Tag: henwira halim

Lima Dampak Perang Rusia-Ukraina, Anis Matta: Ide Menjadikan Indonesia 5 Besar Dunia Makin Menunjukkan Relevansinya

, , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, ide menjadikan Indonesia sebagai kekuatan 5 besar dunia semakin menunjukkan relevansinya dengan situasi dan kondisi global saat ini.

“Kita di Partai Gelora ini selalu menjadikan tema krisis global menjadi pembahasan utama. Gong waktunya panjang dan sistemik, serta berdampak secara vertikal dan horizontal. Bisa berlanjut pada krisis kepemimpinan global, termasuk di Indonesia,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Senin (14/3/2022).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam Cerita Kopi, Politik dan Kopi Itu Berjodoh Seri ke #6 dengan tema Kupas Tuntas Konflik Rusia vs Ukraina, Minggu (13/3/2022) malam. Diskusi ini dihadiri oleh seluruh fungsionaris DPN, DPW dan DPD se-Indonesia.

Menurut Anis Matta, sejak awal pandemi Covid-19 dua tahun lalu, ia sudah mengingatkan akan terjadi krisis yang sifatnya sistemik dan akan memakan waktu lama atau berlarut.

Bahkan ia juga telah menjelaskan mengenai rute dari krisis tersebut, setelah pandemi akan ada krisis ekonomi. Kemudian berlanjut ke krisis sosial dan politik, serta terjadinya perang supremasi.

“Kenyataanya satu persatu-satu sekarang menjadi kenyataan seperti perang Rusia-Ukraina. Dan anehnya saat terjadi, orang tidak menduga,” ujar Anis Matta.

Pada bulan lalu, ia ke Hungaria, tetangga Ukraina selama satu bulan. Selama di Hungaria, Anis Matta sempat berdiskusi dengan pengamat politik dan akademisi di sana.

Ia sempat menanyakan, “Apakah Rusia akan melakukan invasi Ukraina atau tidak. Mereka semua kompak menjawab tidak. Lalu, ketika saya pulang sampai di sini dan keluar dari karantina, perang terjadi”.

Artinya, krisis sekarang penuh dengan ketidakpastian yang tinggi, sehingga susah untuk diramal oleh orang kapan akan berakhir. Tetapi, secara umum trennya dapat dibaca, bahwa krisis global yang terjadi akan lebih dasyat lagi dari yang kita duga.

“Meledaknya satu persatu seperti gempa tektonik yang saling bersusulan. Mudah-mudahan kehadiran Partai Gelora bisa menjawab krisis yang kita alami. Dari waktu ke waktu kita menemukan relevasinya dan pembuktian di lapangan,” tegas Anis Matta.

Anis Mata menilai perang Rusia-Ukraina adalah seperti gong ‘Selamat Tinggal Tatanan Dunia Lama dan Selamat Datang Tatanan Dunia Baru’. Perang ini membuat inflasi secara global dan naiknya harga-harga komoditas global.

“Inflasi di Amerika Serikat (AS) sekarang sudah 8 persen. Sementara harga minyak dunia sudah tembus 130 dollar AS per barel. Bisa naik lagi sampai 200 dollar AS per barel, dan akan membuat APBN kita akan semakin defisit,” ujarnya.

Perang antara Rusia-Ukraina ini, lanjut Anis Matta, akan menimbulkan lima dampak serius secara global, termasuk yang akan terjadi di Indonesia, apabila tidak diantisipasi bisa berakitbat fatal.

Dampak pertama yang akan dirasakan, adalah terjadinya pendalaman krisis secara global, dengan naiknya harga-harga komoditas dan kelangkaan bahan pangan. Hal ini dialami semua negara, tidak hanya AS dan Uni Eropa, tetapi juga Indonesia.

“Indonesia ini, paling tidak aman secara pangan, sebagian besar sembako kita impor. Yang kita makan sehari-hari dari cabai, garam, dan daging, semua kita impor. Dalam situasi sekarang, Indomie pun akan naik harganya,” kata Anis Matta.

Dampak kedua adalah akan ada pembentukan aliansi-aliansi global baru secara politik, keamanan dan militer. Dimana Uni Eropa akan mendekat ke AS, sementara China-Rusia akan semakin dekat.

“Pembentukan aliansi global baru ini, cepat atau lambat, akan menyeret Indonesia. Kita tidak hanya terseret krisis global ekonomi, tetapi juga akan terseret aliansi global baru,” jelasnya.

Ide 5 besar dunia yang digagas Partai Gelora, menurut Anis Matta, dapat membentengi Indonesia dari dampak buruk pertikaian antarnegara adidaya seperti yang terjadi di Ukraina.

“Ukraina ini jadi korban, karena pemimpinnya tidak mengerti, tidak bisa memposisikan dirinya. Dan kita tidak ingin ini terjadi di Indonesia, tetapi elit-elit kita tidak menyadari soal ini. Padahal sangat berbahaya dan sangat genting,” katanya.

Selanjutnya, dampak ketiga adalah kemungkinan terjadinya revolusi sosial di setiap negara, termasuk yang akan terjadi di Indonesia. Revolusi ini akan menyebabkan terjadinya ancaman disintegrasi bangsa.

“Jangan under estimate dengan situasi ini, jangan meremehkan kasus minyak goreng dan naik-naiknya harga pangan, bisa memicu revolusi sosial dan ancaman disintegrasi bangsa,” katanya.

Kemudian dampak keempat dari perang Rusia-Ukraina ini, akan membuat semua pemimpin nasional di semua negara, termasuk Indonesia menjadi bingung, tidak memiliki jawaban untuk mengatasi krisis berlarut yang terjadi.

“Pemimpin nasional negara besar seperti Amerika Serikat, China, Rusia, dan Indonesia dan negara-negara besar lainnya tidak mengerti harus bagaimana, semua bingung tidak punya jawaban,” katanya.

Sehingga untuk bertahan, pemerintah mereka akan menggunakan cara kekerasan terhadap rakyatnya dalam penyelesaian setiap persoalan Sikap tersebut, justru memicu ‘pemberontakan’ rakyatnya dan akan menjadi tren secara global.

“Masalah Papua yang tidak berhubungan, nanti akan ketemu relevasinya dan titik ledaknya. Bagaimana ceritanya investasi besar di Papua, tetapi gerakan separatisnya terus besar. Tentu ini menjadi tanda tanya, jangan ngomong soal presiden tiga periode. Ini ancaman nyata di depan mata, jika tidak bisa ditangani oleh pemerintah,” tegasnya.

Terakhir, dampak kelima adalah runtuhnya sistem global sekarang. Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) akan mengalami disfungsi dan seperti tidak bisa mengantisipasi krisis ekonomi berlarut.

“PBB juga akan semakin tidak berdaya, perang Rusia-Ukraina ini sesungguhnya perang antara Rusia dengan Amerika Serikat dan Barat (Uni Eropa). Perang ini tidak ada wasitnya, karena yang berperang adalah negara adidaya. Jadi dampak kelima ini, runtuhnya sistem global sekarang,” pungkas Anis Matta.

NASA Berhasil Terbangkan Helikopter di Mars, Partai Gelora: Indonesia juga Bisa Asal Fokus Kembangkan Iptek

, , , , ,

Partaigelora.id – National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat (AS) mengumumkan telah menerbangkan helikopter mini Ingenuity di Mars pada Senin (19/4/2021) lalu.

“Partai Gelora Indonesia mengucapkan selamat atas keberhasilan Nasa,” kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Henwira Halim dalam keterangannya, Kamis (22/4/2021).

Henwira menilai keberhasilan Ingenuity mengudara di atmosfir Mars yang sangat tipis merupakan bukti bahwa dengan fokus dan komitmen yang kuat umat manusia memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada.

“Bahkan tantangan yang ada di dunia lain jutaan kilometer jauhnya,” ujar Henwira.

Partai Gelora berharap kesuksesan Ingenuity dapat menjadi contoh bagi Indonesia untuk serius mengembangkan pendidikan dan riset di bidang sains, teknologi, dan rekayasa agar tidak tertinggal dari negara-negara lain di bidang antariksa.

“Partai Gelora mendesak agar pemerintah Indonesia lebih fokus pada komitmennya memajukan dunia pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam negeri ketimbang pada proyek-proyek konstruksi yang bersifat mercu suar,” katanya.

Menurut Henwira, Indonesia mempunyai potensi yang sama seperti NASA dalam mengembangkan helikopter mini Ingenuity. Sebab, Indonesia berpotensi sebagai salah satu  kekuatan besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi global.

“Tetapi hal itu menjadi tanggungjawab kita bersama sebagai bangsa Indonesia untuk mewujudkan potensi itu menjadi sebuah kekuatan dan sumber daya untuk memajukan kehidupan bangsa dan berkontribusi pada kemajuan umat manusia di seluruh dunia,” katanya.

Untuk mewujudkan hal itu, Partai Gelora sendiri mengusung visi Arah Baru Indonesia menjadikan kekuatan lima besar dunia sejajar dengan negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan China.

Seperti diketahui, setelah berhasil menerbangkan helikopter mini Ingenuity di Mars pada Senin (19/4/2021) lalu, NASA mengatakan, Ingenuity akan kembali mengudara sebanyak empat kali lagi dengan jarak dan ketinggian yang semakin bertambah.

Ingenuity juga dilengkapi sensor dan kamera untuk mengabadikan pemandangan Mars dari ketinggian.

NASA sendiri telah mengumumkan bahwa langkah berikutnya setelah kesuksesan Ingenuity di Mars adalah menerbangkan helikopter di Titan, bulan terbesar planet Saturnus, dalam 10 tahun mendatang.

Partai Gelora Desak AS dan RRC Laksanakan Komitmen Mereka Dalam Upaya Atasi Perubahan Iklim

, , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelora Indonesia memberikan apresiasi yang mendalam atas pertemuan Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina (RRC) membahas upaya bersama untuk mengatasi perubahan iklim di Shanghai minggu lalu.

“Partai Gelora Indonesia berpendapat bahwa AS dan RRC sebagai dua negara dengan perekonomian terbesar sekaligus penyumbang polusi terbesar di dunia merupakan kunci dari upaya bersama untuk mengatasi perubahan iklim dan dampak negatifnya,” kata Henwira Halim, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Rabu (21/4/2021).

Menurut dia, Partai Gelora  berharap AS dan RRC dapat mengesampingkan perbedaan-perbedaan yang ada untuk untuk melaksanakan komitmen mereka bersama dalam memimpin upaya global.

Yakni dengan mengembangkan teknologi ramah lingkungan, mengurangi polusi, dan membangun kesadaran akan dampak negatif perubahan iklim.

“Delegasi AS dipimpin  mantan Menteri Luar Negeri John Kerry dan delegasi RRC dipimpin Xie Zhenhua. Mereka sebagai Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim negaranya, mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan komitmen mereka untuk bekerjasama bersama-sama dengan negara-negara lain dalam mengatasi perubahan iklim,” ujar Henwira.

Karena itu, Partai Gelora mendesak pemerintah Indonesia untuk meningkatkan partisipasi aktif dalam upaya global mengatasi perubahan iklim dengan berkomitmen serius pada pengembangan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan dan mengurangi pencemaran alam.

“Bencana alam akibat cuaca buruk, pandemi, dan naiknya permukaan laut merupakan dampak negatif perubahan iklim yang tidak dapat diabaikan dan akan terus memakan korban jiwa serta menimbulkan kerugian ekonomi yang besar jika tidak segera ditanggulangi,” katanya.

Partai Gelora juga menegaskan komitmennya pada isu lingkungan dan perubahan iklim sebagai bagian penting dari upaya untuk memajukan dan mensejahterakan kehidupan bangsa dengan baik dan berkesinambungan. 

Seperti diketahui, AS dan China ‘berkomitmen untuk bekerja sama’ terkait isu-isu perubahan iklim yang mendesak, kata kedua negara itu dalam pernyataan gabungan pada Sabtu (17/4/201).

Pernyataan itu disampaikan menyusul lawatan utusan khusus iklim AS, John Kerry, ke Shanghai.

“AS dan China berkomitmen untuk saling bekerja sama dan dengan negara-negara lain untuk mengatasi krisis iklim, yang harus ditangani dengan serius dan segera,” kata Kerry dan utusan urusan perubahan iklim Xie Zhenhua seperti dilaporkan AFP.

Pernyataan gabungan itu mencatat beberapa upaya kerja sama antara AS dan China, dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Bersama-sama, kedua negara itu menghasilkan separuh emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.

Pernyataan kedua negara itu bahwa mereka akan ‘meningkatkan aksi masing-masing dan bekerjasama dalam berbagai proses multilateral, termasuk Konvensi Kerangka Kerja PBB terkait Perubahan Iklim dan Perjanjian Paris.

Sebelumnya,  para pejabat AS dan China juga telah melakukan pertemuan terlebih  dahulu di Alaska pada 18-19 Maret 2021. Pejabat pemerintah China mengatakan Negeri Tirai Bambu akan bekerja sama dengan AS dalam isu perubahan iklim.

Laporan itu menunjukkan adanya hasil positif dalam pertemuan tingkat tinggi yang sebelumnya bernuansa perselisihan.

Kedua belah pihak berkomitmen memperkuat komunikasi dan kerja sama pada bidang perubahan iklim. Kedua negara juga menggelar pertemuan untuk memfasilitasi aktivitas diplomat dan misi konsuler.

Partai Gelora Yakin Peluang Pemulihan Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Covid-19 Terbuka Luas

, , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelora Indonesia menilai meningkatnya permintaan akan ekspor batu bara Indonesia ke RRC adalah bukti bahwa peluang pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19 sangat terbuka lebar.

“Kami yakin bahwa naiknya permintaan pasar dan makin ketatnya perseteruan dagang antara RRC dengan negara-negara produsen Barat akan menjadikan peluang ekspor produk dan komoditas Indonesia menjadi kian terbuka,” kata Henwira Halim, Ketua DPN Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia dalam keteranganya, Kamis (8/4/2021).

Menurut Henwira, hal itu seiring dengan mulai pulihnya permintaan pasar global terhadap komoditas-komoditas unggulan Indonesia.

“Semakin terbuka lebar permintaan pasar global, maka potensi masuknya investasi luar negeri juga semakin besar,” ujar Henwira.

Namun, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik menegaskan, peluang, potensi, dan kesempatan yang ada tidak akan dapat dimanfaatkan dengan baik, jika  sektor usaha dan industri dalam negeri, terutama sektor UMKM, tidak diberikan ruang dan dukungan yang memadai untuk mempersiapkan diri berkompetisi secara global.

“Masih banyak komoditas dan produk Indonesia lain yang bisa menjadi unggulan untuk memenuhi permintaan pasar dunia,” kata Mahfuz.

Partai Gelora meminta pemerintah terus memberikan dukungan terhadap sektor UMKM untuk terus meningkatkan kapasitasnya agar bisa berkompetisi secara global.

“Kami meminta agar pemerintah terus memberikan dukungannya terhadap sektor UMKM untuk dapat mengembangkan kapasitas dan likuiditas mereka agar dapat menyambut peluang emas di tengah tantangan pandemi Covid-19 ini,” pungkas Mahfuz.

Seperti diketahui,  Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, Selasa (6/4/2021), mengatakan memanasnya perang dagang Australia dan China berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas global termasuk batu bara.

Menurutnya, tensi dagang tersebut berimbas positif karena naiknya permintaan batu bara Indonesia ke China. Soal ekspor, RI sedang berupaya menggenjot pengiriman batu bara ke China sebanyak 200 juta ton tahun ini.

Harga Batu Bara Acuan (HBA) April 2021 naik 2,61%, dari Maret 2021, menjadi US$ 86,68 per ton. Harga ini naik US$ 2,21 per ton dari posisi Maret 2021 sebesar US$ 84,47 per ton.

Stanley Harsha: Indonesia Bisa Maju Lebih Cepat dari China

, , , , , ,

Partaigelora.id – Mantan diplomat Amerika Serikat (AS) Stanley Harsha menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia bisa maju lebih cepat dari China karena memiliki demokrasi dan banyak inovasi. Indonesia bisa menjadi kekuatan utama dunia, asalkan menanamkan modalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

“Indonesia bisa maju, sekarang sudah sangat maju cepat. Saya sendiri punya pendapat, yang saya tidak dapat membuktikan, bahwa Indonesia akan maju lebih cepat daripada China, karena memiliki demokrasi yang bebas dan ada dorongan untuk inovasi,” kata Stanley dalam Webtalk Hubungan Luar Negeri Gelora dengan tema ‘Masa Depan Hubungan RI-AS, Peluang dan Tantangan’ di Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Menurut Stanley, negara yang memiliki pemimpin yang mengkontrol kebebasan berpikir dan demokrasi seperti China tidak akan bisa bertahan lama dalam era saat ini. Apalagi China saat ini memiliki hutang yang cukup besar mencapai 300 persen dari GDP dan banyaknya angka korupsi di negara tersebut.

“Karena itu, China bukan ancaman Amerika. China juga tidak bisa menaklukkan dunia dan banyak dikelilingi negara yang tidak berteman dengan China. India, Vietnam, Taiwan dan Korea mempunyai senjata yang kuat dan canggih, tidak takut ancaman dari China,” katanya.

Stanley mengatakan, Indonesia bisa malampui China dalam bidang ekonomi, sumber daya manusia. Ia mengaku bisa menfaslitasi Indonesia untuk mengirimkan SDM untuk menempuh penndidikan di Universitas-univesitas ternama di Amerika.

“Kalau membagikan teknologi kepada Indonesia sudah cukup banyak. Untuk kemanusiaan dan dipakai secara damai, apalagi untuk membela laut Indonesia, pasti akan dibagi,” kata Stanley Harsha yang juga seorang penulis buku ini.

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesoa Anis Matta mengatakan, Indonesia-AS memiliki kesamaan tiga hal, yakni sama-sama masyarakatnya multikultur dari berbagai etnis.

“Kesamaan kedua negara yang fundamental ada pada sistem demokrasi, ada kemiripan sistem demokrasi, berbeda dengan China. Ketiga sama-sama berorientasi pada pasar, dan ini kesamaan yang kuat,” kata Anis Matta.

Dengan tiga kesamaan tersebut, Anis Matta berharap Indonesia-Amerika bisa duduk bersama untuk menentukan tatanan dunia baru. Sebab, pandemi Covid-19 saat ini membawa dampak panjang dan destruktif bagi ekonomi semua negara dunia, yang bisa menyebabkan krisis sosial.

AS dibawa pimpinan Presiden Joe Biden yang didukung Partai Demokrat juga sudah menyadari bahwa tidak bisa lagi menjadi kekuatan tunggal dunia, dan harus bekerja sama dengan negara lain seperti Indonesia.

“Indonesia sudah jadi kekuatan utama ASEAN dan jumlah umat Islamnya terbesar di dunia. Dua aset utama tersebut bisa sebagai modal Indonesia secara global untuk menentukan tatanan dunia baru,” katanya.

Indonesi-AS, kata Anis Matta, bisa melakukan kerjasama regional untuk mempertahankan kawasan dari ancaman negara lain sehingga ekonominya akan tumbuh tidak seperti di Timur Tengah yang penuh dengan konflik.

Kerjasama lain yang bisa ditingkatkan adalah membangun infrastuktur energi terbarukan di Indonesia, karena membutuhkan teknologi dan investasi yang besar.

“Jika tidak dimanfaatkan Amerika, celah ini tentu akan diisi oleh negara lain dari sisi bilateral , karena Indonesia butuh alternatif,” katanya.

Selanjutnya, kerjasama lain yang bisa dilakukan antara Indonesia-AS adalah transfer teknologi. Kegagalan Indonesia selama ini, menurutnya, tansfer teknologi sudah dilakukan pada masa Orde Baru, namun tidak diintegrasikan dengan sistem ekonomi.

“Oerientasi teknoogi kuat, tapi kelamahannya belum diintegrasi dalam sistem ekonomi, sehingga pertumbuhan teknologi tidak sebanding dengan pertumbuhan ekomomi. Amerika bisa menjadi patner dalam hal itu,” tegas Anis.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Mattta ini berharap ide dan gagasan besar Partai Gelora bisa disampaikan Stanley Harsha ke Presiden Joe Biden dan Kongres AS, serta Partai Demokrat.

“Saya kira akan menjadi kerjasama strategasi bagi Indonesia dan Amerika Serikat, termasuk kerjasama dalam bidang pendidikan. Ini agenda yang kita perjuangkan di Indonesia, bisa dishare ke Demokrat dan Kongres . Ini ini bagian dari narasi besar Partai Gelora,” pungkasnya.

Diskusi tentang ‘Masa Depan Hubungan RI-AS, Peluang dan Tantangan ini dipandu oleh Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Henwira Halim dan dibuka oleh Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik, serta ditutup oleh Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta.

Partai Gelora Melihat Ada Peluang Besar untuk Diterima Masyarakat

, , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia muncul di beberapa survei sebagai partai partai baru yang cukup populer dengan loyalitas pemilihnya tinggi. Karena itu, Partai Gelora melihat adanya peluang besar untuk diterima masyarakat.

“Sebagai partai baru yang segar dan memiliki idealisme untuk menjalankan fungsi edukasi, advokasi dan agregasi yang tidak dijalankan partai politik lain, Partai Gelora melihat peluang besar untuk diterima masyarakat,” kata Sutriyono, Ketua Bidang Politik & Pemerintahan Partai Gelora Indonesia dalam diskusi politik di aplikasi Clubhouse tentang indeks demokrasi Indonesia, Kamis (25/2/2021).

Menurut Sutriyono, dalam keteranganya, Jumat (26/2/2021), UU Pemilu adalah faktor lain yang menentukan kualitas demokrasi Indonesia, selain penerapan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang dianggap menjadi ancaman tidak langsung bagi partisipasi politik masyarakat Indonesia.

Akibatnya, partispasi politik masyarakat melemah dan indeks demokrasi turun. “Partai baru seperti Gelora tentu menginginkan kompetisi yang fair dengan PT rendah, tapi ini tergantung pemerintah sebagai sponsor utama revisi UU itu,” kata Sutriyono.

Namun, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Partai Gelora Indonesia Henwira Halim menyebut bahwa kurangnya partisipasi pemilih tidak serta merta membuat kualitas demokrasi rendah.

“Di Amerika Serikat, sejak tahun 90-an jumlah yang tidak memilih menyentuh 50 persen, dan ini berlangsung sampai sekarang,” kata pria yang akrab dipanggil Wira ini.

Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Partai Gelora Indonesia Amin Fahrudin mengatakan, UU ITE menjadi faktor dominan buruknya demokrasi di Indonesia. Amin Fahrudin menyebut rekodifikasi UU KUHP menjadi ultimate goal insan hukum dan masyarakat Indonesia.

Ia menyebut UU ITE yang sekarang mengenakan sanksi pada masyarakat sesuai selera saja, misalnya menggunakan pasal karet yang ada di UU No. 1 tahun 1946.

“Jika RUU KUHP disahkan, maka pasal-pasal karet bisa direduksi. Penegak hukum dapat panduan yang tegas dan jelas, sehingga rasa keadilan tercipta di masyarakat,” lanjut Amin.

Seperti diketahui, dalam survei LSI, ‘party ID’ Partai Gelora Indonesia muncul dengan 0,7% dan lembaga riset ‘Y-Party’ dengan 0,2 persen. Party ID adalah tingkat kedekatan pemilih, atau dengan kata lain loyalitas konstituennya, terhadap partai tersebut.

Partai berciri logo gelombang ini baru berusia satu tahun lebih sedikit dan saat ini sudah terbentuk di 100% provinsi, 99% DPD kota/ kabupaten, dan 67% kecamatan.

Partai Gelora: Elit Harus Paham Geopolitik Dunia

, , , ,

Partaigelora.id – Situasi politik dunia baik skala global maupun kawasan, seringkali mempengaruhi dinamika politik di dalam negeri. Karena itu pemahaman tentang situasi geopolitik juga harus dimiliki elit politik agar tidak keliru dalam mengambil kebijakan.

“Tema-tema geopolitik seperti ini sangat penting, bukan hanya bagi poitisi yg sedang berkuasa di Indonesia saat ini,” ujar Ketua DPN Bidang Pengembangan Teritorial 3 (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur) Partai Gelora Indonesia, Ahmad Zainuddin di sela-sela kunjungan tugas ke DPW Partai Gelora Yogyakarta selama tiga hari, 6-8 Februari 2021, Selasa (9/2/2021). Turut serta dalam kunjungan tersebut Ketua DPN Partai Gelora Bidang Hubungan Internasional Henwira Halim.

Dalam kunjungan tersebut, Henwira yang pernah bekerja sebagai Peneliti bidang Keamanan Ekonomi dan Energi di LESPERSSI (Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia) ini sempat memberikan materi dalam kuliah umum bertema “Perang dagang Amerika Serikat vs China di Era Joe Biden, Tantangan dan Peluang bagi Indonesia” di Kafe Rembug Kopi, Yogyakarta.

Zainuddin mengatakan, para fungsionaris Partai Gelora juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang geopolitik global dan kawasan yang sedang berlangsung. Salah satunya dinamika perang dagang Amerika Serikat dengan China setelah terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat menggantikan Donald Trump.

Sebagai negara besar secara geografis di Asia Pasifik, Indonesia menurut Zainuddin, harus mencermati berbagai perkembangan dari dinamika tersebut agar tidak salah dalam pengambilan kebijakan.

“Di zaman ini, siapapun tidak akan bisa memerintah di suatu negara tanpa memahami geopolitik. Semua negara akan terpengaruh positif atau pun negatif dengan situasi dan peta politik kawasan dan global,” imbuh mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.

Dalam kegiatan tersebut, Zainuddin dan Henwira menyerap banyak aspirasi dan masukan dari para fungsionaris Partai Gelora Yogjakarta yang sangat bermanfaat bagi perumusan kebijakan dan program bidang.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X