Tag: Partai Gelora Indonesia

Pandemi Covid-19 Diperkirakan Berakhir 5 Tahun Lagi, Epidemiolog Ingatkan Potensi Chaos di Masyarakat

, , , , , ,

Partaigelora.id -Ahli epidemiolog klinis (clinical epidemiolog) Ahlina Institute Dr Tifauzia Tyassuma memperkirakan pandemi Covid-19 di Indonesia bakal berlangsung lama antara 3-5 tahun lagi, dan masih sulit untuk dikendalikan hingga 2022 mendatang.

Sebab, Covid-19 memiliki karakter melakukan mutasi, membentuk varian-varian baru seperti Varian Delta yang memiliki daya tular cepat dan mematikan terhadap pasien yang terjangkiti virus Corona.

“Kita mesti siap-siap dari sekarang, pandemi ini tidak akan berhenti di akhir 2022, karena virus ini memiliki karakter melakukan mutasi. WHO sudah memberi nama dengan abjad-abjad Yunani, dan kalau lihat mutasinya, abjad Yunani bisa habis untuk menamai Virus Corona ini,” kata Dr Tifauzia Tyassuma seperti dikutip dari kanal YouTube Gelora TV, Senin (2/8/2021).

Menurut Dr Tifa-sapaan Tifauzia Tyassuma, pandemi Covid-19 di Indonesia diperkirakan masih akan berlangsung 3-5 lagi. Dalam kurun waktu itu, Covid-19 akan membentuk varian-varian baru lebih banyak lagi, termasuk varian lokal Indonesia yang bisa mencapai lima varian baru

“Pandemi ini sedikitnya, masih akan berlangsung antara 3 sampai 5 tahun 3 lagi dengan dengan asumsi, bahwa mutasi yang terjadi ini belum ada solusi untuk dilakukan pengendalian sama sekali,” ujarnya.

Namun, ahli penyakit menular dan tidak menular ini berpendapat, bahwa pandemi Covid-19 akan hilang dengan sendirinya sesuai dengan karakternya sebuah virus. Apabila sudah tidak ada inang untuk berkembang biak dan tidak bisa melakukan mutasi di tubuh manusia.

“Jika berlandaskan pada karakterdari virus dan sifat dari pandemi yang terjadi selama ini di dunia, akan menyelesaikan dirinya sendiri pada suatu ketika virus ini tidak bertemu lagi dengan manusia yang menjadi inang,” jelasnya.

Hal itu terjadi apabila seluruh manusia sudah memiliki antibodi atau kekebalan, baik mereka yang telah terinfeksi secara alamiah (terpapar Covid-19) maupun yang dimasukkan virus kedalam tubuh melalui vaksin.

“Sejak September 2020, saya sudah berikan warning, kalau seandainya menjadi jalan keluar, maka vaksin yang harus diberikan pemerintah adalah vaksin sultan, vaksin dengan efektifitas tertinggi sampai 92 seperti di Amerika dan Eropa, bukan seperti sekarang,” katanya.

Dr Tifa mengkhawatirkan, dampak pandemi Covid-19 yang akan berlangsung lama dan berkepanjangan bisa menimbulkan frustasi di masyarakat, dan  berujung pada kerusuhan massa (chaos) di masyarakat. 

“Ini yang paling kita khawatirkan, kita mesti bersama-sama segera bahu-membahu untuk mencegah, jangan sampai krisis sosial ini menjadi chaos,” kata Clinical Epidemiolog Ahlina Institute ini.

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, dengan asumsi pandemi Covid-19 bakal berakhir 3-5 tahun lagi, maka pemerintah bisa membuat prediksi yang lebih akurat dan mengambil langkah tepat dalam menangani masalah ini.

Sehingga pemerintah dapat mengantisipasi terjadinya chaos dengan  mengelola suasana jiwa masyarakat (public mood) saat ini diliputi kesedihan, ketakutan, kemarahan dan frustasi. Kondisi tersebut bisa saja berbuah pada ledakan sosial dan krisis politik,  bahkan pembangkangan sipil oleh masyarakat.

“Kita tidak tahu apakah ada kejutan baru antara 3 sampai 5 tahun kedepan, tapi ini tantangan besar dalam ketahanan fiskal dan kapasitas pemerintah untuk melalui tahun-tahun itu. Kita bisa membuat prediksi yang lebih akurat dalam menghadapi masalah agar tidak terjadi ledakan sosial atau pembangkangan sipil,” tegas Anis Matta.

Partai Gelora, Partai Baru dengan Elektabilitas Tertinggi

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Lembaga survei Suara Milenial Institute merilis survei terbaru tentang elektabilitas partai politik di masa pandemi pada Jumat (29/7/2021) lalu.

Dalam survei itu terlihat elektabilitas Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia sebagai partai baru mencapai 1,5 persen dan menggeser elektabilitas beberapa partai lama.

Hasil lembaga survei Suara Milenial Institute ini menambah deretan daftar lembaga survei yang terus mengunggulkan elektablitas Partai Gelora sebagai pendatang baru dalam kancah perpolitikan Indonesia.

Sebelumnya ada lembaga survei Litbang Kompas, Parameter Politik Indonesia dan Rekode Research Center. Ketiga lembaga survei itu menilai pengenalan atau popularitas, dan elektabilitas Partai Gelora tertinggi diantara partai-partai baru. 

“Alhamdulillah. Angka 1.5% sebagai bukti bahwa kerja struktur dan anggota partai berjalan semakin efektif,” kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Minggu (1/8/2021).

Dalam situasi pandemi, kata Mahfuz, tidak mudah untuk melakukan konsolidasi apalagi bagi partai baru.

“Saya bersyukur semua itu tidak dianggap sebagai hambatan bagi para kader,” katanya.

Mahfuz mengungkapkan, mayoritas kader Partai Gelora adalah anak-anak muda, dari berbagai latar belakang, termasuk dari berbagai partai lama. Mereka mengusung semangat kolaborasi di tengah pembelahan masyarakat yang sangat parah saat ini.

Survei elektabilitas partai yang dilakukan Lembaga survei Suara Milenial Institute ini dilaksanakan selama sepekan 15-22 Juli dengan total responden sebanyak 1.000 orang.

Pengambilan sampel menggunakan metode random sampling melalui telefon. Margin of error 3,01 persen, dengan tingkat kepercayaan 95%.

Survei menunjukkan partai-partai lama mengalami penurunan elektabilitas. Partai Gelora memperoleh 1,5%,  hampir dua kali lipat dibandingkan partai umat 0,8%, Masyumi Reborn 0,4%.

Elektabilitas Partai Gelora bahkan mengalahkan partai-partai lama, Berkarya 0,5%, Hanura 0,4%, PBB 0,3 %, Garuda 0,2%, dan PKPI 0,1%.

Menurut Mahfiuz, struktur Partai Gelora secara nasional sudah hampir rampung. Partai Gelora sudah memiliki  kepengurusan 100 persen di tingkat DPW (provinsi) dan DPD (kabupaten/kota), serta DPC (kecamatan) sebanyak 80 persen.

“Di tengah situasi sulit, Partai kami telah memiliki struktur di 80% kecamatan, dan akhir tahun ini akan kami tuntaskan 100% atau 7.235 DPC,” ungkap Mahfuz.

Adapun jumlah kader saat ini lebih dari 300 ribu orang, dengan angka pertumbuhan jumlah anggota sangat progesif, mencapai 2.000 orang per hari.

“Anggota yang sudah terekrut tersebut, secara simultan sedang mengikuti program orientasi dan kepemimpinan,” katanya.

Selain itu Partai Gelora, kata Mahfuz, juga mulai mengembangkan komunikasi politik melalui berbagai platform media sosial (medsos)

Hal ini dilakukan Partai Gelora dalam rangka berpartisipasi untuk memberikan edukasi tentang pandemi Covid-19 agar masyarakat diberikan informasi yang benar secara saintifik, keagamaan, medis dan sosial.

“Saat ini kami berpartisipasi dalam program informasi edukasi tentang pandemi Covid-19. Kami lakukan dengan pendekatan keagamaan, medis dan juga sosial. Hal ini saya kira ikut meningkatkan pengenalan masyarakat terhadap Partai Gelora,” pungkas Mahfuz

Banyak Cara Merekrut Anggota

, , , , ,

Partaigelora.id – Prinsip umum rekrutmen anggota menganut asas keterbukaan dan tidak membatasi siapa yang bergabung. Fungsi rekrutmen pada partai Gelora jika dijalankan dengan benar dapat menjadi pintu masuk sekaligus menjadi faktor pendorong bagi praktik demokrasi yang baik di negara Indonesia .

Secara umum kendala rekrutmen anggota adalah rendahnya minat masyarakat menjadi anggota partai, konsekuensi logis dari hal ini adalah perlunya meningkatkan kesadara setiap kader partai Gelora untuk mencari dan mengajak anggota baru dari lingkungan masing-masing. Baik lingkungan keluarga, pekerjaan, hobi, serta lingkungan pergaulan lainnya.

Partai Gelora sudah memberikan fasilitas terkait hal ini dalam bentuk program Member Get Member (MGM) dan Member Get Family (MGF). Semua ini akan efektif jika semua kader partai Gelora ikut melangkah dan menjalankan program ini dengan sukarela dan semangat tinggi untuk perubahan Indonesia menuju lima besar dunia.

Untuk memperoleh anggota, kader partai Gelora bisa melakukan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan proses penjaringan. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan partai kepada seseorang atau kelompok, baik secara ideologis bagi calon anggota yang belum pernah menjadi anggota partai, jalur kerabat kader partai maupun organisasi kepemudaan dan lainnya.

Instrumen penjaringan anggota bisa melalui beberapa media seperti kegiatan sosial, pelatihan UMKM, program sekolah Kejar Paket A-B-C, pengajian dan perkumpulan agama hingga pada media modern seperti media elektronik, media sosial serta media-media lainnya

Oleh karena itu, kader partai Gelora perlu melakukan terobosan terobosan dan inovasi menjaring anggota melalui cara dan kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan masing-masing. Kunci dari proses rekrutmen anggota adalah inovasi dan kreatifitas dari setiap kader partai baik anggota maupun pengurus partai

Salam Gelora, Rekrutmen Tanpa Batas!!

NR Panca Hidhayad

Ketua Biro Monitoring dan Dukungan Wilayah, BIdang Rekrutmen Anggota DPN Partai Gelora Indonesia

Pemerintah Jangan Pelit Sama Rakyat, Jangan Kasih Vaksin Murahan

, , , , ,

Partaigelora.id – Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Indonesia 2015-2016 Rizal Ramli menilai tingginya kasus Covid-19 dan angka kematian di Indonesia akibat virus Corona di Indonesia,salah satunya karena pemerintah dinilai pelit sama rakyatnya.

Hal itu, kata Rizal Ramli, bisa dilihat dari keengganan pemerintah dalam menerapkan lockdown dan menjalankan UU No.6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, serta pemberian vaksin yang efektifitasnya  sangat rendah.

“Rakyat kita mau nggak divaksin? Kebanyakan mau banget, cuman  jangan divaksin yang efektivitasnya sangat rendah , yaitu Sinovac yang hanya 55 %. Artinya, dari 100 yang divaksin, 55 % benar-benar efektif, tapi sisanya 45 %  bisa kena lagi,” kata Rizal Ramli dalam Gelora Talks dengan tema ‘Pandemi Berlanjut Akankah Memicu Krisis Sosial’ di Jakarta, Rabu (29/7/2021) petang.

Rizal Ramli meminta pemerintah tidak berjudi dengan nasib rakyat Indonesia dengan melanjutkan pemberian vaksin Sinovac. Pemerintah harus memberikan vaksin yang efektifitasnya diatas 97 persen seperti Pfizer, Moderna dan lain-lain.

“Ini rakyat kita divaksin yang efektifitasnya hanya setengahnya,  itulah masalahnya kenapa banyak yang udah divaksin kena lagi. Jangan dong berjudi dengan nasib rakyat dengan vaksin Sinovac. Jangan pelit sama rakyat, dikasih vaksi kelas Sinovac, mestinya Pfizer, Moderna atau apalah yang efektiftasnya di atas 97,” katanya.

Menurut Rizal, dengan pemberian vaksin yang lebih mahal, dengan target herd community (kekebalan komunal), misalnya 180 juta rakyat dikalikan dua kali dosis suntikan menjadi 360 suntikan. Per harinya dilakukan 2 juta suntikan, maka dalam tempo enam bulan targetnya tercapai.

“Saya ingat ketika Presiden Joe Biden dilantik 15 Januari, pokoknya sebelum hari kemerdekaan Amerika tanggal 4 Juli, Covid-19 tak boleh lagi jadi masalah utama. Terbukti dalam waktu kurang dari 6 bulan, Covid-19 di Amerika relatif bisa dikendalikan,” ungkapnya.

Rizal Ramli menegaskan, dalam perang melawan Covid-19 ini diperlukan kepemimpinan yang tegas dan berpihak kepada rakyat. Bukan sebaliknya, berubah-ubah kebijakan, namun hasilnya nihil, dimana kasus penularan dan tingkat kematian Covid-19 masih tinggi.

“Kita tidak mau lockdown, tapi faktanya kita di lockuout semua negara seperti Amerika, Eropa, Saudi Arabia, Singapura dan Jepang. Daripada di lockout lebih baik, kita lockdown. Cuman sediakan Rp 415 triliun saja,” kata mantan Menko Perekonomian era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.

Anggaran sebesar Rp 415 triliun itu, diperlukan untuk lockdown selama tiga bulan. “Kita harus kasih makan 77 juta keluarga kurang mampu. Satu bulan Rp 105 Triliun, tiga bulan Rp 315 triliun, obat gratis Rp 100 triliun, paling hanya butuh Rp 415 triliun,” katanya.

Namun, menurut Rizal Ramli, pemerintah dinilai memilih menghindari tanggungjawab untuk melaksanakan lockdown seperti diamanatkan UU No.6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

“Sekarang ini anggaran Rp 1.035 triliun pada 2020 tidak ada efeknya. Kalau kasih makan rakyat, yang dikasih ecek-ecek, kasih bansos, itupun 1/3 -nya dikorupsi. Kita harus berpihak kepada rakyat,” ujarnya.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menyatakan kekhawatirannya, bahwa vaksin yang ada tidak cukup kuat menghadapi varian-varian baru Covid-19. Sehingga masih dibutuhkan beberapa kali vaksin lagi, tidak cukup dua dosis suntikan, bisa tiga hingga lima dosis suntikan.

“Pertanyaan yang sulit dijawab, berapa lama pemerintah bisa bertahan dalam situasi seperti ini. Daya tahan fiskal pemerintah, apakah mampu mengatasi persoalan ini, karena krisis akan jauh lebih besar dari yang diperkirakan,” kata Anis Matta.

Menanggapi hal ini, Rizal Ramli lantas ‘menyentil’ Partai Gelora untuk  untuk bersikap kritis terhadap pemerintah demi kepentingan rakyat, khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Menurut saya,  This Is The Time. Mumpung di luar pemerintahan, kalau sudah di dalam nanti banyak pertimbanganya. Saya minta Partai Gelora lebih vokal, lebih berani menyuarakan kepentingan rakyat,” tegas Rizal yang disambut senyum Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta.

Rizal Ramli menambahkan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini bertambah anjlok dan penanganan pandemi Covid-19 semakin tidak terkendali.

Rizal Ramli berharap Partai Gelora yang memiliki visi ‘Arah Baru Indonesia’ dan konsen dalam penyelesaian krisis bisa berperan lebih aktif lagi dalam menyuarakan aspirasi rakyat dan memberikan masukan kepada pemerintah agar dapat mengambil langkah tepat dalam membuat kebijakannya.

“Berjuanglah untuk rakyat,  pemerintah tidak mampu kok menyelesaikan krisis ekonomi, malah semakin anjlok dalam menyelesaikan krisis pandemi in,” pungkas Rizal Ramli.

Indonesia Sudah Lampu Kuning, Anis Matta: Kita Harus Hati-hati Membaca Tanda-tanda Ini

, , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini sudah memasuki rute ketiga, yakni tahapan krisis sosial. Jika pemerintah tidak tanggap, maka krisis sosial akan berlanjut menjadi krisis politik.

“Tanda-tandanya menunjukkan bahwa kita ada di lampu kuning. Pandemi sudah menyebabkan krisis ekonomi, dan sekarang berlanjut pada krisis sosial. Kita harus berhati-hati membaca tanda-tanda ini, tanpa bermaksud saling menyalahkan, karena pada akhirnya merupakan tantangan bagi kita semuanya sebagai bangsa,” kata Anis Matta saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talk 09 dengan tema ‘Pandemi Berlanjut Akankah Memicu Krisis Sosial’ di Jakarta, Rabu (28/7/2021) petang.

Dalam diskusi yang dihadiri Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Sumber Daya Indonesia 2015-2016 Rizal Ramli, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Menkes) Siti Nadia Tarmizi dan Clinical Epidemilog Ahlani Institute Tifauzia Tyassuma itu, Anis Matta  mengingatkan, krisis ekonomi saat ini menyebabkan gelombang PHK besar-besaran dan angka kemiskinan naik 50 persen.

Menurut Anis Matta, suasana jiwa masyarakat (public mood) saat ini diliputi kesedihan, ketakutan, kemarahan dan frustasi. Kondisi tersebut bisa saja berbuah pada ledakan sosial dan krisis politik, apabila tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah.

Disamping itu, ternyata vaksinasi tidak mampu mencegah munculnya varian baru. Vaksin terlihat kalah kuat dari varian baru yang terus bermunculan, sehingga masih dibutuhkan beberapa kali vaksin lagi.

“Ini menyangkut daya tahan fiskal dan kapasitas pemerintah. Pandemi menyedot anggaran sedemikian rupa, sementara pada waktu yang sama menutup sebagian besar sumber pendapatan pemerintah,” ujarnya.

Situasi saat ini, lanjut  Anis Matta, tentu saja menjadi ujian dan tantangan yang sulit bagi pemerintah. Apalagi jika melihat tanda-tanda, krisis terlihat akan semakin membesar.

“Pertanyaan yang sulit dijawab, berapa lama pemerintah bisa bertahan dalam situasi seperti ini. Daya tahan fiskal pemerintah,  apakah mampu mengatasi persoalan ini, karena krisis akan jauh lebih besar dari yang diperkirakan,” katanya.

Hal senada disampaikan Clinical Epidemilog Ahlina Institute Dr. Tifauzia Tyassuma mengatakan, bahwa situasi sekarang sudah memasuki krisis sosial dan di khawatirkan akan terjadi chaos (kerusuhan) di masyarakat.

“Ini yang paling kita khawatirkan, kita mesti bersama-sama segera bahu-membahu untuk mencegah, jangan sampai krisis sosial ini menjadi chaos,” kata Tifauzia.

Dr Tifa, sapaan akrab Tifauzia Tyassuma memprediksi pandemi tidak akan selesai pada 2022, karena virus Corona terus melakukan mutasi dan membentuk varian-varian baru, termasuk varian lokal Indonesia.

“Siap-siap saja pandemi ini akan berjalan lama, sedikitnya butuh waktu antara 3-5 tahun lagi. Artinya ketika masih Pilpres, pandemi masih ada dengan asumsi terjadi mutasi-mutasi dan pemerintah belum ada solusi pengendalian sama sekali,” katanya. 

Menko Maritim dan Sumber Daya Indonesia 2015-2016 Rizal Ramli menilai, pemerintah salah langkah dalam menerapkan kebijakan penanganan pandemi Covid-19 selama ini.

Sejak awal seharusnya pemerintah menerapkan lockdown lakukan lockdown agar Covid-19 tidak menyebar. Bukan sebaliknya, bongkar pasang istilah dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), PSBB Ketat,  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), PPKM Mikro,  PPKM Darurat, sampai terakhir PPKM Level 4.

“Di seluruh dunia efektif mengendalikan pandemi ini sederhana kok lockdown. Iya kan nanti kalau udah berkurang ya nggak ada lockdown. Nanti kalau ada pandemi lagi ramai lagi atau virus baru lagi variasi baru ya lockdown lagi,” ujar Rizal Ramli.

Apabila kebijakan lockdown diterapkan ketika itu, kata Rizal Ramli, cost (biaya) yang dikeluarkan pemerintah tidak akan sebesar sekarang mencapai Rp 1.035 triliun, tapi cukup merogoh kocek Rp 415 triliun dan Covid-19 bisa dikendalikan.

“Lockdown hanya butuh Rp 415 triliun, itu buat kasih makan rakyat dan kasih obat-obatan gratis. Saya (merasa) aneh. Di seluruh dunia ada nggak sih, yang menyelesaikan kasus krisis tapi dengan ganti istilah doang? Mohon maaf kagak ada,” tegas Rizal Ramli.

Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 saat ini, karena ada mutasi baru varian Delta dari India, sehingga pemerintah perlu mengencangkan kembali pelaksanaan rem darurat melalui PPKM.

“PPKM Darurat Level 4 hingga 1 itu sesuai dengan rekomendasi WHO. Upaya ini untuk menurunkan mobilitas, bukan menghentikan, karena mobilitas ini memfasilitasi varian virus menyebar ke seluruh daerah. Sehingga kasus di daerah secara cepat meningkat dalam jumlah besar,” kata Siti Nadia.

Pemerintah menilai penerapan PPKM Darurat berdasarkan level ini tidak mengganggu aktivitas ekonomi dan kehidupan masyarakat, karena diterapkan di level RT/RW, desa/kelurahan atau kecamatan saja.

“Di level yang paling terkecil sangat memungkinkan untuk melakukan arus keluar masuk di wilayah tersebut,” pungkas Juru Bicara Kemenkes ini.

Terbelenggu Perpektif Sendiri

, , , ,

Partaoigelora.id – “Once we know something, we find it hard to imagine what it was like not to know it” (Chip Heath and Dan Heath, Made to Stick, 2007)

Pada tahun 1990, Elizabeth Newton seorang Ph.D. psikologi dari Stanford melakukan riset ‘tappers’ (pengetuk) dan ‘listeners’ (pendengar).

Objek penelitian yang bertugas sebagai tappers menerima daftar 25 lagu yang sangat dikenal seperti “Happy Birthday” dan lainnya.

Dia mengetuk meja sesuai dengan irama lagu dan ‘listeners’ harus menebak judul lagu itu. Hasilnya, dari 120 lagu yang dijadikan eksperimen, hanya 3 yang bisa ditebak. Cuma 2,5% nya.

Bukan disitu menariknya riset Elizabeth. Melainkan pada tingkat keyakinan ‘tappers’ – sebelum riset dimulai – bahwa mereka yakin ‘listeners’ bisa menebak separuh dari lagu.

Hasilnya? Satu dari 40. Mengapa? Ketika ‘tappers’ sedang mengetuk, dia sedang mendengarkan irama dan ketukan di kepalanya. Dan mengira listeners mendengarkan hal yang sama.

Padahal sama sekali tidak. Alih-alih mendengarkan sebuah irama, dia mendengar ketukan tidak jelas, terputus-putus seperti sandi morse. Cobalah eksperimen ini jika ada waktu.

Kepada rekan, anak atau keponakan. Ketuk meja dengan irama lagu “Separuh Nafas”-nya Dewa. Minta mereka tebak lagu apa itu.

Maka kutipan di awal tulisan, “Once we know something, we find it hard to imagine what it was like not to know it” – begitu kita tahu sesuatu, sulit membayangkan bagaimana rasanya (jika) tidak mengetahuinya, relevan dalam banyak situasi.

Dalam konteks menyampaikan pesan kepada audiens di media sosial, kita sering terbelenggu kepada perspektif sendiri.

Tentang apa yang ingin orang ketahui, tentang apa yang orang butuhkan, bahkan tentang apa yang ingin orang lakukan bersama-sama kita (ingat bahwa motif terbesar audiens di media sosial bergabung dengan sebuah akun organisasi adalah karena mereka anggota atau simpatisannya), seringkali berasal dari ‘irama di kepala sendiri’.

Sementara audiens, misalkan satu juta fans di Facebook Fanpage, adalah sekelompok manusia yang memiliki pola perilaku tertentu. Mereka tertarik dengan konten tertentu.

Mereka mendapatkan benefit terbesar dari konten tertentu. Mereka merasa terlibat dengan program tertentu. Mereka bahkan bersedia berkorban jika diajak untuk gerakan tertentu.

Di tengah rumitnya ilmu pemrograman, algoritma dan computer science, nyatanya kita butuh kemampuan menginterpretasi perilaku. 

Teknologi data besar bahkan bisa lebih jauh, memprediksi perilaku. Dengan media sosial, perilaku yang tadinya acak dan sulit diraba, sekarang ada dalam satu wadah untuk diteliti.

Maka terlalu egois jika organisasi hanya menggunakan ‘irama di kepalanya’ saat membuat program, sementara di media sosial yang mereka kelola, dengan mempelajari dan menganalisisnya, mereka bisa menciptakan sesuatu yang lebih tepat dan diinginkan audiens.

Jangan menjadikan media sosial untuk mentransfer agenda, kemauan dan pesan organisasi saja. Dengar dan lihat mereka, maka benefit organisasi dapat tercapai dengan lebih efektif.

Endy Kurniawan
Ketua Bidang Rekruitmen Anggota DPN Partai Gelora Indonesia

Krisis Berlarut Bakal Lama, Anis Matta: Sistem Global Bakal Mengikuti Model ‘Ibadah Haji’

, , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, bahwa krisis berlarut akibat pandemi Covid-19 akan berlangsung lebih lama dari yang diduga sebelumnya.

Pandemi ini tidak akan segera berakhir dalam waktu dekat, dan dunia akan terus dilanda krisis berlarut berkepanjangan.

“Krisis akan berlangsung lama dan lebih lama dari yang kita duga. Krisis yang terjadi ini sedang melakukan pencarian suatu model sosial dari masyarakat global,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Minggu  (25/7/2021).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam diskusi ‘Bedah Buku Haji : Catatan & Refleksi’ pada Jumat (23/7/2021). Buku tersebut, merupakan hasil karyanya dari perjalanan spritual menunaikan dalam ibadah haji dan relevasinya terhadap krisis berlarut saat ini. Buku karya Anis Matta ini dibedah oleh Penasihat Kraton Ngayogyakarta KH Jazir, ASP bersama Sejarahwan & Peneliti Universitas Indonesia Dr Zelfry Alkatiri.

Menurut Anis Matta, model sosial masyarakat ala Barat dan China saat ini tidak bisa menyelesaikan krisis berlarut dan persoalan besar yang dihadapi manusia sekarang.

Sehingga diperlukan penggabungan dua model tersebut, menjadi model sosial masyarakat Islam yang multikultur. Dimana  model tersebut, bisa  dilihat dari keseluruhan perjalanan ibadah haji, yang puncaknya pada Hari Arafah dan Kurban.

“Arafah adalah miniatur dari Padang Mahsyar. Semua warna kulit ada, tapi pakaiannya sama. Bahkan ketika tawaf juga semua orang bebas masuk, tapi tidak ada terjadi gesekan. Inilah model sosial yang akan dibangun islam,  maknanya adalah masyarakat global bersifat multikultur dan multi etnis dengan persamaan kebebasan yang sama,” katanya.

Sedangkan Hari Kurban atau Idul Adha adalah hari pengorbanan sebagai bentuk kecintaan dan ketaatannya kepada Allah SWT seperti yang ditunjukkan Nabi Ibrahim AS dengan mengorbankan anaknya, Nabi Ismail AS untuk disembelih dan diganti oleh ALLAH SWT dengan se-ekor domba.

“Pengorbanan itu maknanya semangat berbagi, karena yang kita lawan sebenarnya adalah egoisme dan keserakahan. Pengorbanan menguatkan satu bangunan dari model sistem sosial yang ingin dibangun oleh Islam,” katanya.

Karena itu, ia berpandangan bahwa konsep masyarakat global mendatang pada dasarnya adalah tentang kebebasan, kesetaraan dan kebersamaan yang simbol-simbolnya tergambar dalam ibadah haji. 

Artinya, masyarakatnya ke depan harus sejahtera semua, dimana kemakmurannya harus bersifat kolektif, disamping diberikan kekebasan dalam berdemokrasi. Namun, jika hanya kebebasan demokrasi atau kemakmuran kolektif saja, masyarakatnya juga tidak akan bisa bertahan.

“Jangan pernah memisahkan dua unsur utama yang membentuk masyarakat, yakni kebebasan dan kemakmuran. Saya percaya  kebebasan, kemerdekaan dan persamaan sesama manusia ini yang akan diterima oleh masyarakat global,” ujarnya.  

Partai Gelora, lanjutnya, akan terus memperjuangkan ide model sosial masyarakat yang multikulur untuk tatanan global baru.  Anis Matta berharap Indonesia bisa menjadi contoh dari  model masyarakat global yang multikultur tersebut.

“Saya kira ini yang harus diperjuangkan sekarang,  dan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia seharusnya memberikan contoh mengenai model ini. Masyarakat Indonesia itu multikultural dan multi etnis, sehingga bisa menjadi pembuka globalisasi Islam, ” pungkasnya.

Partai Gelora Sediakan Ambulance Gratis untuk Penanganan Pasien Covid-19

, , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyediakan pelayanan mobil ambulance gratis bagi masyarakat yang membutuhkannya untuk penanganan pasien Covid-19.

Pelayanan mobil ambulance gratis tersebut, saat ini baru tersedia di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), sementara untuk provinsi lain segera menyusul dalam waktu dekat.

“Ambulance ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat kurang mampu ketika membutuhkan kendaraaan untuk membawa pasien maupun yang kena kemalangan seperti kematian,” kata Styandari Hakim, Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Sabtu (24/7/2021).

Masyarakat, lanjutnya, dapat menghubungi DPW Partai Gelora Jateng yang  beralamat di Ruko AMD, Jl. RM Hadi Soebeno Raya No 7 (Selatan SMPN 23 Semarang) Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah dengan nomor kontak +62 858 7583 1333.

Menurut dia, DPN Partai Gelora telah  mengintruksikan agar setiap wilayah mempunyai  program pelayanan mobil ambulance gratis seperti yang telah diprakarsai  DPW Provinsi Jateng.

“Kehadiran mobil ambulance ini bisa bermanfaat bagi masyarkat di tengah pandemi yang sedang melanda bangsa ini dan menjawab segala keluhan masyarakat yang membutuhkan jasa  transportasi kesehatan,” ujar Tyan, sapaan akrabnya.

Tyan mengatakan, ambulance tersebut juga dapat mempercepat gerak mobilisasi orang-orang sakit menuju Puskesmas maupun Rumah sakit. Sebab, dengan kondisi pandemi covid ini pasien banyak membutuhkan penanganan yang cepat.

“Gebrakan Partai Gelora ini menjadi episentrum komitmen  perjuangan politik partai Gelora terhadap masyarakat. Hal ini menjadi bagian dari pelayanan Partai Gelora terhadap masyarakat ,” katanya.

Selain program ambulance gratis dan penanganan bencana alam yang bekerjasama dengan Blue Helmet, menurut Tyan, Partai Gelora juga sedang menginisiasi sebuah program pelayanan lainnya, yaitu Rumah Yanmas.

“Rumah Yanmas ini diharapkan menjadi pusat advokasi bagi masyarakat yang membutuhkan. Partai Gelora menerima pengaduan dari masyarakat, kita advokasi dan kita cari solusi atau jalan keluar permasalahannya,” paparnya.

Dalam situasi pandemi seperti sekarang, Partai Gelora mempunyai pekerjaan besar untuk dapat mengubah pola pikir, budaya kerja dan prilaku sehari-hari masyarakat.

“Masyarakat selama ini kaku, terjebak pada hal yang bersifat prosedural dan administratif dalam pelayanan. Perlu ada ketepatan narasi, kreatifitas dan inovatif, sehingga menarik kepercayaan masyarakat yang sedang terpuruk dan kecewa terhadap kondisi saat ini,” pungkasnya.

Tugas Utama Partai adalah Narasi

, , , , ,

Partaigelora.id – “Gelora cuma bisa ngomong doang, narasi tanpa action”. Beginilah cibiran yang dialamatkan ke Partai Gelora, Indonesia 5 besar dunia dianggap pepesan kosong, omongan tanpa aksi nyata.

Fungsi utama partai itu sebenarnya justru pada omongan, gagasan. Ia adalah organisasi politik yang tujuannya adalah kaderisasi kepemimpinan dengan ide dan gagasan naratif kebangsaan.

Jangan meremehkan ucapan, karena negara ini ada juga berawal dari ucapan, kata-kata sumpah pemuda. Jangan meremehkan pidato, karena negara ini bisa semangat melawan penjajah dari pidato menggebu Bung Karno, Bung Tomo dan fatwa ulama.

Di negara maju, mana ada partai politik yang ngadain baksos, bagi sembako, punya ambulan, ya cuma di Indonesia. Itu wajar memang sosial budaya di Indonesia beda sehingga menuntut Partai menjelma menjadi organisasi sosial, organisasi dakwah, organisasi bisnis dan multiperan lainnya.

Tapi nggak fair jugalah membandingkan gelora dengan partai yang sudah dibiayai APBN dengan Banpol setiap tahunnya, dan ribuan kadernya yang juga dihidupi dari APBN dengan gaji dan tunjangan serta fasilitas serba wah…itu memang partai wajib melakukan sesuatu atas apa yang mereka dapatkan dari uang rakyat.

Sebenarnya apa yang mereka dapat itu jauh lebih banyak dari apa yang diberikan kepada rakyat dengan aksi-aksi sosialnya, itu sewajarnya mereka lakukan. Milyaran bahkan mungkin Trilyunan rupiah APBN menghidupi Partai dan kader-kadernya.

Suatu saat jika Gelora pada posisi itu tentu juga wajib melakukan pelayanan yang sama kepada masyarakat. Sekarangpun meskipun dengan biaya sendiri, Gelora juga berusaha hadir ditengah masyarakat.

Gelora sekarang bergerak dengan modal narasi, dengan narasi itulah yang akan membawa gelombang dukungan masyarakat. Begitulah keyakinan ketum Anis Matta, dan terbukti dengan segala keterbatasan, anggota yang sudah bergabung 250 ribu anggota.

Bangsa ini butuh ide-ide segar dalam menyelesaikan banyak persoalan.

Arka Atmaja

Kabid Humas DPW Partai Gelora Indonesia Provinsi Jawa Tengah

Percepat Kekebalan Komunal, Partai Gelora Kolaborasi Gelar Vaksinasi di Bekasi

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Dalam rangka mendukung program vaksinasi pemerintah guna menciptakan kekebalan komunal (herd community) masyarakat dan mengakhiri pandemi Covid-19, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menggelar vaksinasi  di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar).

Vaksinasi tersebut di gelar DPD Partai Gelora Indonesia Kabupaten Bekasi bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI bertempat di Pondok Pensatrean (PP) Miftahul Huda, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Kamis  (22/7/2021).

Ketua Bidang Kesehatan DPN Partai Gelora Indonesia dr Zicky Yombana Sp.S  mengatakan, vaksinasi adalah salah satu upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona dan menurunkan angka pasien bergejala berat.

“Jangan mengambil informasi yang salah terkait vaksin karena kenyataannya manfaatnya sangat besar. Bijak memilah informasi adalah kunci kekompakan kita dalam memenangkan perang melawan virus ini, selain tetap menjaga protokol kesehatan ditambah vaksinasi,” kata Zicky.

dr Zicky menegaskan, Partai Gelora mendukung dan mendorong percepatan vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia, sehingga tercipta kekebalan komunal dan tercipta imun dalam melawan virus Corona (Covid-19).

“Jadi jangan takut untuk vaksin karena sudah di nyatakan aman secara ilmiah,” tegasnya.

Ketua Bidang Narasi DPN Partai Gelora Indonesia Dadi Krismaanto menambahkan, vaksinasi merupakan agenda mendesak menanggulangi pandemi Covid-19, sehingga butuh kolaborasi semua pihak. Partai Gelora merasa terpanggil untuk mempercepat jangkauan vaksinasi dan edukasi ke masyarakat luas.

“Kami sengaja memilih Kecamatan Tambelang, bukan di pusat kota, karena di pusat kota sudah relatif ada vaksinasi baik dari pemerintah maupun swasta. Kami ingin mengisi ruang-ruang ini agar percepatan cakupan vaksinasi tercapai,” kata Dadi Krismanto.

Kegiatan ini, lanjutnya, juga memiliki muatan edukasi, karena masyarakat mendapatkan informasi mengenai arti penting vaksinasi lewat selebaran dan undangan mengikuti vaksinasi.

Dadi Krismanto mengungkapkan, kegiatan vaksinasi merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan oleh Partai Gelora. Dua kegiatan sebelumnya dilaksanakan di Jakarta, diantaranya di sekitar kediaman Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta di Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu (10/7/2021) lalu.

“Pandemi ini punya banyak dimensi, tidak bisa semuanya dibebankan ke pemerintah. Partai Gelora selalu percaya dengan kolaborasi, kita bisa mengatasi masalah pandemi Covid-19,” katanya.

Pengurus  DPD  Partai Gelora Indonesia Kabupaten Bekasi Galih Fellandoe mengatakan,  memang tidak mudah untuk mengajak masyarakat berpartisipasi ikut vaksinasi, karena banyaknya persepsi keliru mengenai vaksin dan vaksinasi saat ini.

“Di masyarakat ada beragam persepsi tentang vaksinasi tapi kami tetap optimistis dapat mengajak mereka. Kegiatan ini juga positif untuk mendekatkan rakyat dengan masyarakat,” kata Galih.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menganjurkan kepada seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam program vaksinasi yang diselenggarakan oleh pemerintah.

“Karena ini bukan hanya anjuran pemerintah tapi juga sebenarnya merupakan perintah agama, karena kita dianjurkan untuk melakukan apa yang disebut oleh para ulama sebagai melakukan semua sebab-sebab kesembuhan dan kesehatan. Mudah-mudahan dengan cara ini Allah SWT,” kata Anis Matta.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X