Tag: pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 Diperkirakan Berakhir 5 Tahun Lagi, Epidemiolog Ingatkan Potensi Chaos di Masyarakat

, , , , , ,

Partaigelora.id -Ahli epidemiolog klinis (clinical epidemiolog) Ahlina Institute Dr Tifauzia Tyassuma memperkirakan pandemi Covid-19 di Indonesia bakal berlangsung lama antara 3-5 tahun lagi, dan masih sulit untuk dikendalikan hingga 2022 mendatang.

Sebab, Covid-19 memiliki karakter melakukan mutasi, membentuk varian-varian baru seperti Varian Delta yang memiliki daya tular cepat dan mematikan terhadap pasien yang terjangkiti virus Corona.

“Kita mesti siap-siap dari sekarang, pandemi ini tidak akan berhenti di akhir 2022, karena virus ini memiliki karakter melakukan mutasi. WHO sudah memberi nama dengan abjad-abjad Yunani, dan kalau lihat mutasinya, abjad Yunani bisa habis untuk menamai Virus Corona ini,” kata Dr Tifauzia Tyassuma seperti dikutip dari kanal YouTube Gelora TV, Senin (2/8/2021).

Menurut Dr Tifa-sapaan Tifauzia Tyassuma, pandemi Covid-19 di Indonesia diperkirakan masih akan berlangsung 3-5 lagi. Dalam kurun waktu itu, Covid-19 akan membentuk varian-varian baru lebih banyak lagi, termasuk varian lokal Indonesia yang bisa mencapai lima varian baru

“Pandemi ini sedikitnya, masih akan berlangsung antara 3 sampai 5 tahun 3 lagi dengan dengan asumsi, bahwa mutasi yang terjadi ini belum ada solusi untuk dilakukan pengendalian sama sekali,” ujarnya.

Namun, ahli penyakit menular dan tidak menular ini berpendapat, bahwa pandemi Covid-19 akan hilang dengan sendirinya sesuai dengan karakternya sebuah virus. Apabila sudah tidak ada inang untuk berkembang biak dan tidak bisa melakukan mutasi di tubuh manusia.

“Jika berlandaskan pada karakterdari virus dan sifat dari pandemi yang terjadi selama ini di dunia, akan menyelesaikan dirinya sendiri pada suatu ketika virus ini tidak bertemu lagi dengan manusia yang menjadi inang,” jelasnya.

Hal itu terjadi apabila seluruh manusia sudah memiliki antibodi atau kekebalan, baik mereka yang telah terinfeksi secara alamiah (terpapar Covid-19) maupun yang dimasukkan virus kedalam tubuh melalui vaksin.

“Sejak September 2020, saya sudah berikan warning, kalau seandainya menjadi jalan keluar, maka vaksin yang harus diberikan pemerintah adalah vaksin sultan, vaksin dengan efektifitas tertinggi sampai 92 seperti di Amerika dan Eropa, bukan seperti sekarang,” katanya.

Dr Tifa mengkhawatirkan, dampak pandemi Covid-19 yang akan berlangsung lama dan berkepanjangan bisa menimbulkan frustasi di masyarakat, dan  berujung pada kerusuhan massa (chaos) di masyarakat. 

“Ini yang paling kita khawatirkan, kita mesti bersama-sama segera bahu-membahu untuk mencegah, jangan sampai krisis sosial ini menjadi chaos,” kata Clinical Epidemiolog Ahlina Institute ini.

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, dengan asumsi pandemi Covid-19 bakal berakhir 3-5 tahun lagi, maka pemerintah bisa membuat prediksi yang lebih akurat dan mengambil langkah tepat dalam menangani masalah ini.

Sehingga pemerintah dapat mengantisipasi terjadinya chaos dengan  mengelola suasana jiwa masyarakat (public mood) saat ini diliputi kesedihan, ketakutan, kemarahan dan frustasi. Kondisi tersebut bisa saja berbuah pada ledakan sosial dan krisis politik,  bahkan pembangkangan sipil oleh masyarakat.

“Kita tidak tahu apakah ada kejutan baru antara 3 sampai 5 tahun kedepan, tapi ini tantangan besar dalam ketahanan fiskal dan kapasitas pemerintah untuk melalui tahun-tahun itu. Kita bisa membuat prediksi yang lebih akurat dalam menghadapi masalah agar tidak terjadi ledakan sosial atau pembangkangan sipil,” tegas Anis Matta.

Sekjen Partai Gelora: Disinformasi dan Pembelahan Politik Hambat Penanganan Pandemi

, , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menilai pembelahan politik di tengah masyarakat sebagai dari dampak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu, tampaknya tidak akan selesai dan akan berlajut di Pemilu 2024.

Hal ini tentu saja dapat mengganggu program pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, terutama program vaksinasi untuk memberikan herd imunity di masyarakat.

“Saya cukup khawatir, bahwa situasi ini akan menciptakan bias kebijakan politik dan juga bias persepsi terhadap kebijakan-kebijakan politik di dalam penanganan pandemi Covid-19,” kata Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Kamis (15/7/2021).

Kekhawatiran Mahfuz Sidik tersebut,  disampaikannya saat menutup diskusi Gelora Talks dengan tema ‘Pandemi Covid-19: Bagaimana Negara Bertahan & Menghadapi Perubahan Besar?’ di Jakarta, Selasa (13/7/2021) lalu.

Menurut Mahfuz, suasana pembelahan politik di Indonesia jauh berbeda dengan yang terjadi di Pilpres Amerika Serikat (AS). Pembelahan politik itu selesai saat Joe Biden terpilih sebagai presiden. Rakyat AS pun mendukung program pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, terutama vaksinasi.

“Tapi di Indonesia nampaknya berbeda, Pilres 2019 nggak pernah selesai dan bahkan suasana Pilpres 2024 sudah mulai ada asapnya. Judul kita di Indonesia ‘Berjuang Melawan Pandemi Covid-19 di Tengah Pilpres yang tak kunjung Usai’,” ujar Mahfuz.

Mahfuz lantas menyampaikan, hasil persepsi publik Lembaga Survei Median mengenai penanganan pandemi Covid-19. Dalam survei itu, terungkap hanya 51,1 persen masyarakat yang percaya dengan vaksin, dan 48,9 % tidak percaya vaksin.

Selanjutnya, sebanyak 51,8 % yang sadar dengan resiko dan bahayanya Covid-19, sementara 48,2 persen tidak sadar dan takut resiko dan bahaya Covid-19.

“Jadi ini memang situasi yang rumit, ini bukan saja refleksi dari situasi pembelahan politik akibat Pilpres yang belum tuntas, tapi juga situasi disinformasi yang masih terus berlanjut. Hoaks tentang Covid-19 sering kali bercampur baur dengan berita-berita hoaks tentang polarisasi politik,” katanya.

Mahfuz kemudian melanjutkan pemaparannya mengenai hasil survei Median. Berdasarkan basis pilihan politik, ternyata pendukung Jokowi (Joko Widodo) lebih banyak yang pro vaksin, mencapai 62,2 persen.  Sementra pendukung Prabowo (Prabowo Subianto) yang percaya   vaksin cuma 35,7%.

“Ini data yang sangat menarik. Jadi kelihatanya kalau vaksinasi di Indonesia mau tuntas, bukan Pak Luhut (Luhut B Panjaitan), Menko Kemaritiman  yang bicara. Tetapi harus Pak Jokowi dan Pak Prabowo duduk bareng bicara ke publik, bahwa vaksin itu kewajiban bagi kita semua,” harap Mahfuz. 

Mahfuz menegaskan, krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 saat ini sedang bergerak menuju krisis ekonomi dan nampaknya akan berlanjut menjadi krisis sosial lalu dan krisis politik, jika tidak dikelola dengan tepat.

“Kita sudah mewanti-wanti atau warning, bahwa ada gejala frustasi dan kemarahan di masyarakat. Minggu (11/7/2021) sore, kita mendengar berita dari Jawa Timur, bahwa aparat yang melakukan penegakan disiplin PPKM diamuk massa dan beberapa  kendaraan dirusak. Dan berlanjut di tempat lain,” katanya.

Karena itu, Partai Gelora berharap pemerintah belajar dari negara-negara lain yang relatif berhasil dalam mengatasi pandemi Covid-19. Sehingga Indonesia memiliki ketahanan nasional dalam perang melawan Covid-19 saat ini.

Setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam membangun ketahanan nasional. Pertama meningkatkan kesadaran kolektif, kedua membuat kebijakan-kebijakan yang terarah dan ketiga membangun solidaritas nasional.

“Tiga hal ini sekarang yang perlu kita bangun, dalam membangun ketahanan nasional. Kalau bahasanya Pak Tantowi Yahya (Dubes RI untuk Selandia Baru) ada persiapan, konsistensi dan partisipasi . Perlu ada pembenahan menyeluruh dalam berbagai aspek, bukan saja di pemerintahan, tapi terlebih juga di masyarakat,” pungkasnya.

Anis Matta : Kita Butuh Ilham Ilmu Pengetahuan Dalam Situasi Pandemi Ini

, , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyakini pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia saat ini akibat virus SARS-Cov-2 akan segera berakhir dan ditemukan obat yang paten.

“Allah SWT menurunkan suatu penyakit, pasti dengan obatnya. Itu janji Allah SWT, tetapi disini terselip sebuah tantangan besar untuk menemukan obatnya,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (29/6/2021).

Menurut Anis Matta, ada rahasia tersendiri dibalik pandemi yang bisa diambil hikmahnya dengan munculnya makhluk baru bernama Covid-19, yakni agar manusia senantiasa mencari ilham dari ilmu pengetahuan.

“Obatnya sebenarnya sudah ada, tetapi belum diketahui manusia, karena belum ada ilham dari Allah SWT untuk menemukan. Inilah tantangan besar itu yang saya maksud,” kata Anis. 

Karena itu, Anis Matta mendorong para ilmuwan Indonesia untuk melakukan penelitian dan riset mengenai Covid-19 untuk mencari ilham dari Allah SWT tersebut.

Anis Matta berharap riset dan penelitian tersebut dibiayai oleh pemerintah, perusahaan besar di Indonesia, para pengusaha, lembaga charity (amal) dan zakat.

Sehingga bisa ditemukan obat atau vaksin Covid-19 yang paten untuk penyembuhan, karena virus ini yang telah merenggut nyawa banyak umat manusia,

“Mereka semua bisa berpartisipasi mendanai penelitian dan risit dalam rangka menemukan solusi bagi tantangan besar yang sedang kita hadapi saat ini,” harap Anis Matta.

Dokter Spesialisasi Mikrobiologi Klinik, dr.Rina Adeline Sp.MK,M.Kes, ABAARM, mengatakan, virus Covid-19 sebenarnya tidak mempunyai kemampuan untuk menginfeksi manusia, karena merupakan virus binatang.

Namun, virus Covid-19 memiliki kemampuan untuk beradaptasi untuk melakukan mutasi dengan membentuk varian-varian, sehingga yang tadinya tidak bisa menginfeksi manusia, menjadi bisa menginfeksi.

“Dengan varian-varian baru tersebut, proses transmisinya dalam menginfeksi manusia menjadi lebih cepat dan lama sakitnya akan lebih panjang. Transmisinya juga akan semakin cepat pada pasien yang memiliki penyakit kormobid, resikonya kematian,” kata dr.Rina Adeline dalam Rumpi Gelora dengan tema ‘Awas Covid-19 Mengganas’ akhir pekan ini.

Ketua Bidang Perempuan DPN Partai Gelora Indonesia Ratih Sanggarwati berharap para perempuan bisa memberikan semangat kepada keluarganya untuk terus bersabar dan berikhtiar dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang tidak diketahui kapan akan berakhir, meski telah mengalami kejenuhan.

“Para perempuan di manapun berada agar tetap yakin, bahwa kita pasti bisa melewati ujian pandemi ini bersama-sama dengan saling bergandengan tangan dan saling mengingatkan atas penerapan protokol kesehatan. Insya Allah semoga situasi dan kondisi akan segera normal kembali,” pungkas Ratih Sanggarwati.

Usai Ramadhan Ini, Anis Matta Berharap Pandemi Covid-19 Berakhir

, , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta berharap Ramadhan kedua pada masa pandemi Covid-19 ini semakin memperkuat ibadah dan hubungan manusia dengan keluarga.

“Ramadhan ini adalah yang kedua kali kita jalani dalam situasi krisis global yang melanda kita semua. Mari kita serap seluruh intisari pelajaran dalam bulan yang penuh rahmat ini,” kata Anis Matta dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (14/4/2021)

Anis Matta meyakini apabila hal ini dilakukan manusia, bukan tidak mungkin mampu mengangkat wabah Corona.

“Kita perkuat dengan hubungan sesama saudara, merajut persaudaraan yang lebih indah. Semoga dengan itu semua Allah SWT berkenan mengangkat wabah yang sedang yang menimpa dunia saat ini,” katanya

Anis Matta berharap semua Umat Islam memanfaatkan Ramadhan secara maksimal untuk berdoa kepada Allah SWT agar pandemi Covid-19 yang sudah berkembang menjadi krisis ekonomi segera berakhir.

“Mari kita juga berbagai kepada sessama saudara kita yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 baik secara kesehatan, maupun ekonomi,” katanya.

Menurut Anis Matta, Ramadhan adalah sebuah ibadah yang menginspirasi manusia untuk selalu berbagi, serta merajut hubungan yang lebih baik lagi sesama muslim maupun sesama anak bangsa.

“Mudah-mudahan Allah memberikan apa yang sudah dari kita berikan kepada sesama. Ibadah ini mengingpirasi kita untuk metajut hubungan yang lebih baik bersama sesama sudara muslim dan sesama anak sebangsa,” katanya.

Dalam Ramadhan 1442 Hijrah ini, Partai Gelora mengangkat tema ‘Pahala Bagi Mu, Bahagia Bagi Mereka, Ayo Berbagi’. Partai Gelora mengajak masyarakat untuk bersama-sama menebarkan kebaikan selama Ramadhan ini.

Partai Gelora juga telah melaunching Gelora TV pada Minggu (11/4/2021), untuk mengisi ruang publik dengan berbagai konten bermanfaat selama Ramadhan.

Gelora TV yang tayang di Channel YouTube ini, sudah tayang perdana pada 1 Ramadhan kemarin, tepatnya pada Selasa (13/4/2021).

Selama Ramadhan 1442 H, Gelora TV tayang sepanjang hari. Mau belajar masak, berolahraga, pentas seni budaya, diskusi politik, atau kajian agama ? dan lain-lain Pantau terus Gelora TV di Channel YouTube!

Partai Gelora Prediksi Lima Kebiasaan Ini akan Bertahan usai Pandemi Covid-19 Berakhir

, , , ,

Partaigelora.id – Banyak pihak yang memprediksi bahwa pandemi tidak akan pernah usai. Sehingga perilaku normalitas baru diantaranya adalah menerima virus Covid-19 beraada di tengah-tengah masyarakat./2/2021).

Vaksin Covid-19, kata Endy misalnya, harus disuntikkan setiap enam, sembilan atau dua belas bulan sekali, tergantung kekuatan dan keampuhannya. Itupun vaksin mesti dikembangkan kemampuannya agar bisa melawan virus-virus baru yang terus bermutasi.

“Karena itu, setelah pandemi, situasi new normal akan sebagiannya bertahan, sebagiannya akan kembali ke situasi sebelum pandemi,” katanya.

Menurut Endy, Covid-19 kemungkinan akan memiliki efek permanen pada cara manusia bekerja dan berinteraksi. Cara manusia hidup, bersosialisasi, dan bergerak di dunia juga akan berbeda.

Michael Banissy, Profesor Psikologi di Goldsmith, Universitas London memperkirakan bahwa manusia akan lebih terbuka terhadap penggunaan teknologi dan robotika sosial, dikutip dari BBC.

“Tidak diragukan lagi bahwa akan ada banyak norma sosial baru, tetapi yang kita yakini, manusia adalah makhluk yang cenderung ingin bersosialisasi, berkumpul dan membicarakan banyak hal, ” kata Banissy.

Hal-hal yang ia prediksi akan bertahan setelah pandemi usai, adalah mengenai cara kerja, konsumsi kebutuhan internet, operasional kantor. pola belanja dan transaksi, serta mengkonsumsi media.

Mengenai cara kerja, pandemi Covid memaksa karyawan dan pengusaha mengelola tugas, target dan timnya dari rumah atau work from home (WFH). Ketika perusahaan mengukur dampak WFH terhadap produktifitas kerja tak terjadi penurunan, maka HRD akan menimbang perlunya karyawan untuk tetap bekerja di kantor setelah situasi pulih.

“Optimalkan kerja di rumah, kurangi kerja di kantor. Tunjangan transportasi turun, biaya operasional kantor turun, karyawan lebih banyak waktu untuk bekerja dan juga untuk keluarga, daripada habis waktu di jalan yang sia-sia,” kata Ketua Bidang Rekrutmen Anggota Partai Gelora Indonesia ini.

Sedangkan mengenai kebutuhan komunikasi internet yang dulu dianggap pelengkap dan barang luksuri, saat ini makin nyata menjadi utilitas dan semestinya digunakan dengan pantas karena faktor fungsionalitas.

Sebab, koneksi digital bukan lagi solusi alternatif, melainkan mandatori. Covid-19, katanya, akan menjadi akselerator implementasi digital di Indonesia.

“Wabah ini telah memaksa-menjadi push factor-memicu percepatan adopsi dan transformasi digital baik oleh konsumen (pengguna) maupun produsen (penyedia jasa),” ujarnya.

Sementara mengenai operasional kantor, lanjut Endy, terjadi periode stagnan karena bisnis sedang melamban membuat perusahaan lebih punya waktu mengevaluasi diri. Tentunya kondisi sekarang akan membuat perusahaan melakukan akan mengevaluasi beberapa ha seperti masih perlukah ruang kerja dan sarana kerja seperti saat ini?

Tidakkah lebih efisien bagi perusahaan untuk menghemat tunjangan transportasi kepada karyawan dan mengalihkan sekian persen tertentu untuk menjadi tunjangan komunikasi dan internet?

“Bukankah karyawan menjadi lebih optimal dalam mengatur ‘work-life balance’ sehingga membuatnya lebih produktif dalam bekerja? ” paparnya.

Adapun mengenai pola belanja dan transaksi belanja e-commerce yang semula hanya didominasi produk fesyen, travel, elektronik atau hiburan seperti sekarang ini akan dipenuhi juga ‘basic products’ meliputi juga produk-produk kesehatan.

“Apapun yang mengurangi kontak fisik antara penjual dan pembeli, akan makin berlipat nilai transaksinya. Cara transaksi tidak hanya didominasi pengalaman belanja standar pilih-bayar-antar tapi akan masuk ke pemanfaatan virtual reality, augmented reality serta big data,” paparnya. 

Terakhir adalah cara mengkonsumsi media, dimana berbagi bahan pelajaran dan belajar jarak jauh, layanan medis dan farmasi, IP TV, dan siaran langsung berbasis internet (broadcasting and streaming) akan bertemu momentumnya karena ‘dipaksa’ wabah.

Endy juga menyebut bahwa aplikasi remote working seperti Zoom, Slack, Google Classroom, Hangout, telemedis untuk layanan kesehatan (beberapa tersedia di Indonesia seperti Halodoc atau Alodokter), Massive Open Online Course (MOOC) seperti yang disediakan Coursera dan Udemi, dan e-learning termasuk yang disediakan Universitas Terbuka akan jadi kebutuhan utama.

“Aplikasi-aplikasi itu akan bertemu critical-mass dan meledak jumlah penggunanya,” pungkas Endy.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X