Category: Gelora Terkini

Pakai Cara Sendiri Jangan Tiru Partai Lain, Anis Matta: Warga Jabar Pemilih Cerdas dan Rasional

, , , , , , , ,

JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai warga Jawa Barat (Jabar) sebagai pemilih yang cerdas.

Hal tersebut terbukti, dengan tidak adanya partai politik yang mampu memenangkan pemilu dua kali berturut-turut di Jabar selama masa reformasi.

“Tidak ada partai yang menang dua kali berturut-turut di Jawa Barat. Artinya pemilih di Jawa Barat pemilih cerdas,” ujar Anis saat menggelar dialog bertajuk ‘Bandung Ngawangkong’, di Bandung, Minggu  (28/11/2021).

Anis Matta mengatakan, masyarakat Jawa Barat lebih terbuka terhadap berbagai informasi termasuk mengenai politik. Salah satunya karena letaknya yang dekat dengan ibukota negara.

“Jadi masyarakat Jawa Barat ini paling cepat responsnya terhadap isu-isu nasional,” katanya.

Selain itu, Anis Matta menilai, warga Jabar pun sangat terbuka terhadap berbagai ide dan pemikiran dalam berbangsa dan bernegara.

Hal ini terlihat dari sejarah yang pernah terjadi di Jabar saat berkembangnya Negara Islam Indonesia (DI/TII). Jabar juga menjadi awal mula berkembangnya Marhaenisme yang digagas Soekarno.

“Di Jawa Barat pernah berkembang ide kanan, juga ide kiri. Artinya masyarakat Jawa Barat terbuka terhadap ide-ide apapun yang disampaikan kepada mereka,” katanya.

Anis Matta kemudian memuji warga Jabar, karena hal ini merupakan tipikal masyarakat demokrasi.

“Masyarakat demokrasi membutuhkan pemimpin yang mampu meyakinkan, bukan yang mampu memaksa,” katanya.

Oleh karena itu, menurut Anis Matta, pemilih di Jabar membutuhkan partai politik yang mampu meyakinkan akan masa depan yang lebih baik.

Sebab, warga Jabar tidak bisa digiring secara sederhana, tapi perlu diyakinkan oleh kader-kader Partai Gelora

“Itu sebenarnya karakter dasar dari masyarakat demokrasi,” katanya.

Karena itu, Anis Matta meminta agar kader Partai Gelora menggunakan caranya sendiri dalam meyakinkan warga Jabar, bukan meniru cara yang digunakan partai lain.

“Besar-kecil, susah-gampang adalah soal cara pandang kita terhadap masalah yang kita hadapi. Yang penting adalah membuka cakrawala agar situasi mental kita selalu berada di atas masalah agar bisa meyakinkan orang lain,” katanya.

Sehingga dapat menemukan cara sendiri untuk mengatasi masalah dengan cara selalu membaca situasi dengan kreativitas dan imajinasi.

“Imajinasi adalah kekuatan kita yang kadang kita lupa untuk memanfaatkannya. Sekarang inilah, ketika kita berada dalam banyak keterbatasan akibat pandemi, sehingga imajinasi kita berperan penting,” ujarnya.

Ketua Bapilu DPN Partai Gelora Rico Marbun mengaku optimis dapat meyakinkan masyarakat terhadap ide-ide dan narasi Partai Gelora, tidak hanya warga Jabar saja.

“Ada beberapa hal yang membuat kita optimis. Hampir 60 persen yang setuju partai baru, dengan menjual semangat saja, setengahnya memilih kita, ” kata Rico.

Canangkan Tanam 10 Juta Pohon, Anis Matta: Jangan Sampai Menunggu Situasi Jadi Buruk dan Tidak Terkendali

, , , , , , , ,

JAKARTA –  Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta secara resmi mencanangkan Gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon di Sub Das Citarik, Kampung Cikoneng, Desa Cibiru Wetan, Cileunyi, Bandung Jawa Barat (Jabar).

Gerakan ini ditandai dengan penanaman secara simbolis pohon Jeruk Pomelo, tanaman unggulan Kampung Cikoneng oleh Anis Matta.

“Dari kampung Cikoneng ini, kita ingin memulai gerakan perlawanan terhadap perubahan iklim dengan langkah nyata yang bisa dilakukan semua orang, yaitu menanam pohon, Gelora menanam 10 juta pohon,” kata Anis Matta, Minggu (28/11/2021).

Menurut Anis Matta, target penanaman 10 juta pohon tersebut akan dilakukan hingga 2023, dengan kawajiban setiap kader menanam 20 pohon.

“10 juta itu adalah angka yang bisa dilakukan oleh Partai Gelora. Kalau saya bilang satu miliar anda pasti bertanya hitung-hitung angkanya kayaknya nggak nyampai,” katanya.

Indonesia saat ini, kata Anis Matta, sudah memasuki darurat perubahan iklim, sehingga diperlukan respon cepat, bukan sebaliknya lamban dalam merespon.

“Kita tidak perlu menunggu 10 -20 tahun yang akan datang sampai semua situasi bisa menjadi sangat buruk dan tidak terkendali, baru kita mau meresponnya, ” tandas Anis Matta.

Hal senada disampaikan Ketua Bidang Lingkungan Rully Syumanda Partai Gelora. Rully mengatakan, cara paling mudah melawan perubahan iklim adalah menanam pohon.

“Pohon menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Karbon dioksida ini menyebabkan temperatur atmosfer naik, dan bumi menjadi panas,” kata Rully.

Rully menegaskan, upaya Partai Gelora melawan perubahan iklim, bukan sekedar ceremonial untuk konsumsi media, melainkan program jangka panjang.

“Lalu, bagaimana cara melawan perubahan iklim ini, mari bergabung ke Partai Gelora,” katanya.

Ketua DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana mengatakan, Gelora Tanam 10 Juta Pohon ini diikuti 40 NGO dan Ormas, serta kelompok komunitas Newhun Recycle yang mengolah sampai plastik.

“Terima kasih telah memilih Jawa Barat sebagai tempat pencanangan Gelora Tanam 10 Juta Pohon. Mudah-mudahan Kampung Cikoneng ini menjadi titik ledak perlawanan perubahan iklim. Kita bertempur dengan perubahan iklim, kita mulai dari sini,” kata Haris Yuliana.

Saat pencanangan gerakan ini Anis Matta, didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Bidang Lingkungan Hidup  Rully Syumanda, fungsionaris DPN Partai Gelora dan Ketua DPW Jabar Haris Yuliana.

Anis Matta dan rombongan disambut kesenian Reag Sunda, Putra Jaya Malangyang. Anis Matta menaiki Gagarudaan sementara Fahri Hamzah naik Sisingan, yang masing-masing digotong oleh empat orang.

Di Kampung Cikoneng ini ditanam sebanyak 10 ribu dari berbagai jenis dan juga diikuti penanaman secara serentak di 33 DPW lainnya.

Selain di Cikoneng, penanaman juga dilakukan di Muara Gembong, Bekasi dan Waduk Jatiluhur.

Anis Matta menyapa seluruh DPW dan menanyakan jumlah pohon yang ditanam masing-masing. Seluruh pohon yang ditanam dalam gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon ini diberi nama Pohon Gelora oleh Anis Matta.

Selain itu, Anis Matta menyerahkan bantuan bibit kepada masyarakat Kampung Cikoneng sebanyak 1.500 bibit. Bantuan bibit diserahkan Anis Matta langsung kepada Kepala Desa Cibiru Wetan Hadian SP.

Usai pencanangan Anis Matta, Fahri Hamzah dengan pengurus DPN dan Ketua DPW Jabar Haris Yuliana meninjau Newhun Recycle.

Di gerai Newhun Recycle ini, Fahri Hamzah membeli produk jam dinding dari bahan daur ulang limbah plastik. Fahri memesan 677 jam dinding untuk diberikan kepada 27 DPD dan 650 se- Jabar.

Newhun Recycle ini, merupakan usaha yang digerakkan oleh anak-anak muda yang menjadi binaan Pemerintah Kota Bandung. Newhun Recycle juga telah berkolaborasi dengan Generasi Muda Partai Gelora untuk pengembangan usaha daur ulang dari limbah plastik ini

Anis Matta Puji Daya Tahan UMKM Bali Terhadap Terpaan Krisis

, , , , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta Matta memuji ketangguhan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali dari terpaan dampak krisis akibat pandemi Covid-19.

Bahkan UMKM Bali juga berani mengambil keputusan untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) seperti perusahaan-perusahaan pada umumnya, meski kondisi keuangan mereka belum stabil.

“Saya juga kaget, mereka bisa survive (bertahan) saat pandemi. Ini bisa memberi inspirasi untuk yang lain, dan cerita bertahan ini perlu dipublikasikan,” kata Anis Matta di Denpasar, Bali, Jumat (27/11/2021) malam.

Hal tersebut didapat Anis Matta saat mengunjumgi dua sentra UMKM di Bali. Didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Bangter IV (Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan) Rofi’ Munawar, Ketua DPW Bali Moedjiono mengunjungi Dians, Rumah Songket dan Endek, di Desa Gelgel, Klungkung, serta The Keranjang-Wisata Bali Dalam Satu Keranjang di Kuta, Badung Bali.

“Saya berkunjung ke sini, karena ingin mendengar langsung pelaku usaha UMKM di masa pandemi, bagaimana mereka bisa survive, sehingga bisa menginspirasi kita semua,” ujar Anis Matta.

Dian, Rumah Songket dan Endek merupakan usaha binaan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Kabupaten Klungkung. Sementara The Keranjang adalah kawasan wisata di Bali dengan konsep tempat perbelanjaan, taman wisata, edukasi dan hiburan yang dipadukan dengan teknologi.

I Putu Agus Aksara, Owner Dian, Rumah Songket dan Endek mengaku sempat berpikir mau melakukan PHK, karena cash flow (laporan keuangan) usahanya tidak ada pemasukan. Semua pegawainya sudah dipanggil, diberitahu akan di-PHK dan diberikan sembako sebagai tali asihnya.

Namun keputusan PHK tersebut, dia batalkan karena semua pegawainya menangis untuk tidak di-PHK, disamping songket dan endek ini merupakan warisan budaya Bali, sehingga usaha tersebut harus terus berjalan, apapun resikonya.

“Saya lantas kasi bantuan teman-teman, dan semua pegawai juga sepakat membantu. Perlahan-lahan malah jadi tambah naik dan bisa bertahan selama pandemi ini,” kata Putu Agus.

Sementara Owner The Keranjang, Ibnu Riyanto mengatakan, The Keranjang dibuka menjelang pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. The Keranjang sempat buka selama satu bulan, dan akhirnya tutup selama 1,5 tahun karena ada kebijakan pembatasan penyebaran Covid-19.

“Kita buka lagi September lalu, sampai sekarang ini. Kita juga memberikan support ke UMKM, kita jual produk mereka dengan harga modal. Kita tidak mengambil untung sama sekali, kami tahu kesulitan mereka, karena kami juga pernah mengalaminya,” kata Ibnu.

Anis Matta salut dengan sikap Putu Agus yang berani mengambil keputusan tidak melakukan PHK dalam upaya bertahan dari krisis.

“Jadi setiap orang punya cerita kesedihannya masing-masing dan bagaimana ia bertahan. Dengan cerita air mata berubah menjadi mata air, dramatis sekali,” katanya.

Anis Matta menyarankan agar Putu Agus mengembangkan diversifikasi ekonomi untuk mengembangkan usahanya agar lebih maju lagi.

“Bali memproduksi songket dan endek disini, tapi dijual ke tempat lain (daerah lain, red). Jadi kita tidak melulu harus beli disini, tapi bisa beli ditempat lain, itu yang dinamakan diversifikasi,” katanya.

Sementara menyangkut The Keranjang, Anis Matta mengaku optimis UMKM di Bali bisa bertahan dan mendapatkan kehidupan baru selama pandemi, seperti yang dilakukan oleh The Keranjang yang membantu UMKM untuk berjualan.

“Saya optimis meski akhir tahun ini ada lockdown, saya tetap opitimis UMKM akan bertahan. Jadi setiap orang punya cara sendiri untuk bertahan, seperti yang dilakukan The Keranjang ini, selain berjualan, juga beramal dengan membantu UMKM menjual dengan harga modal,” pungkasnya.

Di The Keranjang, Anis Matta dan Fahri Hamzah sempat membuat batik logo Partai Gelora. Mereka terlihat menorehkan malam ke desain logo Partai Gelora menggunakan canting.

Partai Gelora Mulai Gerakan Tanam 10 Juta Pohon

, , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Dalam rangka Hari Menanam Pohon Nasional yang jatuh pada tanggal 28 November 2021, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia akan mencanangkan Gelora Tanam 10 Juta Pohon.

Kegiatan akan dipusatkan di sub-das sungai Citarum, kampung Cikoneng, Bandung pada Miinggu (28/11/2021) pagi.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta didampingi jajaran pengurus pusat dan wilayah Jawa Barat, secara simbolis akan menanam pohon secara serentak bersama di 34 provinsi seluruh Indonesia.

“Rencananya pada tanggal 28 Nopember, kami akan mulai menanam 10 ribu pohon secara nasional untuk menandai dimulainya gerakan menanam 10 juta pohon hingga november 2023. Jadi ini aksi nyata yang berkelanjutan,” papar Ir. Rully Syumanda, Ketua Bidang Lingkungan Hidup DPN Partai Gelora, Sabtu (27/11/2021).

Gerakan menanam pohon ini dilakukan Partai Gelora berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari Kantor Dinas dan Balai Pembibitan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, pihak LSM yang peduli lingkungan hingga kalangan ulama dan artis.

“Ya benar. Sudah sepekan kami meluncurkan kampanye literasi dan kolaborasi di media sosial untuk mengajak masyarakat menanam pohon. Kami libatkan kalangan artis yang dikoordinir oleh bang Dedi Mizwar, Ketua Bidang Pengembangan Seni Budaya di Partai Gelora. Kampanye literasi ini akan mengiringi aksi nyata menanam pohon selama dua tahun ke depan hingga tingkat kelurahan dan desa, ungkap Ari Saptono, Koordinator Gelora Tanam 10 Juta Pohon.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah menggiatkan kesadaran dan gerakan menanam pohon untuk mengatasi deforestasi, bertambahnya lahan kritis dan peningkatan suhu udara khususnya di daerah perkotaan.

Pemerintah melalui kementrian Lingkungan Hidup meluncurkan program satu orang menanam duapuluh lima pohon, dengan bibit pohon yang disediakan oleh pemerintah.

“Kami di Gelora menyadari benar isu perubahan iklim dan menyambut baik komitmen presiden Jokowi melawan fenomena perubahan iklim ini pada saat pertemuan G 20 lalu. Maka Gelora Menanam 10 Juta Pohon ini sebagai bentuk partisipasi dan kontribusi kecil kami untuk ikut mengatasi perubahan iklim di Indonesia, ungkap Mahfuz Sidik, Sekjen Partai Gelora Indonesia.

Anis Matta Dapat Curhatan Begini Dari Lelaki Usaha Pariwisata di Bali

, , , , , , , ,

JAKARTA – Ketua umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta dan Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah mendapat curhatan dari pelaku usaha pariwisata di Bali yang banyak bangkrut dan ‘gulung tikar’ akibat pandemi Covid-19.
.
Mereka meminta pemerintah untuk meninjau kembali rencana pemberlakuan Penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh wilayah Indonesia akan berlaku mulai 24 Desember 2021 saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Ini Kesedihan yang kita ceritakan malam hari ini,  semua berharap menjadi tekad bersama, bahwa air mata suatu saat nanti akan menjadi mata air,” kata Anis Matta di Kampoeng Seafood, Kuta, Denpasar, Bali, Jumat (26/11/2021) malam.

Anis Matta berharap pelaku usaha pariwisata di Bali tidak larut memikirkan masalah, tapi harus berpikir untuk menangkap peluang yang ada.

“Kita butuh terobosan-terobosan besar, sehingga tercipta defensif, daya tahan. Kita harus fokus mencari peluang dan tidak memikirkan masalah secara berlebihan,: katanya.

Fahri Hamzah berharap pemerintah melonggarkan kebijakan PPKM untuk Bali, tidak disamaratakan dengan daerah lain dalam menerapkan kebijakan pencegahan penyebaran Covid-19, karena pintu keluar masuknya sangat terbatas.

“Bali ini pulau kecil tidak terlalu besar, pintu masuknya juga terbatas. “orang datang ke Bali mau berobat, sehingga tidak ada alasan pemerintah untuk melarang orang datang kembali,” katanya.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini meminta pemerintah tidak mengembangkan rasa takut, tapi harus berani menghadapi realitas, sehingga rakyat bisa berpartipasi dan tidak ada yang berjalan sendiri-sendiri.

Rosihan, pelaku usaha pariwisata di Bali mengatakan, selama dua tahun pandemi usaha homestay miliknya yang memiliki 150 kamar bangkrut.

“Semuanya kosong, untuk bertahan hidup kami dikirimin beras 400 kg. Kami tidak bisa bayar listrik dan air, sementara pemerintah tidak pernah mau tahu, hadir disini,”: kata Rosihan.

Hal senada disampaikan Maryadi, pengusaha wisata bahari. Maryadi mengatakan, semua pengusaha wisata bahari di Bali selama pandemi menangis, tidak ada pemasukan sama sekali. Jika ada  dua wisatawan yang masih menggunakan jasa mereka, itupun harus main kucing-kucingan dengan Satpol PP.

“Kami sangat sedih sekali, mudah-mudahan pariwisata Bali bisa bangkit dan semua bisa bekerja normal lagi,” kata Maryadi

Sedangkan Novika, pengusaha travel di Bali mengaku ia banting setir jualan beras dan tisu untuk menutupi kebutuhan keluarganya, karena selama pandemi tidak ada wisatawan.

“Mobil travel kami berjejer, kami jual barang-barang yang bisa dijual. Kami berusaha untuk tidak menangis dan tetap tertawa, walaupun hati menangis, ini jadi rintihan masyarakat Bali,” kata Novika.

Soekatno, personil grup musik menambahkan, semua pelaku pariwisata di Bali tidak mengira dampak pandemi seperti ini, dan tidak memiliki skill lain untuk bertahan hidup.

“Saya kebetulan penyanyi, biasa menyayikan lagu, kami tidak memiliki skill lain. Kami berharap Partai Gelora memberikan pelatihan-pelatihan buat masyarakat, sehingga bisa memiliki skill lain,” kata Soekatno.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta berharap pariwisata di Bali segera membaik. Sebagai bentuk harapan pulihnya pariwisata Bali, Anis Matta didampingi Fahri Hamzah, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Bangter IV Rofi’ Munawar dan Ketua DPW Partai Gelora Bali Moedjiono melepaskan seekor penyu di Pantai Kuta.

“Kita lepaskan penyu sebagai harapan agar pariwisata segera pulih dan membaik, juga sebagai bentuk kepedulian pada lingkungan. Akibat climate change ini, penyu bagian biodiversity (keanekaragaman hayati) kita, saat ini terancam punah habitatnya,” katanya.

“Saya juga menangkap satu harapan kolektif dari para penggiat pariwisata BaIi, yaitu hentikan tangis kami di Bali” pungkasnya.

Anis Matta: Runtuhkan Tembok dan Bangulah Jembatan Bersama untuk Indonesia

, , , , , ,

Partaigelora.id-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengungkapkan, pendirian Partai Gelora berawal dari sebuah perenungan dan diskusi panjang di Bali selama beberapa tahun dari 2013-2019, semenjak gagal menjadikan Partai Keadlian Sejahteraa (PKS) menjadi partai terbuka.

Bali telah memberikan inspirasi dan ilham bagi Partai Gelora karena memiliki keragaman, serta bisa menjawab kegelisaan dirinya terhadap krisis yang menimpa bangsa ini.

“Saya datang kembali, karena rindu dengan Bali ini. Karena ada terlalu banyak cerita di sini dibalik pendirian sebuah partai baru yang kita beri nama Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau Partai Gelora,” kata Anis Matta dalam acara Simakrama dengan DPW dan DPD se-Bali di Princes Keisha Hotel, Kamis (25/11/2021) malam.

Menurut dia, Bali memiliki aura dalam menyelesaikan kerumitan masalah keragaman. Selain itu, Bali juga menjadi tempat diskusi tentang sebuah krisis besar, yang kemudian kebenarannya terbukti saat ini, terjadinya krisis berlarut akibat pandemi Covid-19.

“Jadi ide dan gagasan besar Partai Gelora dari Bali ini, kemudian kita bawa ke Masjidil Haram sebelum mengambil keputusan untuk mendirikan partai ini, yang memerlukan kekuatan spiritual yang lebih besar. Kita istikharah di Masjidil Haram, kita ambil keputusan mendirikan partai,” ujarnya.

Karena itu, kata Anis Matta, Partai Gelora adalah partai yang pertama mendapatkan berkah dari krisis. Dimana pendiriannya dilakukan saat krisis, didaftarkan dan disetujui sebagai partai politik berbadan hukum juga saat krisis.

“Partai Gelora ini, partai yang pertama mendapatkan berkah dari krisis.  KIta mendiskusikan bagaimana mengantisipasinya berhari-hari selama beberapa tahun di Bali, meskipun kita tidak tahu persis awalnya, krisis ini kapan akan dimulai dan kapan akan berakhirnya” katanya.

Dihadapan ratusan kader Partai Gelora di Bali, Anis Matta, mengaku telah menemukan permodelan kampanye baru selama krisis. Partai Gelora, lanjutnya, siap memenangi Pemilu 2024 dan lolos ambang batas (parliamentary threshold) 4 persen.

“Kalau mencari ketenangan datanglah ke Bali, kalau mencari jawaban kegelisahan datanglah ke Partai Gelora. Dulu Budi Utomo dan Sumpah Pemuda juga lahir dari kegelisahan, sementara sekarang ini kita sebagai bangsa tidak mengetahui bagaimana cara menghadapi kegelisahan itu,” katanya.

Anis Matta menegaskan, upaya untuk mendapatkan jawaban kegelisahan atas krisis ini, sebenarnya sudah dia mulai ketika masih menjadi Presiden PKS. Kala itu pada 2013, ia menggelar kongres di Bali untuk menjadikan PKS sebagai partai terbuka.

Namun, upaya itu mendapatkan perlawanan besar-besaran dari elit PKS yang sepertinya tidak ingin berubah. Anis Matta berpandangan cita-cita besarnya tentang Indonesia, tidak boleh berhenti dan harus jalan terus.

Sehingga ia memutuskan keluar dari PKS, yang telah menjadikan dirinya sebagai Sekretaris Jenderal dan President PKS. Anis Matta lantas mendirikan Partai Gelora bersama Fahri Hamzah, Mahfuz Sidik, Achmad Rilyadi dan mantan kader PKS yang memiliki visi jauh ke depan mengenai Indonesia dan kemudian mendirikan Partai Gelora.

“Kita telah meruntuhkan tembok, meninggalkan masa lalu, menatap masa depan. Kita mulai membangun jembatan-jembatan baru sebanyak mungkin untuk berkolaborasi. Bali ini pelaku sejarah, bagaimana meruntuhkan tembok-tembok, tersebut, dan membangun jembatan baru secara bersama-sama,” tegasnya.

Partai Gelora Ajak Semua Pihak Berkolaborasi Berikan Literasi Perubahan Iklim kepada Masyarakat

, , , , , , , , ,

JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengajak BMKG, perguruan tinggi dan semua pihak untuk ikut serta dalam berkolaborasi memberikan literasi perubahan iklim kepada masyarakat.

Literasi ini penting agar masyarakat mendapatkan informasi awal dan mengetahui bagaimana cara melakukan mitigasi, terhadap dampak perubahan iklim, terutama dalam sektor pertanian dan kelautan.

“Jadi ada tindak lanjut yang bisa kita kolaborasikan, yaitu program literasi iklim kepada petani dan nelayan,” kata Anis Matta dalam Gelora Talk bertajuk ‘Ancaman Climate Change, Bagaimana Sektor Pertanian dan Kelautan Nasional Menghadapinya?’, Rabu (24/11/2021).

Menurut Anis Matta, masyarakat  bisa melakukan mitigasi apabila mendapatkan informasi awal , sehingga hal itu membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan mereka.

Ketua Umum Partai Gelora ini berharap Badan Meteorologi, Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) dan perguruan tinggi bisa mempelopori program literasi perubahan iklim ini.

“Jadi program literasi iklim ini, saya kira tema kerja sama yang sangat menarik, memberikan penjelasan kepada masyarakat maupun pelatihan-pelatihan,” katanya.

Salah satu cara memberikan literasi tersebut, antara lain melalui ajakan untuk menanam pohon untuk menghadapi perubahan iklim. Pada 28 November nanti, Partai Gelora akan mencanangkan program Gelora Tanam 10 Juta Pohon di Jawa Barat.

“Jika kader kami saat ini lebih dari setengah juta orang,  maka kira-kira setiap kadernya akan menanam sekitar 20 pohon terhitung dalam dua tahun kedepan, terhitung dari dari tanggal 28 November sampai dengan November 2023,” katanya.

Partai Gelora, lanjutnya, ingin menginspirasi masyarakat untuk menanam pohon. Sebab, dampak perubahan iklim itu merupakan ancaman keamanan nasional, selain ancaman keselamatan dan kelangsungan hidup kita di planet ini.

“Selama ini, respon terhadap isu perubahan iklim dinilai masih  ‘slow respon’, padahal dibutuhkan ‘sense of urgency’ (keterdesakan), respon cepat dan tanggungjawab bersama,” katanya.

Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, BMKG Dr. Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, dalam menyikapi perubahan iklim ini, BMKG telah membuat Sekolah Iklim yang memberikan pelatihan lapangan kepada petani dan nelayan.

“Kita memberikan layanan informasi cuaca ekstrem untuk para petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Kalau nelayan,  kita memberikan berbagai macam prediksi gelombang dan arus,” ujar Ardhasena.

Sementara Wakil Dekan FMIPA IPB Dr Akhmad Faqih mengatakan, IPB telah memberikan bantuan kepada pemerintah untuk melakukan penyebaran informasi mengenai penanggulangan bencana dan adaptasinya.

“Kami juga terlibat memberikan pelatihan di 10 kota, bagaimana agar mereka bisa menyusun sistem informasi adaptasi perubahan iklim,” kata Akhmad Faqih.

Ketua Bidang Lingkungan Hidup DPN Partai Gelora Rully Syumanda menambahkan, literasi perubahan iklim ini diperlukan untuk menjelaskan kebingungan semua pihak, bagaimana memulai upaya menghadapi perubahan iklim tersebut.

“Perlu kerjasama seluruh pihak untuk menjelaskan tentang perubahan iklim itu seperti apa? Bagaimana saya melakukannya, bagaimana saya memulainya?. Itulah pertanyaan kebingungan kita, sehingga perlu ada literasi perubahan iklim,” kata Rully.

Hal senada disampaikan mantan Anggota Komisi IV DPR Rofi’ Munawar. Rofi’ mengatakan, keseriusan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim  saat ini dipertanyakan.

“Apakah betul kita sudah melakukan kegiatan adaptasi yang bersesuaian, atau kegiatan mitigasi tersebut bisa mereduksi emisi kita. Artinya pengukuran verifikasi secara tidak langsung juga penting, bukan hanya janji-janji,” kata Rofi’.

Hadapi Perubahan Iklim, Partai Gelora Bakal Tanam 10 Juta Pohon Secara Serentak di 34 Provinsi

, , , , , , , , , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia akan melakukan penanaman 10 juta pohon secara serentak di 34 provinsi dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia pada 28 November 2021 mendatang dengan hastag #BirukanBumiBirukanLangit, #PohonKitaOksigenKita, #PohonKitaHidupKita, #AyoTanamPohon, #GeloraTanam10JutaPohon.

Penanaman pohon tersebut akan difokuskan di tiga titik lokasi, yakni di Kampung Cikoneng, Sub Das Citarik, Cibiru, Cileunyi, Bandung (hulu Das Citarum); Waduk Jatiluhur, Purwakarta dan Muara Gembong (hilir/muara Das Citarum), Bekasi, Jawa Barat (Jabar).

“Partai Gelora Indonesia mengajak selamatkan bumi, birukan langit dengan menanam pohon melalui program Gelora Tanam 10 Juta Pohon yang akan diselenggrakan secara serentak di 34 propinsi dan berkesinambungan setiap tahun,” kata Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora dalam keterangannya, Selasa (23/11/2021).

Dalam aksi Gelora Tanam 10 juta Pohon ini, Anis Matta akan didampingi Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah, Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, para fungsionaris DPN dan Ketua DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana.

Anis Matta akan melakukan penanaman pohon di Sub Das Citarik, Cibiru, sementara penanaman pohon di Waduk Jatiluhur dan  Muara Gembong akan dipimpin DPD Purwakarta dan Bekasi.

Penanaman 10 juta pohon di tiga lokasi ini akan disiarkan live streaming ke 34 provinsi. Pada saat yang sama 34 DPW Partai Gelora juga akan melakukan penanaman pohon serupa sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Menurut Anis Matta, program menanam 10 juta pohon ini adalah kontribusi kecil Partai Gelora dalam membirukan planet kita. Partai Gelora juga akan meminta setiap kadernya menanam minimal 25 pohon seumur hidupnya.

“Bencana alam yang ditimbulkan oleh perubahan iklim saat ini, telah mengubah planet kita ini, menjadi planet yang sangat tidak nyaman dihuni,” katanya.

Apabila situasi seperti yang sekarang ini, dibiarkan dan terus berlangsung, maka Indonesia akan menghadapi ancaman keamanan nasional yang jauh lebih besar daripada ancaman perang.

“Yang sesungguhnya kita hadapi adalah ancaman kepunahan kita sebagai penghuni bumi,” katanya.

Karena itu, kesepakatan yang telah ditandatangani oleh masyarakat dunia melalui Paris Agreement pada 2015 dan ditandatangani oleh pemerintah Indonesia setahun kemudian, serta kesepakatan baru yang dihasilkan dalam Conference of the Parties (COP)-26 di Glasgow pada 31 Oktober hingga 12 November 2021 lalu, adalah langkah bersama masyarakat dunia yang harus didukung.

Sebab, kesepakatan yang tertuang dalam Paris Agreement dan COP-26 adalah pendekatan yang sangat komprehensif dan harus diikuti secara disiplin.

“Kita sebagai bangsa dan negara dan juga seluruh masyarakat dunia dan dalam konteks itu, kami di Partai Gelora ingin ikut berpartisipasi memberikan kontribusi kecil menanam 10 juta pohon,” katanya.

Selain meminta setiap kader Partai Gelora menanam 25 pohon, ia juga mengajak masyarakat yang akan mendaftar sebagai anggota Partai Gelora untuk menanam 25 pohon sebagai bentuk komitmen untuk membirukan planet ini.

“Semangat membirukan planet ini adalah semangat partisipasi dalam kesepakatan global warga dunia untuk ikut bersama-sama menyelamatkan planet kita, membirukan planet kita, membuat planet kita nyaman dihuni kembali,” ujarnya.

Anis Matta menilai tidak akan ada artinya jika semua kemajuan yang dicapai dalam bidang ekonomi, teknologi dan kemakmuran pada akhirnya hilang seketika dan lenyap, karena faktor bencana alam.

Program menanam 10 juta pohon, lanjutnya, meski merupakan program partisipasi dari Partai Gelora, namun Anis Matta mengajak  seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan langkah-langkah bersama membirukan kembali planet kita.

“Ayo ikut berpartisipasi dalam program penanaman 10 juta pohon. Karena pohon kita,  adalah oksigen kita, pohon kita adalah hidup kita. Tentu saja Ini, bukan satu-satunya jawaban, tetapi ini yang sekarang bisa kita lakukan untuk sementara sebagai sebuah partai,” tegasnya.

Ketua DPW Partai Gelora Jabar Haris Yuliana menambahkan, pelaksanaan Gelora Tanam 10 juta pohon ini bekerjasama dengan katan Penyuluh Kehutanan, dan 20 LSM dan ormas.

“Khusus di Muara Gembong, karena muaranya laut kita akan tanam mangrove (pohon bakau). Penanaman 10 juta pohon ini akan disertai ada dan istiadat budaya Sunda,” kata Haris Yuliana.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, lanjut Haris Yuliana, akan menyerahkan bibit tanaman kepada masyarakat sekitar Sub Das Citarik, Cibiru. Bibit tanaman yang akan diserahkan sesuai dengan permintaan masyarakat.

Dalam kegiatan Gelora Tanam 10 Juta Pohon ini, juga digelar lomba foto untuk peserta DPW se-Indonesia dan pewarta foto. “Peserta bisa mengirimkan kegiatan menanam pohonnya di wilayah-wilayah masing, lalu di foto dan dilombakan,” pungkasnya.

Akhiri Polarisasi Bangsa, Anis Matta Jadikan Partai Gelora Lebih Indonesia

, , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Partai Gelora adalah wadah aspirasi politik semua kelompok, baik kelompok kanan, kelompok tengah atau moderat, dan kelompok kiri.

Hal ini diharapkan dapat menghilangkan dampak polarisasi bangsa yang terjadi akibat pertarungan politik di Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu.

“Partai Gelora harus berdiri, mewakili semua populasi, bukan kelompok-kelompok. Kita saat ini terpolarisasi,  setidaknya ada tiga kelompok, kelompok kanan, kelompok tengah atau moderat, dan kelompok kiri,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Senin (22/11/2021).

Menurut Anis Matta,  Partai Gelora membawa semangat aspirasi semua kelompok, bukan satu kelompok. Sehingga Partai Gelora lebih terbuka.

“Yang kanan biasanya menggunakan istilah umat. Yang tengah menggunakan istilah bangsa. Yang kiri menggunakan istilah rakyat. Bedanya apa rakyat, bangsa, ummat? Secara pengertian ini sama saja sebetulnya. Makanya kita di Partai Gelora menggunakan istilah gelombang rakyat karena kita mau keluar dari semangat mewakili kelompok,” jelasnya.

Sebagai partai terbuka, Anis Matta menegaskan, Partai Gelora tidak mewarisi pengelompokan lama dan lebih meng-Indonesia.

“Siapa saja boleh bergabung ke Partai Gelora, mau Islam, Kristen, Hindu atau Budha. Kita terbuka kepada siapa saja, apapun etnis dan suku bangsanya,” tegas Anis Matta.

Anis Matta mengaku, Partai Gelora masih sering dihubung-hubungkan dengan Partai Keadlian Sejahtera (PKS), padahal sudah tidak ada sangkut-pautnya sama sekali.

“Ini yang harus saya jelaskan, karena kita masih kerap dihubung-hubungkan dengan PKS. Kader PKS di Partai Gelora itu minoritas, sekitar 5 persen saja, lainnya dari berbagai kelompok dan agama. Dan sebagian besar kader kita, pendidikannya justru tingkat SD-SMA, mencermikan pendidikan rakyat Indonesia, tetapi mereka bisa memahami narasi 5 besar dunia, yang dianggap berat oleh sebagian elit politk,” ujarnya.

Karena itu, Partai Gelora harus bisa menjadi jembatan bagi semua kelompok, bukan membangun tembok yang menghalangi berbagai elemen lain.

Saat ini,  diperlukan kolaborasi semua kelompok agar Indonesia menjadi bangsa besar dan pemain global yang disegani.

Anis Matta menambahkan, Partai Gelora akan mengedepankan upaya untuk membangun  kedekatan dengan berusaha melakukan pertemuan langsung dengan masyarakat.

“Ini tidak bisa digantikan dengan apapun. Karena itu sekarang kita berusaha menjembatani ini di tengah pandemi sekarang ini,” pungkasnya.

Anis Matta: Islam Sampaikan Lima Pesan Bagaimana Hadapi Krisis

, , , , , , , , ,

Partaigelora.id – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Islam secara lugas telah menjelaskan bagaimana seharusnya manusia bersikap dalam menghadapi krisis berlarut seperti krisis saat ini akibat pandemi Covid-19.

“Islam sebenarnya telah memberikan pesan kepada kita bagaimana menghadapi krisis. Dan gambaran tentang krisis tersebut ada di dalam Al Quran,” kata Anis Matta saat bedah buku karyanya berjudul ‘Pesan Islam Menghadapi Krisis’ yang diterbitkan oleh Poestaka Rembug pada Jumat (19/11/2021) malam.

Menurut Anis Matta, pesan tersebut dapat diringkas ke dalam lima pesan. Ternyata krisis bukan merupakan sesuatu yang gelap, yang tidak bisa dipelajari.

“Kalaupun ada fakta-fakta atau bukti-bukti yang terbukti dalam pendekatan scientific, maka itu sebenarnya ketidakmengertian kita terhadap apa yang terjadi, bukan dihadapkan dengan teori konspirasi,” katanya.

Masifnya informasi teori konspirasi ini, kata Anis Matta, menyebabkan banyak disinformasi yang berseliweran, berasal dari individu, perusahaan, kelompok tertentu, bahkan negara.

“Seperti sikap masyarakat menolak vaksin tertentu, itu efek dari teori konspirasi. Sehingga diperlukan tafsir pendekatan agama dan scientific, inilah pesan pertama. Semua bisa dipelajari dan ketika MUI memberikan fatwa, disinformasi tersebut perlahan hilang,” katanya.

Adapun pesan kedua adalah keimanan. Dimana public mood (suasana hati masyarakat) saat ini didominasi oleh rasa takut, sedih, emosi dan Frustrasi. Emosi negatif ini terus diulang dalam Islam agar ada proteksi keimanan.

“Gunanya untuk proteksi mood kita dari semua tekanan masalah. Apakah pandemi ini rekayasa atau natural, dan mahluk (Covid-19) yang lahir, semua atas kehendak Allah SWT. ujarnya.

Pesan ketiga adalah prilaku optimis, mengubah krisis menjadi peluang, karena kegamangan akan menyebabkan kehilangan relevansinya. “Fokus pada peluang dan membalikkan tekanan untuk melakukan pencapaian luar biasa,” katanya.

Sedangkan pesan keempat adalah inspirasi sejarah. Yaitu muncul ide baru, narasi lama mati atau muncul pemimpin baru, sementara pemimpin lama menjadi tidak relevan.

“Kita bisa mengambil inspirasi dari cerita Nabi Daud mengalahkan Jalut. Daud yang bertubuh kecil bisa mengalahkan Jalut yang besar,” katanya.

Terakhir,  pesan kelima adalah soal geopolitik. Islam jauh-jauh hari sudah mengungkapkan mengenai garis pertemuan dengan Romawi, setelah mengalahkan Persia dan menjadi kekuatan global baru saat itu.

“Pemahaman lemah orang terhadap krisis saat ini, akibat polarisasi Pilpres 2019 lalu. Tetapi bersamaan dengan pandemi, kesadaran beragama meningkat. Perspektif agama harus menjadi landasan untuk kita mengembangkan langkah selanjutnya,” tegas Anis Matta.

Ustaz Muhammad Jazir Asp, agamawan dan Takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta mengatakan, Masjid Jogokariyan mampu memanfaatkan badai krisis saat ini menjadi peluang, sehingga memberikan nilai tambah secara ekonomi.

“Kita bisa membuat masker, alkohol, hand sanitizer, disinfektan, baju hasmat, bumbu masak hotel, bahkan dapat limpahan zakat. Ini semua nggak kepikir, kalau nggak ada krisis. Krisis kita lewati dengan kegembiraan,” kata Jazir.

Pengamat ekonomi dari CELIOS Bhima Yudhistara mengatakan, apa yang disampaikan Anis Matta dalam bukunya adalah sebuah kebenaran dalam Islam, dimana setiap krisis ada peluang.

“Sayang buku ini terbit, saat kasus sudah melandai. Saya juga melakukan riset, setiap krisis ada peluang dan sekarang banyak profesi baru. Makanya saya cukup optimis, dan kita tidak perlu pesimis, karena setiap krisis ada peluang,” kata Bhima Yudhistira.

Namun, Epidemiolog Universitas Airlangga M Atho’illah Isvandary mengingatkan,  kemungkinkan Indonesia dilanda gelombang ketiga Covid-19, setelah dua bulan gelombang keempat Covid-19 melanda Eropa.

“Gelombang Covid-19 di Indonesia selalu didahului gelombang Covid-19 di Eropa selalu didahului gelombang di Eropa. Prediksi kita dua bulan lagi akan ada gelombang ketiga di Indonesia,” kata Atho’illah.

Alamat Dewan Pengurus Nasional

Jl. Minangkabau Barat Raya No. 28 F Kel. Pasar Manggis Kec. Setiabudi – Jakarta Selatan 12970 Telp. ( 021 ) 83789271

Newsletter

Berlangganan Newsletter kami untuk mendapatkan kabar terbaru.

X