Tag: Arah Baru Indonesiia

Partai Gelora Sediakan Ambulance Gratis untuk Penanganan Pasien Covid-19

, , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyediakan pelayanan mobil ambulance gratis bagi masyarakat yang membutuhkannya untuk penanganan pasien Covid-19.

Pelayanan mobil ambulance gratis tersebut, saat ini baru tersedia di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), sementara untuk provinsi lain segera menyusul dalam waktu dekat.

“Ambulance ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat kurang mampu ketika membutuhkan kendaraaan untuk membawa pasien maupun yang kena kemalangan seperti kematian,” kata Styandari Hakim, Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Sabtu (24/7/2021).

Masyarakat, lanjutnya, dapat menghubungi DPW Partai Gelora Jateng yang  beralamat di Ruko AMD, Jl. RM Hadi Soebeno Raya No 7 (Selatan SMPN 23 Semarang) Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah dengan nomor kontak +62 858 7583 1333.

Menurut dia, DPN Partai Gelora telah  mengintruksikan agar setiap wilayah mempunyai  program pelayanan mobil ambulance gratis seperti yang telah diprakarsai  DPW Provinsi Jateng.

“Kehadiran mobil ambulance ini bisa bermanfaat bagi masyarkat di tengah pandemi yang sedang melanda bangsa ini dan menjawab segala keluhan masyarakat yang membutuhkan jasa  transportasi kesehatan,” ujar Tyan, sapaan akrabnya.

Tyan mengatakan, ambulance tersebut juga dapat mempercepat gerak mobilisasi orang-orang sakit menuju Puskesmas maupun Rumah sakit. Sebab, dengan kondisi pandemi covid ini pasien banyak membutuhkan penanganan yang cepat.

“Gebrakan Partai Gelora ini menjadi episentrum komitmen  perjuangan politik partai Gelora terhadap masyarakat. Hal ini menjadi bagian dari pelayanan Partai Gelora terhadap masyarakat ,” katanya.

Selain program ambulance gratis dan penanganan bencana alam yang bekerjasama dengan Blue Helmet, menurut Tyan, Partai Gelora juga sedang menginisiasi sebuah program pelayanan lainnya, yaitu Rumah Yanmas.

“Rumah Yanmas ini diharapkan menjadi pusat advokasi bagi masyarakat yang membutuhkan. Partai Gelora menerima pengaduan dari masyarakat, kita advokasi dan kita cari solusi atau jalan keluar permasalahannya,” paparnya.

Dalam situasi pandemi seperti sekarang, Partai Gelora mempunyai pekerjaan besar untuk dapat mengubah pola pikir, budaya kerja dan prilaku sehari-hari masyarakat.

“Masyarakat selama ini kaku, terjebak pada hal yang bersifat prosedural dan administratif dalam pelayanan. Perlu ada ketepatan narasi, kreatifitas dan inovatif, sehingga menarik kepercayaan masyarakat yang sedang terpuruk dan kecewa terhadap kondisi saat ini,” pungkasnya.

Tugas Utama Partai adalah Narasi

, , , , ,

Partaigelora.id – “Gelora cuma bisa ngomong doang, narasi tanpa action”. Beginilah cibiran yang dialamatkan ke Partai Gelora, Indonesia 5 besar dunia dianggap pepesan kosong, omongan tanpa aksi nyata.

Fungsi utama partai itu sebenarnya justru pada omongan, gagasan. Ia adalah organisasi politik yang tujuannya adalah kaderisasi kepemimpinan dengan ide dan gagasan naratif kebangsaan.

Jangan meremehkan ucapan, karena negara ini ada juga berawal dari ucapan, kata-kata sumpah pemuda. Jangan meremehkan pidato, karena negara ini bisa semangat melawan penjajah dari pidato menggebu Bung Karno, Bung Tomo dan fatwa ulama.

Di negara maju, mana ada partai politik yang ngadain baksos, bagi sembako, punya ambulan, ya cuma di Indonesia. Itu wajar memang sosial budaya di Indonesia beda sehingga menuntut Partai menjelma menjadi organisasi sosial, organisasi dakwah, organisasi bisnis dan multiperan lainnya.

Tapi nggak fair jugalah membandingkan gelora dengan partai yang sudah dibiayai APBN dengan Banpol setiap tahunnya, dan ribuan kadernya yang juga dihidupi dari APBN dengan gaji dan tunjangan serta fasilitas serba wah…itu memang partai wajib melakukan sesuatu atas apa yang mereka dapatkan dari uang rakyat.

Sebenarnya apa yang mereka dapat itu jauh lebih banyak dari apa yang diberikan kepada rakyat dengan aksi-aksi sosialnya, itu sewajarnya mereka lakukan. Milyaran bahkan mungkin Trilyunan rupiah APBN menghidupi Partai dan kader-kadernya.

Suatu saat jika Gelora pada posisi itu tentu juga wajib melakukan pelayanan yang sama kepada masyarakat. Sekarangpun meskipun dengan biaya sendiri, Gelora juga berusaha hadir ditengah masyarakat.

Gelora sekarang bergerak dengan modal narasi, dengan narasi itulah yang akan membawa gelombang dukungan masyarakat. Begitulah keyakinan ketum Anis Matta, dan terbukti dengan segala keterbatasan, anggota yang sudah bergabung 250 ribu anggota.

Bangsa ini butuh ide-ide segar dalam menyelesaikan banyak persoalan.

Arka Atmaja

Kabid Humas DPW Partai Gelora Indonesia Provinsi Jawa Tengah

Percepat Kekebalan Komunal, Partai Gelora Kolaborasi Gelar Vaksinasi di Bekasi

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Dalam rangka mendukung program vaksinasi pemerintah guna menciptakan kekebalan komunal (herd community) masyarakat dan mengakhiri pandemi Covid-19, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menggelar vaksinasi  di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar).

Vaksinasi tersebut di gelar DPD Partai Gelora Indonesia Kabupaten Bekasi bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI bertempat di Pondok Pensatrean (PP) Miftahul Huda, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Kamis  (22/7/2021).

Ketua Bidang Kesehatan DPN Partai Gelora Indonesia dr Zicky Yombana Sp.S  mengatakan, vaksinasi adalah salah satu upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona dan menurunkan angka pasien bergejala berat.

“Jangan mengambil informasi yang salah terkait vaksin karena kenyataannya manfaatnya sangat besar. Bijak memilah informasi adalah kunci kekompakan kita dalam memenangkan perang melawan virus ini, selain tetap menjaga protokol kesehatan ditambah vaksinasi,” kata Zicky.

dr Zicky menegaskan, Partai Gelora mendukung dan mendorong percepatan vaksinasi bagi seluruh masyarakat Indonesia, sehingga tercipta kekebalan komunal dan tercipta imun dalam melawan virus Corona (Covid-19).

“Jadi jangan takut untuk vaksin karena sudah di nyatakan aman secara ilmiah,” tegasnya.

Ketua Bidang Narasi DPN Partai Gelora Indonesia Dadi Krismaanto menambahkan, vaksinasi merupakan agenda mendesak menanggulangi pandemi Covid-19, sehingga butuh kolaborasi semua pihak. Partai Gelora merasa terpanggil untuk mempercepat jangkauan vaksinasi dan edukasi ke masyarakat luas.

“Kami sengaja memilih Kecamatan Tambelang, bukan di pusat kota, karena di pusat kota sudah relatif ada vaksinasi baik dari pemerintah maupun swasta. Kami ingin mengisi ruang-ruang ini agar percepatan cakupan vaksinasi tercapai,” kata Dadi Krismanto.

Kegiatan ini, lanjutnya, juga memiliki muatan edukasi, karena masyarakat mendapatkan informasi mengenai arti penting vaksinasi lewat selebaran dan undangan mengikuti vaksinasi.

Dadi Krismanto mengungkapkan, kegiatan vaksinasi merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan oleh Partai Gelora. Dua kegiatan sebelumnya dilaksanakan di Jakarta, diantaranya di sekitar kediaman Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta di Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu (10/7/2021) lalu.

“Pandemi ini punya banyak dimensi, tidak bisa semuanya dibebankan ke pemerintah. Partai Gelora selalu percaya dengan kolaborasi, kita bisa mengatasi masalah pandemi Covid-19,” katanya.

Pengurus  DPD  Partai Gelora Indonesia Kabupaten Bekasi Galih Fellandoe mengatakan,  memang tidak mudah untuk mengajak masyarakat berpartisipasi ikut vaksinasi, karena banyaknya persepsi keliru mengenai vaksin dan vaksinasi saat ini.

“Di masyarakat ada beragam persepsi tentang vaksinasi tapi kami tetap optimistis dapat mengajak mereka. Kegiatan ini juga positif untuk mendekatkan rakyat dengan masyarakat,” kata Galih.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menganjurkan kepada seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam program vaksinasi yang diselenggarakan oleh pemerintah.

“Karena ini bukan hanya anjuran pemerintah tapi juga sebenarnya merupakan perintah agama, karena kita dianjurkan untuk melakukan apa yang disebut oleh para ulama sebagai melakukan semua sebab-sebab kesembuhan dan kesehatan. Mudah-mudahan dengan cara ini Allah SWT,” kata Anis Matta.

Anis Matta: Muhammadiyah Punya Visi dan Cakrawala yang Jauh ke Depan

, , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Muhammadiyah memiliki visi dan cakrawala yang jauh ke depan sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.

“Visi dan cakrawala Muhammadiyah tersebut, tumbuh dan berkembang seiring bertumbuhnya Indonesia sebagai bangsa,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Senin (19/7/2021).

Hal itu disampaikan Anis Matta terkait Milad Muhammadiyah ke-112 yang jatuh pada Ahad 8 Dzulhijah Hijriyah atau Minggu, 18 Juli 2021.

Menurut Anis Matta, pilihan berkhidmat dalam amal usaha pelayanan, terutama pendidikan dan kesehatan, menunjukkan visi dan cakrawala Muhammadiyah yang jauh ke depan.

Pilihan berkhidmat itu, lanjutnya, bisa dilihat dari azas kemanfaatannya dalam mengatasi krisis berlarut akibat pandemi Covid-19 seperti sekarang.

“Muhammadiyah kadang sunyi dari sorotan dan tepuk tangan, tapi visi dan cakrawala Muhammmadiyah sangat jauh ke depan, seperti bahwa kemajuan suatu bangsa bertumpu pada manusia,” katanya. 

Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar selama ini, tidak bisa dilepaskan dari sejarah Indonesia.

Muhammadiyah didirikan pada 8 Dzulhijah 1330 Hijriah atau bertepatan dengan 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman, Yogyakarta. KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah untuk mengembalikan umat Islam di Indonesia kepada ajaran berdasar pada Al Quran dan Hadits.

“Selamat milad Muhammadiyah ke-112. Pada momen yang baik ini, mari kita berdoa semoga Allah memberikan kasih sayangnya kepada bangsa Indonesia, terutama di masa yang penuh tantangan ini,” katanya.

Anis Matta sendiri merupakan kader Muhammadiyah. Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Arqam, Gombara, Makassar, Sulawesi Selatan beberapa puluh tahun silam, lembaga pendidikan yang didirikan oleh Muhammadiyah. Pesantren ini didirikan oleh KH Abdul Djabbar Ashiri dan dibantu oleh KH Abdul Djalil Tahir pada tahun 1971 yang hingga saat ini masih terus eksis.

Dari laman resmi Muhammadiyah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan, dengan sejumlah amal usaha yang bergerak di berbagai bidang, terutama pendidikan dan kesehatan, menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern terbesar di dunia.

“Maka orang bilang Muhammadiyah ini organisasi Islam modern terbesar di dunia. Bukan hanya di Indonesia,” kata Haedar.

Saat ini Muhammadiyah menurut Haedar Nashir tercatat telah memiliki 163 Universitas, 23 ribu PAUD dan TK, 348 pondok pesantren, 117 rumah sakit, 600 klinik dan ribuan pendidikan dasar dan menengah.

Dengan amal usaha yang jumlahnya tidak sedikit itu, Muhammadiyah menurut Haedar Nashir diharapkan dapat menjadi teladan bahwa Islam adalah dinul amal atau Islam adalah agama amaliyah.

”Islam sebagai dinul amal itu puncaknya nanti adalah Islam sebagai dinul hadharah, Islam menjadi agama peradaban yang maju yang kemudian kita sebut sebagai Islam Berkemajuan,” papar Haedar.

Lima Saran Partai Gelora kepada Pemerintah agar Sukses Atasi Covid-19

, , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengusulkan lima saran yang perlu dilakukan pemerintah agar sukses dalam mengatasi pandemi saat ini, menyusul semakin tidak terkendalinya lonjakan kasus Covid-19 dan tingginya kematian di tanah air akibat kasus tersebut.

“Partai Gelora memiliki lima saran kepada pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 saat ini. Hal ini bisa menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil  kebijakan,” kata Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Minggu (18/7/2021).

Saran pertama, kata Mahfuz, adalah terkait percepatan dan perluasan vaksinasi. Berdasarkan data Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720 penduduk.

Namun data per 17 Juli 2021, baru 41.268.627 masyarakat yang mendapatkan dosis pertama dan 16.217.855 yang mendapatkan dosis kedua atau dosis lengkap.

Sehingga Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Sabtu (17/7/2021) meminta jajarannya segera menghabiskan stok vaksin Covid-19 yang ada untuk diberikan kepada masyarakat. Presiden mengatakan, vaksinasi harus cepat dilakukan untuk segera menciptakan kekebalan komunal (herd immunity).

“Untuk percepatan dan perluasan vaksinasi gratis di semua daerah,  pelaksanaannya perlu diperluas di kantor Kelurahan dan Desa,” kata Mahfuz.

Saran kedua, lanjut Mahfuz, pemerintah membagikan masker dan multivitamin gratis untuk masyarakat tidak mampu, khususnya di wilayah padat penduduk dan tinggi mobilitas.

“Pemerintah bisa galang dana CSR (corporate service responsibility) untuk pembagian masker dan multivitamin gratis,” katanya.

Selanjutnya, saran ketiga adalah mengendalikan harga obat Covid-19 yang dibutuhkan  masyarakat agar tetap murah. “Sekarang harga obat-obatan  terkait Covid-19 naik gila-gilaan,” ujar Mahfuz.

Pemerintah sendiri melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan harga eceran tertinggi (HET) obat selama masa pandemi Covid-19. Ada 11 jenis obat yang diatur HET-nya oleh pemerintah mulai berlaku sejak 2 Juli 2021 lalu.

HET tersebut, merupakan harga jual tertinggi obat di apotek dan instalasi farmasi rumah sakit/klinik, yang berlaku untuk seluruh Indonesia. Namun faktanya, harga obat Covid-19 dan yang obat terkait, harganya tetap tidak bisa dikendalikan dan melambung tinggi di pasaran

Kemudian saran keempat yang tak kalah penting, menurut Mahfuz, adalah memperkuat Puskesmas dengan sarana kesehatan yang mampu menangani dan merawat pasien Covid-19.

Sehingga pasien Covid-19 tidak perlu dirawat di rumah sakit yang menyebabkan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) penuh seperti saat ini, yang menjadi pemandangan memprihatinkan di berbagai daerah di tengah lonjakan kasus Covid-19.

“Dan saran kelima adalah manajemen kendali di pusat harus terintegrasi. Jangan banyak tangan tapi terkesan tidak terpadu. Juga libatkan ilmuwan dan tokoh agama,” pungkas Mahfuz Sidik.

Seperti diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan tren kenaikan sejak Juni 2021. Bahkan dalam tiga hari terakhir, kasus harian Covid-19 sudah hampir menembus 60.000 kasus.  Lonjakan kasus tertinggu terjadi pada Kamis (15/7/2021), sebanyak 56.757 kasus sehari.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 17 Juli 2021, total kasus positif Covid-19 nasional menembus 2.832.755 orang.. Sedangkan akumulasi pasien yang sudah sembuh mencapai 2.232.394 orang. Sementara pasien meninggal akibat Covid-19 berjumlah 72.489 jiwa.

Panduan dan Naskah Khotbah Idul Adha 10 Dzulhijjah 1442 H

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Panduan dan naskah Khotbah Idul Adha 10 Dzullijjah 1442 H ini dapat digunakan sebagai panduan salat Idul Adha di rumah. Panduan ini ditulis Bidang Syiar & Dakwah Partai Gelombang Rakyat Indonesia pada 2021, yakni oleh Dr Abdul Rochim dan Fata Fauzi, Lc, ME.

Dr. Abdul Rochim menempuh pendidikan S-1 bidang syariah dari  Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA)-Universitas Imam Muhamad Ibn Suud, lalu melanjutkan ke S-2 dan S-3 bidang fikih dari Universitas Internasional al-Madinah, Malaysia. Saat ini Abdul Rochim menjabat sebagai Ketua Bidang Syiar dan Dakwah DPN Partai Gelora Indonesia.

Sedangkan Fata Fauzi, Lc., ME, setelah menempuh Pendidikan S-1 bidang Syariah dari LIPIA- Universitas Imam Muhammad bin Suud, Fata melanjutkan pendidikan S2 dalam ekonomi Islam di Universitas Ibnu Khaldun, Bogor. Selain sebagai dosen, saat ini Fata adalah fungsionaris Bidang Syiar dan Dakwah DPN Partai Gelora Indonesia.

TATA CARA SALAT IDUL ADHA

  • Salat Iduladha dilaksanakan dua rakaat
  • Pada rakaat pertama takbir tujuh kali setelah takbiratul ihram
  • Pada rakaat kedua takbir lima kali di luar takbir perpindahan gerakan salat
  • Hukum tujuh kali takbir di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua adalah sunnah
  • Membaca doa iftitah (istiftah) setelah takbiratul ihram, sebelum takbir tujuh kali para rakaat pertama
  • Pada waktu antara satu takbir dengan takbir yang lain dianjurkan membaca: subhānallāh walhamdulillāh walā ilāha illallāh wallāhu akbar

Hikmah Keberanian dan Optimisme dari Nabi Ibrahim a.s.

Dr. Abdul Rochim, MA

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاَتُهُ

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ  (3 x)

اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِعَفْوِهِ تُغْفَرُ الذُّنُوْبُ وَالسَيِّئَاتُ، وبكرَمِه تُقبَل العَطايا والقُربَات، وبلُطفِه تُستَر العُيُوب والزَّلاَّت، وبلُطفِه تُستَر العُيُوب والزَّلاَّت ، وَأَشْهَدُ أّنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. (أَمَّا بَعْدُ). فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Saudara-saudara sekalian yang dimuliakan Allah Swt.

Ibadah di bulan Dzulhijjah dan hari Iduladha merupakan anugerah berharga bagi umat Muslim. Kita, pada hari ini, bertemu dengan hari Iduladha 1442 H. Ini adalah karunia Allah Swt. yang kita dapatkan. Maka, mari kita sambut anugerah itu dengan memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil hingga berakhirnya hari-hari tasyrik, yaitu pada tanggal 13 Dzulhijjah.

Pada hari Iduladha 1442 H saat ini dan hari Iduladha tahun lalu berbeda dengan hari-hari Iduladha yang sebelumnya. Kini, kita harus melalui hari raya ini masih dalam situasi pandemi.

Ibadah-ibadah di hari Iduladha, baik itu ibadah haji, salat hari raya dan ibadah kurban menjadi mata rantai penyambung ajaran Islam dengan risalah para nabi sebelum Rasullah saw, terutama Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Sebagai contoh, firman Allah Swt:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (Qs al-Hajj: 27)

Ayat ini menjadi salah satu bukti mata rantai ketersambungan sejarah dan agama antara kita dengan Nabi Ibrahim a.s. Hanya saja, merasa bahagia dan bangga dengan adanya mata rantai agama itu tidak cukup. Kita juga perlu menerjemahkan nilai-nilai perjuangan Ibrahim a.s. di ruang nyata. Dari kisah Nabi Ibrahim kita bisa belajar banyak hal, antara lain tentang Keyakinan dan Optimisme dalam menghadapi tantangan.

وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku.” Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim. (Qs al-Baqarah: 124)

Ayat ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa kepemimpinan itu hanya milik mereka yang berhasil melewati banyak tantangan dan cobaan. Maka, siapa pun yang ingin menjadi pemimpin, dia harus siap menaklukkan berbagai tantangan. Dan orang yang paling berat tantangan hidupnya adalah para rasul ulul azmi. Orang-orang besar dalam sejarah adalah orang-orang yang paling banyak berkorbannya; mengorbankan waktu, tenaga dan termasuk kesenangan dirinya.

اَللهُ أَكْبَرُ 3 x ، ولله الحمد

Sekian lama Nabi Ibrahim menanti kehadiran anak yang menjadi penyejuk matanya. Ternyata, pada usia yang tak lagi muda, Allah Swt. baru menganugerahi beliau seorang anak; Ismail. Di saat-saat indah dan bahagia bersama dengan sang anak, Allah perintahkan beliau untuk membawa istrinya (Hajar) dan anaknya (Ismail) ke Tanah Haram; suatu lembah yang tidak bertuan dan tidak ada tanaman. Ini bukan cobaan yang sederhana. Bila kita bayangkan pada diri kita; sangat sulit untuk membayangkan perasaan kita ketika harus meninggalkan keluarga di tempat yang asing itu?

Setelah Ibrahim menuntaskan semua urusan mengantarkan anak dan istrinya, beliau berbalik arah ke Syam. Tatkala Hajar menyaksikan suaminya berbalik badan ke arah Syam, tempat mereka berasal, ia bertanya, “Ibrahim, hendak pergi ke mana?”

Nabi Ibrahim terdiam dan tidak menjawab. Ketika Hajar mengulang-ulang pertanyaan yang sama, Ibrahim tetap terdiam. Kita bisa bayangkan betapa berat beban pikiran Ibrahim saat itu. Pada saat yang sama, kita bisa membayangkan, logika apa yang bisa dipakai untuk menjelaskan kepada istrinya bahwa ia akan kembali ke Syam.

Hajar pun mengubah pertanyaannya. “Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk melakukan ini?”

Ibrahim pun menjawab, “Ya.”

Begitu Hajar mendengar jawaban suaminya, ia pun berkata, “Bila demikian, Allah tidak akan membiarkan kami.”

Ibrahim terus melangkahkan kakinya hingga sampai di balik bukit. Lantas ia menghadap ke arah tempat ia tinggalkan istri dan anaknya seraya berdoa:

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qs Ibrahim: 37)

Ternyata cobaan dan tantangan Nabi Ibrahim  a.s. tidak hanya sampai di situ. Tatkala Ismail, putra yang sangat ia sayangi, mulai tumbuh dewasa. Allah perintahkan beliau untuk menyembelihnya.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.(Qs Ashaffat : 102)

Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang kebijaksanaan Nabi Ibrahim sebagai ayah tatkala beliau mendapatkan perintah untuk menyembelih putranya tersayang. Beliau sampaikan tentang mimpi beliau. Sang anak pun anak yang cerdas dan terdidik, ia tahu ayahnya seorang nabi. Ia sangat paham bahwa mimpi ayahnya adalah wahyu perintah untuk menyembelih putranya.

اَللهُ أَكْبَرُ 3 x ، ولله الحمد

Saudara-saudara sekalian yang dimuliakan Allah Swt.

Penggalan kisah di atas memberikan gambaran kepada kita tentang keteguhan dan keyakinan Nabi Ibrahim a.s. dalam menghadapi setiap tantangan dan cobaan yang ia hadapi. Sehingga beliau disebut sebagai pemimpin.

Dari Nabi Ibrahim kita juga belajar tentang optimisme dan harapan yang kuat. Hal ini bisa kita dapati pada doa-doa beliau.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.  (Qs al-Baqarah: 126)

Al-Imam Muhammad Thahir ibn ‘Asyur mengatakan bahwa Nabi Ibrahim mendoakan mereka mendapatkan kesejahteraan agar mereka tidak berniat meninggalkan tempat tersebut.

رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

 Ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qs Ibrahim: 37)

Kita dapat merasakan getaran keyakinan dan optimisme Nabi Ibrahim a.s. Pada lembah yang tidak ada tanaman itu, beliau mengajukan kepada Allah kecukupan; kecukupan makanan dan rasa aman. Beliau tidak berpikir bagaimana cara Allah mewujudkan semua itu. Beliau yakin dan optimis ketika beliau sudah memulai dan meletakkan dasarnya, bahwa Allah akan mudahkan jalannya.

Bahkan, beliau memiliki cara pandang yang jauh ke depan.

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (AlQuran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Qs al-Baqarah: 129)

Nabi Ibrahim a.s. memohon kepada Allah agar kelak akan hadir seorang rasul dari penduduk kota Mekah; yang membacakan ayat-ayat Allah, mengajari mereka dan menyucikan mereka. Rasul itu adalah Muhammad Rasulullah saw.

Dalam situasi pandemi seperti yang kita hadapi saat ini, kita tidak boleh kehilangan keyakinan dan optimisme. Di balik setiap cobaan dan tantangan pasti ada hikmahnya. Paling tidak, cobaan dan tantangan menjadikan kita semakin lebih kuat menghadapi benturan demi benturan dalam hidup. Keimanan dan keyakinan kita kepada Allah harus menjadi oase yang tidak pernah kering mengalirkan energi optimisme, sebagaimana optimisme nabi Ibrahim saat menghadapi cobaan demi cobaan. Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ   ( 7x )

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. اَللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،

 اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا، اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمْسُلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ،

اَللّهُمَّ أَصْلِحِ الرُعَاةَ وَالرَّعِيَّةَ وَاجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا وَدِيَارَ الْمُسْلِمِيْنَ آمِنَةً رَخِيَّةً،

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فىِ السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَجَانِبُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ.

Kemanusiaan & Persaudaraan Universal dalam Kurban

Fata Fauzi, Lc., ME

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3)اللهُ اَكبَرْ (×3)
 اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
 اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ اَمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah salat Iduladha yang dimuliakan Allah.

Di sini, di tempat yang penuh berkah ini, kita kumandangkan keagungan Allah. Allah yang telah menciptakan segalanya, Maha Pengatur semua makhluk-Nya. Dia-lah yang telah menciptakan siang dan malam, memunculkan terang dan gelap, menaburkan warna hitam dan putih. Dia ciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa bangsa, dan ia satukan dalam satu nilai kemanusiaan yang universal yang melindungi setiap insan manusia, satu nilai yang menjadikan manusia dengan manusia lain—apa pun suku dan bahasanya, warna kulit dan kebangsaannya—adalah bersaudara.

يأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs Al Hujurat: 13)

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Di sini, dan di hari yang agung ini, kita kumandangkan takbir dan tahmid, pengagungan dan pujian kepada Allah yang memuliakan manusia dengan mengenal-Nya. Allah memuliakan manusia sebagai makhluk yang terbaik dengan nilai-nilai ketuhanan, mengajari mereka untuk mengenal siapa penciptanya, mengajarinya untuk saling memuliakan sesama manusia. Nilai ketahuhidan dan nilai-nilai ketuhanan inilah yang menjadikan ia sebagai makhluk terbaik dari makhluk-makhluk lain.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيم      ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِين      إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (Qs At-Tin: 4-6)

Jamaah salat Id yang diberkahi Allah.

Nilai kemuliaan sebagai manusia, dan kemuliaan sebagai hamba Allah yang bertauhid kini sedang diuji oleh tatanan dunia modern yang ternyata tidak jarang merendahkan nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Kemanusiaan kita saat ini sedang diuji oleh begitu mudahnya darah manusia ditumpahkan, begitu ringannya satu negeri menghancurkan negeri lain, begitu entengnya satu bangsa menghapuskan eksistensi bangsa lain. Sebagaimana setiap hari telinga kita terasa sudah bebal dengan jeritan anak-anak Palestina yang diberondong senjata-senjata militer Israel, setiap detik mata kita disuguhi dengan keganasan tentara-tentara Assad membunuhi anak-anak, perempuan, dan orang tua di Suriah.

Nilai kemanusiaan yang sama, yang ada pada kita dan juga ada pada mereka, hendaknya akan menjadikan kita peduli kepada Palestina, Suriah, Irak, Myanmar; bahwa mereka adalah saudara kita. Meskipun bahasa, suku, agama, bangsa, warna kulit kita berbeda, namun mereka tetaplah manusia. Apa yang mereka rasakan, tentunya menyadarkan kita bahwa betapa pedihnya kehidupan mereka, betapa perihnya perjuangan mereka untuk mempertahankan kehidupan mereka dari serangan manusia lain yang telah hilang nilai kemanusiaannya.

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Selain nilai kemanusiaan yang ada dalam diri kita, Allah juga memuliakan sifat kemanusiaan kita dengan nilai-nilai ketauhidan, penuhanan kepada Allah semata. Sangat miris sekali saat kita lihat, justru umat Islam yang banyak menjadi korban dari keberingasan umat lain. Bagaimana muslim Suriah harus terusir dan terbunuh setiap detik dan menit karna keislaman mereka, bagaimana muslim Myanmar harus terombang-ambing di lautan demi mencari keamanan dari serangan para pembantai yang tidak lagi punya nilai belas kasihan, mereka semua adalah muslim, sesama muslim adalah bersaudara.

إنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara. (Qs Al-Hujurat: 10)

Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam. (HR. Muslim)

Jika mereka adalah saudara kita, jika mereka bagian dari tubuh kita, maka seharusnya apa yang mereka rasakan menembus perasa kita; rintihan mereka menjadi rintihan kita; tangisan mereka adalah tangisan kita; karena mereka sama dengan kita. Mereka muslim, dan kita pun juga muslim.

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah salat Id yang berbahagia.

Jumlah total manusia yang saat ini menempati planet bumi ini tidak kurang dari enam miliar jiwa. Jumlah yang sangat besar. Namun, mengapa enam milyar jiwa ini tidak juga mampu menghentikan setiap pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan sekelompok kecil manusia yang telah kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya? Menghentikan sekelompok zionis yang menjajah bangsa Palestina? Menghentikan sekelompok tentara yang berkoalisi untuk memburu dan membunuhi rakyat Suriah? Umat Islam tidak kurang dari 1,6 miliar jiwa, namun mengapa mereka tidak mampu untuk membela saudara-saudara sesama muslim yang sedang terjajah dan terzalimi? Mengapa kita tidak juga mampu menghentikan kesewenang-wenangan sekelompok manusia yang dengan senyum menumpahkan darah muslim? Di mana kemanusiaan kita? Di mana ikatan persaudaraan Islam kita?

Jamaah yang berbahagia.

Hari ini adalah hari ketika Allah mengajarkan kepada kita makna persaudaraan. Pada hari ini, tidak kurang dari 3-4 juta muslim berkumpul dalam satu waktu, satu tempat, menjalankan ibadah yang sama, mengumandangkan kalimat yang sama, sedangkan mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. Mereka terlahir dari bangsa dan suku yang berbeda, tumbuh dalam kebudayaan dan adat yang berbeda pula. Pada hari ini, kita semua disatukan dengan satu teriakan takbir yang sama, mengagungkan Allah. Kita sepakat untuk mengagungkan Allah dengan ibadah yang sama, kalimat yang sama. Pertanyaannya, mengapa kita tidak sepakat untuk meneriakkan pembelaan kepada saudara-saudara muslim yang terjajah? Namun kenapa kita masih saja berpecah belah dan bermusuhan ketika harus menghadapi musuh yang ingin menghancurkan Islam?

Bersatulah wahai umat Islam. Bersatulah wahai Ummah Muhammad, karena persatuan dalam pelukan Islam itulah satu satunya kekuatan untuk menyelamatkan Islam dan umat manusia.

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah yang berbahagia.

Perbedaan adalah keindahan, maka tidaklah sepantasnya keniscayaan perbedaan menjadikan kita berpecah-belah. Keindahan warna pelangi bukan karena ia satu warna, melainkan ia tercipta oleh perpaduan beberapa warna hingga menjadikan ia sangat memesona. Amirul Mu’minin Umar bin Abdil Azis, pernah mengatakan, “Aku tidak akan bahagia jika umat ini hanya mempunyai satu warna, karena perbedaan adalah rahmat kasih sayang dari Allah Swt.”

Perbedaan pandangan mazhab dalam berfikih adalah keniscayaan, satu keindahan yang tidak mungkin terhindarkan, maka jangan sampai kita salah melihat dan menyikapi keindahan bermazhab ini dengan perpecahan, saling menolak, saling menyalahkan, saling mem-bid’ah-kan atau bahkan saling mengkafirkan.

Nilai-nilai persaudaraan ini dengan sempurna Rasulullah sampaikan kepada para sahabatnya dalam khotbah Arafahnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Al Imam Muslim, Rasulullah bersabda:

إنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا

“Sesungguhnya darah dan harta kalian haram kezaliman terhadapnya, seperti terlarangnya kezaliman  atas kesucian hari kalian ini di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini.”

Pada keesokan harinya, yakni di hari nahr, hari raya Iduladha, Rasulullah saw kembali berkhotbah dengan nasihat yang mendalam. Dari Ibnu Abbas RA dan yang lainnya, Rasulullah SAW berkata dalam khotbahnya,

أَيُّ يَوْمٍ هَذَا ؟ قَالُوا يَوْمٌ حَرَامٌ ، قَالَ فَأَيُّ بَلَدٍ هَذَا ؟ قَالُوا بَلَدٌ حَرَامٌ ، قَالَ فَأَيُّ شَهْرٍ هَذَا ؟ قَالُوا شَهْرٌ حَرَامٌ ، قَالَ فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فَأَعَادَهَا مِرَارًا ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ

“Hari apakah ini? Para sahabat menjawab: “Hari yang suci. Beliau bertanya lagi: Negeri apakah ini? Sahabat kembali menjawab: Negeri yang suci (Tanah suci). Beliau tanya kembali: Bulan apakah ini? Sahabat kembali menjawab: Bulan suci.” Lalu beliau bersabda: Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram terzalimi seperti terlarangnya kezaliman atas sucinya hari kalian ini di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini. Beliau ulang beberapa kali. Kemudian beliau mendongakkan kepalanya dan berdoa, “Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan risalah ini? Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan risalah?

Begitulah Islam menjadikan sesama muslim bersaudara, menjaga harta-harta mereka, darah mereka, kehormatan mereka. Maka wajiblah bagi kita umat Islam untuk menjauhkan diri dan sesama muslim dari segala kezaliman, kezaliman terhadap darah seorang muslim, kezaliman terhadap harta seorang muslim dan juga kezaliman terhadap kehormatan seorang muslim, karena muslim ada saudara bagi muslim lainnya.

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah salat Id yang dimuliakan Allah.

Marilah kita tengok bagaimana salafusshaleh mengajarkan dalam memandang perbedaan. Salafusshaleh sangat paham bahwa perbedaan itu adalah hal sangat niscaya, tidak mungkin dihindari, hingga mereka tetap mengutamakan persaudaraan sesama muslim walaupun mereka berbeda padangan dalam fikih tertentu.

Imam Abu Hanifah, adalah seorang tabi’in yang sangat saleh. Ia menjadi peletak batu pertama fondasi aliran fikih Hanafiah. Beliau memuji Imam Malik bin Anas yang tidak jarang pandangan fikih mereka berdua saling bertentangan. Beliau berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang yang paling alim tentang sunnah Rasulullah di muka bumi ini kecuali Imam Malik.”

Dan sebaliknya, Imam Malik pun sangat menghormati Imam Abu Hanifah yang sangat jelas banyak perbedaan pendapat fikih dengannya. beliau berkata, “Subhanallah, Maha Suci Allah, aku belum pernah melihat sosok seperti Imam Abu Hanifah, seorang ulama yang sangat cerdas, jika ia mengatakan bahwa sebuah alat terbuat dari emas, walau nampaknya alat tersebut dari selain emas, maka pasti ia sanggup mengetengahkan kebenaran atas perkataannya.”

Al Imam As Syafi’i berkata, “Barang siapa ingin memperdalam fikih maka hendaklah ia menjadi anak asuh bagi Imam Abu Hanifah. Abu Hanifah adalah orang yang diberi taufik oleh Allah dalam bidang fikih. Barang siapa yang belum membaca buku-buku Abu Hanifah, maka ia belum memperdalam ilmu dan ia juga belum belajar fikih.”

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah yang dimuliakan Allah.

Begitulah para salafusshaleh memandang perbedaan, dengan penuh penghormatan dan semangat persatuan mereka menjadikannya bagian dari ukhuwah Islamiyah.

Selanjutnya, marilah kita lihat bagaimana Al Imam As Syafi’i memuji Imam Ahmad, yang tentunya kita tahu bahwa Imam Syafi’i pun banyak berbeda pendapat dengan Imam Ahmad yang pernah menjadi muridnya ini. Beliau berkata, “Ahmad bin Hambal adalah imam dalam delapan hal, imam dalam hadits, imam dalam fikih, imam dalam bahasa, imam dalam Al Qur’an, imam dalam kefaqiran, imam dalam kezuhudan, imam dalam wara’, dan imam dalam sunnah.”

Dan begitu juga sebaliknya Imam Ahmad Bin Hambal pun sangat memuliakan dan menghormati Al Imam Syafi’i, gurunya itu, hingga beliau berkata, “Aku tidak pernah salat sejak 40 tahun silam kecuali dalam salatku itu aku berdoa untuk Imam Syafi’i.”

Mendengar ini, Abdullah, anak Imam Ahmad merasa heran, kemudian bertanya, “Wahai ayahanda, seperti apakah Al Imam As Syafi’i sehingga ayah selalu mendoakannya secara khusus?”

Imam Ahmad menjawab, “Wahai anakku, Imam Syafi’i bagaikan matahari bagi dunia dan seperti kesehatan bagi tubuh. Lihatlah anakku, betapa pentingnya dua hal itu.”

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah salat Id yang berbahagia.

Begitulah kita diajarkan. Iduladha ini mengajarkan kita apa arti persatuan dan persaudaraan dalam Islam, di mana setiap muslim di belahan dunia mana pun ia dilahirkan dan hidup, ia adalah saudara kita. Kini kita bertakbir bersamanya, bertahmid bersama mereka, menjalankan ibadah yang sama dengan mereka, dan menyembah tuhan yang sama yaitu Allah Yang Maha Esa.

Begitu juga bagaimana para salafusholeh menuntun kita untuk menjaga persaudaraan Islam ini. Mereka saling menghormati, memuliakan dan mendoakan muslim lain, yang bisa saja mereka berbeda pandangan dalam berfikih dan bermazhab.

اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah salat Id yang berbahagia

Selain nilai-nilai persaudaraan sesama manusia dan persaudaraan sesama muslim, Iduladha juga memberikan kita pengajaran terhadap sebuah pengorbanan demi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah kurban adalah ibadah yang paling dicintai Allah pada hari raya Iduladha, tidak ada amal yang lebih baik dari menyembelih hewan kurban. Rasulullah SAW bersabda :

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا، وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ، فَطِيْبُوْا بِهَا نَفْسًا

Tidaklah manusia melakukan amal di hari nahr (hari raya Iduladha) yang lebih dicintai Allah dibanding memotong hewan kurban. Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan telapak kakinya. Sesungguh sebelum darahnya jatuh ke tanah, ia telah sampai kepada Allah. Maka dari itu, tunaikanlah dengan jiwa yang senang.

Ibadah kurban adalah jalan terbaik untuk mendapatkan rida dan mendekatkan diri kepada Allah di hari Iduladha. Tidak ada cara kebaikan yang ternilai sebagai ibadah yang lebih utama di hari ini kecuali berkurban, yaitu menyembelih hewan kurban untuk Allah semata. Begitulah nabiyullah Ibrahim a.s., khalillullah memberikan teladan dan dikukuhkan oleh nabi kita Muhammad saw, dengan ikhlas mengorbankan apa saja demi menggapai rida dan kedekatan kepada Allah. Sebagaimana dulu nabiyullah Ibrahim a.s. harus mengorbankan anak yang sangat ia cintai, yang ia tunggu kehadirannya hingga puluhan tahun.

Semoga Allah mengembalikan umat Islam pada kejayaan sebagaimana pernah diraih oleh para pendahulu kita, disatukan dalam kalimat yang sama, kalimat pembebasan dari penjajahan dunia, kalimat persatuan sebagaimana salafusshaleh mencontohkan cinta dan persaudaraan sesama muslim.

Demikian khotbah Iduladha yang bisa kami sampaikan, semoga Allah selalu menjaga kita semua dan umat Islam di seluruh dunia.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Download File Ceramah

Anis Matta: Aksi Kekerasan Aparat Harus Dihentikan, Bisa Memicu Krisis Politik

, , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyatakan prihatin, kecewa dan sedih menyaksikan berbagai tindakan kekerasan kepada warga di beberapa daerah yang dilakukan oleh aparat dalam penegakan aturan disiplin kepada publik di tengah pandemi Covid-19.

Tindakan disipilin tersebut dalam rangka menegakkan aturan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) guna menurunkan lonjakan penyebaran kasus Corona di tanah air .

“Apapun alasannya tindakan kekerasan seperti itu tidak akan berujung dengan hasil yang baik. Warga kita sekarang ini, sedang menghadapi tekanan hidup yang berat,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (17/7/2021).

Menurut Anis Matta,  masyarakat saat ini sedang menghadapi tekanan hidup yang sangat berat. Tindakan kekerasan tersebut, akan menciptakan suasana jiwa yang sangat buruk yang akan menambah kesedihan kecemasan, ketakutan dan Frustrasi.

“Ini semua bisa berkembang menjadi kemarahan dan akhirnya menjadi ledakan sosial yang tidak terkendali dan sangat mungkin juga bahkan berkembang menjadi krisis politik,” katanya.

Hal ini tentu saja tidak diinginkan semua pihak akan terjadi peristiwa tersebut. Sebab, pandemi Covid-19 sekarang telah berkembang menjadi krisis ekonomi hingga menjadi krisis berlarut.

“Tentu saja Ini memberikan beban yang berat bagi pemerintah dan apalagi bagi rakyat kita secara keseluruhan. Jangan sampai hal ini ditambah dengan kemarahan rakyat, yang bisa berujung pada ledakan sosial dan krisis politik,” katanya.

Agama Islam, lanjut Anis Matta, telah mengajarkan bahwa pentingnya kelembutan dalam menyelesaikan segala urusan, daripada menonjolkan kekerasan karena akan menyebabkan kerusakan.

Sehingga semua pihak perlu mencari ilham dalam mengatasi masalah  pandemi Covid-19 ini. Sebab, pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh belahan dunia.

“Kelembutan akan membuat tujuan kita tercapai, sedangkan kekerasan akan membuat tujuan kita tidak tercapai. Dengan kelembutan, kita akan mendapatkan pahala, sementara kekerasan akan membuat kita berdosa,” katanya.

Karena itu, Ketua Umum Partai Gelora ini berharap agar aparat mengedepankan akhlak dan kelembutan dalam menegakkan aturan disipilin PPKM Darurat, serta meninggalkan tindakan kekerasan.

“Tidak ada di antara kita yang bisa memprediksi, memperkirakan kemana krisis ini mengarah dan kapan akan berakhir. Semua dilanda ketakutan, kemarahan dan frustasi. Khususnya kepada para aparat, berlaku santulah dan lembut kepada rakyat yang sedang menghadapi tekanan hidup yang sangat berat,” tegas Anis Matta.

Seperti diketahui, penolakan dan kericuhan yang melibatkan aparat dan warga masih kerap terjadi sebagai buntut dari penegakan disiplin PPKM Darurat,  yang akan berakhir pada Selasa (20/7/2021).

Di Jawa Timur, Sabtu (10/7/2021), puluhan warga menyerang petugas yang melakukan patroli protokol kesehatan di Kecamatan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur.

Peristiwa berawal saat petugas menemukan satu warung yang masih buka melebihi ketentuan jam malam. Alhasil petugas memberikan sanksi penyitaan KTP dan tabung LPG 3 kilogram di warung tersebut.

Warga sekitar pun langsung bereaksi. Mereka menolak dengan meneriaki petugas dengan kata-kata kasar. Mereka bahkan melempar dan menyerang mobil operasional petugas.

Kericuhan selama penertiban PPKM Darurat bahkan terjadi sejak berlaku 3 Juli 2021. Sejumlah pedagang di Pasar Klitikan, Notoharjo, Solo sempat mengintimidasi petugas Satpol PP yang melakukan penertiban PPKM Darurat pada Minggu (4/7/2021).

Namun, para pedagang menolak kegiatan jual-belinya karena dinilai melanggar aturan dan terlibat cekcok dengan petugas

Di hari pertama bahkan penolakan penertiban itu terlihat di beberapa titik penyekatan PPKM Darurat. Misalnya, di pertigaan Lampiri, Kalimalang, Jakarta Timur.

Titik yang menjadi perbatasan antara Bekasi ke Jakarta itu dipadati pemotor yang menolak disekat oleh petugas. Mereka berdebat dengan aparat yang berjaga dan membuat kemacetan yang sangat panjang.

Sekjen Partai Gelora: Disinformasi dan Pembelahan Politik Hambat Penanganan Pandemi

, , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menilai pembelahan politik di tengah masyarakat sebagai dari dampak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu, tampaknya tidak akan selesai dan akan berlajut di Pemilu 2024.

Hal ini tentu saja dapat mengganggu program pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, terutama program vaksinasi untuk memberikan herd imunity di masyarakat.

“Saya cukup khawatir, bahwa situasi ini akan menciptakan bias kebijakan politik dan juga bias persepsi terhadap kebijakan-kebijakan politik di dalam penanganan pandemi Covid-19,” kata Mahfuz Sidik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Kamis (15/7/2021).

Kekhawatiran Mahfuz Sidik tersebut,  disampaikannya saat menutup diskusi Gelora Talks dengan tema ‘Pandemi Covid-19: Bagaimana Negara Bertahan & Menghadapi Perubahan Besar?’ di Jakarta, Selasa (13/7/2021) lalu.

Menurut Mahfuz, suasana pembelahan politik di Indonesia jauh berbeda dengan yang terjadi di Pilpres Amerika Serikat (AS). Pembelahan politik itu selesai saat Joe Biden terpilih sebagai presiden. Rakyat AS pun mendukung program pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, terutama vaksinasi.

“Tapi di Indonesia nampaknya berbeda, Pilres 2019 nggak pernah selesai dan bahkan suasana Pilpres 2024 sudah mulai ada asapnya. Judul kita di Indonesia ‘Berjuang Melawan Pandemi Covid-19 di Tengah Pilpres yang tak kunjung Usai’,” ujar Mahfuz.

Mahfuz lantas menyampaikan, hasil persepsi publik Lembaga Survei Median mengenai penanganan pandemi Covid-19. Dalam survei itu, terungkap hanya 51,1 persen masyarakat yang percaya dengan vaksin, dan 48,9 % tidak percaya vaksin.

Selanjutnya, sebanyak 51,8 % yang sadar dengan resiko dan bahayanya Covid-19, sementara 48,2 persen tidak sadar dan takut resiko dan bahaya Covid-19.

“Jadi ini memang situasi yang rumit, ini bukan saja refleksi dari situasi pembelahan politik akibat Pilpres yang belum tuntas, tapi juga situasi disinformasi yang masih terus berlanjut. Hoaks tentang Covid-19 sering kali bercampur baur dengan berita-berita hoaks tentang polarisasi politik,” katanya.

Mahfuz kemudian melanjutkan pemaparannya mengenai hasil survei Median. Berdasarkan basis pilihan politik, ternyata pendukung Jokowi (Joko Widodo) lebih banyak yang pro vaksin, mencapai 62,2 persen.  Sementra pendukung Prabowo (Prabowo Subianto) yang percaya   vaksin cuma 35,7%.

“Ini data yang sangat menarik. Jadi kelihatanya kalau vaksinasi di Indonesia mau tuntas, bukan Pak Luhut (Luhut B Panjaitan), Menko Kemaritiman  yang bicara. Tetapi harus Pak Jokowi dan Pak Prabowo duduk bareng bicara ke publik, bahwa vaksin itu kewajiban bagi kita semua,” harap Mahfuz. 

Mahfuz menegaskan, krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 saat ini sedang bergerak menuju krisis ekonomi dan nampaknya akan berlanjut menjadi krisis sosial lalu dan krisis politik, jika tidak dikelola dengan tepat.

“Kita sudah mewanti-wanti atau warning, bahwa ada gejala frustasi dan kemarahan di masyarakat. Minggu (11/7/2021) sore, kita mendengar berita dari Jawa Timur, bahwa aparat yang melakukan penegakan disiplin PPKM diamuk massa dan beberapa  kendaraan dirusak. Dan berlanjut di tempat lain,” katanya.

Karena itu, Partai Gelora berharap pemerintah belajar dari negara-negara lain yang relatif berhasil dalam mengatasi pandemi Covid-19. Sehingga Indonesia memiliki ketahanan nasional dalam perang melawan Covid-19 saat ini.

Setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam membangun ketahanan nasional. Pertama meningkatkan kesadaran kolektif, kedua membuat kebijakan-kebijakan yang terarah dan ketiga membangun solidaritas nasional.

“Tiga hal ini sekarang yang perlu kita bangun, dalam membangun ketahanan nasional. Kalau bahasanya Pak Tantowi Yahya (Dubes RI untuk Selandia Baru) ada persiapan, konsistensi dan partisipasi . Perlu ada pembenahan menyeluruh dalam berbagai aspek, bukan saja di pemerintahan, tapi terlebih juga di masyarakat,” pungkasnya.

Anis Matta : Krisis Berlarut, Yang Rapuh Pasti Remuk

, , , , , , ,

Partaigelora.id – Indonesia saat ini dinilai sudah memasuki babak baru, yakni era ‘perang berlarut’ akibat krisis berlarut yang dipicu oleh pandemi Covid-19. Lazimnya dalam kaidah perang, maka individu, masyarakat, korporasi dan negara yang bisa bertahan (survive)  sampai akhir, akan menjadi pemenang.

“Jadi yang menang bukan siapa yang membunuh lebih banyak, tetapi yang menang adalah siapa yang tetap bisa bertahan hidup sampai akhir. Ini harus kita persepsikan sebagai suatu persoalan, apakah kita mampu survive sebagai individu, sebagai korporasi, sebagai masyarakat, juga sebagai negara,” ungkap Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia dalam keterangannya, Senin (12/7/2021).

Hal itu disampaikan Anis Matta saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talks dengan tema ‘Marah dan Frustrasi: Mengupas Emosi Publik di Tengah Pandemi’  yang disiarkan live di streaming Gelora TV dan Transvision CH.333, Sabtu (10/7/2021) petang.

Menurut Anis Matta, pengetahuan kita tentang masalah pandemi Covid-19  dinilai masih terlalu sedikit. Sementara, terlalu banyak kejutan yang terjadi setiap waktu, setelah memasuki tahun kedua pandemi Covid-19.

“Lalu tidak ada yang bisa meramalkan berapa lama lagi kira-kira masalah ini akan berlangsung, masih akan ada berapa gelombang lagi dari Covid-19 ini, atau ada varian apa lagi yang akan muncul sesudah ini,” jelasnya.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini mengatakan ada kaidah yang pas dengan kondisi saat ini, yakni  ‘yang rapuh pasti remuk’ dalam ‘perang berlarut’ ini.

“Jadi individu yang rapuh pasti akan remuk di tengah pandemi, korporasi yang rapuh juga akan remuk di tengah krisis ekonomi ini, serta pemerintah atau negara yang rapuh juga akan remuk dengan krisis dan pandemi ini,” tegas Anis Matta.

Hal senada disampaikan pengusaha dan relawan Kemenkes dr. Tirta Mandira Hudhi. dr Tirta mengatakan, Indonesia saat ini memang tengah memasuki tahapan krisis.

Hal itu bisa dilihat dari langkah pemerintah meminta bantuan oksigen dari negara lain dalam penanganan pasien Covid-19. Padahal Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan oksigen dan menjadi para-paru dunia karena memiliki hutan yang luas.

“Kasus Covid-19 Indonesia tengah disorot dunia, tingginya kasus dan tingginya angka kematian. Kita minta bantuan oksigen dari luar negeri. Kita nggak mungkin terima bantuan, kalau kita nggak krisis,” kata dr Tirta.

dr Tirta berharap agar dampak krisis pandemi Covid-19 tidak bertambah buruk, pemerintah sebaiknya melibatkan epidemiologi untuk penanganan pandemi ini.

Sebab, virus Covid-19 ini diprediiksi 5-10 tahun lagii, bahkan berabad-abad tidak akan hilang sepertii Flu Spanyol (Influenza).

“Kalau bisa pemerintah, percayakan sama yang ahlinya, sama ahli epidemiologi yang memang dia sudah paham di situ. Dan larang pejabat ngomong soal Covid-19 agar tidak blunder, biar tenaga kesehatan yang bicara, karena lebih mengerti,” ujarnya.

Diskusi Gelora Talks dengan tema ‘Marah dan Frustasi: Mengupas Emosi Publik di Tengah Pandemi’ ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni menghadirkan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median Rico Marbun, dan Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) Prof Hamdi Muluk.

Anis Matta Ingatkan soal ‘Public Mood’ yang Bisa Berujung Pada Ledakan Sosial

, , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengingatkan pemerintah untuk mendalami situasi emosional masyarakatnya atau public mood terkait kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

“Temuan kita memang mengerikan. Takut, sedih, marah dan frustrasi, kira-kira itu semua yang mendominasi emosi publik atau publik mood saat ini,” ujar Anis Matta di Jakarta, Sabtu (10/7/2021) petang.

Anis Mata menyampaikan hal itu, saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talks dengan tema ‘Marah dan Frustasi: Mengupas Emosi Publik di Tengah Pandemi yang disiarkan live di streaming Gelora TV dan Transvision CH.333.

Dalam diskusi yang dihadiri Direktur Eksekutif Lembaga Survei Median Rico Marbun, pengusaha dan relawan Kemenkes dr. Tirta Mandira Hudhi, dan Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) Prof Hamdi Muluk, Anis Matta mengatakan, apabila hal itu tidak didalami, maka bisa saja semua ini akan berkembang menjadi ledakan sosial bahkan hingga krisis politik nantinya.

“Penting bagi kita untuk mencoba  mendalami situasi emosional publik agar kita bisa mengetahui apa yang bisa kita lakukan secara lebih tepat, demi mencegah pandemi dan krisis ekonomi ini berkembang menjadi ledakan sosial. Apalagi berkembang menjadi krisis politik di kemudian hari,” tegas Anis Matta.

Dengan mengetahui public mood tersebut, diharapkan ledakan sosial tidak berkembang, apalagi menjadi  ledakan sosial yang tidak terkendali.

“Jika ledakan sosial terjadi, akan membawa kita ke dalam krisis yang semakin susah untuk dikendalikan dan tidak ada satupun yang mengetahui kapan berakhirnya,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun mengatakan, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia tahun ini dinilai publik lebih parah dibandingkan tahun lalu. Akibatnya, publik tidak percaya pemerintah, baik di pusat maupun di daerah.

“Mayoritas publik menilai kondisi Covid-19 semakin parah 49,7 persen, sama saja 29,3 persen, lebih baik 14,2 persen, tidak tahu atau tidak menjawab 6,8 persen,” papar Rico.

Rico meniilai, kasus Covid-19 semakin dekat dengan lingkungan sosial masyarakat. Beda hal dengan situasi tahun lalu. Bahkan semakin banyaknya ucapan duka cita yang menghiasi dunia maya.

“Rasa-rasanya ini pula yang kita temukan di grup-grup Whatsapp, Telegram, itu setiap hari ada ucapan bela sungkawa, permohonan doa untuk segera sembuh,” katanya.

Melihat kondisi saat ini, pengusaha dan relawan Kemenkes dr. Tirta Mandira Hudhi mengaku hanya bisa pasrah. Sebab, tenaga kesehatan (nakes) sudah maksimal dalam menangani Covid-19.

Namun, masih banyak masyarakat yang tidak percaya Covid-19 dan menolak divaksin, akibat masih adanya polarisasi politik.

“Pemerintah sekarang juga dalam kondisi bingung. Dikasih vaksin gratis ditolak, dikasih edukasi dibilang banyak omong. Emangnya yang protes-protes itu, punya solusi, nggak juga. Kalau ditanya mengenai kondisi saat ini, kita ya pasrah,” kata dr Tirta.

Namun, dr Tirta mengaku tetap memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya Covid-19, meski masih ada yang tidak percaya. Ia pun meminta agar para pejabat tidak sembarangan memberikan pernyataan soal Covid-19, karena akan memperburuk situasi dan keadaan.

Guru Besar Psikologi UI Prof Hamdi Muluk dapat memahami kondisi psikologis masyarakat saat ini, akibat masih adanya bias politik. Sehingga ada perbedaan cara pandang dalam melihat Covid-19, ada yang menggunakan kacamata saintifik, politik dan agama.

“Tapi saya ingin mengatakan begini, semua orang panik sekarang ini, tetapi tetap harus ada orang yang menyalakan optimisme dan bersikap tenang,” kata Hamdi Muluk

Hamdi menambahkan, pemerintah hendaknya meniru cara Singapura dan Amerika Serikat yang mulai beradaptasi dengan Covid-19, sehingga bisa dikendalikan. Sebab, bagaimanapun Covid-19 tidak akan bisa dihilangkan seperti Flu Spanyol atau Influenza yang sudah berabad-abad tetap ada.

“Kita harus realistis seperti Singapura berpikir masa depan. Kondisi pandemi diubah dalam kondisi endemi. Membentengi sebanyak mungkin komunitas dengan vaksin, kalaupun tertular dampaknya tidak berat, sehingga aktivitas normal bisa dilakukan kembali,” pungkasnya

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X