beralkohol atau miras.

Menggapai hal ini, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi yang dinilai mau mendengar suara masyarakat dan umat yang menolak legalisasi investasi miras.

“Alhamdulillah, saya ingin mengapresiasi keputusan strategis yang diambil Presiden Jokowi yang telah mendengar suara masyarakat dan umat dengan membatalkan investasi miras,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (2/3/2021).

Menurut Ansi Matta, setiap kebijakan tentu mempunyai dimensi yang kompleks, bukan hanya pada satu dimensi dengan mengorbankan dimensi lain. Akibatnya, kebijakan tersebut tidak akan membuat mencerminkan aspirasi masyarakat sebenarnya.

“Saya kembali menyerukan agar Indonesia serius dalam mengembangkan industri herbal, baik untuk suplemen kesehatan, perawatan tubuh, dan kosmetika,” ujar Anis Matta.

Tanaman herbal yang tumbih subur di Indonesia, adalah anugerah dari Tuhan yang harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. Jika dikembangkan secara maksimal juga bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat Indonesia.

“Itu adalah anugerah Allah yang luar biasa kepada tanah air kita. Modernisasi dan saintifikasi pengembangan herbal dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat dengan cara-cara yang halal,” pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah . Fahri menyambut positif keputusan Presiden Jokowi mencabut izin investasi legalisasi miras yang tertuang dalam Perpres Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.

“Sudah tepat Presiden mencabut lampiran Perpres terkait izin investasi miras itu. Patut mengapresiasi lah putusan tersebut,” kata Fahri Hamzah.

Dikatakan Fahri, sejak diterbitkan Perpres yang mengatur tentang pelonggaran investasi pada industri miras itu, sontak memantik banyak respon negatif dari berbagai kalangan, baik tokoh politik maupun tokoh agama.

“Penggunaan miras dapat memabukan hingga memicu tindakan negatif dan kegaduhan di masyarakat. Miras bagian dari penyakit masyarakat,” ungkapnya.

Ketimbang melegalisasi investasi miras yang menuai penolakan di masyarakat, kata Fahri, lebih baik investasi di industri jamu daripada miras. Pemerintah juga seharusnya mengajak masyarakat menjadikan jamu sebagai minuman mendunia yang dapat menyehatkan tubuh dan dapat terhindar dari virus corona.

“Kalau minum jamu lebih jelas, investasi jamu lebih jelas,” kata mantan Wakil Ketua DPR Peride 2014-2019.

Seperti diketahui Perpres Perpres 10 Tahun 2021 terbit pada 2 Februari 2021 sebagai peraturan turunan UU Cipta Kerja. Perpres itu memang tidak mengatur khusus miras, tetapi soal penanaman modal.

Disebutkan, penanaman modal baru dapat dilakukan pada Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sulawesi Utara, dan Provinsi Papua dengan memperhatikan budaya dan kearifan setempat.

Disebutkan juga, penanaman modal di luar wilayah tersebut dapat ditetapkan oleh Kepala BKPM berdasarkan usulan gubernur.

Hal itu Itu memicu ragam kekhawatiran. Selain dibukanya pintu investasi miras dan frasa ‘budaya dan kearifan setempat’. Daerah lain ternyata bisa membuka investasi serupa asal diusulkan gubernur bersangkutan.

Pada Lampiran III Perpres No 10/2021 disebutkan, investasi miras hanya diperbolehkan di Provinsi Bali, NTT, Sulawesi Utara, dan Provinsi Papua dengan memperhatikan budaya dan kearifan setempat.

Tapi, penamanan modal untuk industri di luar daerah-daerah tersebut dapat dilakukan bila ditetapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal berdasarkan usulan gubernur. Hal tersebut termuat dalam Lampiran III angka 31 dan angka 32 huruf a dan b.

Daripada Miras, Lebih Baik Pemerintah Kembangkan Industri Herbal

, , , ,

Partaigelora.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meneeken Peraturan Presiden (Perpres) No.10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.

Dalam salinan Perpres yang ditetapkan pada 2 Februari 2021 oleh Jokowi ini juga mengatur soal penanaman modal untuk minuman beralkohol (miras) yang dibolehkan investasinya di Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Papua.

Menanggapi hall ini, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta meminta pemerintah sebaiknya tidak memfasilitasi investasi miras, karena bertentangan dengan norma-norma agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

“Seharusnya Indonesia menjadi negara yang memfasilitasi investasi untuk industri herbalnya yang berbahan baku Jahe atau Ecalyptus (kayu putih) yang teruji bisa berguna di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Senin (1/3/2021).

Menurut Anis Matta, Indonesia kaya akan tumbuhan herbalnya tersebar di 34 provinsi. “Oleh oleh karena itu sudah seharusnya kita mengembangkan industri herbal menjadi industri global yang dibutuhkan dunia untuk menyembuhkan Covid-19,” ujarnnya.

Anis Matta berharap pemerintah bijak dan konsisten dengan pemulihan kesehatan masyarakat, bukan sebaliknya memberikan izin investasi miras. Sebab, miras justru akan melemahkan imunitas bagi peminumnya, sehingga rentan terpapar Covid-19.

“Di tengah situasi pandemi Covid-19 belum selesai, seharusnya pemerintah mendukung kampanye hidup sehat yang mampu meningkatkan imunitas tubuh masyarakat Indonesia. Minuman keras menjadi hal yang mampu melemahkan imunitas bagi peminumnya,” tegas Anis Matta.

Partai Gelora meminta pemerintah tidak kehilangan imajinasinya dalam pemulihan kesehatan publik. Pemerintah perlu segera memanfaatkan tumbuhan herbal asli nusantara sebagai obat asli Indonesia untuk memperbaiki kesehatan dunia dari pandemi Covid-19.

“Kita perlu mengembangkan imajinasi pemulihan kesehatan publik melalui herbal dan bahan farmasi yang Indonesia miliki. Kita harus mengimajinasikan dampak dari pandemi ini. Indonesia punya industri farmasi dan industri herbal global yang menjadi solusi dunia bagi pandemi Covid-19,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Perpres No.10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal adalah aturan turunan dari UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Ciptaker) yang ditujukan untuk menarik masuknya modal asing. Hal itu diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi daerah tempat investasi berlangsung.

Namun, investasi yang akan menciptakan lapangan kerja juga harus memperhitungkan multiplier effect atau dampak yang ditimbulkan seperti hancurnya tatanan sosial masyarakat, kesehatan memburuk, meningkatnya kekerasan dan kriminalitas, serta kehilangan jiwa anak bangsa akibat miras.

Mestinya, investasi miras dimasukkan ke dalam usaha tertutup bagi penanaman modal. Namun, faktanya didalam regulasi Ciptaker hanya mengatur enam bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal.

Yakni budidaya/industri narkoba, segala bentuk perjudian, penangkapan spesies ikan, pengambilan/pemanfaatan koral alam, industri senjata kimia dan industri bahan kimia perusak ozon.

Partai Gelora Dorong Indonesia Jadi Kekuatan ‘Global Power dan Global Player’

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Indonesia saat ini memasuki gelombang ketiga menuju kekuatan lima besar dunia diantara negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Rusia dan China. Namun, untuk mencapai hal itu diperlukan peta jalan baru, yakni Arah Baru Indonesia.

Wakil Ketua Badan Pengembangan Pimpinan (Bangpim) DPN Partai Gelora Indonesia Irwan menegaskan, ide Arah Baru Indonesia akan memberikan arah (GPS) dan peta jalan (roadmap) yang akan menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia.

Menurut dia, Indonesia bisa memainkan perannya untuk menjaga kesimbangan geopolitik global, serta menjadi kekuatan global (global power) dan pemain global (global player) pada setiap kejadian atau peristiwa di dunia.

“Kalau sekarang Indonesia baru sebatas mengirimkan pasukan perdamaian atau kontingan Dewan Keamanan. Jadi selama ini kita menjadi pemadam kebakaran, dari kebakaran yang dibuat negara lain,” kata Irwan dalam keteranganya, Senin (1/3/2021).

Irwan mengatakan, Partai Gelora akan mengubah mindset peran Indonesia dalam ikut menjaga perdamaian dan ketertiban dunia, dimana tidak hanya berperan sebagai pemadam kebakaran saja, tetapi juga bisa menentukan kebijakan atau kejadian yang terjadi.

“Mindset ini oleh Partai Gelora harus diubah, jika tidak ingin ada kebakaran secara global akibat peperangan saat ini, satu-satunya cara Indonesia harus menjadi global player. Jika ada keberpihakan, itu terjadi bagian dari intervensi kita,” katanya.

Situasi global saat ini, lanjut Irwan, bisa memicu perang global , karena dunia sedang mengalami krisis kepimpinan global akibat semua negara terpukul secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sehngga diperlukan keseimbangan geopolitici global yang perannya bisa dimainkan Indonesia.

Sayangnya,elite politik maupun publik di tanah air tidak begitu peduli terhadap krisis global yang terjadi. Padahal Indonesia sendiri sudah mengalami ketegangan akibat perang hegemoni antara China dan Amerika Serkat di Laut China Selatan.

“Para elit dan publik masih sibuk bertengkar soal politik identitas, orang hanya bicara pencitraan saja, bukanya ide atau narasi mimpi besar. Inilah masalah yang kita hadapi sebagai bangsa, dunia menunjukkan sebuah gelombang, masalah besar, tapi semua kita tidak menyadari,” tegas Irwan.

Untuk itulah, menurut Irwan, diperlukan sebuah Arah Baru Indonesia. yang akan mengarahkan tujuan bernegara Indonesia secara jelas sesuai UUD 1945. Arah Baru Indonesia tersebut, akan memberikan arah (GPS) dan peta jalan (roadmap).

“Agar jadi kekuatan lima dunia, syaratnya Indonesia harus kuat secara ekonomi, teknologi dan militer,” katanya.

Dari sudut ekonomi, Indonesia saat ini masuk 16 negara di dunia yang kuat dari terpaan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sedangkan mengenai pengusaan teknologi diperlukan pemerataan pendidikan dan vokasi, serta adanya transformasi pendidikan menjad pusat-pusat riset dan inovasi.

“Pusat-pusat riset ini harus bermitra dengan militer dan jadi pusat inovasi teknologi. Jadi militer kita selain kuat dari segi teknologi, juga kuat secara personil sehingga Indonesia bisa menjadi kekuatan global,” pungkasnya.

Luncurkan OK GELORA, Anis Matta: Perlu Peta Jalan Baru untuk Jadi Kekuatan Utama Dunia

, , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Indonesia saat ini memasuki gelombang ketiga menuju kekuatan lima besar dunia diantara negara-negara Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Rusia dan China.

Sebab, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar seperti sumberdaya alam, jumlah penduduk terbesar ketiga di dunia, jumlah umat Islam terbesar di dunia dan menjadi salah satu pemimpin utama ASEAN.

“Kenapa kita harus menjadi salah satu kekuatan dunia, karena kita memiliki potensi yang cukup untuk itu,” kata Anis Matta saat meluncurkan ‘Program OK GELORA Orientasi Kepartaian Partai Gelora Indonesia di Jakarta, Sabtu (27/2/2021).

Menurut Anis Matta, Indonesia telah memasuki dua gelombang, yakni gelombang pertama dan gelombang kedua. Gelombang pertama adalah gelombang menjadi Indonesia, diawali Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan puncaknya sebagai negara berdaulat pada 17 Agutus 1945.

Sedangkan gelombang kedua adalah menjadikan Indonesia sebagai negara modern. Hal ini telah dilewati melalui pergulatan pada masa orde lama, orde baru dan orde reformasi.

“Sebagai bangsa kita telah bergulat dengan pengalaman yang pahit dan manis dalam mencari titik temu antara demokrasi dan kebangsaan,” ujarnya.

Dengan memasuki gelombang ketiga, maka diperlukan Peta Jalan Baru Indonesia. Peta jalan baru tersebut, akan menjadikan Indonesia sebagai kekuatan lima besar dunia.

“Saat ini terjadi perubahan tatanan global dan perubahan pada kemimpinan global. Sehingga kita perlu merumuskan satu peta jalan baru, dimana mimpi besar itulah yang melatari berdirinya Partai Gelora,” katanya.

Partai Gelora, kata Anis Matta, tidak ingin melihat Indonesia menjadi ‘medan tempur’ negara-negara yang sedang bersaing di dunia seperti persaingan antara AS dan China saat ini

“Potensi kita terlalu besar, tapi pencapaian kita terlalu kecil. Langit kita terlalu tinggi, tapi kita terbang terlalu rendah. Indonesia harus jadi salah satu kekuatan utama dunia” tandasnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menambahkan, rakyat Indonesia seharusnya memiliki orientasi dan kemantapan hati. Tidak boleh galau atau gelisah. Sebab, saat ini banyak pihak yang tidak memiliki orientasi, padahal sebagai bangsa besar harus optimis.

“Bangsa ini harus optimis agar terbang tinggi seperti Rajawali dan menjadi kekuatan lima besar dunia. Kita harus mereorentasi konsepsi diri kita dengan khazanah Indonesia, Sehingga kita sebagai bangsa Indonesia, optimis,” kata Fahri.

Karena itu, orientasi ke-Indonesiaan harus semakin diperkuat secara masif. Tidak boleh lagi ada rakyat Indonesia yang tidak memahami atau terbata-bata tentang ke-Indonesiaan.

“Mengutip puisi Chairil Anwar, kita hidup 1.000 tahun lagi, maka kita harus optimis tentang fondasi bangsa yang membuat kagum dengan Indonesia,” pungkasnya.

Gelar OK Gelora, Partai Gelora Pertemukan Gagasan Masyarakat untuk Jadikan Indonesia Kekuatan Lima Dunia

, , , , , ,

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia bakal menggelar OK GELORA (Orientasi Kepartaian Gelora) Angkatan I pada Sabtu (27/2/2021). OK GELORA ini akan diikuti oleh 1.000 kader baru dari Pengembangan Teritori (Bangter)I meliputi wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Selain dibekali materi sekilas Gelora, peserta juga akan diberikan materi Arah Baru Indonesia, yakni Gelombang 3 Indonesia, Jati Diri Manusia Gelora dan Tiga Elemen Pencapaian Arah Baru.

“OK GELORA adalah momen mempertemukan gagasan-gagasan Partai Gelora dengan masyarakat luas. Kami ingin bisa berkolaborasi dengan seluruh elemen bangsa untuk menjadikan Indonesia kekuatan ke-5 dunia,” kata Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora Indonesia dalam keteranganya, Jumat (27/2/2021).

Menurut Anis Matta, saat ini Partai Gelora semakin tumbuh dan keberadaannya kini diterima masyarakat. Hal ini akibat, sikap konsistensi Partai Gelora dalam menjaga arah perjuangan, yang diawali imajinasi dan didorong determinasi.

“Alhamdulillah, Partai Gelora telah bertumbuh dan semakin diterima masyarakat,” katanya.

Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik menambahkan, Partai Gelora adalah partai yang memadukan konsepsi partai kader dan partai massa. Karena itu, rekrutmen anggota dilakukan secara masif baik secara online maupun offline.

“Semua anggota yang mendaftar akan mengikuti program Orientasi Kepartaian (OK Gelora) dalam paket program yang sudah disiapkan,” ujar Mahfuz.

Selanjutnya, untuk anggota yang ingin terlibat aktif dalam kegiatan partai. “Mereka akan diarahkan mengikuti program kaderisasi berkelanjutan melalui Akademi Manusia Indonesia (AMI),” katanya.

Ketua Bidang Rekuitmen Anggota Partai Gelora Indonesia Endy Kurniawan mengatakan, OK GELORA adalah sebuah tatap muka singkat secara daring yang memberikan materi dasar orientasi kepada anggota baru.

“Tujuannya adalah menumbuhkan kebanggaan anggota terhadap Partai Gelora dengan . memberikan pemahaman tentang jatidiri, perjuangan dan cita-cita Partai Gelora, serta memotivasi anggota untuk bergerak bersama Partai Gelora,” kata Endy.

Setelah kegiatan OK Gelora Angkatan I ini, pekan depan akan kembali digelar OK GELORA Angkatan II untuk Bangter 1 meliputi wilayah Sumatera pada 6 Maret 2021. Pada 7 Maret 2021 OK GELORA Angkatan III untuk Banter 3 terdiri dari wilayah DIY Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sementara OK GELORA Angkatan IV akan digelar pada 13 Maret untuk Bangter 4 meliputi wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan. Sedangkan OK GELORA Angkatan V untuk Banter 5 melipuri wilayah Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Partai Gelora Melihat Ada Peluang Besar untuk Diterima Masyarakat

, , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia muncul di beberapa survei sebagai partai partai baru yang cukup populer dengan loyalitas pemilihnya tinggi. Karena itu, Partai Gelora melihat adanya peluang besar untuk diterima masyarakat.

“Sebagai partai baru yang segar dan memiliki idealisme untuk menjalankan fungsi edukasi, advokasi dan agregasi yang tidak dijalankan partai politik lain, Partai Gelora melihat peluang besar untuk diterima masyarakat,” kata Sutriyono, Ketua Bidang Politik & Pemerintahan Partai Gelora Indonesia dalam diskusi politik di aplikasi Clubhouse tentang indeks demokrasi Indonesia, Kamis (25/2/2021).

Menurut Sutriyono, dalam keteranganya, Jumat (26/2/2021), UU Pemilu adalah faktor lain yang menentukan kualitas demokrasi Indonesia, selain penerapan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang dianggap menjadi ancaman tidak langsung bagi partisipasi politik masyarakat Indonesia.

Akibatnya, partispasi politik masyarakat melemah dan indeks demokrasi turun. “Partai baru seperti Gelora tentu menginginkan kompetisi yang fair dengan PT rendah, tapi ini tergantung pemerintah sebagai sponsor utama revisi UU itu,” kata Sutriyono.

Namun, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Gelora Indonesia Henwira Halim menyebut bahwa kurangnya partisipasi pemilih tidak serta merta membuat kualitas demokrasi rendah.

“Di Amerika Serikat, sejak tahun 90-an jumlah yang tidak memilih menyentuh 50 persen, dan ini berlangsung sampai sekarang,” kata pria yang akrab dipanggil Wira ini.

Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Partai Gelora Indonesia Amin Fahrudin mengatakan, UU ITE menjadi faktor dominan buruknya demokrasi di Indonesia. Amin Fahrudin menyebut rekodifikasi UU KUHP menjadi ultimate goal insan hukum dan masyarakat Indonesia.

Ia menyebut UU ITE yang sekarang mengenakan sanksi pada masyarakat sesuai selera saja, misalnya menggunakan pasal karet yang ada di UU No. 1 tahun 1946.

“Jika RUU KUHP disahkan, maka pasal-pasal karet bisa direduksi. Penegak hukum dapat panduan yang tegas dan jelas, sehingga rasa keadilan tercipta di masyarakat,” lanjut Amin.

Seperti diketahui, dalam survei LSI, ‘party ID’ Partai Gelora Indonesia muncul dengan 0,7% dan lembaga riset ‘Y-Party’ dengan 0,2 persen. Party ID adalah tingkat kedekatan pemilih, atau dengan kata lain loyalitas konstituennya, terhadap partai tersebut.

Partai berciri logo gelombang ini baru berusia satu tahun lebih sedikit dan saat ini sudah terbentuk di 100% provinsi, 99% DPD kota/ kabupaten, dan 67% kecamatan.

Partai Gelora Kolaborasi dengan Slankers dan Pondok Sedekah Bantu Korban Banjir di Bekasi

, , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia kembali memberikan bantuan untuk korban banjir di Bekasi, Jawa Barat (Jabar) yang terdampak cukup parah banjir yang melanda Jabodetabek beberapa waktu lalu.

Partai Gelora menggandeng pasukan Slankers, Yayasan Pondok Sedekah dan masyarakat setempat menembus lokasi terpencil dan terisolir di Kampung Garon Cangkring, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Jabar, Kamis (25/2/2021).

Bantuan kali ini diberikan oleh Bidang Jaringan & Kerjasama Lembaga DPN Partai Gelora Indonesia bersama DPD Kabupaten Bekasi. Bantuan serupa sebelumnya di lokasi yang sama telah diberikan oleh Bidang Pelayanan Masyarakat (Yanmas).

“Banjir ini jadi momentum membangun kebersamaan, bergotong royong, an berkolaborasi untuk membantu sesama yang mengalami musibah,” kata Ratu Ratna Damayani, Kabid Jaringan & Kerjasama Lembaga DPN Partai Gelora di Jakarta dalam keterangannya, Jumat (26/2/2021).

Ketua Slankers Bekasi, Muhammad Fauzi menegaskan adanya manfaat yang besar dari kerjasama bersama Gelora dan masyarakat ini. “Kita bisa saling bahu membahu sesuai dengan kemampuan dan potensi masing-masing untuk menolong warga,” papar Fauzi.

Apalagi, sambung Fauzi, kondisi dampak banjir masih parah di Kabupaten Bekasi ini. Hingga kemarin banjir masih merendam beberapa desa di Kabupaten Bekasi.

“Tinggi banjir masih sepinggang orang dewasa. Hal ini akibat dari jebolnya tanggul sungai Citarum pada Sabtu malam pekan lalu (20/2/202),” katanya.

Sedangkan Anton dari Pondok Sedekah mengatakan, yayasannya mendapatkan bantuan dari masyarakat, termasuk dari selibriti dan disalurkan melalui gabungan relawan yang dikoordinasi oleh Gelora ini.

“Aksi kemanusiaan ini sudah menjadi program rutin. Kami lakukan untuk meringankan penderitaan saudara-saudara kita. Terima kasih atas support para relawan dan donatur dalam program ini,” kata Anton.

Salah seorang warga setempat, Arif 27), guru swasta di Kecamatan Cabangbunging mengaku tergerak bergabung menjadi relawan. Wilayah tempat tinggalnya di kampung Gabon Cangkring paling parah terdampak banjir.

Arif mengatakan, untuk menuju Kampung Gabon Cangkring relawan harus melalui lautan banjir sepanjang 2-3 km dengan perahu karet. Karena itu, ia mengaku terharu terhadap upaya Partai Gelora dalam memberikan bantuan ke masyarakat di wilayahnya.

“Kami terharu, masak orang dari luar membantu dan saya hanya diam saja, makanya say ikut jadi relawan. Ada ribuan pengungsi tersebar di beberapa titik. Di satu titik terisolir ada sekitar 500 warga yang hanya bisa diakses dengan perahu,” paparnya.

Gabungan relawan ini mendistribusikan ratusan makanan siap saji, sembako, dan membuka posko kesehatan dan penyediaan obat-obatan. Relawan menggunakan perahu karet untuk menuju ke daerah yang terisolir banjir.

Menangggapi hal ini, Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menyampaikan ucapan terima kasih kepada para relawan yang telah membantu korban banjir Bekasi. Sebab, solidaritas dan gotong royong adalah bagian dari DNA bangsa Indonesia.

“Terima kasih kepada seluruh anggota, relawan, dan sahabat Gelora yang telah terus membangkitkan solidaritas dalam kerja-kerja nyata. Selama ada pejuang kemanusiaan seperti Anda sekalian, kita boleh optimis Indonesia akan tetap tegak berdiri,” kata Anis Matta menyemangati.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X